POLA ASUH ORANG TUA PADA REMAJA YANG MEMILIKI PERILAKU MEROKOK DI SMPN I MOJOANYAR JABON MOJOKERTO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERILAKU ANTISOSIAL REMAJA DI SMA SWASTA RAKSANA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masih dianggap sebagai perilaku yang wajar, serta merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. muncul pula tingkat kecanduan yang berbeda-beda dan bentuk implementasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Asap rokok mengandung 4000 bahan kimia dan berhubungan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu periode yang disebut sebagai masa strum and drang,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Remaja merupakan bagian perkembangan yang penting dan unik,

BAB I PENDAHULUAN. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa.

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. dapat didefinisikan sebagai perilaku penggunaan tembakau yang menetap, biasanya lebih

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang sering digambarkan sebagai masa yang paling indah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki konsep diri dan perilaku asertif agar terhindar dari perilaku. menyimpang atau kenakalan remaja (Sarwono, 2007).

POLA ASUH ORANG TUA DAN PERKEMBANGAN SOSIALISASI REMAJA DI SMA NEGERI 15 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku di masyarakat (Shochib, 2010). keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama di mana anak dapat

PERAN ORANG TUA DALAM MENCEGAH PERILAKU MEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA PUTRA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh

BAB I PENDAHULUAN. dimana-mana, baik instansi pemerintah, tempat umum, seperti ; pasar, rumah

BAB I PENDAHULUAN. 70% penduduk Indonesia (Salawati dan Amalia, 2010). Dari analisis data Susenas tahun 2001 diperoleh data umur mulai merokok kurang

BAB I PENDAHULUAN. merokok baik laki-laki, perempuan, anak kecil, anak muda, orang tua, status

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

berkembang yang memiliki tingkat konsumsi rokok dan produksi rokok yang tinggi. Program anti tembakau termasuk dalam 10 program unggulan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada usia ini individu

GAYA PEMECAHAN MASALAH YANG DIMILIKI SISWA SMA NEGERI I PARONGPONG BANDUNG. Cesarina Silaban Dosen Akademi Perawatan Surya Nusantara Pematangsiantar.

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

PENGARUH POLA ASUH IBU TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-6 TAHUN ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. dampak buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja

Gambaran Perilaku Merokok pada masyarakat di Kabupaten Purwakarta: Suatu Kajian Literatur

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA KARENA KENAKALAN REMAJA DI RT RW VI KELURAHAN DARMO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. individu yang sering dimulai saat remaja dan berlanjut hingga dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sesuai dengan moral dan cara hidup yang diharapkan oleh ajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu kebiasaan masyarakat saat ini yang dapat di temui hampir

KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA DALAM PERSPEKTIF NORMA KESOPANAN. (Studi Kasus di Desa Klego, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali) NASKAH PUBLIKASI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemahaman masyarakat tentang seksualitas sampai saat ini masihlah kurang.

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara sadar untuk melukai dirinya sendiri, karena dengan merokok, berarti

BAB I PENDAHULUAN. empiris yang mendasari perubahan kurikulum adalah fakta di lapangan. menunjukkan bahwa tingkat daya saing manusia Indonesia kurang

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. masa sekarang dan yang akan datang. Namun kenyataan yang ada, kehidupan remaja

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. psikis, maupun secara social (Sudarsono, 2004). Inilah yang disebut sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PEROKOK TENTANG ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK DI SMA N 01 SINGOSARI, MALANG

BAB I PENDAHULUAN. rokok. Masalah rokok tidak hanya merugikan si perokok (perokok aktif)

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG IDENTITAS DIRI REMAJA PADA SISWA SMA KARTIKA I-2 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi tembakau tertinggi di dunia setelah RRC, Amerika Serikat, Rusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan minum minuman keras di kalangan remaja merupakan fenomena yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

BAB I PENDAHULUAN. A. Pendahuluan. Masa remaja secara psikologi merupakan masa peralihan dari masa anak

BAB I PENDAHULUAN. sehingga hal ini masih menjadi permasalahan dalam kesehatan (Haustein &

POLA ASUH KELUARGA DAN TIPE KEPRIBADIAN REMAJA DI SMPN 7 MEDAN

prestasi saat ini siswa cenderung dituntut oleh pihak sekolah untuk memenuhi target pencapaian prestasi, sehingga mereka cenderung jenuh terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penilaian Frankl Behavior Rating Scale pada responden yang berjumlah 44

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, namun cenderung rasa penasaran itu berdampak negatif bagi remaja,

BAB I PENDAHULUAN. kalangan rumah tangga sendiri. Kebiasaan merokok dimulai dengan adanya rokok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial. Dalam kenyataannya, kenakalan remaja merusak nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dalam kehidupan manusia.remaja mulai memusatkan diri pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN / PERKEMBANGAN KELUARGA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuju masa dewasa. Pada masa remaja banyak sekali permasalahan yang

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA ANAK LAKI-LAKI USIA TAHUN DI KELURAHAN TANAH RAJA KOTA TERNATE

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB V PENUTUP. kelas X di SMAN 3 Malang adalah tinggi. 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat determinasi diri pada

BAB I PENDAHULUAN. baik secara ukuran (pertumbuhan) maupun secara perkembangan

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. hubungan atau kaitan antara penggeneralisasian satu terhadap

BAB I PENDAHULUAN. sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara. Jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, Southeast Asia Tobacco Control Alliance, dan Komisi Nasional

I. PENDAHULUAN. pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI LAKI DI DESA CENDONO KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. Remaja berasal dari bahasa latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun itu terus meningkat, baik itu pada laki-laki maupun perempuan. Menurut The

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

Transkripsi:

POLA ASUH ORANG TUA PADA REMAJA YANG MEMILIKI PERILAKU MEROKOK DI SMPN I MOJOANYAR JABON MOJOKERTO Sri Sudarsih Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Sehat PPNI Mojokerto Abstrak Hal yang sangat memprihatinkan adalah usia mulai merokok yang semakin hari semakin muda dan kebanyakan dimulai pada usia anak anak atau remaja. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan menggambarkan pola asuh orang tua pada remaja yang memiliki perilaku merokok. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII dan VIII di SMPN 1 Mojoanyar Jabon Mojokerto yang merokok yang berjumlah 69 orang. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini dilakukan di SMPN I Mojoanyar Jabon Mojokerto pada bulan Mei 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pola asuh orang tua adalah permisif yaitu sebanyak 43 responden (76,81%). Pola asuh permisif membuat hubungan anak-anak dengan orang tua penuh dengan kasih sayang, tapi menjadikan anak agresif dan suka menuruti kata hatinya. Secara lebih luas, kelemahan orang tua dan tidak konsistennya disiplin yang diterapkan membuat anak-anak tidak terkendali, tidak patuh, dan akan bertingkah laku agresif di luar lingkungan keluarga. dapat disimpulkan sebagai bahwa sebagian besar pola asuh orang tua pada remaja yang memiliki perilaku merokok adalah pola asuh permisif. Tenaga kesehatan atau khususnya perawat dapat memberikan pendidikan dan informasi melalui penyuluhan tentang pentingya pola asuh yang diberikan kepada anak sebagai upaya untuk mencegah anak terjerumus kepada perilaku merokok. Kata Kunci : Pola Asuh, Orang Tua, Perilaku Merokok, Remaja 14

A. PENDAHULUAN Rokok merupakan sesuatu yang membahayakan bagi orang yang merokok, namun perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Hal ini dapat dirasakan dalam kehidupan sehari hari baik itu di jalan, mobil, kantor bahkan di sekolah. Hal yang sangat memprihatinkan adalah usia mulai merokok yang semakin hari semakin muda dan kebanyakan dimulai pada usia anak anak atau remaja. Umumnya rokok pertama dimulai saat usia remaja. Sejumlah studi menemukan penghisapan rokok pertama dimulai pada usia 11-13 tahun. Banyak faktor yang menyebabkan remaja merokok diantaranya pengaruh keluarga yang merupakan salah satu bentuk dari faktor lingkungan sosial yang menyebabkan seorang remaja berperilaku merokok. (Nasution, 2007). Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan pondasi primer bagi perkembangan remaja, dalam hal ini pola asuh orang tua berperan penting bagi remaja (Kartono, 2006). Hasil penelitian di Indonesia ada 31% mulai merokok di usia 10-17 tahun, 11% pada usia 10 tahun. Penelitian di Lombok dan Jakarta memperlihatkan 75% pria remaja dan kurang dari 51% remaja wanita mempunyai kebiasaan merokok dan kurang lebih 25%perokok menghabiskan 21 batang per hari. Kebiasaan merokok di kalangan remaja cukup memperhatinkan. Di Jakarta 49% pelajar pria dan 8,8% pelajar wanita merokok. Menurut dinas kesehatan propinsi Jawa Timur pada tahun 2011 Jumlah remaja perokok setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan sebesar 35%, penduduk umur 15 tahun ke atas merokok (tiap hari dan kadang-kadang). Dibandingkan dengan tahun 2010 terjadi peningkatan sebesar 3%. Persentase prilaku merokok pada laki-laki konstan tinggi, yaitu 63% pada tahun 2008, 2009, dan Pada perempuan jauh lebih rendah, namun ada peningkatan dari 4% pada tahun 2010 menjadi 1,7% pada tahun 2011, dan 4,5% pada tahun 2011 (Ariyani, 2011). Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal bulan Desember 2012 dengan cara wawancara pada 5 orang siswa yang memiliki perilaku merokok didapatkan data bahwa mereka semua dari keluarga perokok dan memiliki pola asuh permisif. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi remaja merokok, diantaranya adalah pengaruh orang tua, pengaruh teman, faktor iklan, dan kepribadian. Salah satu penyebab remaja merokok adalah remaja yang berasal dari ruamah tangga yang kurang bahagia, remaja yang kurang 15

mendapat perhatian dari orang tua serta sering mendapat hukuman fisik yang keras. Remaja yang pola asuh orang tuanya konservatif yang menekankan nilai-nilai sosial dan agama yang baik dengan tujuan jangka panjang, lebih sulit terlibat dengan rokok. Pengaruh paling besar bila orang tua sendiri perokok berat, maka anaknya akan mungkin sekali untuk mencontohnya. Merokok dapat menjadi sebuah cara bagi remaja agar mereka tampak bebas dan dewasa saat mereka menyesuaikan diri dengan teman teman sebayanya yang merokok. Istirahat/santai dan kesenangan, tekanan-tekanan teman sebaya, penampilan diri, sifat ingin tahu, stres, kebosanan, ingin kelihatan gagah, dan sifat suka menentang, merupakan hal-hal yang dapat mengkontribusi mulainya merokok (Dobson, 2011). Faktor keluarga yang mempengaruhi perilaku merokok diantaranya hubungan orang tua kurang harmonis, orang tua terlalu otoriter, kurangnya komunikasi dengan orang tua, keuangan yang berlebihan atau kekurangan, keluarga yang merokok khususnya pada orang tua karena orang tua merupakan figure bagi anaknya. Peran orang tua dalam pembentukan perilaku sangatlah dibutuhkan dalam masa remaja yang dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran (Aula, 2010). Pola asuh yang dilakukan secara tepat oleh orang tua terkait dengan memberikan pengasuhan, perhatian, bimbingan dari orangtua, dan memberikan pengaruh positif pada remaja sehingga mereka tidak melakukan perilaku merokok (Sugeng 2010). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola asuh orang tua pada remaja yang memiliki perilaku merokok. B. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan menggambarkan pola asuh orang tua pada remaja yang memiliki perilaku merokok. Populasinya adalah seluruh siswa kelas VII dan VIII di SMPN 1 Mojoanyar Jabon Mojokerto yang merokok sebanyak 69 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII dan VIII di SMPN 1 Mojoanyar Jabon Mojokerto yang merokok. Penelitian ini menggunakan nonprobabllity sampling yaitu dengan teknik total sampling. Penelitian ini dilakukan di SMPN I Mojoanyar Jabon Mojokerto pada bulan Mei 2013. 16

C. HASIL PENELITIAN Data Umum a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Remaja Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Remaja di SMPN 1 Mojoanyar Mojokerto Tahun 2013 No. Umur Remaja Frekuensi (f) Persentase (%) 3. 10-12 tahun 13-15 tahun > 16 tahun 61 8 0 88,41 11,59 0,00 Total 69 100,00 Berdasarkan tabel 1 diatas didapatkan bahwa sebagian besar responden berusia 10-12 tahun yaitu sebanyak 61 responden (88,41%). b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Orang Tua Tabel Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Orang Tua di SMPN 1 Mojoanyar Mojokerto Tahun 2013 No. Umur Orang Tua Frekuensi (f) Persentase (%) 20-40 tahun 56 81,16 > 40 tahun 13 18,84 Total 69 100,00 Berdasarkan tabel 2 diatas didapatkan sebagian besar usia orang tua adalah 20-40 tahun sebanyak 56 responden (81,16%). 17

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Orang Tua Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Orang Tua di SMPN 1 Mojoanyar Mojokerto Tahun 2013 No. Pendidikan Orang Tua Frekuensi (f) Persentase (%) 3. PendidikanDasar Pendidikan Menengah Akademi/Perguruan Tinggi 17 50 2 24,64 72,46 2,9 Total 69 100,00 Berdasarkan tabel 3 diatas didapatkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan Menengah (SMA) yaitu sebanyak 50 responden (72,46%). d. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua di SMPN 1 Mojoanyar Mojokerto Tahun 2013 No. Pendidikan Orang Tua Frekuensi (f) Persentase (%) Bekerja 69 100 Tidak Bekerja 0 0 Total 69 100 Berdasarkan tabel 4 diatas didapatkan bahwa seluruh orang tua bekerja yaitu sebanyak 69 responden (100%). 18

Data Khusus a. Pola Asuh Orang Tua Tabel 5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua di SMPN 1 Mojoanyar Mojokerto Tahun 2013 No. Pola Asuh Frekuensi (f) Persentase (%) 3. Demokratis Otoriter Permisif 3 13 43 4,35 18,84 76,81 Total 69 100,00 Berdasarkan tabel 5 diatas didapatkan bahwa sebagian besar pola asuh orang tua adalah permisif yaitu sebanyak 43 responden (76,81%). D. PEMBAHASAN Pola Asuh Orang Tua Pada Remaja Yang Memiliki Perilaku Merokok Berdasarkan tabel 5 diatas didapatkan bahwa sebagian besar pola asuh orang tua adalah permisif yaitu sebanyak 43 responden (76,81%). Salah faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja adalah pola asuh orang tua. Remaja yang berasal dari keluarga konservatif yang menekankan nilai-nilai sosial dan agama dengan baik dengan tujuan jangka panjang lebih sulit untuk terlibat dengan rokok/tembakau/obat-obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif. Orang tua yang merokok bisa menjadi contoh yang paling kuat bagi anak dalam memutuskan merokok. Keluarga yang terbiasa dengan perilaku merokok dan menjadi permisif dengan hal tersebut sangat berperan untuk menjadikan anaknya terutama remaja untuk menjadi perokok. Kebiasaan merokok pada orang tua berpengaruh besar pada anak-anaknya yang berusia remaja (Soetjiningsih, 2004). Pola asuh permisif yang cenderung memberikan kebebasan pada anak untuk berbuat apa saja, dapat berpotensi membuat anak menjadi bingung dan salah arah dalam berperilaku (Agus, 2012). Pola asuh ini memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur memperingatkan anak apabila anak sedang dalam 19

bahaya dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka, sehingga seringkali disukai oleh anak (Petranto, 2005). Pola asuh permisif memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun orang tua tipe ini biasanya bersifat hangat, sehingga seringkali disukai oleh anak (Suparyanto, 2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pola asuh orang tua adalah permisif, hal ini disebabkan karena semua orang tua adalah seorang pekerja menyebabkan waktu bersama keluarga semakin sedikit akibatnya komunikasi terhadap anak berkurang, bahkan tidak sedikit yang tidak memperhatikan sama sekali atau mendidik dengan cara memberi kebebasan secara mutlak kepada anak. Sehingga dalam hal ini dengan kesibukan orang tua dan kurangnya komunikasi dengan anak, dalam keluarga akan menimbulkan pola asuh permisif. Anak akan merasa bahwa orang tua tidak peduli dengan segala perilaku yang dilakukan, bahkan orang tua tidak pernah memberikan bimbingan dan peranan yang berarti dalam perkembangan anak. Anak beranggapan bahwa apapun yang dilakukan, tidak ada permasalahan oleh orang tua karena tidak peduli apakah hal tersebut benar atau salah. pola asuh merupakan proses interaksi total antara orang tua dengan anak, meliputi proses pemeliharaan, perlindungan, dan pengajaran bagi anak. Pola asuh yang diterapkan orang tua akan sangat menentukan bagaimana perilaku anak nantinya dan apakah anak akan sanggup berperilaku sesuai dengan norma yang ada dalam masyarakat tanpa merugikan dirinya sendiri atau orang lain. Pola asuh permisif membuat hubungan anak-anak dengan orang tua penuh dengan kasih sayang, tapi menjadikan anak agresif dan suka menuruti kata hatinya. Secara lebih luas, kelemahan orang tua dan tidak konsistennya disiplin yang diterapkan membuat anakanak tidak terkendali, tidak patuh, dan akan bertingkah laku agresif di luar lingkungan keluarga. Kurangnya kendali orang tua dan pemberian hukuman pada anak dapat mendorong seorang anak untuk terlibat dan melanjutkan perilaku tertentu, seperti merokok. 20

E. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian maka, dapat disimpulkan sebagai bahwa sebagian besar pola asuh orang tua pada remaja yang memiliki perilaku merokok adalah pola asuh permisif. Tenaga kesehatan atau khususnya perawat dapat memberikan pendidikan dan informasi melalui penyuluhan tentang pentingya pola asuh yang diberikan kepada anak sebagai upaya untuk mencegah anak terjerumus kepada perilaku merokok dan peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini dan lebih mempertajam masalah-masalah yang berhubungan dengan pola asuh orang tua terhadap perilaku merokok pada remaja. DAFTAR PUSTAKA Agus, Wibowo (2012). Pendidikan karakter Usia Dini. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Aula, Lisa Ellizabeth, (2010). Stop Smoking (Sekarang atau Tidak Sama Sekali). Yogyakarta : Garailmu. Kartono Kartini. (2006). Patologi Sosial : Kenakalan Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Nasution Kemala Indri. (2007). Perilaku Merokok Pada Remaja. Medan : USU Respiratory. Petranto Ira. (2005). Pola Asuh Anak. http://www.polaasuhanak.com. (Diakses 8 Januari 2013). Suparyanto. (2010). Konsep Pola Asuh Anak. http://drsuparyanto.blogspot.co.id. Diakses tanggal 3 Januari 2013. Sotjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang anak. Jakarta : EGC 21