ASPEK HUKUM PEMBERIAN KREDIT DENGAN JAMINAN OBLIGASI NEGARA RITEL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

No. 17/38/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 16/22/DPM Jakarta, 24 Desember 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 18/29/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

A. KOMPONEN AKTIVA PRODUKTIF

FAQ OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-013

Oleh: Made Andri Rismayani I Gusti Ayu Puspawati Ida Bagus Putu Sutama. Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DIREKSI BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/ 11 /PBI/2002 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT BANK UMUM PASCATRAGEDI BALI GUBERNUR BANK INDONESIA,

F A Q OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-012

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 15/12/DASP Jakarta, 8 April SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DEPAN... HALAMAN SAMPUL DALAM... HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA HUKUM... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...

No. 12/ 16 /DPM Jakarta, 6 Juli 2010 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Bab 10 Pasar Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN KREDIT. pengertian hukum jaminan. Menurut J. Satrio, hukum jaminan itu diartikan peraturan hukum

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah

KESALAHAN PELAPORAN DAN KLARIFIKASI PENGISIAN LAPORAN BULANAN BANK UMUM (LBU)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

2 bagi pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi lindung nilai; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huru

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

PENYELESAIAN KREDIT MACET DI KOPERASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (KBPR) VII KOTO PARIAMAN

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN

No. 11/ 32 /DPM Jakarta, 7 Desember 2009 SURAT EDARAN

Saving Bonds Ritel seri SBR002

DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN PADA KREDIT DI BANK MANDIRI CABANG SANUR

KREDIT SINDIKASI SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN KREDIT DALAM SKALA BESAR

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di

EKSEKUSI KREDIT MACET TERHADAP HAK TANGGUNGAN

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

RISIKO PERBANKAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN RISIKO

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Pasal 33 Undang-Undang dasar 1945 menempatkan

No. 15/30/DPM Jakarta, 27 Agustus 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

Frequently Asked Questions (FAQ) Sukuk Negara Ritel SR-010

PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA WANITA YANG BEKERJA PADA MALAM HARI

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhannya sebagaimana tersebut di atas, harus. mempertimbangkan antara penghasilan dan pengeluaran.

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN JAMINAN FIDUSIA AKIBAT DEBITUR WANPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/11/PBI/2016 TENTANG PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN TENTANG PEMBENTUKAN PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK. keuangan (Financial Intermediary) antara debitur dan kreditur

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. nasional, salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang

PENGATURAN PENGALIHAN JAMINAN FIDUSIA DI INDONESIA

February 09, 2010 KLASIFIKASI KREDIT PERBANKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LAPORAN PENELITIAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PADJADJARAN KAJIAN TERHADAP PRAKTIK PENJAMINAN KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. Masih banyak perbankan yang tidak melakukan Peraturan Bank Indonesia (PBI)

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun di luar negeri. Hal ini dikarenakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan intensitasnya, kebutuhan manusia dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT PADA UMUMNYA. A. Pengertian Bank, Kredit dan Perjanjian Kredit

AKIBAT HUKUM KREDIT TANPA JAMINAN BAGI PIHAK DEBITUR

BAB I PENDAHULUAN. dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM HAL BENDA JAMINAN BERALIH

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN TENTANG PENGELOLAAN, PENATAUSAHAAN, SERTA PENCATATAN ASET DAN KEWAJIBAN D

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran bunga secara periodik. Menurut Abdul Halim (2015 : 9) obligasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

XXI. Resume Investasi Obligasi Ritel Indonesia Seri 10danSimulasi Perhitungan ORI 10. PPA Univ. Trisakti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI KREDIT TANPA AGUNAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI PADA PT BANK OVERSEAS CHINEESE BANKING CORPORATION (OCBC) NISP TBK CABANG DENPASAR

No. 9/4/DPM Jakarta, 16 Maret 2007 SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

GUBERNUR BANK INDONESIA,

PENGARUH PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA DAN AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP NET INTEREST MARGIN PADA BANK PEMERINTAH RANGKUMAN SKRIPSI

memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang No.20 Tahun 2008.

Sistem Informasi Debitur. Peraturan Bank Indonesia No. 7/8/PBI/ Januari 2005 MDC

BAB I PENDAHULUAN. tidaklah semata-mata untuk pangan dan sandang saja, tetapi mencakup kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Dalam. rangka upaya peningkatan pembangunan nasional yang bertitik berat

PT PHILLIP SECURITIES INDONESIA

Jenis-jenis Uang dan Contohnya Tugas Pokok Bank Umum IPS. Oleh : Nashra Kautsari IX

ANALISIS PERJANJIAN KREDIT DENGAN OBJEK JAMINAN BERUPA SURAT KEPUTUSAN PENSIUN JANDA/DUDA PADA BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL DENPASAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. harga-harga produksi guna menjalankan sebuah perusahaan bertambah tinggi

AKIBAT HUKUM BAGI DEBITUR YANG TELAH MENANDATANGANI PERJANJIAN STANDAR KREDIT PADA BPR TATA ANJUNG SARI DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan. kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/3/PBI/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK SYARIAH, PEMBIAYAAN SYARIAH, DAN JAMINAN. diperkenalkan dengan istilah bagi hasil dalam sistem perbankan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan

PENERAPAN PENGGUNAAN MATA UANG RUPIAH BAGI PELAKU USAHA PERDAGANGAN LUAR NEGERI

No. 15/32/DPM Jakarta, 27 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

Transkripsi:

ASPEK HUKUM PEMBERIAN KREDIT DENGAN JAMINAN OBLIGASI NEGARA RITEL Oleh: Gusti Ayu Putu Intan Pratiwi Nyoman Mas Ariyani Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT This study aims to determine the legal aspects of credit in the banking Obligation of State Retail (ORI) as collateral. Method used in this study, using normative method by analyzing government regulation and literatures. ORI is a securities in the form of promissory note guaranteed payment of interest and principal by the Republic of Indonesia in accordance with the validity period of retail sales to individuals or individual Indonesian citizen through a selling agent. It is concluded that ORI is a capital market investment instruments in the form of debt securities that can be pledged as collateral to banks for obtaining credit facilities. It is not independent of the nature of ORI trading that can be traded in the secondary market. if the debtor defaulted (default) then the creditor may at any time conduct ORI sales in the secondary market (disbursement guarantee). Keywords: ORI, Legal Aspects, Guarantees, Loans. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek hukum pemberian kredit di perbankan dengan Obligasi Negara Ritel (ORI) sebagai jaminan. Metode yang digunakan pada penulisan ini menggunakan metode normatif dengan menganalisis peraturan perundang-undangan yang ada dan beberapa literatur. ORI adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia sesuai dengan masa berlakunya yang penjualannya dilakukan secara ritel kepada individu atau orang perseorangan Warga Negara Indonesia melalui agen penjual. Kesimpulan penelitian ini adalah ORI merupakan instrumen investasi pasar modal berupa efek yang bersifat utang yang dapat dijaminkan sebagai jaminan kepada bank untuk memperoleh fasilitas kredit. Hal ini tidak terlepas dari sifat perdagangan ORI yang dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Sehingga apabila debitur mengalami gagal bayar (default) maka kreditur dapat setiap saat melakukan penjualan ORI di pasar sekunder (pencairan jaminan). Kata kunci: ORI, Aspek Hukum, Jaminan, Kredit. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, seseorang akan melakukan berbagai cara untuk bertahan hidup, salah satu hal yang dilakukan adalah bekerja sehingga mendapatkan dana demi kelangsungan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan dalam 1

penerapannya tentu tidak selalu berjalan dengan apa yang diharapkan. Terkadang seseorang memilih instrumen utang (pembiayaan) sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup ataupun meningkatkan kualitas hidupnya. Seiring dengan perkembangan kegiatan ekonomi di Indonesia, fasilitas kredit memegang peranan penting dalam kemajuan peningkatan perekonomian terutama bagi para pelaku ekonomi maupun pelaku usaha baik perorangan atau badan usaha. Dalam ketentuan Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan (UU Perbankan), disebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Berdasarkan Pasal 1 angka 23 UU Perbankan disebutkan bahwa agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan nasabah debitur kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah. Maka pelaksanaan perjanjian kredit dilakukan dengan memberikan suatu jaminan. Jaminan kredit yang disetujui dan diterima bank selanjutnya akan mempunyai beberapa fungsi dan salah satunya adalah untuk mengamankan pelunasan kredit bila pihak peminjam cedera janji. 1 ORI adalah Obligasi Negara yang dijual kepada individu atau orang perseorangan Warga Negara Indonesia melalui agen penjualan. ORI sama dengan Surat Utang Negara, akan tetapi nilainya dibuat kecil agar dapat dibeli secara ritel. 2 Salah satu alternatif agunan yang dapat dijadikan sebagai jaminan dalam pengajuan fasilitas kredit ke perbankan adalah ORI, namun saat ini dalam prakteknya masih jarang debitur menggunakan instrumen investasi ORI sebagai jaminan dalam pengajuan fasilitas kredit di perbankan. Hal ini tidak terlepas dari adanya kendala yang dihadapi dalam penerapannya dimana ORI masih dipertanyakan oleh berbagai pihak apakah ORI telah memenuhi unsur-unsur untuk dijadikan sebagai jaminan dalam pemberian fasilitas kredit dilihat dari aspek hukumnya. 1.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek hukum pemberian kredit dengan jaminan ORI dan apakah ORI telah memenuhi unsur sebagai jaminan dalam pemberian fasilitas kredit. 1 Bahsan M., 2008, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 4. 2 Zainal Asikin, 2013, Hukum Dagang, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 335. 2

II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penulisan Jenis Penelitian dalam penulisan ini termasuk ke dalam penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif sebagai penelitian hukum kepustakaan yang datanya diperoleh dari mengkaji bahan-bahan pustaka serta meneliti dan mengkaji norma-norma hukum yang terdapat di dalam peraturan perundang-undangan. 2.2 Hasil dan Pembahasan 2.2.1 Aspek Hukum Pemberian Kredit Dengan Jaminan ORI Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara dijelaskan bahwa Surat Utang Negara adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya. Sesuai dengan Pasal 3 ayat (1), Surat Utang Negara terdiri dari Surat Perbendaharaan Negara dan Obligasi Negara. ORI adalah Obligasi Negara yang dijual kepada individu atau orang perseorangan Warga Negara Indonesia melalui agen penjualan. ORI sama dengan Surat Utang Negara, akan tetapi nilainya dibuat kecil agar dapat dibeli secara ritel. 3 Pengaturan penerbitan ORI sebagaimana tercantum pada Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 Tentang Surat Utang Negara bahwa pemerintah menjamin pembayaran bunga dan pokok surat utang negara pada saat jatuh temponya. Dengan adanya peraturan tersebut, maka pemegang obligasi tidak perlu khawatir kupon dan pokok ORI tidak dibayarkan oleh pemerintah sehingga ORI bebas dari risiko gagal bayar (default risk free). Peraturan Bank Indonesia mengatur secara khusus dalam bentuk jaminan tunai yang mana Surat Utang Negara dikategorikan dalam bentuk jaminan tunai. 4 Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/2/Pbi/2005 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Pasal 33 ayat (1) dijelaskan bahwa mengingat bagian dari aktiva produktif yang dijamin dengan agunan tunai ditetapkan memiliki kualitas lancar. Selanjutnya dijelaskan pada Pasal 33 ayat (2) bahwa agunan tunai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah agunan berupa: a. Giro, deposito, tabungan, setoran jaminan dan atau emas; b. Sertifikat Bank Indonesia dan atau Surat Utang Negara; c. Jaminan pemerintah Indonesia sesuai dengan peraturan perundang- 3 Ibid, h. 335. 4 Irma Devita Purnamasari, 2014, Hukum Jaminan Perbankan, Kaifa PT Mizan Pustaka, Bandung, h. 166. 3

undangan yang berlaku. Pada Pasal 46 juga dijelaskan bahwa surat berharga dan saham yang aktif diperdagangkan di bursa efek di Indonesia atau memiliki peringkat investasi dan diikat secara gadai termasuk agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva. Komitmen pemerintah dan agen penjual untuk fitur ORI sebagai jaminan dapat terlihat pada Kementerian Keuangan Republik Indonesia Memorandum Informasi ORI (Prospektus ORI) Tahun 2015 yakni pada Bab II Keuntungan Berinvestasi di ORI angka 1 butir 8 yang menyebutkan bahwa "ORI dapat dipinjamkan atau dijaminkan kepada pihak lain, antara lain jaminan dalam pengajuan pinjaman pada bank umum, lembaga keuangan lainnya, atau jaminan dalam rangka transaksi efek. Kebijakan peminjaman atau penjaminan ORI mengikuti ketentuan dan persyaratan yang berlaku pada masing-masing pihak". Oleh karena itu, ORI bisa menjadi alternatif untuk dijadikan jaminan dalam pengajuan fasilitas kredit. 2.2.2 Pemenuhan Unsur ORI Sebagai Jaminan Dalam Pemberian Kredit Untuk dapat dikategorikan menjadi agunan, ORI haruslah memenuhi unsurunsur/kriteria jaminan sebagaimana diatur oleh Bank Indonesia sebagai regulator perbankan. Mengingat ORI dapat diperdagangkan di pasar sekunder dan penerbit ORI adalah Negara Republik Indonesia maka peringkat investasi ORI di Indonesia adalah AAA (investment grade). Sehingga instrumen ORI sangat memenuhi kriteria sebagai surat berharga yang dapat digunakan sebagai agunan. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/2/Pbi/2005 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Pasal 33 ayat (1) dijelaskan bahwa mengingat bagian dari aktiva produktif yang dijamin dengan agunan tunai ditetapkan memiliki kualitas lancar. Selanjutnya dijelaskan pada Pasal 33 ayat (2) bahwa agunan tunai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah agunan berupa: a. Giro, deposito, tabungan, setoran jaminan dan atau emas; b. Sertifikat Bank Indonesia dan atau Surat Utang Negara; c. Jaminan pemerintah Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pada Pasal 46 juga dijelaskan bahwa surat berharga dan saham yang aktif diperdagangkan di bursa efek di Indonesia atau memiliki peringkat investasi dan diikat secara gadai termasuk agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva. Hal ini juga diperkuat dengan adanya komitmen pemerintah dan agen penjual untuk fitur ORI sebagai jaminan pada Kementerian Keuangan Republik Indonesia Memorandum Informasi ORI (Prospektus ORI) Tahun 2015 yakni pada Bab II 4

Keuntungan Berinvestasi di ORI angka 1 butir 8. Dalam kegiatan operasional bank konvensional pada umumnya ditemukan adanya jaminan utang atau yang lazim disebut jaminan kredit. 5 Jaminan kredit adalah segala sesuatu yang mempunyai nilai, mudah untuk diuangkan yang diikat dengan janji sebagai jaminan untuk pembayaran utang debitur berdasarkan perjanjian kredit yang dibuat oleh kreditur dan debitur. 6 Salim HS memberikan perumusan hukum jaminan adalah keseluruhan kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan antara pemberi dan penerima jaminan dalam kaitannya dengan pembebanan jaminan untuk mendapatkan fasilitas kredit. 7 Aset tidak berwujud merupakan salah satu jaminan yang dapat diserahkan kepada bank dimana aset ini nilainya tidak sebanding dengan wujud fisiknya misalnya surat berharga (dalam hal ini ORI). Disamping itu, ORI juga mempunyai (i) nilai ekonomis dalam pengertian dapat dinilai dengan uang dan bisa diuangkan, dimana hal ini dapat dilihat dari bentuk perdagangan ORI yakni dapat diperdagangkan di pasar sekunder sehingga ORI setiap saat dapat diuangkan/dicairkan dan (ii) ORI memiliki nilai yuridis dalam pengertian jaminan yang bisa dimiliki secara sempurna berdasarkan hukum di mana bank punya hak didahulukan terhadap likuidasi agunan tersebut. III. KESIMPULAN ORI merupakan instrumen investasi pasar keuangan yang diterbitkan oleh pemerintah melalui agen penjual yang pembayaran kupon dan pokoknya dijamin oleh Negara Republik Indonesia sehingga merupakan instrumen investasi pasar modal yang bebas dari risiko gagal bayar (default risk free) sehingga ORI memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Hal ini membuat ORI merupakan aset investasi yang sangat tepat sebagai jaminan untuk mendapatkan fasilitas kredit di perbankan. 5 Bahsan M, op. cit. h. 3. 6 Rudyanti Dorotea T, 2015, Aspek-Aspek Hukum Bisnis: Pengertian, Asas, Teori dan Praktik, Laksbang Justitia, Surabaya, h.108. 7 Salim HS, 2008, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 6. 5

DAFTAR PUSTAKA Buku-buku : Bahsan M., 2008, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Irma Devita Purnamasari, 2014, Hukum Jaminan Perbankan, Kaifa PT Mizan Pustaka, Bandung. Rudyanti Dorotea T, 2015, Aspek-Aspek Hukum Bisnis: Pengertian, Asas, Teori dan Praktik, Laksbang Justitia, Surabaya. Salim HS, 2008, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Zainal Asikin, 2013, Hukum Dagang, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Peraturan Perundang-Undangan : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perbankan. Undang-Undang Repubik Indonesia Nomor 24 Tahun 2002 Tentang Surat Utang Negara. Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/2/Pbi/2005 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum. Kementerian Keuangan Republik Indonesia Memorandum Informasi ORI (Prospektus ORI) Tahun 2015. 6