Uji Adaptasi Beberapa Galur/Varietas Gandum di NTT Oom Komalasari dan Muslimah Hamdani Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi 274 Maros, Sulawesi Selatan Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi hasil beberapa galur gandum pada ketinggian 300-400 m dpl. Materi evaluasi terdiri dari 15 galur atau varietas gandum. Percobaan di lakukan di TTS (NTT), mulai bulan April 2009 hingga Desember 2009. Karakter yang diamati meliputi: umur berbunga, umur panen, penampilan tanaman, tinggi tanaman, jumlah malai/m 2, panjang malai, jumlah biji/malai, bobot 1000 biji dan hasil biji. Dari hasil uji adaptasi di NTT hasil tertinggi diperoleh pada galur CDB 17 (2.27 t/ha) dan berbeda nyata dengan varietas Dewata dan Nias tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas Selayar. Kata kunci : Uji adaptasi,, gandum Pendahuluan Gandum (Triticum aestivum L.) adalah tanaman serealia yang cukup penting sebagai bahan pangan. Konsumsi pangan berbasis gandum terus meningkat yang dewasa ini telah mencapai 16 kg/kapita/tahun. Kebutuhan gandum nasional hampir seluruhnya dipenuhi dari impor, sehingga Indonesia kini menjadi negara pengimpor gandum terbesar kelima dengan total impor 4,5 juta t/tahun dan angka ini terus meningkat dengan laju 2,6% /tahun. Pada tahun 2020 impor gandum diperkirakan akan mencapai 8,5 juta t/tahun tentu saja memerlukan devisa yang tidak sedikit (Adnyana et al, 2006). Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan penyedian varietas yang mempunyai sifat unggul dan beragam. Ketersediaan plasma nutfah yang memiliki variasi yang besar merupakan sumber gen yang mendukung pembentukan varietas baru yang berdaya hasil tinggi, tahan hama penyakit, umur genjah dan sifat lainnya (Subandi, 1999). Prospek pertanaman gandum cukup baik karena beberapa wilayah di Indonesia cocok untuk pengembangan gandum mulai dari dataran tinggi sampai sedang, pada daerah tertentu, seperti NTT dan sebagian Papua yang memiliki iklim mikro yang cocok unutuk pertanaman gandum. Hal ini disebabkan oleh pengaruh iklim dingin dari Australia, suhu yang ideal untuk pertanaman gandum jatuh pada periode Juli-September namun kendalanya adalah belum tersedianya varietas unggul yang cocok dan yang berdaya hasil tinggi pada dataran rendah sampai sedang. Saunders (1988), mengemukakan bahwa dengan pengairan, pemupukan dan pemeliharaan yang sesuai hasil gandum dapat mencapai 5 t/ha dan akan semakin menurun pada ketinggian tempat yang lebih rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gandum di dataran tinggi Malino (1350 m dpl) dapat mencapai hasil 3-5 t/ ha (Hamdani et al, 2002), sedang penelitian di Urut Sewu, Boyolali (675 m dpl) hasil yang diperoleh hanya berkisar 0,71-2,34 t/ha (Dahlan et al, 2003). Pengembangan gandum di Indonesia terhambat karena ketersediaan galur dan cekaman organism pengganggu tanaman yang adaptif pada ketinggian 300-400 m dpl. Penggunaan varietas yang toleran mudah dilaku- 146
kan petani dan dapat sebagai entry point teknologi produksi. Bahan dan Metode Percobaan dilaksanakan di TTS (NTT) dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 3 ulangan, ukuran plot 1,5 x 5 m. Materi evaluasi terdiri atas 15 galur atau varietas gandum. Tiap nomor ditanam 6 baris sepanjang 5 m dengan jarak tanam didalam baris 25 cm dan benih dilarik dalam baris. Tanaman dipupuk dengan dosis 150 kg Urea, 200 kg SP36, dan KCL 100 kg/ha pada umur 10 hst dan pemupukan kedua dengan dosis Urea 200 kg/ha pada umur 30 hst. Sebelum ditanam benih diberi insektisida Saromil dan pada saat tanam lubang larikan diberi Carbofuran dengan takaran satu tutup botol saramil/tanaman. Karakter yang diamati meliputi : umur berbunga, umur panen, penampilan tanaman, tinggi tanaman, jumlah malai/m 2, panjang malai, jumlah biji/malai, bobot 1000 biji dan hasil biji. Hasil dan Pembahasan Hasil yang diperoleh berkisar 1,04 t/ ha sampai 2,27 t/ha, galur CBD 17 memberikan hasil tertinggi (2,27 t/ha) dan berbeda nyata dengan varietas Nias (1,23 t/ha) dan Dewata (1,45 t/ha) tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas Selayar (2,19 t/ha) sebagai varietas pembanding. Hasil yang tertinggi ini dipengaruhi oleh jumlah malai yang tinggi (263) dan jumlah biji per malai yang juga tinggi (39), sedang galur W462/VEE/KOEL 13/PEG/MRL/BUC memberikan hasil terendah (1,04 t/ha) dengan jumlah malai (117) dan jumlah per malai juga paling rendah yaitu 27 (Tabel 1). Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Dahlan et al, 2003 bahwa jumlah malai/m 2 dan jumlah biji per malai lebih banyak akan memberikan hasil yang lebih tinggi dibanding galur yang bobot 1000 biji tinggi tetapi jumlah malai dan jumlah biji per malai lebih rendah. Jumlah biji per malai berkisar 27 sampai 40 dan panjang malai berkisar 6,6 cm sampai 9,3 cm. Ditinjau dari panjang malai dan jumlah biji per malai ternyata tidak semua malai yang panjang mempunyai jumlah biji yang lebih banyak. Galur OASIS/SKAUZ// 4*BCN panjang malainya 7,1 cm tetapi jumlah biji per malai mencapai 39 sedang galur CHOIX/STAR/ 3/HEI/3* CN097/2*SERI dengan panjang malai 8,3 cm ternyata jumlah biji per malai hanya 31 (Tabel 1). Kisaran bobot 1000 biji adalah 25,5 g sampai 37,3 g. Galur CAZO/KAUZ/KAUZ mempunyai bobot biji yang terendah (25,5 g) tetapi hasil lebih tinggi (1,84 t/ha) dibanding galur KANCHAN yang bobot biji lebih tinggi (37,3 g) dengan hasil 1,31 t/ha. Hal ini disebabkan karena galur CAZO/KAUZ/KAUZ menghasilkan jumlah malai (204) dan jumlah biji per malai lebih tinggi (33) dengan panjang malai 6,6 cm, sedangkan KANCHAN jumlah malai hanya 196, jumlah biji per malai 32 dan panjang malai 8,0 cm. Pada Tabel 2 tampak bahwa tinggi tanaman hanya berkisar 35,2 cm - 61,7 cm. Tinggi tanaman ini sangat berbeda dengan hasil penelitian di Malino dengan kisaran tinggi tanaman 84,5 cm - 117,5 cm (Hamdani et al, 2002). Hal ini disebabkan karena perbedaan ketinggian tempat yaitu Malino (1350 m dpl) dan tempat penelitian ini (TTS) hanya 400 m dpl. Bahar dan Kahar (1989) mengemukakan bahwa tinggi tanaman terigu mulai 150 cm 147
Tabel 1. Hasil,jumlah malai/m2, jumlah biji/malai dan panjang malai 15 galur atau varietas gandum di TTS (NTT), MK. 2009 Galur atau Varietas Hasil (t/ha) Jumlah malai/m 2 KAUZ/WEAVER CMSS93Y00076S-1DH-1B-0100B- KAUZ/RAYON CRG2756-1-OB- 099Y- 099M- 24Y-0B- Jumlah biji/ malai Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT Panjang malai (cm) 1,54 cd 200 bcd 29 bc 7,9 bc 1,63 bc 185 bcd 33 abc 7,2 bcd KANCHAN -OBGD 1,31 cde 196 bcd 32 abc 8,0 bc CAZO/KAUZ/KAUZ CMBW90Y32284-OTOPM-14Y-010M- 010M-010Y-6M015Y-OY LAJ3302//CMH73A.497/3*CN079 CMSS92Y00077S-030Y-015M-OY-2M-OY- RABE/2**MO88 CMSS92Y01634T-18Y-010M-010Y-010Y- 1M-0Y- SKAUS*B2/PRLI I/CM65531 CWBW91M02698F-OTOPY-14M-010Y- 010M-010Y-4Y-OM- OASIS/SKAUS//4*BCN CMSS93Y04054M-1M-OY- CHOTX/STAR/3/H1/5*CN079//2*SERI CMSS93Y02712T-40Y-010Y-010Y-010M- 010Y-6M-OY W462/VEE/KEL/3/PEG/MRL/BUC CMBW91M03389T- OTOPY- 13M- 1Y- 010M-1KBY-4KBY-OM-OKBY-1PR-OB- 1,48 cde 204 bcd 33 abc 6,6 cd 1,26 cde 179 cd 40 a 7,3 bcd 1,18 cde 165 de 37 ab 7,6 bcd 1,55 cd 197 bcd 33 abc 7,7 bcd 2,04 bc 242 ab 39 a 7,1 bcd 1,51 cde 184 bcd 31 abc 8,3 b 1,04 e 117e 27 c 6,9 bcd CBD-17 2,27 a 263 a 39 a 7,1 bcd CBD-20 1,11 de 179 cd 30 abc 6,3d SELAYAR 2,19 a 231 abc 37 ab 7,6 bcd NIAS 1,23 cde 156 de 28 bc 7,1 bcd DEWATA 1,45 cde 184 bcd 40 a 9,9 a KK (%) 16,3 16,2 14,2 10,5 pada varietas berumur dalam. Umur berbunga berkisar 48 HST sampai 59 HST dan umur panen berkisar 87 HST sampai 90 HST. Galur CBD 17 dan varietas Nias memberikan penampilan tanaman yang terbaik dengan scoring 1. Rata-rata suhu minimum selama pertanaman 25,0 o C dan suhu maksimum rata-rata 37,0 o C dan kelembaban 80%. Hasil analisa tanah tercantum pada Tabel 3. 148
Tabel 2. Bobot 1000 biji, tinggi tanaman, umur bunga, umur panen dan penampilan tanaman 15 galur atau varietas gandum di TTS (NTT), MK. 2009 Galur atau varietas Bobot 1000 biji (g) Tinggi tanaman (cm) Umur bunga (HST)i Umur Panen (HST) Penampilan tanaman (Skoring) KAUZ/WEAVER CMSS93Y00076S-1DH-1B-0100B- KAUZ/RAYON CRG2756-1-OB-099Y-099M-24Y-0B- 26,7 de 47,7 bcd 50 cde 89 bc 2,7 29,8 cde 52,1 abcd 54 bc 89 abc 2,3 KANCHAN -OBGD 37,3 a 58,4 abc 50 b 87 c 2,3 CAZO/KAUZ/KAUZ CMBW90Y32284- OTOPM- 14Y- 010M- 010M-010Y-6M015Y-OY LAJ3302//CMH73A.497/3*CN079 CMSS92Y00077S-030Y-015M-OY-2M-OY- RABE/2**MO88 CMSS92Y01634T-18Y-010M-010Y-010Y- 1M-0Y- SKAUS*B2/PRLI I/CM65531 CWBW91M02698F-OTOPY-14M-010Y- 010M-010Y-4Y-OM- OASIS/SKAUS//4*BCN CMSS93Y04054M-1M-OY- CHOTX/STAR/3/H1/5*CN079//2*SERI CMSS93Y02712T-40Y-010Y-010Y-010M- 010Y-6M-OY W462/VEE/KEL/3/PEG/MRL/BUC CMBW91M03389T-OTOPY-13M-1Y-010M -1KBY-4KBY-OM-OKBY-1PR-OB- 25,5 a 46,9 bcde 55 b 90 a 3,0 28,1 cde 44,8 de 55 b 90 a 2,0 26,3 de 45,5 cde 51 cde 88 abc 2,3 32,1 bc 56,7 abcd 49 de 88 abc 3,0 35,4 ab 56,0 abcd 55 b 90 a 1,7 39,7 a 56,6 abcd 52 bcd 89 ab 2,0 26,4 de 35,2 e 48 de 87 c 2,0 CBD-17 30,1 cde 61,7 a 51 cde 89 ab 1,0 CBD-20 31,1 bcd 48,0 bcd 49 de 87 bc 2,0 SELAYAR 37,2 a 52,9 abcd 52 bcde 89 ab 1,0 NIAS 26,9 cde 51,7 abcd 48 a 87 c 3,0 DEWATA 31,0 bcd 59,8 ab 59 a 90 a 2,3 KK (%) 8,9 12,9 4,1 1,4 - Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT 149
Tabel 3. Hasil analisis tanah pada penelitian Uji Adaptasi Gandum di Timor Tengah Selatan (TTS), NTT. MK. 2009 Ciri fisik dan kimia tanah Liat Debu Pasir phh2o ph KCL N (%) P Olsen (ppm) Kdd (m/100 g) Cadd (m/100 g) Mgdd Nadd (me/100 g) AIdd Kesimpulan Kandungan 29 32 39 7,03 6,48 0,12 30 0,41 66 2,00 0,39 0 Hasl uji adaptasi di Timur Tengah Selatan (TTS) Provinsi Nusa Tenggara Timur, galur CBD 17 memberikan hasil tertinggi di NTT (2,27 t/ha). Pada ketinggian yang lebih rendah (400 m dpl)dan penelitian sebelumnya yaitu di Malino (1350 m dpl) dan Boyolali (675 m dpl) dapat diperoleh hasil 2,27 t/ha. Daftar Pustaka Adnyana, MO, M. Subiksa, N. Argosubekti, L. Hakim dan, M.S. Pabbage. 2006. Prospek dan arah pengembangan agribisnis Gandum, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Dahlan M., Rudjianto, J. Murdianto dan M. Yusuf. 2003. Usulan Pelepasan Varietas Gandum Balai Penelitian Tanaman Serealia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Hamdani, M., Sriwidodo, Ismail, dan Marsum M, Dahlan. 2002. Evaluasi galur gandum Introduksi dan CIMMYT. Prosiding Kongres IV dan Simposium Nasional PERIPI. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Saunders, D.A. 1988. Characterization of Tropical Wheat Environments; Identitication of Production Constraints and Progress Achieved in South and South East Asia in Klatt (Ed). Wheat Production Constraints in Tropical Environments (CMMYT) Mexico DF. Pp, 12026. Subandi, 1999. Perbaikan varietas Dalam Subandi M. Syam dan A. Wijono (Eds) pp: 81-100. Pusitbangtan Bogor. 432 hal. 150