GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA ANTIGA, WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGGIS I

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

UMUM 1. Nama:.. 2. Tanggal Lahir:. 3. Jenis Kelamin: Laki-laki/Perempuan 4. Kelas: 5. Sekolah: SDN Cibogo. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN SIKAP DAN UPAYA PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP DEMAM BERDARAH PADA MASYARAKAT DI CIMAHI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.

ABSTRAK. Feti Andriani, Pembimbing : Donny Pangemanan, Drg., SKM.

ABSTRAK. Pembimbing II : Kartika Dewi, dr., M.Kes., Sp.Ak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

BAB I PENDAHULUAN. virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

ABSTRAK. Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II : Budi Widyarto L, dr., MH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae

Fajarina Lathu INTISARI

GAMBARAN FAKTOR KEBERHASILAN KELURAHAN KRAMAS KOTA SEMARANG DALAM PROGRAM KAWASAN BEBAS JENTIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Padukuhan VI Sonosewu

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagianpersyaratan guna mencapai derajat sarjana strata 1 kedokteran umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes Volume VIII Nomor 1, Januari 2017 ISSN (p) -- ISSN (e)

YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI DESA BANTAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS

Keyword : PSN, Dengue hemorrhagic fever.

KUESIONER PENELITIAN

BAB I LATAR BELAKANG

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

BAB I PENDAHULUAN. dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah

BAB I PENDAHULUAN. lancarnya transportasi (darat, laut dan udara), perilaku masyarakat yang kurang sadar

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

KUESOINER KECAMATAN :... NAMA SEKOLAH : SD... ALAMAT SEKOLAH :... WILAYAH PUSKESMAS :... TGL. SURVEY :... PETUGAS :...

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI RT 3 RW 4 DESA KEMBANGBAHU KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN

GAMBARAN PERILAKU KELUARGA TENTANG UPAYA PENCEGAHAN DBD DI DESA LUHU KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO TAHUN Ade Rahmatia Podungge

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP DENGUE HEMORRHAGIC FEVER DI KELURAHAN KARANG MEKAR CIMAHI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. semakin besar. Keadaan rumah yang bersih dapat mencegah penyebaran

HUBUNGAN PERILAKU 3M DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK DI DUSUN TEGAL TANDAN, KECAMATAN BANGUNTAPAN, KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

PERILAKU 3M, ABATISASI DAN KEBERADAAN JENTIK AEDES HUBUNGANNYA DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), juta orang di seluruh dunia terinfeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak lama tetapi kemudian merebak kembali (re-emerging disease). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Ratna Sari Dewi STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PSN DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DI DESA NGESREP KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan daerah tropis yang banyak berkembang nyamuk Aedes. kepadatan penduduk (Kementerian Kesehatan RI, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah salah. satu penyakit yang menjadi masalah di negara-negara

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA LEMAH IRENG KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN 2011

BAB I PENDAHULUAN. banyak penyakit yang menyerang seperti dengue hemoragic fever.

SKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG

HUBUNGAN ANTARA TINDAKAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK AEDES

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT Chikungunya DI KOTA PADANG. Mahaza, Awaluddin,Magzaiben Zainir (Poltekkes Kemenkes Padang )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

BAB I PENDAHULUAN. Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease yaitu penyakit

SARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi

!"#$%&'()*'"%+),#&#+%-%'&).'&),#&/'0.%'&)$'"1'('2'-) 3&-32),#&%&/2'-'&)$3-3),#&.%.%2'&).'&),#+'1'&'&) 2#,'.')$'"1'('2' :;<5:;=)>9?

BAB I PENDAHULUAN. penghujan disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan ke manusia melalui vektor nyamuk

PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) bertujuan untuk mewujudkan

I. IDENTITAS RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat Indonesia, disamping mulai meningkatnya masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk demam berdarah (Aedes

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2010), program pencegahan dan

BAB I. dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus

BAB I PENDAHULUAN. Dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Tanggal / Tempat Lahir : 13 Agustus 1988 / Terengganu, Malaysia.

Efryanus Riyan* La Dupai** Asrun Salam***

ECOTROPHIC 3 (1) : 1-6 ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

Keywords : Mosquito breeding eradication measures, presence of Aedes sp. larvae.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau

Unnes Journal of Public Health

Volume 1 No. 1 June 2017 ISSN: E-ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran epidemiologi..., Lila Kesuma Hairani, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan berkelanjutan 2030/Suistainable Development Goals (SDGs)

HUBUNGAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DBD DENGAN KEBERADAAN LARVA Aedes aegypti DI WILAYAH ENDEMIS DBD KELURAHAN KASSI-KASSI KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

Rina Nur Hidayati, Ajeng Kusumaningrum Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Sehat PPNI Mojokerto.

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

ABSTRAK A. PENDAHULUAN

ABSTRAK. Alvin Wiharja, 2009, Pembimbing: Donny Pangemanan, drg, SKM dan Dani, dr.

Transkripsi:

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA ANTIGA, WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGGIS I Made Suryahadi Sandi 1, Komang Ayu Kartika 2 1 Program Studi Pendidikan Dokter, 2 Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ABSTRAK Demam Berdarah Dengue telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, khususnya di negara-negara tropis dan sub-tropis. Penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini perlu penanganan yang serius mengingat dapat membahayakan keselamatan manusia. Fokus penelitian ini adalah manusia yakni usaha pencegahan penyakit DBD yang dilakukan keluarga dengan melakukan 3M (mengubur, menguras, dan menutup tempat penampungan air). Untuk dapat melakukan pencegahan penyakit DBD, faktor yang mempengaruhi adalah tingkat pengetahuan dan prilaku keluarga. Penelitian ini dilakukan di desa antiga kecamatan manggis yang bertujuan mengetahui gambaran pengetahuan dan prilaku pencegahan demam berdarah dengue. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 100. Instrument dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi 12 item pertanyaan pengetahuan, dan 7 item pertanyaan prilaku, dan tabel observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan responden adalah baik (85%) sedangkan untuk tingkat pengetahuan kurang terhadap pelaksanaan 3M (15%). Terhadap pertanyaan prilaku sebagian besar tindakan tentang pelaksanaan 3m reponden termasuk tindakan kurang 74% dan tingkat pengetahuan baik 26%. Kesimpulan, tingkat pengetahuan keluarga di desa antiga mayoritas termasuk dalam kategori baik dan untuk prilaku responden terhadap pelaksanaan 3M mayoritas termasuk kurang. Kata kunci: Demam Berdarah Dengue, Pengetahuan, Prilaku ABSTRACT Dengue Hemorrhagic Fever is the most problem in the world especially in tropic and sub tropic country. This disease is cause from mosquito bite Aedes Aegypti, need serious prevented because dangerous to human population. The aim of this study was the prevention of DHF by using 3M method (mengubur barang bekas, menguras, dan menutup tempat penampungan air). Factors that can influenced the prevention of DHF is acknowledge and action from families members of the community. This study has been conducted at Antiga village to found the acknowledgement and action toward 3M method on families at Antiga Village. The Method that used in this study was cross sectional descriptive study with total sample of 100 respondents. The instrument for this study was questionnaire that consisted of 12 item of question that were focus on acknowledgment, 7 item for action and observation tabel. The result of this study showed most of the respondents were within good acknowledgement (85%) and within low acknowledgement to 3M method were about 15%. Most of the respondent s action towards 3M method were low (74%). The Conclusion of this study was the level of acknowledgement of the families at Antiga village majority in good category, and the level of action towards 3M was low category. Keywords: Dengue Hemorrhagic Fever, acknowledgment, action PENDAHULUAN Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk betina Aedes Aegypti dan Aedes Alpopictus yang telah terinfeksi virus dengue dari penderita DBD sebelumnya. 1 DBD telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, khususnya di negara-negara tropis dan sub-tropis. Penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini perlu penanganan yang serius mengingat dapat membahayakan keselamatan manusia. Menurut WHO (2007), saat ini diperkirakan ada 50 juta infeksi dengue yang terjadi di seluruh dunia setiap tahun. Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968-2009, WHO mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara dan tertinggi 1

nomor 2 di dunia setelah Thailand. 2 Menurut Depkes RI pada tahun 2010 Indonesia menempati urutan tertinggi kasus DBD di ASEAN yaitu sebanyak 156.086 kasus dengan kematian 1.358 orang. Pada tahun 2011, terdapat 2.993 kasus DBD di provinsi Bali. Sejak tahun 2006-2013 cakupan Angka Bebas Jentik (ABJ) baru melewati target yaitu sebesar 96, 05%. Di Kabupaten Karangasem sendiri, dalam sepuluh tahun sendiri (2000 2013) terjadi peningkatan kasus cukup signifikan dimana puncak kasus terjadi pada tahun 2010. 3 Keterlibatan masyarakat dalam pencegahan DBD sangat diperlukan karena sangat mustahil memutus rantai penularan jika masyarakatnya tidak terlibat sama sekali. Peran serta masyarakat ini dapat dilakukan dengan perilaku pencegahan penularan penyakit DBD. Perilaku pencegahan penularan penyakit DBD dapat dilakukan yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah dengan memberantas jentik nyamuk, menghindari gigitan nyamuk, dan pengendalian nyamuk dewasa. Pemberantasan jentik nyamuk dapat dilakukan melalui pengawasan jentik nyamuk di rumah, tindakan 3M (menguras, menutup, dan mengubur) dan penaburan bubuk abate. 4 Ketidak berhasilan pemberantasan DBD secara menyeluruh dapat terjadi dikarenakan tidak semua masyarakat ikut berpesaran serta dalam usaha pencegahan tersebut. Kesadaran dan kepedulian masyarakat merupakan kunci awal dari menurunnya angka DBD di suatu daerah atau wilayah. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross-sectional untuk memperoleh gambaran pengetahuan dan perilaku pencegahan penularan penyakit demam berdarah dengue di Desa Antiga, wilayah kerja Puskesmas Manggis I. Sebanyak 100 Kepala keluarga di Desa Antiga menjadi sampel dalam penelitian ini. Pengambilan sampel dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah pemilihan 1 dusun dari 6 dusun yang ada di Desa Antiga dengan cara undian, kemudian yang terpilih adalah Dusun Antiga Kaler. Tahap kedua adalah pemilihan KK yang akan dijadikan sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan langsung memasuki rumah yang berada di Dusun terpilih sampai jumlah sampel yang diinginkan tercapai. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur dan observasi dengan menggunakan lembaran observasi (check list). Variabel yang diteliti meliputi pengetahuan pencegahan penularan penyakit DBD, perilaku pencegahan penularan penyakit DBD. Data yang diperoleh diolah dengan bantuan perangkat lunak komputer. Data tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif. HASIL Karakteristik Responden Pada tabel 1 disajikan karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan Jumlah responden terbanyak mengenyam pendidikan sampai sekolah dasar dengan persentase sebesar 33% (33 orang). Dimana sebagian besar responden merupakan laki-laki yaitu kepala keluarga dengan persentase sebesar 68% (68 orang) dan sebagian besar berumur antara 41-60 dengan persentase 65% (65 orang). Hampir sebagian dari responden (42%) bekerja sebagai buruh. Gambaran Pengetahuan Responden Berdasarkan tabel 2, jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik (85%) lebih banyak dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan kurang (15%). Tabel 2. Tingkat Pengetahuan Responden Mengenai Pencegahan Penularan penyakit DBD Pengetahuan Frekuensi (Orang) Persentase (%) Baik 85 85% Kurang 15 15% Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengaku sudah pernah mendengar informasi mengenai demam berdarah dengue dengan persentase sebesar 75% (75 orang). Mereka mendapat informasi dari televisi, koran dan dari orang-orang di sekitar rumah mereka. Lebih dari 90% responden sudah mengetahui bahwa penularan DBD melalui gigitan nyamuk. Masih ada responden yang salah pengertian mengenai waktu penularan DBD, 31% (31 orang) berpendapat bahwa waktu yang diwaspadai terjadi penularan DBD adalah saat malam hari. Sebagian besar responden masih memiliki pengertian yang salah mengenai perindukan dari nyamuk aedes aegypti. Terlihat persentase masyarakat yang berpendapat bahwa nyamuk aedes aegypti dapat berkembang biak di air yang kotor seperti air got (82%) dan genangan limbah (68%), namun justru kurang dari 50% yang mengetahui bahwa tempat minum hewan (35%) dan vas bunga (44%) juga dapat menjadi tempat perkembang biakan nyamuk aedes aegypti. Mengenai bahaya dari DBD sebagian besar sudah mengetahui bahwa penyakit ini dapat menyebabkan kematian (80%) namun tidak menyebabkan kecacatan (88%). Tapi lebih dari sebagian responden beranggapan salah bahwa penyakit DBD tidak dapat menular ke anggota keluarga lainnya (53%) Hanya 36 orang responden (36%) yang mengetahui dengan baik apa itu 3M dan sebagian besar (64%) tidak mengetahui dengan baik apa itu 3M. Sebagian besar responden (68%) sudah menjawab dengan baik bahwa menguras tempat penampungan air yang baik adalah 1 minggu sekali. Namun hanya 17 orang (17%) yang mengetahui kegunaan dari bubuk abate. Dan 83% mengganggap bahwa fogging efektif dalam pencegahan penyebaran penyakit DBD. 2

Tabel 1. Karakteristik Responden Variabel Frekuensi (Orang) Persentase (%) Umur 21-30 4 4% 31-40 20 20% 41-50 31 31% 51-60 61-70 34 11 34% 11% Jenis Laki-laki 62 62% Kelamin Perempuan 38 38% Pendidikan Tidak tamat SD 24 24% Tamat SD 33 33% Tamat SMP 24 24% Tamat SMA 18 18% Tamat D3/S1 1 1% Pekerjaan Petani 7 7% PNS Wiraswasta Ibu rumah tangga Buruh Pedagang Pemangku 13 6 27 42 3 2 13% 6% 27% 42% 3% 2% Tabel 3. Sebaran Tiap Pernyataan Mengenai Pengetahuan Reseponden Dalam Pencegahan Penularan Penyakit DBD Pertanyaan Benar Salah 1. Apakah anda pernah mendapatkan informasi mengenai 75 (75%) 25 (25%) demam berdarah? 2. Sepengetahuan anda, bagaimanakah cara penularan DBD? - Melalui gigitan nyamuk - Makanan/ minuman yang tidak dimasak dengan baik dan bersih - Bersentuhan dengan penderita DBD 3. Kapan waktu yang harus diwaspadai sebagai waktu penularan demam berdarah? 4. Di mana sajakah tempat perkembang biakan nyamuk demam berdarah? - Vas bunga - Air got - Bak mandi - Kaleng bekas - Tempat minum hewan - Genangan limbah 5. Apa bahaya dari penyakit demam berdarah? - Menyebabkan kematian - Menular ke anggota keluarga yang lain - Menyebabkan kecacatan 96 (96%) 96 (96%) 4 (4%) 4 (4%) 92 (92%) 8 (8%) 69(69%) 31(31%) 44 (44%) 18 (18%) 99 (99%) 92 (92%) 35 (35%) 32 (32%) 56 (56%) 82 (82%) 1 (1%) 8 (8%) 65 (65%) 68 (68%) 80 (80%) 47 (47%) 88 (88%) 20 (20%) 53 (53%) 12 (12%) 6. Apakah anda mengetahui apa itu 3M? 36 (36%) 64 (64%) 7. Minimal, seberapa sering tempat penampungan air harus dikuras agar dapat mencegah tempat tersebut menjadi tempat perindukan nyamuk aedes aegypti 68 (68%) 32 (32%) 8. Sepengetahuan anda, apakah kegunaan dari bubuk abate? 17 (17%) 83 (83%) 9. Sepengetahuan anda, apakah fogging efektif dalam 17 (17%) 83 (83%) pencegahan penyebaran penyakit demam berdarah? 3

Gambaran Perilaku Responden Berdasarkan tabel 4, sebagian besar responden (74%) masih memiliki perilaku yang kurang dalam menerapkan asas 3M+ dan juga menjaga lingkungan rumah jauh dari nyamuk aedes aegypti untuk mencegah terjadinya DBD. Hanya 26% yang didapatkan memiliki perilaku yang baik terkait dengan pencegahan penularan DBD. Tabel 4. Kelompok Perilaku Responden Dalam Pencegahan Penularan Penyakit DBD Perilaku Frekuensi Persentase (%) (Orang) Baik 26 26% Kurang 74 74% Berdasarkan tabel 5 didapatkan bahwa hanya 33% responden yang menaburkan bubuk abate di tempat-tempat penampungan air di rumahnya secara rutin setelah menguras atau minimal 3 bulan sekali. Dan hanya 13% responden yang melakukan pengawasan jentik nyamuk di lingkungan rumahnya. Lebih dari setengah responden (54%) melakukan tindakan menghindari gigitan nyamuk dengan memasang kawat nyamuk dan pemakaian lotion anti nyamuk ataupun obat nyamuk pada siang hari. Kebiasaan menggantung pakaian yang sudah digunakan masih banyak ditemui (70%). Hanya sebagian responden (50%) yang mengaku ikut serta dalam kegiatan pencegahan DBD di masyarakat seperti mendengar penyuluhan di banjar ataupun mengikuti kegiatan bersih-bersih lingkungan terkait dengan pencegahan DBD. Dari seluruh responden, 54% responden mengolah sampah rumah tangga dengan cara dibakar atau dikubur. Sisanya mengaku menimbun sampah di tanah kosong yang ada disekitar lingkungan rumahnya. Tabel 5. Sebaran Tiap Pertanyaan Mengenai Perilaku Reseponden Dalam Pencegahan Penularan Penyakit DBD Perilaku Ya Tidak Penaburan bubuk abate Menghindari gigitan nyamuk Pengawasan jentik nyamuk Menggantung pakaian kotor Mengikuti kegiatan pencegahan DBD di masyarakat Cara membuang sampah 33(33%) 67(67%) 54(54%) 46(46%) 13(13%) 87(87%) 70(70%) 30(30%) 50(50%) 50(50%) 54(54%) 46(46%) PEMBAHASAN Gambaran Pengetahuan Pencegahan Penularan penyakit DBD Berdasarkan pengelompokan tingkat pengetahuan, didapatkan bahwa sebagian besar (85%) responden memiliki pengetahuan yang baik mengenai penyakit DBD. Hal tersebut tidak berbeda dengan penelitian yang sama yang dilakukan di kota Palu, Sulawesi Tengah ditemukan bahwa 59% dari masyarakat memiliki pengetahuan baik dan 41% masyarakat memiliki pengetahuan kurang. 5 Bila dijabarkan satu persatu sesuai dengan pertanyaan yang diberikan kepada responden dapat dilihat bahwa 65% responden mangaku pernah mendengar informasi mengenai penyakit DBD melalui televisi, koran, dan orang-orang di lingkungan sekitar. Namun sangat jarang yang mngetahui informasi mengenai DBD dari puskesmas. Hal ini tentu menjadi tanda besar apakah dari pihak puskesmas yang tidak pernah memberikan penyuluhan atau kurangnya partisipasi masyarakat dalam mengikuti setiap kegiatan yang diadakan oleh puskesmas. Beberapa responden berkata dengan jujur bahwa puskesmas sering memberikan pengumuman untuk diadakannya penyuluhan, namun sebagian besar warga merasa malas untuk menghadirinya. Hampir seluruh responden sudah mengetahui bahwa penularan demam berdarah melalui gigitan nyamuk aedes aegypti (92%), tapi masih ada berberapa orang yang memiliki pengertian yang salah bahwa penyakit demam berdarah dapat menular melalui makanan dan minuman belum dimasak dengan baik dan benar serta menular melalui sentuhan dengan penderita DBD. Masih banyak masyarakat yang memiliki pandangan yang salah mengenai tempat perkembang biakan nyamuk aedes aegypti. Karena sangat banyak masyarakat yang justru menganggap tempat perindukan nyamuk aedes aegypti ialah air got dan genangan limbah dibandingkan dengan vas bunga dan tempat minum hewan. Itu artinya masyarakat tidak benar-benar mengetahui bahwa perindukan nyamuk aedes aegypti adalah genangan air yang jernih, bukan air kotor. Sebagian besar masyarakat sudah mengetahui bahaya dari demam berdarah yaitu dapat menyebabkan kematian (80%), namun sebagian masyarakat belum mengetahui bahwa demam berdarah dapat menular ke anggota keluarga lainnya (53%). Lebih dari sebagian masyarakat mngetahui gerakan 3M (64%) dan berapa kali sebaiknya kita harus menguras tempat penampungan air untuk mencegah perkembang biakan nyamuk aedes aegypti (68%). Namun sayangnya masih sangat banyak responden yang tidak mngetahui apa kegunaan dari bubuk abate (83%). Hanya 17% responden yang mengetahui bahwa fungsi bubuk abate untuk membunuh jentik nyamuk, sedangkan responden lainnya menjawab bubuk abate berguna untuk membunuh nyamuk dewasa. Responden banyak yang mengatakan bahwa fogging efektif dalam pencegahan penularan penyakit DBD (83%). Masyarakat 4

beranggapan bahwa apabila terjadi DBD, maka harus segera dilakukan fogging dan hanya fogging cara untuk menyelesaikan masalah DBD. Tidak banyak yang menyadari bahwa yang terpenting adalah usaha pencegahan penularan penyakit DBD. Gambaran Perilaku Pencegahan Penularan penyakit DBD Hasil penelitian menunjukan bahwa 74% responden memiliki perilaku pencegahan yang kurang. Hal tersebut serupa dengan dengan penelitian di Kota Surabaya yang menunjukan bahwa masyarakat dengan perilaku kurang (56%) lebih banyak dibandingkan masyarakat dengan perilaku baik (44%). 6 Bila dijabarkan satu persatu dimulaidari pemberian bubuk abate, terlihat bahwa hanya sedikit masyarakat yang menggunakan bubuk abate (33%). Kebanyakan responden mengatakan bahwa mereka harus membeli bubuk abate pada penjual yang biasanya menjualkan bubuk abate dari rumah ke rumah. Tidak semua msayarakat mau mengeluarkan uang untuk hal tersebut dan masyarakat mengatakan bahwa pedagang yang biasanya berkeliling tersebut sudah tidak pernah berjualan lagi. Sebagian lebih dari masyarakat (54%) sudah menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan kawat nyamuk pada ventilasi rumah atau menggunakan obat nyamuk bakar. Sebenarnya responden lainnya ada yang menggunakan obat nyamuk bakar, namun mereka hanya melakukannya pada malam hari karena mereka merasa bahwa nyamuk hanya banyak muncul pada malam hari. Dari 100 orang responden, hanya 13 orang yang melakukan yang melakukan pengawasan jentik di lingkungan rumah. Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan, didapatkan bahwa sebagian besar masyarakat belum mengerti cara untuk melakukan pengawasan jentik nyamuk dan belum menyadari pentingnya hal tersebut. Sebagian besar responden memiliki kebiasaan menggantung baju kotor (70%). Hanya 50 % yang mau berpartisipasi dalam kegiatan pencegahan DBD di masyarakat seperti mengikuti penyuluhan yang diadakan di balai banjar. Sebagian dari responden juga membuang sampah dengan cara yang salah (54%). Mereka membuang sampah di tanah kosong dan sungai begitu saja. Hal ini tentu saja berpotensi sebagai tempat perkembang biakan nyamuk aedes aegypti utamanya sampahsampah berupa botol dan kaleng bekas. Sedangkan sebagian masyarakat sudah membuang sampah dengan cara dibakar. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan. Dapat disimpulkan Sebagian besar responden hanya mengenyam pendidikan hingga Sekolah Dasar dengan presentase sebesar 33% (33 orang). Sebanyak 62 orang (62%) responden merupakan kepala keluarga. Dan usia responden terbanyak adalah 41-60 tahun yaitu 65 orang (65%). Jumlah responden yang memiliki pengetahuan yang baik lebih besar (85%) dibanding dengan responden yang memiliki pengetahuan kurang (15%). Sebagian besar responden (74%) masih memiliki perilaku yang kurang dalam menerapkan asas 3M+ dan juga menjaga lingkungan rumah jauh dari nyamuk aedes aegypti untuk mencegah terjadinya DBD. Hanya 26% yang didapatkan memiliki perilaku yang baik terkait dengan pencegahan penularan DBD. DAFTAR PUSTAKA 1. Mochammadi, N., Rosmanida, dan Yotopranoto, S. Analisis Densitas Aedes aegypti pada Daerah Endemis Demam Berdarah di Kecamatan Sawahan Kotamadya Surabaya. Jurnal Penelitian Medika Eksakta 3 (3) : 242 252. 2012. 2. WHO. Panduan Lengkap Pencegahandan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah Dengue, Jakarta. EGC. 2007. 3. Depertemen kesehatan RI. Profil kesehatan Indonesia 2011. 2011. (online) http://www.depkes.go.id/downloads/profil_da TA_KESEHATAN_INDONESIA_TAHUN_2011.pdf (diakses Maret 2015). 4. Lintang, S, D. Perbedaan praktik PSN 3M Plus di kelurahan percontohan dan non percontohan program pemantauan jentik rutin Kota Semarang. Jurnal Entomologi Indonesia, ISSN: 1721-6781. 2010. (Online). http://pei-pusat.org/jurnal/wpcontent/uploads/2012/08/5.-lintang-dian.pdf. (diakses Maret 2015). 5. Chadijah,S., Rosmini, Halimuddin. Peningkatan Peran serta Masyarakat Dalam Pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk Dbd (Psn-Dbd) Di Dua Kelurahan Di Kota Palu, Sulawesi Tengah. 2011. (Online). Media Litbang Kesehatan Volume 21 Nomor.4 http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/mp K/article/download/82/71 (diakses Maret 2015). 6. Sumekar, D.W. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keberadaan Jentik Nyamuk. Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat, Unila. 2013. (online) : http://lemlit.unila.ac.id. (diakses Maret 2015). 5

6