BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI DAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN

BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE

BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB I PENDAHULUAN. tahun-2008-penduduk-miskin-turun-221-juta-.html (diakses 19 Oktober 2009)

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA

BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur. Oleh :

BAB III METODOLOGI KAJIAN

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MAKASSAR

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif

Mengenali Kampung Sendiri Melalui Pemetaan Swadaya

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI GORONTALO TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS)

BAB VIII PERANAN MODAL SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT

Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VII MODAL SOSIAL VERTIKAL DAN HORIZONTAL DALAM PELAKSANAAN PROGRAM RENOVASI RUMAH TIDAK LAYAK HUNI

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM)

Pertanyaan Penelitian 1 : Bagaimana Pola kegiatan sosial yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh BKM?

a. Gambaran Umum Kelurahan Tanjung Mulia Hilir

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor :.

Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM

PROFIL BKM/LKM HARAPAN SEJAHTERA

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

Panduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)

Oleh. Lely Kusumaningrum ( )

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto...

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI BENGKULU TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS)

SELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN. Saiapa Dia? RELAWAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN. Lampiran I: Surat Pengantar Kuesioner Penelitian Kuesioner Penelitian Pengantar

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK

PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN ASAHAN

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus

BAB III ANALISISI PERENCANAAN KAWASAN PRIORITAS

BAB VI HASIL PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (PRONANGKIS) DI KELURAHAN PAKEMBARAN Program Asistensi Sosial dan Jaminan Sosial

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) SURABAYA

Presentasi #3. Oleh: Tim 1

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BAB I P E N D A H U L U A N

Lampiran 1 : Format Tabulasi Data Persoalan Kemiskinan Desa / Kelurahan (Hasil sensus dan kajian) Jumlah Warga miskin yang terkena masalah

Tabel.1. Pengaduan Informatif Pada Siklus BLM

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PENGOLAHAN LIMBAH KACA DI KELURAHAN PELINDUNG HEWAN KOTA BANDUNG

Panduan Fasilitator Pemetaan Swadaya (PS)

Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : Mei 2009 Lokasi : Pasuruan Jawa Timur

LAPORAN SEMENTARA LOKASI

PROFIL BKM SEJATI DESA TELAGA SARI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTEMUAN DI RUMAH BU KETUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata

Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

PROFIL BKM MEKAR JAYA KELURAHAN TANJUNG TONGAH

LK Membangun KSM harapan 1 Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan kegiatan Diskusi pengertian KSM dan alasan pembentukannya

PLPBK RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS KELURAHAN BASIRIH BANJARMASIN BARAT

Site Report Tim Kerelawanan Waktu : Juli 2009 Lokasi : Makassar

PROFIL LKM MUTIARA SEJAHTERA KELURAHAN MUTIARA KECAMATAN KOTA KISARAN TIMUR KABUPATEN ASAHAN SUMATERA UTARA

B. Kondisi Demografi. Usia (tahun) Jumlah (orang) No keatas 2.724

MATRIKS PERTANYAAN PENELITIAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN TEAM 4 (STUDY ON COMMUNITY ORGANIZED SOCIAL ACTIVITIES IN PNPM MANDIRI)

PROFIL LKM PUSPA SIMARITO KELURAHAN SIMARITO

Pertanyaan Penelitian dan Informan Kunci. Tim 5 Studi Gender

PROFIL BKM MAJU DESAKU DESA SEI BERAS SEKATA

Pertanyaan Penelitian & Informan Kunci. Tim 5 Studi Gender

BAB I. perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang. masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.

DUKUNGAN SWADAYA MASYARAKAT DALAM PROGRAM P2KP ATAU PNPM MANDIRI PERKOTAAN. Oleh SLAMET SANTOSO

Modul 7 Membangun KSM Harapan

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis

Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN

PROFIL BKM NAGA BONAR KELURAHAN NAGA PITA

DAFTAR ISI Kata Pengantar Executive Summary Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan

Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP) Program Di Perkotaan Dll..DLl

3.1. Kondisi Umum Kelurahan Kertamaya Kondisi Fisik. A. Letak Geografis

PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KOTA TANJUNGBALAI

PROFIL BKM/LKM ANDESPA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010

Transkripsi:

31 BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH 4.1 Kondisi Kemiskinan Kemiskinan memiliki konsep yang beragam. Kemiskinan tidak sematamata didefinisikan sebagai ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan hidup secara ekonomi saja akan tetapi didefinisikan juga sebagai suatu ketidakmampuan dalam berpartisipasi baik secara sosial, budaya, dan politik, termasuk juga kemiskinan yang terkait dengan nilai-nilai kemanusiaan. Penyebab kemiskinan Kelurahan Situ Gede dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal penyebab kemiskinan meliputi lunturnya nilai-nilai kemanusiaan dan kemasyarakatan (nilai-nilai baik: kejujuran, saling percaya, kepedulian, rasa tanggung jawab dan kegotongroyongan) 6 dan sikap pasrah menerima keadaan. Sementara itu, faktor eksternal penyebab kemiskinan yaitu minimnya pendidikan serta keterampilan yang dimiliki, terbatasnya peluang kesempatan kerja dan berusaha, tanggungan keluarga yang banyak dan akibat PHK. Kondisi riil tentang kemiskinan di Kelurahan Situ Gede diperoleh melalui review Kepala Keluarga (KK) miskin. Dari hasil review tersebut diperoleh kriteria miskin yang baru. Hasil sensus kemudian dilakukan prioritas keluarga miskin berdasarkan versi kriteria kemiskinan berdasarkan musyawarah warga. Adapun kriteria kemiskinan Kelurahan Situ Gede berdasarkan hasil Focus Group Discussion (FGD) Refleksi Kemiskinan dan Pemetaan Swadaya diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan kecil dan tidak tetap: < Rp. 400.000/ bulan 2. Sulitnya untuk mendapatkan kesempatan kerja: kerja buruh serabutan 3. Rendahnya tingkat pendidikan: SMP, SD, Tidak Sekolah 4. Keterampilan kurang: pengangguran. 6 Review kemiskinan didapatkan dari PJM Pronangkis yang disusun berdasarkan review kemiskinan Kelurahan Situ Gede. Hasil dari Review kemiskinan tersebut kontradiksi terhadap hasil penelitian yang menunjukkan modal sosial tinggi.

32 5. Rumah terbuat dari bilik, kalaupun telah permanen umumnya belum diplester dan bila telah diplester kondisinya telah rapuh serta perlu perbaikan 6. Tempat atau hunian cukup padat 7. Beberapa rumah milik keluarga miskin dibangun di tanah ilegal, sewa, atau menumpang 8. Sarana dan prasarana lingkungan yang kurang memadai: jalan setapak becek, kotor, MCK kurang sehat, air bersih kurang sehat, dan sampah kurang terjaga. 4.2 Kondisi Lingkungan Sarana dan prasarana di Kelurahan Situ Gede dapat dikatakan masih sangat minim dan kurang layak pakai. Terlebih sarana dan prasarana yang menyangkut hajat hidup orang banyak seperti misalnya MCK, pembangunan atau perbaikan posyandu dan drainase, poliklinik dan sebagainya termasuk kebutuhan akan tempat tinggal (rumah). Sebagian besar rumah warga termasuk kategori rumah tidak layak huni. Hal ini berdasarkan keterangan yang diperoleh dari pengurus KSM, Pak MR yang menyatakan bahwa sebagian besar masyarakat Kelurahan Situ Gede memerlukan sarana permukiman yang layak. Adapun keterangan mengenai kondisi rumah tinggal dan kepemilikannya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Profil Kondisi Rumah Tinggal Berdasarkan Kajian Lingkungan No. Kondisi Rumah Tinggal Jumlah (jiwa) 1. Permanen 1.257 2. Semi permanen 756 3. Tidak layak 1.351 Sumber: Data sekunder penelitian, 2010

33 Tabel 4. Kepemilikkan Rumah Berdasarkan Kajian Lingkungan No. Kepemilikkan Rumah Jumlah (jiwa) 1. Numpang 1.237 2. Ngontrak 776 3. Milik pribadi 1.400 Sumber: Data sekunder penelitian, 2010 PJM Pronangkis Kelurahan Situ Gede menyebutkan setidaknya ada sekitar 211 rencana usulan kegiatan untuk merenovasi rumah tidak layak huni. Oleh sebab itu, ketika Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) masuk kelurahan, hal tersebut disambut baik oleh warga masyarakat. Terlebih dalam program pemberdayaan tersebut, ada kegiatan lingkungan yang salah satunya adalah kegiatan renovasi Rumah Tidak layak Huni (RTLH). Program renovasi RTLH merupakan salah satu program yang dibutuhkan oleh masyarakat Kelurahan Situ Gede. Tercatat sudah 15 rumah yang direnovasi di kelurahan ini sejak awal pelaksanaan PNPM-MP di tahun 2008. Melalui upaya pemberdayaan tersebut, diharapkan warga masyarakat dapat terus berpartisipasi dalam pembangunan di wilayahnya. Partisipasi aktif dari warga masyarakat dapat dilakukan dengan ikut tergabung ke dalam komunitas atau kelompok Swadaya Mayarakat (KSM), Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM), maupun relawan serta warga masyarakat yang memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap wilayahnya. 4.3 Sejarah Kelompok Swadaya Masyarakat Rubah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Rubah dibentuk saat inisiasi PNPM-MP di Kelurahan Situ Gede. Dibentuk oleh Badan Keswadayaan Masyarakat yang berbasis komunitas. KSM Rubah terbentuk melalui adanya kelompok-kelompok yang sebelumnya memang sudah ada di masyarakat. Kelompok terbentuk melalui perkumpulan informal yang didasari adanya hubungan pertemanan atau pertetanggaan. KSM Rubah dalam PNPM-MP khusus menangani program pembangunan sarana dan prasarana, termasuk renovasi RTLH. Dibentuk pada tahun 2008 dan sampai saat ini sudah ada 4 KSM Rubah. Kelompok saat ini mengalami

34 perkembangan dalam sisi kelembagaannya. Perkembangan KSM Rubah I-IV, masing-masing merupakan perkembangan kelompok secara administratif. Hal ini dikarenakan pembentukkan kelompok langsung oleh BKM sebagai perpanjangan tangan dari Faskel. Disamping itu, adanya pembentukkan kepengurusan KSM Rubah yang baru, saat masa kerja dari KSM Rubah lama telah berakhir. Meskipun pelaksanaan program renovasi telah usai, KSM Rubah tetap memiliki tanggung jawab untuk menjamin daya tahan bangunan mencapai umur pakai selama lima tahun kedepan. Dengan demikian, KSM Rubah kepengurusan lama sampai saat ini masih ada dan bertanggung jawab terhadap operasi dan pemeliharaan rumah yang telah direnovasi tersebut. Secara keseluruhan, KSM Rubah dapat dilihat dari perkembangannya secara sosiologis. Hal tersebut dapat dilihat dari sejauhmana KSM Rubah berperan dalam upaya pemberdayaan dan penanggulangan kemiskinan. KSM Rubah diawal inisiasi PNPM-MP hingga saat ini mengalami perkembangan kelompok. Perkembangan kelompok ini dapat dilihat pada aspek sosiologisnya, dimana KSM Rubah terbentuk oleh adanya perkumpulan informal sebagian masyarakat. Selain itu, sebelumnya juga telah ada program P2KP, dimana kelompok yang terbentuk merupakan hasil dari perkumpulan informal tadi. Pengembangan kelompok, dengan demikian menjadi sasaran utama dalam kegiatan pembangunan berbasis komunitas. 4.3.1 KSM Rubah I KSM Rubah I terbentuk pada tahun 2008 diawal inisiasi PNPM-MP di Kelurahan Situ Gede dan sampai saat ini masih berkelanjutan. KSM ini memiliki 14 orang anggota yang kesemuanya merupakan laki-laki. Usia anggota kelompok memiliki rentang usia antara 26-46 tahun. Mayoritas anggota berpendidikan SMA atau sederajat, yaitu sebanyak 6 orang. Sebanyak 7 orang dari 14 orang anggota KSM ini berprofesi sebagai buruh bangunan dan yang lainnya sebagai wiraswasta (6 orang) serta 1 orang berprofesi di bidang jasa. Proses pembentukan KSM dilakukan setelah adanya sosialisasi dari pihak kelurahan. Di awal inisiasi program ini, fasilitator kelurahan melakukan sosialisasi kepada pihak kelurahan. Kemudian pihak kelurahan menyampaikan informasi mengenai program tersebut kepada masyarakat melalui RW atau RT

35 setempat di seluruh wilayah Kelurahan Situ Gede. Seperti yang diungkapkan oleh Pak SA sebagai berikut:.di awal program ini masuk ke kelurahan, faskel sosialisasi ke masyarakat melalui aparatur kelurahan kemudian disampaikan kepada RW dan RT di seluruh wilayah kelurahan Situ Gede. Masyarakat kemudian dikumpulkan sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan program. Perkumpulan ini bertujuan untuk merembukkan kesiapan masyarakat dalam menerima atau menolak program. Menerima ataupun menolak program dilakukan melalui musyawarah dengan memperhatikan segala konsekuensinya. Perkumpulan ini dihadiri oleh hampir seluruh masyarakat. KSM dibentuk setelah masyarakat memusyawarahkan Perencanaan Jangka Menengah (PJM). Kepengurusan BKM ditentukan oleh BKM beserta UP dengan memperhatikan orang-orang yang dapat dipercaya dalam mengelola kelembagaan tersebut dengan baik. Kepengurusan KSM ini diharapkan mampu untuk melaksanakan berbagai kegiatan atau program penanggulangan kemiskinan. Pembagian nama dalam kelompok didasarkan pada data yang diperoleh BKM melalui UP. Masyarakat yang mendaftar dalam komunitas KSM Rubah I umumnya adalah laki-laki dan berprofesi sebagai buruh bangunan sehingga sesuai untuk jenis kegiatan fisik seperti pembangunan jalan, drainase, dan RTLH. 4.3.2 KSM Rubah II KSM Rubah II terbentuk pasca pencairan dana tahapan pertama tahun 2008. Setelah kepengurusan KSM Rubah I berakhir, kemudian dibentuklah KSM Rubah II. KSM Rubah I masih bertanggung jawab terhadap pemakaian dan pemeliharaan rumah hingga mencapai umur pakai lima tahun. Sementara itu, KSM Rubah II berkewajiban menyelesaikan program RTLH dengan alokasi dana pencairan tahap kedua tahun 2008. Keanggotaan dalam KSM Rubah II berjumlah 14 orang dan kesemuanya adalah laki-laki. Anggota kelompok memiliki rentang usia antara 33-55 tahun. Mayoritas anggota berpendidikan SD, yaitu sebanyak 8 orang. Namun demikian ada pula anggota KSM yang berpendidikan SMA atau sederajat sebanyak 3 orang. Jenis pekerjaan anggota KSM ini lebih bervariasi. Anggota yang bekerja sebagai buruh bangunan sebanyak 5 orang dan bekerja di bidang jasa ada 4 orang.

36 Keanggotaan KSM Rubah II terdiri dari beberapa anggota KSM Rubah I di tambah dengan beberapa anggota baru. Keanggotaan KSM yang baru seperti halnya pada KSM Rubah I terbentuk dengan cara langsung mendaftar melalui UP pada struktur BKM. Adanya anggota lama dan anggota baru pada struktur kepengurusan KSM Rubah II merupakan langkah agar kepengurusan KSM mengalami keberlanjutan serta mengalami proses pembelajaran. Hal ini juga diupayakan agar partisipasi masyarakat semakin tumbuh dan berkembang. 4.2.3 KSM Rubah III KSM Rubah III dibentuk pada tahun 2009. KSM Rubah III dibentuk setelah kepengurusan KSM Rubah II berakhir. KSM Rubah III menggunakan alokasi dana pencairan tahap ketiga tahun 2008. Keanggotaan dalam KSM Rubah III berjumlah 10 orang, yang terdiri dari 8 orang anggota laki-laki dan 2 orang anggota perempuan. Dapat dilihat bahwa dalam KSM Rubah III ini peran serta dari perempuan sudah mulai tumbuh. Anggota kelompok memiliki rentang usia antara 27-65 tahun. Sebanyak 4 orang anggota berpendidikan SMA atau sederajat, 3 orang berpendidikan SMP atau sederajat dan sisanya merupakan lulusan SD. Sebanyak 1 orang anggota KSM tergolong kepada usia tidak produktif (67 tahun) dan berjenis kelamin perempuan. Jenis pekerjaan anggota KSM ini lebih bervariasi. Anggota yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 4 orang, di bidang jasa ada 4 orang, dan buruh bangunan 2 orang. Keanggotaan KSM Rubah III terdiri dari beberapa anggota KSM Rubah I dan II di tambah dengan beberapa anggota baru. Adanya anggota lama dan anggota baru pada struktur kepengurusan KSM Rubah III merupakan langkah agar kepengurusan KSM mengalami keberlanjutan. Hal ini juga diupayakan agar partisipasi masyarakat semakin tumbuh dan berkembang, termasuk partisipasi dari perempuan. 4.2.4 KSM Rubah IV KSM Rubah IV dibentuk pada tahun 2009 pasca pelaksanaan program RTLH oleh KSM Rubah III. KSM Rubah IV menggunakan alokasi dana pencairan tahap pertama tahun 2009. Keanggotaan dalam KSM Rubah III

37 berjumlah 11 orang, yang kesemuanya adalah laki-laki. Anggota kelompok memiliki rentang usia antara 27-46 tahun. Rentang usia tersebut tergolong kepada usia produktif. Tingkat pendidikan anggota KSM Rubah IV dapat dikatakan lebih tinggi dibanding ketiga KSM lainnya. Hal ini terlihat dari adanya anggota KSM (2 orang) berpendidikan S1, (4 orang) berpendidikan SMA, (2 orang) SMP, dan (2 orang) SD. Keanggotaan KSM Rubah IV terdiri dari beberapa anggota lama KSM Rubah, ditambah dengan beberapa anggota baru. Adanya anggota lama dan anggota baru pada struktur kepengurusan KSM Rubah IV merupakan langkah agar kepengurusan KSM mengalami keberlanjutan. Hal ini juga diupayakan agar partisipasi masyarakat semakin tumbuh dan berkembang.