BAB VI EMPATI REMAJA TERHADAP KEMISKINAN SEBAGAI AKIBAT TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VII PERSEPSI KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM ACARA TELEVISI REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI DI TRA S TV

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU

BAB IV DESKRIPSI UMUM PROGRAM DAN SMA NEGERI 1 DRAMAGA

BAB IV HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN PERILAKU MENONTON DAN KEPUASAN MENONTON REPORTASE INVESTIGASI

BAB I PENDAHULUAN. proses dimana komunikasi tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh. audiens, pusat dari komunikasi massa adalah media.

KUESIONER SURVEI PERILAKU MENONTON DAN PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM JELAJAH DI TRANS TV. : (diisi oleh peneliti)

BAB VII OPINI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB I PENDAHULUAN. program hiburan mendapat posisi yang digemari dalam khalayak.

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

Lampiran 1. Panduan Pertanyaan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

EFEK KOGNITIF, AFEKTIF, DAN KONATIF TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai individu dan anggota masyarakat mempunyai berbagai

BAB VI KESADARTAHUAN DAN PREFERENSI RESPONDEN PADA IKLAN PRODUK SIRUP MARJAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Responden Menurut Usia. responden adalah 9 tahun dan tertinggi 15 tahun. Selanjutnya distribusi

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

Keterangan: ** berhubungan sangat nyata pada (p <0,01) * berhubungan nyata pada (p <0,05)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang... 1

ABSTRACT. advertisement exposure on SCTV with the buying interest s students of

BAB VI KETERDEDAHA KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI

BAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT KESUKAAN PADA IKLAN MARJAN

RESUME PRAKTEK PENELITIAN KOMUNIKASI HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON PROGRAM KUTHANE DEWE DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN ISI BERITA YANG DIDAPAT

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN

Korelasi Tingkat Pemahaman Dengan Motivasi. Menonton Remaja, di Perumahan Cikande Permai. Blok O Rt 01 Rw 08 Serang Banten, Terhadap Program

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

KUESIONER. 1. Bacalah setiap pertanyaan dibawah ini dengan teliti dan baik. 2. Jawablah pertanyaan dengan jujur dan benar.

KUESIONER. Tayangan Sinetron India dan Pemenuhan Kebutuhan akan Hiburan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MOTIF PEMIRSA DALAM MENONTON PROGRAM JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV TERHADAP PERILAKU SOSIAL (STUDI KASUS : APARTEMEN MEDITERANIA GARDEN 2 TOWER K)

EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU

BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB II GAMBARAN UMUM RESPONDEN HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON FTV BERTEMAKAN CINTA DAN INTENSITAS

BAB III PENYAJIAN DATA. bagaimana hubungan intensitas menonton acara on the spot di tarns 7 terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah hal yang paling utama dalam kehidupan manusia.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label

BAB I PENDAHULUAN. konteks-konteks lainnya, yaitu organisasi, publik, kelompok, dan interpersonal.

PENGARUH TERPAAN TAYANGAN PROGRAM ACARA WARNA TRANS7 TERHADAP SIKAP PENONTON

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita tahu bahwa Reality Show adalah program televisi termuda yang

BAB I PENDAHULUAN. Tayangan yang menampilkan adegan-adegan kekerasan kini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa,

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terpaan iklan kopi Good day versi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Sinetron Yusra dan Yumna Di RCTI (Studi Deskriptif Pada Warga Tangerang Khususnya Desa Rempoa RW 03)

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research), yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kelebihan pencari kerja. Solusi utama mengatasi kemiskinan dan pengangguran adalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi dan keotonomiannya sendiri, sedangkan kode-kode lain yang

stand up comedy, perlu diketahui terlebih dahulu definisi stand up comedy. Secara definisonal oleh Greg Dean, stand up comedy adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah pemirsa iklan obat bebas di televisi yang

BAB VII HUBUNGAN TINGKAT KETERDEDAHAN DENGAN EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT

LAMPIRAN. Correlations. a1 a2 a3 a4 a5 kognitif a1 Pearson Correlation ** ** Sig. (2-tailed)

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Gambaran Tayangan Berita Liputan 6 Siang di SCTV

PROGRAM TERMEHEK-MEHEK DI TRANS TV DAN KEPUASAN PEMIRSA

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mendukung berbagai aktivitasnya. Teknologi pada era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan

EFEK PROGRAM REPORTASE INVESTIGASI DI TRANS TV TERHADAP PERSEPSI IBU-IBU RW 22 HARAPAN JAYA BEKASI UTARA

KUESIONER. No. Responden : Kepada Yth. Siswa/siswi SMU Swasta GBKP Kabanjahe di Tempat

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Hasil analisis yang ditemukan pada penelitikan pengaruh intensitas

BAB I PENDAHULUAN. Dari awal terciptanya manusia, yang dilahirkan dengan sebutan human social

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang

KUISONER PENELITIAN TAYANGAN 86 DI NET TV DAN CITRA POLISI

BAB VI PERSEPSI REMAJA TERHADAP UNSUR KEKERASAN DALAM SINETRON DI TELEVISI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tayangan sepak bola La Liga Spanyol di Tv One.

disampaikan. Respon sendiri merupakan cara yang digunakan pembaca untuk menyampaikan keinginannya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan

BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Peneliti menempuh beberapa tahap penelitian dalam pengumpulan data.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan, analisis data, dan pembahasan dapat diambil

Tayangan Iklan Ades Tiga Langkah Perubahan dalam Membentuk Sikap Green Living di Kalangan Mahasiswa

BAB 1 PENDAHULUAN. TVRI. Siaran perdananya menayangkan upacara peringatan Hari Kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. jawaban kuesioner yang diisi oleh responden. Untuk melakukan analisis ini

BAB III PENYAJIAN DATA. dengan tingkat kesadaran, tingkat kesukaan, dan tingkat keyakinan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

ABSTRAKSI. : STUDI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR PREFERENSI KONSUMSI TELEVISI LOKAL DI KOTA SEMARANG : Brian Stephanie : D2C005143

ANGKET. A. Identitas Responden 1.Nama :... 2.Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

BAB IV ANALISIS DATA. Setelah menyelesaikan tabel tunggal dan tabel silang, maka peneliti akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

71 BAB VI EMPATI REMAJA TERHADAP KEMISKINAN SEBAGAI AKIBAT TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI 6.1 Empati Remaja terhadap Kemiskinan Sebagai Akibat Terpaan Tayangan Jika Aku Menjadi Data sebaran responden hasil pengaruh terpaan tayangan Jika Aku Menjadi terhadap empati remaja (kognitif dan afektif) terhadap kemiskinan tersaji pada Tabel 7. Tabel 7. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Empati Remaja (Kognitif dan Afektif) terhadap Kemiskinan Kognitif: Afektif: Empati Remaja Jumlah (orang) Persen (%) Rendah (skor 2 sampai 4) Sedang (skor 41 sampai 6) Tinggi (skor 61 sampai 8) 11 59 15,7 84,3 Rendah (skor 2 sampai 4) Sedang (skor 41 sampai 6) Tinggi (skor 61 sampai 8) 17 53 24,3 75,7 Total 7 1, Data yang tersaji pada Tabel 7 diketahui bahwa tidak ada responden yang memiliki empati pada kognitif yang rendah terhadap kemiskinan, ternyata mayoritas responden memiliki empati pada kognitif yang tinggi terhadap kemiskinan, yaitu sebanyak 59 (84,3 persen) responden. Diketahui pula tidak ada responden yang memiliki empati pada afektif yang sedang dan mayoritas responden memiliki empati pada afektif yang tinggi terhadap kemiskinan, yaitu sebanyak 53 (75,7 persen) responden. Tidak adanya responden yang memiliki empati pada kognitif yang rendah dikarenakan tayangan Jika Aku Menjadi adalah tayangan yang mudah dimengerti oleh responden, sehingga mereka banyak mendapat pengetahuan dari tayangan tersebut. Berbeda dengan afektif, responden memiliki rasa kepekaan yang berbeda untuk merasakan apa yang orang lain alami. Oleh karena itu, hasil penelitian menunjukkan masih ada responden yang memiliki empati pada afektif yang rendah, yaitu sebanyak 17 (24,3 persen) responden. Secara keseluruhan tayangan Jika Aku Menjadi menimbulkan pengaruh empati di kalangan remaja pada tingkatan yang tinggi berdasarkan persentase yang didapat. Empati meliputi kognitif dan afektif responden terhadap kemiskinan. Secara kognitif, orang yang

72 berempati memahami apa yang orang lain rasakan baik melalui tanda-tanda atau proses atau hubungan yang sederhana. Secara afektif, orang yang berempati merasakan apa yang orang lain rasakan. Empati yang muncul, baik kognitif maupun afektif responden terhadap kemiskinan hampir seimbang. Responden memiliki empati pada tingkat kognitif dan afektif yang tinggi terhadap kemiskinan. Menurut mereka, adanya alur cerita, kemasan, dan gambar di dalam tayangan Jika Aku Menjadi, mampu membuat responden memahami apa yang orang lain rasakan, yaitu kesusahan dan penderitaan yang dialami si narasumber dalam tayangan tersebut dan orang-orang miskin di sekitar mereka, sehingga mampu memberikan pemaknaan tentang berempati terhadap orang lain. Tayangan Jika Aku Menjadi ternyata membuat responden paham tentang bagaimana cara berempati terhadap orang lain. Hal ini terbukti dari hasil survei, tidak ada satupun responden ( persen) yang tidak memiliki kognitif yang rendah terhadap kemiskinan. Selain kognitif, responden memiliki tingkat empati pada afektif yang tinggi terhadap kemiskinan. Responden menganggap bahwa tayangan Jika Aku Menjadi secara nyata menimbulkan rasa empati pada responden terhadap kemiskinan. Menurut jawaban responden, sebagian dari mereka merasa sedih, merasa terharu, merasa lebih bersyukur ketika menyaksikan tayangan tersebut. Tapi sebagian dari mereka ternyata tidak merasa tersentuh dengan tayangan tersebut. Hal ini terbukti dengan hasil survei yang menunjukkan sebanyak 17 (24,3 persen) responden memiliki afektif yang rendah terhadap kemiskinan. Menurut mereka, realita Jika Aku Menjadi tidak semuanya mewakili kehidupan orang miskin. Artinya, tidak seluruhnya benar bahwa realita yang ditayangkan dalam Jika Aku Menjadi akan menimbulkan empati bagi remaja yang menontonnya. Hal ini dapat dipahami karena responden tidak terlalu mempercayai tayangan tersebut. Berdasarkan wawancara kelompok dengan beberapa responden, mereka mengatakan bahwa dengan menonton tayangan Jika Aku Menjadi membantu menjaga nilai-nilai yang berlaku di masyarakat seperti kejujuran, kesabaran, tekun, gigih berjuang, dan tidak pernah putus asa dalam menghadapi kemiskinan yang didasarkan pada fakta yang terjadi di masyarakat yang kini sudah mulai jarang ditemukan pada beberapa program televisi. Televisi lebih banyak memberitakan pelaku-pelaku kriminalitas. Mereka juga ingin mengetahui peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan sekitar, khususnya mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat miskin di pelosok-pelosok desa yang tidak diketahui sebelumnya

73 yang memiliki sisi-sisi kehidupan yang dramatis, unik, atau jarang diketahui khalayak. Salah satu responden bernama Lia dalam diskusi tersebut mencoba berbagi cerita dari apa yang ia tahu dan apa yang ia rasakan setelah menonton tayangan Jika Aku Menjadi. Lia bercerita tentang salah satu episode Jika Aku Menjadi Nelayan Miskin Indramayu yang pernah ditonton dan diingatnya. Tayangan tersebut menceritakan kisah yang dialami seorang nelayan miskin di Indramayu yang mempunyai istri dan tiga orang anak, karena kemiskinannya seringkali nelayan ini makan nasi aking, yaitu nasi yang sudah basi kemudian dijemur dan dimasak lagi. Menurutnya, ia sangat terharu dengan tayangan episode tersebut dan rasa empati terhadap kemiskinan bertambah setelah menonton tayangan tersebut. Ternyata, apa yang disampaikan Lia pada wawancara kelompok tersebut mewakili responden lainnya tentang pendapat mereka setelah menonton tayangan Jika Aku Menjadi. Pada awalnya mereka tersentuh melihat tayangan tersebut, lalu timbul rasa kasihan dan sedih melihat narasumber pada tayangan Jika Aku Menjadi, tetapi sebagian juga mengatakan bahwa mereka kagum melihat kegigihan, kejujuran, ketekunan, dan kerja keras orang miskin dalam bertahan hidup mencari nafkah. Responden mengakui pengetahuan mereka bertambah tentang empati terhadap kemiskinan setelah menonton tayangan Jika Aku Menjadi. Selain pengetahuan, rasa emosional merekapun lebih positif. Mereka menjadi lebih peka terhadap kemiskinan yang terjadi di sekitar mereka. Adanya kepekaan ini, membuat mereka menjadi lebih bersemangat ingin membantu orang miskin di sekitar mereka. Hal ini dikarenakan adanya transfer nilai positif yang mereka rasakan setelah menonton tayangan Jika Aku Menjadi. Berdasarkan penjelasan beberapa responden dalam wawancara, mereka yang empati pada kognitif dan afektifnya tinggi terhadap kemiskinan mengatakan mereka lebih memahami apa yang dialami orang miskin di sekitar mereka, bersyukur dalam menjalani hidup, lebih menghargai orang lain, semakin bersemangat ingin membantu orang miskin, dan tidak ingin putus asa dalam menjalani hidup. 6.2 Hubungan Terpaan Tayangan Jika Aku Menjadi dengan Empati Remaja (Kognitf dan Afektif) Terpaan tayangan Jika Aku Menjadi meliputi frekuensi menonton dan durasi menonton. Hasil survei melalui kuesioner yang telah diuji menunjukkan adanya hubungan antara terpaan tayangan Jika Aku Menjadi dengan empati remaja (kognitif dan afektif) terhadap kemiskinan yang secara ringkas tersaji pada Tabel 8.

74 Tabel 8. Nilai Uji Rank Spearman Hubungan antara Terpaan Tayangan Jika Aku Menjadi dengan Empati Remaja (Kognitif dan Afektif) terhadap Kemiskinan Empati Remaja Terpaan Tayangan Jika Kognitif Afektif Aku Menjadi Sig (2-tailed) Sig (2-tailed) Frekuensi Menonton,289*,15*,271*,23* Durasi Menonton,419*,*,479*,* Keterangan : *: berhubungan nyata pada α= 5 persen Hasil penelitian membuktikan bahwa terpaan Tayangan Jika Aku Menjadi berhubungan nyata dengan empati remaja, baik kognitif maupun afektif remaja terhadap kemiskinan. Frekuensi menonton berhubungan nyata dengan kognitif dan afektif remaja terhadap kemiskinan (Sig <,5). Durasi menonton berhubungan nyata dengan kognitif dan afektif remaja terhadap kemiskinan (Sig <,5). 6.2.1 Hubungan Terpaan Tayangan Jika Aku Menjadi dengan Kognitif Hubungan terpaan tayangan Jika Aku Menjadi dengan kognitif remaja terhadap kemiskinan meliputi hubungan frekuensi menonton dengan kognitif remaja terhadap kemiskinan dan hubungan durasi menonton dengan kognitif remaja terhadap kemiskinan. 6.2.1.1 Hubungan Frekuensi Menonton dengan Kognitif Frekuensi menonton berhubungan nyata dengan kognitif remaja terhadap kemiskinan yang dijelaskan dengan hasil uji Rank Spearman, didapat bahwa Sig (,15) < α (,5), maka Ho ditolak. Jadi, dapat dinyatakan bahwa ada hubungan nyata antara frekuensi menonton dengan kognitif responden terhadap kemiskinan. Semakin tinggi frekuensi menonton maka semakin tinggi kognitif responden terhadap kemiskinan. Berdasarkan jawaban responden, mereka yang frekuensi menontonnya tinggi dalam menonton tayangan Jika Aku Menjadi lebih paham dan mengerti tentang empati. Mereka yang memiliki empati pada kognitif yang tinggi terhadap kemiskinan merasa lebih mengerti tentang keadaan orang-orang di sekitar mereka, terutama orang-orang miskin. Semakin sering mereka menonton tayangan Jika Aku Menjadi, maka pengetahuan mereka akan bertambah tentang bagaimana berempati terhadap orang lain. Hal ini juga didukung dengan jawaban responden yang mengatakan bahwa isi

75 tayangan Jika Aku Menjadi bermuatan sosial yang menggambarkan suatu realita kehidupan orang miskin, sehingga membuat mereka yang sering menontonnya semakin mengerti tentang kesusahan yang dialami orang miskin di sekitar mereka. Mereka semakin menyadari bahwa ternyata masih banyak orang-orang yang kurang beruntung dari mereka, mengalami kesusahan, sangat kekurangan namun tetap berjuang mencari nafkah untuk bertahan hidup. Menurut pengakuan sebagian dari responden mengatakan tayangan tersebut semakin membuka pikiran mereka untuk semakin mengerti kesusahan yang dialami orang-orang di sekitar mereka dan tayangan ini sangat dinilai positif untuk ditonton remaja karena dapat meningkatkan empati terhadap orang lain. Hal ini dipahami karena frekuensi menonton tiap episodenya disertai dengan kekonsistenan menonton tayangan Jika Aku Menjadi dengan waktu yang lebih teratur yang dilakukan oleh responden akan memberikan akumulasi yang berarti pada ranah kognitif responden tentang empati. Semakin banyak responden menerima hal yang positif dari apa yang ditontonnya, maka hal ini memberikan pengaruh yang positif pula terhadap responden tersebut. Tayangan Jika Aku Menjadi banyak memberikan pengetahuan yang positif, sehingga akan memberikan pengaruh yang positif pula bagi penontonnya, khususnya kemampuan untuk lebih berempati. 6.2.1.2 Hubungan Durasi Menonton dengan Kognitif Durasi menonton berhubungan nyata dengan kognitif remaja terhadap kemiskinan yang dijelaskan dengan hasil Rank Spearman, didapat bahwa Sig (,) < α (,5), maka Ho ditolak. Jadi, dapat dikatakan bahwa ada hubungan nyata antara durasi menonton dengan kognitif responden terhadap kemiskinan. Lama atau tidaknya, lengkap atau tidaknya waktu responden dalam menonton tayangan Jika Aku Menjadi menentukan tinggi atau rendahnya kognitif responden terhadap kemiskinan. Semakin lama atau lengkap durasi menonton, maka semakin tinggi pula kognitif remaja terhadap kemiskinan. Berdasarkan jawaban responden, mereka yang durasi menontonnya lengkap atau lebih lama dalam menonton tayangan Jika Aku Menjadi lebih paham dan mengerti tentang empati. Mereka yang memiliki empati pada kognitif yang tinggi merasa lebih mengerti tentang keadaan orang-orang di sekitar mereka, terutama orang-orang miskin. Semakin lengkap mereka menonton tayangan Jika Aku Menjadi pada tiap tayangan, maka pengetahuan mereka akan bertambah tentang bagaimana berempati terhadap orang lain. Mereka semakin menyadari bahwa ternyata masih banyak orang-orang yang kurang

76 beruntung dari mereka, mengalami kesusahan, sangat kekurangan namun tetap berjuang mencari nafkah untuk bertahan hidup. Menurut pengakuan sebagian dari responden mengatakan tayangan tersebut semakin membuka pikiran mereka untuk semakin mengerti kesusahan yang dialami orang-orang di sekitar mereka dan tayangan ini sangat dinilai positif untuk ditonton remaja karena dapat meningkatkan empati terhadap orang lain. Hal ini dapat dipahami bahwa semakin lengkap durasi menonton responden dalam menonton tayangan Jika Aku Menjadi ternyata mampu memberikan pengaruh empati pada kognitif responden. Hal ini dapat terjadi karena tingginya preferensi responden akan tayangan Jika Aku Menjadi yang banyak menayangkan realita sosial sebagai tayangan yang disukai responden. 6.2.2 Hubungan Terpaan Tayangan Jika Aku Menjadi di Trans TV dengan Afektif Hubungan terpaan tayangan Jika Aku Menjadi dengan afektif remaja terhadap kemiskinan meliputi hubungan frekuensi menonton dengan afektif remaja terhadap kemiskinan dan hubungan durasi menonton dengan afektif remaja terhadap kemiskinan. 6.2.2.1 Hubungan Frekuensi Menonton dengan Afektif Frekuensi menonton berhubungan nyata dengan afektif remaja terhadap kemiskinan yang dijelaskan dengan hasil uji Rank Spearman, didapat bahwa Sig (,23) < α (,5), maka Ho ditolak. Jadi, dapat dinyatakan bahwa ada hubungan nyata antara frekuensi menonton dengan afektif responden terhadap kemiskinan. Semakin tinggi frekuensi menonton atau semakin sering responden menonton tayangan Jika Aku Menjadi, maka semakin tinggi afektif remaja tentang empati. Berdasarkan jawaban responden, mereka yang frekuensi menontonnya tinggi atau lebih sering dalam menonton tayangan Jika Aku Menjadi memiliki rasa empati yang lebih tinggi. Mereka yang memiliki afektif yang tinggi tentang empati memiliki respon yang lebih positif terhadap orang lain, mereka juga lebih peka terhadap apa yang dialami orang lain. Tayangan Jika Aku Menjadi membuat responden yang sering menontonnya lebih merespon dengan positif terhadap kesusahan yang dialami orang lain di sekitar mereka, terutama orang miskin. Hal ini juga didukung dengan jawaban responden yang mengatakan bahwa isi tayangan Jika Aku Menjadi bermuatan sosial yang menggambarkan suatu realita kehidupan orang miskin, sehingga membuat mereka yang sering menontonnya semakin mengerti bagaimana merespon dan merasakan kesusahan yang dialami orang lain. Menurut pengakuan sebagian dari responden mengatakan tayangan tersebut

77 semakin membuat mereka berempati. Hal ini dipahami karena frekuensi menonton tiap episodenya disertai dengan kekonsistenan menonton tayangan Jika Aku Menjadi dengan waktu yang lebih teratur yang dilakukan oleh responden akan memberikan akumulasi yang berarti pada ranah afektif responden terhadap kemiskinan. 6.2.2.2 Hubungan Durasi Menonton dengan Afektif Durasi menonton berhubungan nyata dengan kognitif remaja terhadap kemiskinan yang dijelaskan dengan hasil uji Rank Spearman, didapat bahwa Sig (,) < α (,5), maka Ho ditolak. Jadi, dapat dinyatakan bahwa ada hubungan nyata antara durasi menonton dengan kognitif responden terhadap kemiskinan. Lama atau tidaknya, lengkap atau tidaknya waktu responden dalam menonton tayangan Jika Aku Menjadi menentukan tinggi atau rendahnya afektif responden terhadap kemiskinan. Semakin lama atau lengkap durasi menonton maka semakin tinggi pula empati pada afektif responden terhadap kemiskinan. Berdasarkan jawaban responden, mereka yang durasi menontonnya lengkap atau lebih lama dalam menonton tayangan Jika Aku Menjadi lebih tinggi afektifnya terhadap kemiskinan. Mereka yang memiliki empati pada afektif yang tinggi terhadap kemiskinan memiliki respon yang lebih positif terhadap orang lain, mereka juga lebih peka terhadap apa yang dialami orang lain. Tayangan Jika Aku Menjadi membuat responden yang lebih lengkap atau lama menontonnya lebih merespon dengan positif terhadap kesusahan yang dialami orang lain di sekitar mereka, terutama orang miskin. Hal ini juga didukung dengan jawaban responden yang mengatakan bahwa isi tayangan Jika Aku Menjadi bermuatan sosial yang menggambarkan suatu realita kehidupan orang miskin, sehingga membuat mereka yang lebih lengkap atau lebih lama waktu menonton setiap episodenya, semakin mengerti bagaimana merespon dan merasakan kesusahan yang dialami orang lain. Hal ini dapat dipahami bahwa semakin lengkap durasi menonton responden dalam menonton tayangan Jika Aku Menjadi ternyata mampu memberikan pengaruh empati pada afektif responden terhadap kemiskinan. Hal ini dapat terjadi karena tingginya preferensi responden akan tayangan Jika Aku Menjadi yang banyak menayangkan realita sosial sebagai tayangan yang disukai responden. 6.2.3 Tayangan Jika Aku Menjadi Episode Pembuat Gelang Simpay (Sabtu, 1 Mei 21 Pukul 17.3 WIB)

78 Pada penelitian ini, tayangan Jika Aku Menjadi tidak hanya secara keseluruhan, namun diambil juga satu episode khusus untuk membandingan bagaimana empati yang terbentuk pada responden jika melihat secara keseluruhan tayangan Jika Aku Menjadi yang pernah ditonton dengan tayangan satu episode khusus saja. Tiga hari sebelum tayangan episode Pembuat Gelang Simpay tayang, peneliti meminta responden untuk menonton tayangan tersebut yang akan tayang pada hari Sabtu, 1 Mei 21 pukul 17.3 WIB di Trans TV. Empati remaja terhadap kemiskinan (kognitif dan afektif) pada episode Pembuat Gelang Simpay secara ringkas tersaji pada Tabel 9. Tabel 9. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Empati Remaja (Kognitif dan Afektif) terhadap Kemiskinan Episode Pembuat Gelang Simpay Kognitif: Afektif: Empati Remaja Jumlah (orang) Persen (%) Rendah (skor 1 sampai 2) Sedang (skor 21 sampai 3) Tinggi (skor 31 sampai 4) 29 41 41,4 58,6 Rendah (skor 1 sampai 2) Sedang (skor 21 sampai 3) Tinggi (skor 31 sampai 4) 9 61 12,9, 87,1 Total 7 1, Pada Tabel 9 dapat diketahui bahwa tidak ada responden yang memiliki empati pada kognitif yang rendah terhadap tayangan episode Pembuat Gelang Simpay, karena responden memiliki empati pada kognitif tinggi episode Pembuat Gelang Simpay, ternyata mayoritas responden memiliki empati pada kognitif yang tinggi, yaitu sebanyak 41 (58,6 persen) responden. Diketahui pula pada tidak ada responden yang memiliki empati pada afektif yang sedang dan mayoritas responden memiliki empati pada afektif yang tinggi terhadap tayangan episode Pembuat Gelang Simpay, yaitu sebanyak 61 (87,1 persen) responden. Tidak adanya responden yang memiliki empati pada kognitif yang rendah dikarenakan tayangan Jika Aku Menjadi episode Pembuat Gelang Simpay adalah tayangan yang mudah dimengerti oleh responden, sehingga mereka banyak mendapat pengetahuan dari tayangan tersebut. Berbeda dengan afektif, responden memiliki rasa kepekaan yang berbeda untuk merasakan apa yang narasumber alami pada tayangan tersebut. Oleh karena itu, hasil penelitian menunjukkan masih ada responden yang memiliki empati pada afektif yang rendah, yaitu sebanyak 9 (12,9 persen) responden.

79 6.3 Resume Berdasarkan pembahasan di atas diketahui bahwa: 1. Secara keseluruhan responden memiliki tingkat empati pada kognitif dan afektif yang tinggi terhadap kemiskinan setelah menonton tayangan Jika Aku Menjadi. 2. Secara keseluruhan terpaan tayangan Jika Aku Menjadi berhubungan nyata dengan empati remaja terhadap kemiskinan, baik kognitif maupun afektif. 3. Responden memiliki tingkat empati pada kognitif dan afektif yang tinggi terhadap kemiskinan setelah menonton tayangan Jika Aku Menjadi episode Pembuat Gelang Simpay.