BAB I PENDAHULUAN. manusia secara profesional, di harapkan pegawai bekerja secara produktif.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dukungan dari pegawai yang kompeten dan terampil. maka kemungkinan untuk

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya yang paling penting dalam setiap organisasi adalah Sumber

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

SS = Sangat Setuju (Skor 4) S = Setuju (Skor3) TS = Tidak Setuju (skor 2) STS = Sangat Tidak Setuju (Skor 1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat PT. Global Artha Futures

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, untuk

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

I. PENDAHULUAN. dimaksud adalah melancarkan kegiatan pelayanan publik, dan memberikan

Pada dasarnya setiap perusahaan melakukan aktivitas untuk mencapai. tujuannya melalui kombinasi sumber daya yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. organisasi disamping modal, material, mesin, dan sumber daya lainnya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. kerja, disiplin kerja, kinerja dan aspek-aspek lainnya. Hal ini akan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam

I. PENDAHULUAN. keberhasilan dan pencapaian tujuan organisasi, dalam rangka pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. kali pemimpin memberikan tambahan penerimaan yang lain sebagai upaya lebih menghargai

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai faktor penggeraknya. Dalam sumber daya manusia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur Negara

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan maka akan dapat diketahui kesalahan-kesalahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN. disiplin kerja yang baik. Hal ini berkaitan dengan kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai tepat pada

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II. Sumber: Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. dapat menentukan tercapainya sebuah tujuan dari sebuah organisasi, tak dapat. peran aktif sumber daya manusia didalamnya.

I. PENDAHULUAN. Unsur terpenting dalam sebuah organisasi ialah manusia. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. di pengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia dalam menjalankan fungsi-fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan baik atau tidak. Disiplin juga merupakan bentuk pengendalian diri bagi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, dan pembangunan. Pegawai Negeri Sipil unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Eximbank atau Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)

BAB I PENDAHULUAN. yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas suatu perusahaan dalam menapai tujuan tersebut diperlukan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan tertentu. Aktivitas di dalam instansi pemerintahan selalu diarahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. akan berkurang. Menciptakan kepuasan kerja karyawan tidaklah mudah karena

BAB I PENDAHULUAN. orang yang terbagi menjadi karyawan direktorat, non- direktorat, proyek dan

PROPOSAL INOVASI PELAYANAN PUBLIK Judul Inovasi : Penerapan Sistem Manajemen Absensi Real Time (SMART) melalui Face Scan.

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari tingkat pusat hingga tingkat daerah. memberikan sumbangan yang optimal bagi perusahaan. Dan salah satu faktor

baik, maka diharapkan produktivitas perusahaan secara keseluruhan akan meningkat sehingga perusahaan akan mencapai tujuan yang di inginkan.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil

BAB I PENDAHULUAN. penggerak seluruh aktivitas perusahaan (Larasati, 2014). Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi organiasi dalam mengelola,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau organisasi mempunyai alat-alat teknologi yang canggih, namun

I. PENDAHULUAN. (SDM) lah yang dapat mendayagunakan sumber-sumber daya organisasi lainnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI KELURAHAN SUKAKARYA KECAMATAN TAROGONG KIDUL KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut yaitu untuk meningkatkan kinerja karyawan.

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi serta memiliki

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang dapat menjadi landasan untuk penelitian yang sekarang

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Instansi Pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orangorang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan

2015 PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PURWAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan dalam suatu organisasi merupakan aset terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. negara maju. Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. dan membawa dampak positif bagi organisasi maupun diri sendiri. Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan yang sangat dominan dalam aktifitas organisasi, karena

BAB I PENDAHULUAN. cara melakukan perbaikan dan peningkatan kondisi internal dan eksternal

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yang professional semuanya

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. adalah Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. saja nilai komporatif tetapi juga nilai komperatitif-generatif-inovatif dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK (KESBANGPOL) KABUPATEN SAROLANGUN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi. mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Disiplin Kerja Pegawai. kehidupan kelompok atau organisasi, baik organisasi formal maupun non

BAB I PENDAHULUAN. aset utama dari suatu instansi maupun perusahaan. Setiap sistem organisasi baik

I. PENDAHULUAN. dan sistem. Sumber daya organisasi terpenting yang harus dimiliki oleh instansi

BAB I PENDAHULUAN. Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan

BAB I PENDAHULUAN. terpenting disamping unsur lain, seperti modal, bahan baku, dan mesin. Tidak ada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen kepegawaian atau sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan atau instansi pemerintahan dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi secara produktif untuk tercapainya tujuan perusahaan. Perkembangan suatu organisasi sangatlah bergantung pada pada produktivitas tenaga kerja, dan baik tidaknya kinerja dalam organisasi tersebut dapat di lihat dari displin kerja pegawai yang ada di dalam organisasi tersebut. Dengan peraturan manajemen sumber daya manusia secara profesional, di harapkan pegawai bekerja secara produktif. Pengelolaan pegawai secara profesional ini harus dimulai sejak perektutan pegawai, penyeleksian, pengklasifikasian, penempatan pegawai sesuai dengan kemampuan, penataran, dan pengembangan kariernya. Dalam penyeleksian sumber daya manusia, lembaga atau organisasi tidak hanya mengharapkan sumber daya manusia yang terampil, namun juga mengharapkan sumber daya manusia yang mau bekerja dengan giat dan disiplin untuk mencapai hasil kerja yang maksimal. hal ini menunjukan bahwa setiap organisasi harus memiliki peraturan dan norma- norma yang di buat di dalam organisasi atau lembaga tersebut untuk dapat meningkatkan tingkat kedisiplinan seorang pegawai. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset terpenting dalam sebuah organisasi yang dapat menggerakan sumber daya lainnya. SDM secara tidak 1

2 langsung dapat mempengaruhi efisiensi dan efektifitas perusahaan. Bedasarkan uraian di atas, maka perusahaan di tuntut adanya peranan penting dalam manajemen SDM, untuk mengatur dan mengembangkan kemampuan pegawai dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dengan senantiasa memberikan pembianaan, memberitahukan perturan dan norma-norma yang ada di dalam organisasi, dan menjaga kepuasan pegawai yang ada di dalam organisasi tersebut sehingga tingkat kedisiplinan pegawai tetap terjaga dengan baik. Puskesmas kecamatan setiabudi adalah lembaga pemerintahan yang bergerak di bidang kesehatan yang berada di Jl. Halimun no.13 jakarta selatan di dirikan pada tahun 1970. Puskesmas ini pada tahun 2013-2014 mengalami permasalahan pada pegawai yang bekerja di lingkungan puskesmas, di lihat dari daftar absensi banyak pegawai yang hadir tidak tepat waktu dan juga banyak pegawai yang pulang sebelum jam kerja selesai. Permasalahan yang terjadi di puskesmas tersebut dapat mempengaruhi tingkat kedisiplinan kepegawaian. Disiplin kerja dapat di artikan sebagai pelaksaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi (Keith Davis, 1985) tingkat kedisiplinan pegawai secara tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja pegawai dalam suatu organisasi. Singodimedjo (2002), mengatakan bahwa disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma peraturan yang berlaku di sekitarnya.

3 Disiplin karyawan yang baik akan mempercepat tujuan perusahaan, sedangkan disiplin yang merosot akan menjadi penghalang dan memperlambat percapaian tujuan perusahaan. Tujuan utama disiplin adalah untuk meningkatkan efisiensi semaksimal mungkin dengan mencegah pemborosan waktu dan energi. Ketidakdisiplinan dan kedisiplinan dapat menjadi panutan orang lain, jika lingkungan kerja semuanya disiplin, maka pegawai lain akan ikut disiplin, tetapi jika lingkungan kerja organisasi tidak disiplin, maka seorang pegawai juga akan ikut tidak disiplin. Untuk itu sangat sulit bagi lingkungan kerja yang tidak displin tetapi ingin menerapkan kedisiplinan pegawai, karena lingkungan kerja akan menjadi panutan bagi para pegawai. Tingkat kedisiplinan pegawai bisa di pengaruhi oleh beberapa faktor, faktor di antaranya yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah faktor komitmen organisasional, Kepuasan kerja dan motivasi pegawai. komitmen organisasi yang dimaksud adalah peraturan yang di buat dalam organiasi tersebut. Namun di dalam instansi pemerintahan peraturan tersebut di buat bedasarkan peraturan pemerintah, peraturan pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang disiplin pegawai. Bedasarkan peraturan tersebut jam kerja masuk PNS (Pegawai Negeri Sipil) yaitu pukul 07.30, Dengan adanya peraturan tersebut banyak pegawai yang harus pitar-pintar dalam mengatur waktu untuk berangkat kerja. Konsep komitmen organisasional berkaitan dengan keterlibatan orang dengan organisasi dimana mereka bekerja dan keterikatan di dalam organisasi tersebut.

4 Greenberg dan Baron (2003) memberikan pengertian komitmen organisasional sebagai suatu tingkatan dimana individu mengidentifikasikan dan terlibat dengan organisasinya dan/atau tidak ingin menginggalkannya. Jadi pegawai mempunyai keterikatan atau tanggung jawab atas pekerjaannya, jika ada pegawai yang masuk kantor pukul 07.30 akan di anggap terlambat dan di hitung jumlah menit keterlambatan pegawai tersebut yang akan mengurangi jumlah tunjangan yang di berikan. Jika keterlambatan pegawai terlalu lama maka pegawai tersebut tidak akan mendapatkan tujangannya. Komitmen organisasional juga sering di definisikan sebagai sebuah keinginan kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi tertentu, keinginan untuk mendesak usaha pada tingkat tinggi atas nama organisasi dan keyakinan yang pasti dalam dan penerimaan atas nilai nilai dan tujuan organisasi. Dengan kata lain komitmen adalah suatu sikap yang mencerminkan loyalitas pekerja pada organisasi dan merupakan suatu proses yang sedang berjalan melalui nama peserta organisasi yang menyatakan perhatian mereka terhadap organisasi dan kelanjutan keberhasilan dan kesejahteraannya. Selain komitmen organisasional, kepuasan kerja pegawai juga dapat mempengaruhi menurunya tingkat disiplin pegawai, kepuasan setiap pegawai tentunya berbeda-beda ada yang merasa puas pada pekerjaanya dan juga ada yang yang merasa tidak puas akan pekerjaanya.

5 Persoalan yang di hadapi oleh pimpinan bagaimana cara untuk dapat mengukur tingkat kepuasan seorang pegawai, Colquitt, Lepine dan Wesson melihat adanya dua unsur yang terkandung dalam kepuasan kerja, yaitu Value fulfillment atau pemenuhan nilai dan Satisfaction with the work itself atau kepuasan atas pekerjaan itu sendiri. Seorang pegawai akan merasa puas apabila nilai yang mereka inginkan terpenuhi, di peroleh Value fulfillment. Adapun faktor yang menyebabkan seorang pegawai merasa tidak puas yang dapat mempengaruhi tingkat kedisiplinan yaitu kurangnya motivasi, kurangnya motivasi dari pimpinan organisasi dapat mempengaruhi tingkat kedisiplinan seorang pegawai. Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mendorong gairah kerja atau semangat kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemapuan dan keterlampilan untuk mewujudkan tujuan tujuan perusahaan (hasibuan,1999). Dalam mewujudkan tujuan perusahaan, tidak hanya kemampuan dan keterlampilan yang harus di perhatikan namun disiplin pegawai di dalam suatu organisasi juga merupakan peran penting yang harus di perhatikan. Karena baik buruknya organisasi dapat di lihat dari tingkat kedisiplinan pegawainya. Wexley & yukl (1977) mengemukakan motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif atau dapat pula di artikan sebagai hal atau keadaan menjadi, motif. Jadi, motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama,

6 bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan (hasibuan, 1999). Usaha untuk menekan angka keterlambatan pegawai dan untuk meningkatkan tingkat disiplin pegawai dapat di mulai dari pemberian saksi tegas jika ada pegawai yang sering tidak masuk kerja dan sering terlambat. Seperti tindak pemberian surat peringatan kepada pegawai yang sering terlambat bahkan sering tidak masuk kantor. Dan untuk dapat meningkatkan tingkat disiplin kerja seharusnya pemimpin dapat memberikan motivasi berupa penghargaan baik dalam bentuk bonus tambahan diluar tunjangan maupun penghargaan lainya supaya pegawai semangat untuk dapat hadir tepat waktu. Dalam penelitian ini di arahkan untuk mengetahui keterkaitan antar variable komitmen organisasional, kepuasan kerja dan motivasi dengan disiplin pegawai. Pengambilan objek dalam penelitian ini pada Puskesmas Kecamatan setiabudi Jl.Halimun no.13 jakarta selatan, merupakan intansi pemerintah yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Mengapa peneliti ingin mengadakan penelitian di puskesmas kecamatan setiabudi karena saat penulis melakukan pra-survey ke puskesmas tersebut masih banyak pegawai yang belum hadir sedangkan waktu hampir menunjukan pukul 08.00, dan setelah penulis bertanya-tanya kepada beberapa pegawai memang banyak pegawai yang terlambat hadir di karenakan faktor kemacetan dan ada beberapa pegawai yang terlambat di

7 karenakan kurangnya motivasi dari organisasi tersebut yang membuat pegawai malas untuk hadir tepat waktu. Dan adapun hasil wawancara terhadap kepala puskesmas tersebut saat penulis meminta izin untuk melakukan penelitian di puskesmas tersebut, kepala puskesmas tersebut hanya mengatakan banyaknya pegawai yang terlambat di karenakan faktor kemacetan. 1.1 Tabel Rekapitulasi keterlambatan pegawai tahun 2013-2014 No. Bulan Jml pegawai Jml Pegawai terlambat Presentase keterlambatan 7.30 2013 2014 2013 2014 1. Januari 60 47 45 78% 75% 2. Febuari 60 44 38 73% 63% 3. Maret 60 42 40 70% 67% 4. April 60 37 47 62% 78% 5. Mei 60 43 47 72% 78% 6. Juni 60 43 50 72% 83% 7. Juli 60 46 51 77% 85% 8. Agustus 60 39 50 65% 83% 9. September 60 40 48 67% 80% 10. Oktober 60 48 49 80% 82% 11. November 60 39 50 65% 83% 12. Desember 60 37 50 62% 83% jumlah 505 565 70% 78% Sumber : Puskesmas kecamatan Setiabudi, 2015 Dari tabel diatas terlihat bahwa pegawai puskesmas kecamatan setiabudi jakarta selatan tahun 2013 tingkat keterlambatan pegawainya meningkat 8% pada tahun 2014. Bedasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, judul dalam penelitin ini adalah pengaruh komitmen

8 organisasional, kepuasan kerja motivasi terhadap disiplin pegawai pada puskesmas kecamatan setiabudi jakarta selatan 1.2 Idetifikasi Masalah Beberapa masalah yang dapat di identifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kurangnya sanksi tegas untuk membuat efek jera kepada pegawai yang terlambat sehingga banyak pegawai yang tidak takut jika terlambat. 2. Peraturan yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan pegawai sehingga banyak pegawai yang bermasalah dengan jam masuk kantor. 3. Kurang motivasi untuk membangkitkan semangat pegawai sehingga pegawai tidak terdorong untuk dapat hadir tepat waktu. 1.3 Pembatasan Masalah Untuk memudahkan dalam penelitian ini, maka batasan permasalahan yang akan diuraikan, antara lain : 1. Disiplin kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah keterlambatan pegawai, baik secara di sengaja maupun tidak di sengaja 2. Penelitian ini di lakukan di puskesmas kecamatan setiabudi dan yang menjadi responden dalam penelitan ini adalah pegawai tetap (PNS) sebanyak 60 pegawai dari semua bagian. 1.4 Perumusan Masalah Bedasarkan latar belakang masalah di atas maka perumusan masalah yang di ajukan dalam penelitian ini :

9 1. Apakah komitmen organisasioal mempengaruhi disiplin kerja pada puskesmas kecamatan setiabudi jakarta selatan 2. Apakah kepuasan kerja mempengaruhi disiplin kerja pada puskesmas kecamatan setiabudi jakarta selatan 3. Apakah motivasi mempengaruhi disiplin kerja pada puskesmas kecamatan setiabudi jakarta selatan 4. Apakah komitmen organisasional, kepuasan kerja dan motivasi mempengaruhi disiplin kerja pada puskesmas kecamatan setiabudi jakarta selatan 5. Apakah ada pengaruh yang dominan antara komitmen organisasi, kepuasan kerja dan motivasi terhadap disiplin pegawai puskesmas kecamatan setiabudi 1.5 Tujuan Peneltian Tujuan penelitian secara khusus adalah menemukan faktor faktor mana saja yang secara signifikan mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat disiplin kerja pegawai, adapun tujuan dari penelitian ini secara rinci adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasional terhadap disiplin pegawai puskesmas kecamatan setiabudi jakarta selatan 2. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap disiplin pegawai puskesmas kecamatan setiabudi jakarta selatan 3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap disiplin pegawai puskesmas kecamatan setiabudi jakarta selatan

10 4. Untuk mengetahui pengaruh antara komitmen organisasional, kepuasan kerja dan motivasi terhadap disiplin pegawai puskesmas kecamatan setiabudi jakarta selatan 5. Untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh paling dominan antara komitmen organisasional, kepuasan kerja dan motivasi terhadap disiplin pegawai puskesmas kecamatan setiabudi jakarta selatan 1.6 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini penulis berharap dapat membantu dan berguna untuk semua pihak yang membaca penelitian ini. 1. Bagi organisasi Masukan bagi puskesmas kecamatan setiabudi dalam membuat kebijakan pemberian sanksi terhadap pegawai yang melanggar peraturan dan pemberian motivasi baik dalam bentuk finansial maupun non finansial untuk pegawai yang tidak terlambat dalam kurun waktu 1bulan agar dapat meminimalisir tingkat keterlambatan pegawai yang dapat mempengaruhi disiplin kerja. 2. Bagi pihak lain Bahan bacaan tambahan khususnya untuk menambahkan ilmu ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan disiplin kerja. Dan dari hasil penelitian ini dapat diharapkan untuk menjadi referensi dan informai yang bisa di jadikan bahan dasar untuk penelitian berikutnya.