LARI ESTAFET. Materi Lari Estafet Kelas XI 1, design Baramasto

dokumen-dokumen yang mirip
Pengertian Lari Estafet

D i Yunani, estafet obor diselenggarakan dalam hubungannya pemujaan leluhur pemujaan leluhur dan untuk meneruskan api ramat jajahan- jajahan baru. A p

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KAJIAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KAJIAN HIPOTESIS. atau bertanding. Istilah lain yang menggunakan kata atletik adalah athletic (bahasa

BAB II. out-put dari pembelajaran yaitu terjadinya perubahan terhadap subjek yang mempelajari sesuatu,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Selanjutnya menurut Nurhuda dan Kusumawaty (2010 : 47) bahwa istilah

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. olahraga apapun, mengandung unsur-unsur atletik. Adapun unsur-unsur atletik

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini

Sejarah Lempar Lembing

METHODIK DASAR GERAK ATHLETIK

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sanila, 2013

TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Abstrak ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelaksanaan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan

PERATURAN BARIS BERBARIS

Pada olahraga softball, bola dilempar dari bawah ke atas. Sedangkan Baseball dari atas lurus ke arah pemukul (Batter)

MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 10 TAHUN (16 model permainan)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP

BAB II KAJIAN TEORI. Mengatakan keterampilan yaitu kemampuan seseorang untuk. menggunakan akal, fikiran, ide dan kreativitasnya dalam mengerjakan,

PANDUAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN USIA DINI CABANG OLAHRAGA ATLETIK. Bidang permainan atletik adalah pertama-tama untuk memotivasi

BERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. SMK Negeri 1 Kediri

H. Kajian Pustaka 1. Hakekat Belajar Mengajar Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak

LARI GAWANG OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 II. PERSYARATAN PESERTA UNTUK MASING-MASING FAKULTAS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. dengan arah lemparan yang telah ditentukan. Menurut Fadillah Rachmat

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Makalah Pendidikan Jasmani Olahraga Softball

Lompat jangkit ( Triple Jump ) 1

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

MAKALAH LARI JARAK JAUH, JARAK PENDEK, DAN JARAK MENENGAH

PERATURAN PERLOMBAAN GERAK JALAN BEREGU

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan jasmani. Kegiatan diarahkan dan dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui berbagai aktvitas jasmani yang bertujuan untuk mengembangkan indvidu

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

LARI JARAK PENDEK (SPRINT)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LARI ESTAFET MELALUI METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SDN 1 OTI. Anis

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

ABSTRAK. Kata kunci : kemampuan lari pendek melalui pendekatan pembelajaran variatif ditandai dengan peningkatan nilai rata-rata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

Materi Permainan Bola Basket Lengkap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN LOMBA Desember Diselenggarakan oleh : MONASTANA Speed Skating Club - Jakarta

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. A. Standar kompetensi B. Kompetensi dasar

PERMAINAN MENUJU CABANG OLAHRAGA SOFTBALL

BAB II HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING DENGAN MODIFIKASI MEDIA BOLA BEREKOR

DALAM KEGIATAN BRIDGING COURSE

Modul 2 Permainan Anak dengan Alat

Peta Konsep GERAK RITMIK

PERATURAN LOMBA INLINE SKATE OPEN VENI VIDI VICI APRIL 2011 A. PERSYARATAN PESERTA

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

BAB 1 GERAK DASAR KATA KUNCI BERJALAN MEMUTAR MELEMPAR BERLARI MENGAYUN MENANGKAP MELOMPAT MENEKUK MENENDANG

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER

SILABUS PEMBELAJARAN

PEDOMAN KIDS ATHLETICS (Perlombaan Atletik Untuk Anak SD) 1. Sprint / Gawang : Estafet bolak-balik dengan kombinasi sprint dan gawang.

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

PENERAPAN METODE PERMAINAN LARI SAMBUNG MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 2 A SDN TANGGUL KULON 03 JEMBER

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B) ( Bag. I )

PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI MENGGUNAKAN MEDIA YANG DIMODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU. Samiun Alim

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Istilah atletik berasal dari kata athlon(bahasa yunani) yang berarti berlomba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani,

Memperagakan teknik dasar permainan dan olahraga berdasarkan konsep yang benar dan memiliki sikap serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN. beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan terbuka. Jika ingin menguasai

2015 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FLYING DISC TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN LEMPAR CAKRAM DI SMPN 1 LEMBANG

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN Penyusun : MGMP DKI

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemukul dan regu penjaga. Regu pemukul berusaha mendapatkan nilai dengan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lain yang menggunakan kata atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Yunani athon yang berarti kontes. Atletik merupakan cabang olahraga

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN INTERAKTIF KEMAMPUAN GERAK DASAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Isa Ansori dan Sukardi PGSD FIP UNNES

MAKALAH PENJASKES LARI JARAK JAUH

PERATURAN LOMBA 2 3 SEPTEMBER 2016

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas

ATLETIK. Oleh Bebbi Oktara KATA PENGANTAR

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai

KRITERIA/KETUNTASAN PENSKORAN. No Aspek Komponen Skor Keterangan 1 Sikap Badan 1. Condong ke depan 2. Pandangan ke depan 3.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

5. Berkaitan dengan keterampilan seperti kelentukan, daya tahan otot, daya tahan kardiorespiratori, keseimbangan, koordinasi, dan persepsi kinestetik.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU): Peserta menguasai dasar-dasar atletik untuk siswa Sekolah Dasar

BENTUK-BENTUK LATIHAN MULTILATERAL

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Transkripsi:

LARI ESTAFET Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang tertua yang telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba sampai dewasa ini. Bahkan, boleh dikatakan sejak adanya manusia di muka bumi ini, atletik sudah ada karna gerakan- gerakan yang terdapat dalam cabang olahraga atletik, seperti berjalan, berlari, melompat, dan melempar adalah gerakan yang dilakukan oleh manusia yang dilakukannya seharihari. Lari sambung adalah salah satu jenis lari dalam atletik khususnya pada nomor lari. Lari sambun dimulai dari bangsa Aztec. Inka, dan maya bertujuan untuk meneruskan berita yang telah diketahui sejak lama. Di Yunani, estafet obor diselenggarakan dalam hubungannya dengan pemujaan leluhur dengan pemujaan leluhur dan untuk meneruskan api keramat ke jajahan-jajahan baru. Api olimpiade Berlin,berasal dari tradisi yunani tersebut. Lari estafet 4 x 100 meter dan 4x 400 meter bagi laki-laki dalam bentuk sekarang ini, pertama-tama diselenggarakn pada olimpiade Stockholm tahun 1912. estafet 4 x 400 meter bagi wanita diselenggarakan sejak tahun 1928 dan menjadi nomor olimpiade serta 4 x 400 meter mulai dilombakan sejak tahun 1972. Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu lomba lari pada perlombaan atletik yang dilaksanakan secara bergantian atau beranting. Dalam satu regu lari sambung terdapat empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor pelari lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari sebelumnya ke pelari berikutnya. Nomor lari estafet yang sering diperlombakan adalah nomor 4 x 100 meter dan nomor 4 x 400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik saja yang diperlukan tetapi pemberian dan penerimaan tongkat di zona atau daerah pergantian serta penyesuaian jarak dan kecepatan dari setiap pelari.

A. Sejarah Lari Estafet Lari sambung dimulai dari bangsa Aztek, Inka, dan Maya bertujuan untuk meneruskan berita yang telah diketahui sejak lama. Di Yunani, estafet obor diselenggarakan dalam hubungannya dengan pemujaan leluhur dan untuk meneruskan api keramat ke jajahan-jajahan baru. Tradisi api olimpiade berasal dari tradisi Yunani tersebut. Lari estafet 4 x 100 meter dan 4 x 400 meter bagi pria dalam bentuk sekarang ini, pertama-tama diselenggarakan pada olimpiade tahun 1992 di Stockholm. Estafet 4 x 100 meter bagi wanita sejak tahun 1928 menjadi nomor olimpiade dan 4 x 400 meter dilombakan sejak tahun 1972. B. Peraturan Lari Estafet Masing-masing pelari mempunyai peran penting dalam olahraga lari estafet. Oleh karena itu, kekompakan dan irama lari juga harus selalu dijaga. Dalam jarak tempuh 4 x 100 meter, pelari tidak diperbolehkan untuk menjatuhkan tongkat estafet. Jadi harus benar-benar dilatih cara mengoper tongkat. Karena bila terjatuh, peserta lari akan langsung didiskualifikasi. Berbeda halnya dengan olahraga lari estafet dengan jarak tempuh 4 x 400 meter. Karena jarak tempuh yang lebih jauh, maka peraturannya pun lebih ringan. Peserta lari boleh menjatuhkan dan mengambil kembali tongkat estafet yang terjatuh. Tetapi resikonya adalah kalah. Karena ketika peserta lari mengambil tongkat, maka dipastikan peserta tersebut akan jauh tertinggal dari peserta-peserta lai C. Tongkat Estafet Tongkat estafet adalah benda yang diberikan secara bergilir dari satu peserta ke peserta lari lainnya dalam satu regu. Karena itu, tongkat ini pun tidak sembarang tongkat. Ukurannya dibuat sesuai dan pas dengan panjang genggaman pelari pada umumnya. Ukuran tongkat yang digunakan pada lari estafet adalah: Panjang tongkat : 29 30 cm Diameter tongkat : 3,81 cm (dewasa) dan 2,54 cm (anak-anak) Berat tongkat : 50 gr

D. Teknik Dasar 1. Teknik Memegang Tongkat Estafet Tongkat dipegang pada ujung hingga setengah bagian dengan tangan kanan atau kiri, sedangkan setengah bagian tongkat untuk dipegang oleh penerima tongkat estafet berikutnya. 2. Teknik Start untuk Lari Estafet A - ditekan oleh jari di telapak; B - jari tengah dan minimum; C - antara ibu jari dan jari tengah; D - antara jari tengah dan jari manis dan E - dengan jempol dan telunjuk. Pelari pertama menggunakan start jongkok. Hal yang perlu diperhatikan pelari pada saat start yaitu tangan ditempatkan di belakang garis start dan tongkat yang dipegang tidak menyentuh garis start. E. Teknik Memberi dan Menerima Tongkat Estafet Cara memberi dan menerima tongkat sambil lari 1. a Adalah pelari yang membawa tongkat 2. b dan c adalah daerah pra zone /awal berlarinya pelari yang akan menerima tongkat, pra zone panjangnya adalah 10 meter

3. c dan d adalah daerah wessel zone tempat terjadinya pertukaran tongkat dari pelari yang membawa tongkat ke pelari yang di depannya. Wessel zone panjangnya 20 meter. Sebaiknya pergantian tongkat terjadi mendekati garis akhir wessel zone. Pergantian tongkat yang terjadi di luar daerah pergantian akan menyebabkan diskualifikasi. Berdasarkan posisi tangan penerima, terdapat dua macam cara memberi dan menerima tongkat estafet, yaitu: 1. Memberikan tongkat estafet dari atas Teknik ini dipergunakan apabila telapak tangan penerima menghadap ke atas. 2. Memberikan tongkat estafet dari bawah ke atas Teknik ini dipergunakan apabila telapa tangan penerima tongkat estafet menghadap ke bawah. Dalam menerima tongkat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Visual (dengan melihat), yaitu penerim tongkat berpaling ke belakang untuk melihat pemberi tongkat.

2. Non visual (tanpa melihat), yaitu penerima tonbgkat tidak melihat pemberi tongkat. Kunci keberhasilan pelari estafet terletak pada pergantian tongkat. Serangkaian teknik lari sambung (estafet) dari start hingga terjadinya pergantian pemegang tongkat. F. Strategi Penyusunan Regu Lari Estafet Agar dapat dicapai prestasi malsimal, diperlukan strategi dalam pemilihan pelari. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menyusun regu atau tim lari estafet, yaitu: 1. Pelari pertama a. Pilihlah pelari yang memiliki start yang baik dan memiliki keahlian lari di tikungan. b. Pelari pertama merupakan pelari yang tercepat pertama atau kedua agar dapat memberika posisi memimpin. 2. Pelari kedua a. Pelari kedua mempunyai tanggung jawab sebagai pnerima dan pemberi. b. Mempunyai daya tahan yang baik, sebab ia harus berlari cepat menempuh jarak 120 m 130 m. c. Pelari yang kurang mahir ditikungan dapat dipilih sebagai pelari kedua. 3. Pelari ketiga a. Pelari ketiga memiliki rasa tanggung jawab yang besar, karena harus bertindak sebagai penerima dan pmberi tongkat. b. Pelari ketiga memiliki keahlian lari di tikugan. c. Memiliki daya tahan sebagai pelari 200 m. 4. Pelari keempat a. Pelari keempat merupakan pelari tercepat pertama atau kedua.

b. Pelari keempat memiliki daya juang yang besar, karena pelari ini akan menentukan menang atau kalahnya regu atau tim. G. Teknik Masuk Finish Teknik masuk finish ada 3 macam, yaitu: 1. Lari terus tanpa mengubah kecepatan lari. 2. Membusungkan dada ke depan. 3. Merebahkan badan ke depan seperti orangj atuh tersungkur. Di dalam pelaksanaan lari estafet, dimungkinkan terjadi beberapa kesalahan pada saat pergantian tongkat. Kesalahan tersebut dapat dilakukan oleh penerima maupun pemberi tongkat. Kesalahan yang dilakukan oleh penerima, yaitu: 1. Start yang terlambat sehingga cepat terkejar oleh pelari dibelakangnya sebelum mencapai kecepatan maksimum.

2. Terlalu cepat melakukan start sehingga mngganggu lari pemberi tongkat. 3. Larinya terlalu ke tengah sehingga mengganggu lari pemberi tongkat. 4. Pada waktu mengulurkan tangan ke belakang, tangan dalam keadaan goyang, sehingga sukar menerima tongkat. Kesalahan yang sering dialami oleh pemberi tongkat, yaitu: 1. Kurang berhati-hati dalam meberikan tongkat, sehingga gagal dalam pemberian atau tongkat jauh. 2. Pada waktu memberikanb tongkat pemberi berada di belakang penerima, tidak di sisi sampingnya, sehingga dapat menginjak kaki penerima. 3. Pemberi mangayun tangan yang salah. 4. Pemberi tongkat tidak memberi isyarat (tidak berteriak yak) kepada penerima tongkat, sehingga penerima tidak tahu. 5. Pemberi tongkat mengurangi kecepatannya pada saat akan mengayun tongkat. Peraturan Perlombaan Lari Estafet Peserta atau tim regu dicoret apabila: 1. Start mendahului aba-aba sampai 2 kali. 2. Selama lari mengganggu pelarilain. 3. Masuk ke lintsan lain hingga mendapat keuntungan. 4. Tidak masuk finish. 5. Pergantian tongkat melewati daerah wissel. 6. Tongkat jatuhdiambil orang lain. 7. Penerima sudah lewat batas wissel, kembali untuk mengambil tongkat yang terjatuh. 8. Masuk finish tanpa tongkat.