Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Beras adalah salah satu bagian paling penting di dunia untuk konsumsi

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Jurnal Teknologi Bioproses PHP, Vol. 1, No. 1, April 2015

PENGARUH KONSENTRASI RAGI TERHADAP UJI ORGANOLEPTIK TAPE UBI JALAR

BAB I PENDAHULUAN. tropis terutama di Indonesia, tanaman nangka menghasilkan buah yang

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

... TAPE. Yuniar Lidyawati ( ) Anita Novalia ( ) Dyan Fitrisari ( )

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

Metode penelitian Rancangan penelitian (reseach Design) Rancangan Percobaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil umbi-umbian, antara lain

I. PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya bioteknologi, terdapat kecenderungan bahwa

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

I PENDAHULUAN. (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu dan

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan sumber karbohidrat, salah satu diantaranya adalah umbiumbian.

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Mikroorganisme merupakan bagian dari kekayaan dan keragaman hayati

I. PENDAHULUAN. Singkong ( Manihot esculenta) merupakan salah satu komoditas yang memiliki

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

PENINGKATAN KANDUNGAN PROTEIN ABON NANGKA MUDA INCREASED OF PROTEIN CONTENT OF SHREDED YOUNG JACKFRUIT

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI FERMENTASI ACARA IV PEMBUATAN TAPE

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN. hewan adalah bakteri. Mikroorganisme tersebut memiliki peranan yang positif

BAB III METODE PELAKSANAAN

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR ISOLASI MIKROORGANISME. Disusun Oleh: Rifki Muhammad Iqbal ( ) Biologi 3 B Kelompok 6

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar adalah salah satu komoditas pertanian yang bergizi tinggi, berumur

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA. Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

TINJAUAN PUSTAKA. Kerupuk merupakan makanan khas Indonesia dan sudah sangat dikenal. Kerupuk atau krupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan

I. PENDAHULUAN. Bakteri merupakan mikroorganisme yang hidup di air, udara, tanah dan. makhluk hidup. Umumnya bakteri hidup secara berkoloni dan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan merupakan hasil olahan dari kacang kedelai yang kaya akan

II. Tujuan : Setelah melakukan percobaan ini praktikan dapat mengetahui proses pembuatan dan proses fermentasi pada tape singkong.

BAB I PENDAHULUAN. dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang

Densitas = Jumlah koloni/cawan x 60m/30m x Luas cawan

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

Nova Nurfauziawati VI. PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia.

TEKNOLOGI FERMENTASI PANGAN. Agroindustrial Departement, Faculty of Agricultural Technology, Brawijaya University

III BAHAN, ALAT, DAN METODE PENELITIAN

Nova Nurfauziawati VI. PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negeri yang sangat dikagumi akan kekayaan alamnya.

BAB I PENDAHULUAN. fermentasi tercapai, sehingga harus segera dikonsumsi (Hidayat, 2006).

IV. Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. panjang cm dan garis tengah cm. Buah nangka terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. setelah nasi dan menjadi makanan populer dikalangan masyarakat. Roti

PENGARUH LAMA FERMENTASI Rhizopus oligosporus TERHADAP KADAR OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG UBI JALAR PUTIH (Ipomoea batatas)

PERBANDINGAN KADAR ALKOHOL DAN ASAM ASETAT PADA CUKA AIR CUCIAN BERAS

BAB I PENDAHULUAN. komposisi senyawanya terdiri dari 40% protein, 18% lemak, dan 17%

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

Nova Nurfauziawati VI. PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

I. PENDAHULUAN. luas. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ayam broiler adalah pakan

UJI EFEKTIVITAS PENGAWET ANTIMIKROBA. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB

Pemanfaatan Mikroba dalam Pengawetan Makanan

putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh kualitas, kuantitas,

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Nova Nurfauziawati VI. PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Sedangkan ketersediaan

I. PENDAHULUAN. perunggasan merupakan salah satu penyumbang sumber pangan hewani yang

BAB I PENDAHULUAN. Pakan sangat penting bagi kesuksesan peternakan unggas karena dalam

I PENDAHULUAN. nutrisi suatu bahan pakan, meningkatkan kecernaan karena ternak mempunyai

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR

PANDUAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI FERMENTASI

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

Effect of ammonium concentration on alcoholic fermentation kinetics by wine yeasts for high sugar content

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan beras ditempatkan sebagai makanan pokok yang strategis.

ANALISIS KADAR BIOETANOL DAN GLUKOSA PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA KARET (Monihot glaziovii Muell) DENGAN PENAMBAHAN H 2 SO 4

I. PENDAHULUAN. Dalam menjalankan usaha peternakan pakan selalu menjadi permasalahan

PERBEDAAN KADAR PROTEIN TAPE SINGKONG (Manihot utilisima) BIASA DENGAN YANG DIBERI PENAMBAHAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) Jurnal Publikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

I. PENDAHULUAN. dan diusahakan sebagai usaha sampingan maupun usaha peternakan. Puyuh

POPULASI BAKTERI PADA TELUR AYAM LEGHORN SETELAH PENAMBAHAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketela pohon merupakan tanaman yang sudah tidak asing lagi bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II HASIL PRAKTIKUM. Pengenceran Fanta Aqua Bakso Bakwan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar merupakan jenis umbi-umbian yang dapat digunakan sebagai pengganti

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu, bioteknologi konvensional (tradisional) dan bioteknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada 20 Desember Januari 2015 di kandang

PENGARUH LAMA FERMENTASI Saccharomyces cereviceae TERHADAP KADAR OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas Poiret)

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB I PENDAHULUAN. baik industri maupun domestik (rumah tangga) yang umumnya tidak memiliki nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. akan tetapi sering dikonsumsi sebagai snack atau makanan selingan. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang gizi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

Teknik Isolasi Bakteri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hayatun Nufus, 2013

TELUR ASIN PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

Transkripsi:

BAB VI PEMBAHASAN Dalam praktikum ini membahas mengenai inokulum tape. Tape adalah sejenis panganan yang dihasilkan dari proses peragian ( fermentasi). Tape bisa dibuat dari singkong (ubi kayu) dan hasilnya dinamakan "tape singkong". Bila dibuat dari ketan hitam maupun ketan putih, hasilnya dinamakan "tape pulut" atau "tape ketan". Tape yang dibuat dari ubi kayu maupun beras ketan, mempunyai nilai gizi lebih baik dibandingkan nilai gizi bahan dasarnya. Fermentasi melibatkan beberapa jenis mikroba terutama yeast dan kapang, yang mampu mengubah senyawa gizi makro molekul menjadi lebih sederhana, sehingga mudah dicerna dan diserap oleh usus kita. Di samping itu, selama fermentasi terjadi sintesa protein hingga kuantitasnya mengalami peningkatan dua kali lipat, dan vitamin B 1 (thiamine) mengalami peningkatan sekitar 300% dari bahan dasarnya. Di samping zat gizi siap cerna, mengonsumsi tape berarti mengonsumsi yeast segar. Diketahui, yeast mempunyai kemampuan luar biasa menyintesis vitamin B 1 sehingga tape yang mengandung yeast segar, merupakan sumber viatamin B 1. Tubuh manusia memerlukan vitamin sekitar 0,5 mg untuk setiap kebutuhan 1000 kilo kalori atau sekitar 0,7 mg untuk balita, 1,0 mg untuk pria dan 0,9 mg untuk wanita per hari. Meskipun kebutuhan tubuh akan vitamin ini relatif kecil, namun untuk memenuhi jumlah tersebut tidak mudah. Tape merupakan produk pangan yang cepat rusak karena adanya fermentasi lanjutan setelah kondisi optimal fermentasi tercapai, sehingga harus segera dikonsumsi. Untuk mencegah terjadinya over fermentation ini dapat dilakukan dengan menyimpan tape pada tempat yang dingin sehingga produk dapat bertahan lebih lama yaitu sekitar dua minggu. Dalam pembuatan tape, untuk menghasilkan produk yang bagus diperlukan bahan pilihan, terutama adalah ragi (starter). Ragi merupakan bahan utama dan penting dalam pembuatan tape. Di dalam ragi terkandung mikroba Saccharomyces cerevisiae. Mikroba ini mengeluarkan enzim yang berguna dalam proses fermentasi. Kesterilan ragi dan bahan dasar pembuatan tape ketika akan digunakan amatlah penting. Terutama supaya tidak terkotaminasi mikroorganisme

lain. Ini akan menghambat proses fermentasi. Dalam produk bisa trdapat mikroba beracun yang berbahaya. Untuk mengatasi kemungkinan munculnya bakteri kontaminan yang tidak diinginkan, salah satu cara adalah dengan menambahkan rempah-rempah ke dalam ragi. Hal ini bisa mencegah kontaminan dari mikroba lain karena rempahrempah, seperti kita ketahui mengandung zat antimikroba. Dalam praktikum kali ini, akan diuji seberapa kuat suatu rempah-rempah dalam ragi tape dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Untuk itu, digunakan sampel rempah-rempah kayu manis dan bawang putih untuk dicampurkan dalam ragi. Dalam pembuatannya dilakukan dua perlakuan, yaitu perlakuan pertama ragi ditambahkan dengan kayu manis dan perlakuan kedua ragi ditambahkan bawang putih. Kayu manis dan bawang putih ini selain sebagai penghambat pertumbuhan mikroorganisme lain juga berfungsi sebagai anti-mikroba. Sebelumnya dilakukan persiapan pembuatan suspensi dengan cara menyiapkan ragi pasar sebanyak 5 g yang ditambahkan 20ml aquades. 6.1 Substrat ragi tape dengan kayu manis Pada perlakuan pertama dengan menggunakan kayu manis, buat adonan dengan mencampurkan 95 g tepung beras dengan 5 g kayu manis. Penggunaan tepung beras ini karena tepung beras bagus untuk menumbuhkan khamir ( S. cerevisiae). Dilanjutkan dengan penambahan 5 ml suspensi ragi tape, lalu ditambahkan aquades sampai terbentuk adonan. Adonan ragi ini diinkubasi dalam suhu ruang. Inkubasi dilakukan pada suhu kamar agar ragi dapat berkembang biak terlebih dahulu selama 2 hari, dikarenakan khamir memiliki suhu pertumbuhan optimal (25 30) o C dan suhu maksimal (35 47) o C. Lalu ragi dikeringkan dengan suhu 40 o C selama 1 hari, dalam suhu ini khamir juga masih dapat tumbuh. Untuk menguji ada tidaknya bakteri, kapang, dan khamir yang tumbuh kita melakukan isolasi. Dengan cara mengambil 1 gram sampel ragi tape yang dibuat dan menambahkannya dengan 9 ml NaCl 0,85%. Kemudian dilakukan pengenceran sampai pengenceran 10-4. setelah itu dilakukan

metode agar tuang pada pengenceran 10-3 dan 10-4 dengan menggunakan media NA. Setelah itu diinkubasi selama 2 hari pada suhu 30 ºC. Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa khamir yang tumbuh cukup banyak. Tetapi pada pengenceran 10-4 tumbuh satu koloni kapang. Hal ini dimungkinkan karena adanya kontaminasi saat melakukan isolasi. Hasil perhitungan SPC didapatkan 2.3 x 10 4 pada pengenceran 10-3. Cukup banyaknya khamir yang tumbuh dalam media pada sampel kayu manis, menunjukkan bahwa ragi sudah cukup baik karena mengandung jumlah khamir yang cukup. Khamir (Saccharomyces cerevisiae) inilah yang nantinya akan membantu berlangsungnya proses fermentasi. 6.2 Substrat ragi tape dengan bawang putih Pada perlakuan kedua dengan menggunakan bawang putih, buat adonan dengan mencampurkan 95 g tepung beras dengan 5 g suspensi bawang putih. Penggunaan tepung beras ini karena tepung beras bagus untuk menumbuhkan khamir ( S. cerevisiae). Dilanjutkan dengan penambahan 5 ml suspensi ragi tape, lalu ditambahkan aquades sampai terbentuk adonan. Adonan ragi ini diinkubasi dalam suhu ruang. Inkubasi dilakukan pada suhu kamar agar ragi dapat berkembang biak terlebih dahulu selama 2 hari, dikarenakan khamir memiliki suhu pertumbuhan optimal (25 30) o C dan suhu maksimal (35 47) o C. Lalu ragi dikeringkan dengan suhu 40 o C selama 1 hari, dalam suhu ini khamir juga masih dapat tumbuh. Untuk menguji ada tidaknya bakteri, kapang, dan khamir yang tumbuh kita melakukan isolasi. Dengan cara mengambil 1 gram sampel ragi tape yang dibuat dan menambahkannya dengan 9 ml NaCl 0,85%. Kemudian dilakukan pengenceran sampai pengenceran 10-4. setelah itu dilakukan metode agar tuang pada pengenceran 10-3 dan 10-4 dengan menggunakan media NA. Setelah itu diinkubasi selama 2 hari pada suhu 30 ºC. Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa khamir yang tumbuh cukup banyak. Tetapi pada pengenceran 10-3 tumbuh 4 koloni kapang, sedangkan di pengenceran 10-4 tumbuh 2 koloni kapang. Hal ini dimungkinkan karena

adanya kontaminasi saat melakukan isolasi. Hasil perhitungan SPC didapatkan 5 x 10 3 pada pengenceran 10-3. Cukup banyaknya khamir yang tumbuh dalam media pada sampel kayu manis, menunjukkan bahwa ragi sudah cukup baik karena mengandung jumlah khamir yang cukup. Khamir (Saccharomyces cerevisiae) inilah yang nantinya akan membantu berlangsungnya proses fermentasi.

BAB VII KESIMPULAN Tape adalah sejenis panganan yang dihasilkan dari proses peragian (fermentasi). Ragi merupakan bahan utama dan penting dalam pembuatan tape. Penggunaan kayu manis dan bawang putih dalam pembuatan ragi tape ini karena mempunyai sifat anti-mikroba. Penggunaan tepung beras ini karena tepung beras bagus untuk menumbuhkan khamir (Saccharomyces cerevisiae). Inkubasi dilakukan pada suhu kamar agar ragi dapat berkembang biak terlebih dahulu, karena khamir memiliki suhu pertumbuhan optimal 25 30 o C dan suhu maksimal 35 47 o C. Khamir yang tumbuh pada kayu manis lebih banyak dibandingkan dengan yang tumbuh dibawang putih. Hasil perhitungan SPC untuk ragi tape kayu manis didapatkan 2.3 x 10 4 pada pengenceran 10-3. Hasil perhitungan SPC untuk ragi tape bawang putih didapatkan 5 x 10 3 pada pengenceran 10-3.

DAFTAR PUSTAKA Anonim a. 2004. Pembuatan Ragi Tape Menggunakan Inokulum Mikroba Murni. Available at http://www.sith.itb.htm (Diakses pada tanggal 22 November 2009 Pukul 16.00 WIB). Buckle, K. A. 1987. Ilmu Pangan. UI-Press : Jakarta. Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

PERTANYAAN dan JAWABAN Pertanyaan 1. Adakah pengaruh antara jenis rempah dan cara pembuatan terhadap ragi tape yang dihasilkan? 2. Berdasarkan hasil pengamatan, mana yang memiliki jumlah dan jenis mikroba yang paling banyak. Jawaban 1. Jenis rempah dan cara pembuatan ragi tape akan berpengaruh terhadap ragi tape yang dihasilkan. Jenis rempah yang digunakan dapat berpengaruh karena tiap rempah dapat mencegah ataupun meningkatkan pertumbuhan mikroba tertentu. Begitu pula dengan cara pembuatan, cara pembuatan yang tidak sesuai dapat menyebabkan pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan. 2. Jumlah khamir dari perlakuan ragi tape dengan bawang putih mengandung bakteri sangat sedikit dibandingkan ragi tape dengan ditambahkan kayu manis. Hal ini dapat disebabkan bawang putih merupakan anti mikroba yang paling baik karena kandungan senyawanya yang memang memungkinkan menghambat pertumbuhan dan aktivitas metabolisme bakteri dibandingkan dengan kayu manis.