BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Robita Ika Annisa, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Winni Siti Alawiah, 2013

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang mengungkapkan bahwa saat ini bahasa Indonesia telah dipelajari di tiga

PENGEMBANGAN TES KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA RAGAM BISNIS BAGI PENUTUR ASING BERBASIS PENDEKATAN INTEGRATIF

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat penghubung dan pengenal bagi masing-masing. merupakan alat kontrol utama manusia.

BIPA Pendukung Internasionalisasi Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan Bahasa Indonesia dalam dunia Internasional memang belum

BAB 1 PENDAHULUAN. bahasa Indonesia kepada para penutur asing. Di negara-negara yang dimaksud,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Retnosari, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi daya tarik itu sendiri yaitu bahasa Indonesia. Dewasa ini, banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengajaran bahasa asing merupakan salah satu ilmu yang popular

Mengembangkan Tes Penempatan Bagi Siswa BIPA

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Flip Book Berbasis Android Materi Kosakata Untuk BIPA Tingkat Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) merupakan

BAB I PENDAHULUAN Tinjauan Terhadap Objek Studi Penelitian English First (EF)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia sehari-hari, sama ada di lingkungan keluarga,

PEMARTABATAN BAHASA INDONESIA MELALUI TES BIMA

2015 PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA

PENINGKATAN MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) YANG PROFESIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meida Taftiawati, 2013

PENGEMBANGAN PROGRAM PROFESIONALISME DOSEN PENGAJAR BAHASA INDONESIA UNTUK PENUTUR ASING (BIPA) DI ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini dititikberatkan pada kajian kemampuan berbahasa. upaya peningkatan kemampuan menulis kalimat bagi siswa asing dalam

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

PENGALAMAN MENGAJAR BIPA DI SCOTTS HEAD PUBLIC SCHOOL, NSW, AUSTRALIA: TANTANGAN DAN SOLUSI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dibutuhkan kemampuan khusus berbahasa Inggris. Test of English as

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

Internasionalisasi Bahasa Indonesia melalui Program Pembelajaran BIPA Berbasis Budaya

PENERAPAN IPTEKS KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS BEKAL UTAMA MASUK DUNIA KERJA. Oleh Amrizal

SEIKATSU KAIZEN. Reformasi Pola Hidup Jepang

BAB 1 PENDAHULUAN. TOEFL singkatan dari Test of English as a Foreign Language merupakan hal yang

FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

BIPA (BAHASA INDONESIA PENUTUR ASING) SEBAGAI UPAYA INTERNASIONALISASI UNIVERSITAS DI INDONESIA

Tip and Trik dalam Menghadapi Ujian TOEFL

BAB I PENDAHULUAN. TOEFL adalah singkatan dari Test of English as a Foreign Language yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hanya bisa dilakukan dalam ruang dan waktu yang terbatas kini dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk

KEDUDUKAN BAHASA INGGRIS SEBAGAI BAHASA PENGANTAR DALAM DUNIA PENDIDIKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Test of English as a Foreign Language disingkat TOEFL adalah ujian kemampuan

TERMS OF REFERENCE PENYEDIAAN GUEST LECTURER (VISITING SCHOLAR) UNTUK FAKULTAS/JURUSAN/PROGRAM STUDI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat. Bahasa asing sangat

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB 1. NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP...

Pedoman Examination for Japanese University Admission for International Students (EJU)

Program Sarjana/S1 selama 4 tahun dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang di salah satu "Top Global Universities di Jepang mulai bulan Oktober 2017.

KORELASI ANTARA KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA INDONESIA PENUTUR ASING DALAM PROGRAM BIPA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh perkembangan global, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa lain atau bahasa kedua yang dikenal sebagai pengetahuan yang baru.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MANUAL PROSEDUR KURSUS BAHASA ASING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa asing sejak dini, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Nurhalimah, 2013

PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN MENULIS SEBAGAI UPAYA PENYIAPAN ALAT UJI KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING

Cerita Rakyat Sebagai Media Keterampilan Berbahasa

Bab 1. Pendahuluan. satu pihak dengan yang lain. Komunikasi adalah proses di mana seseorang, kelompok,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB IV. Tabel 4.1. Profil Language Training Center Universitas Kristen Satya Wacana. Language Training Center. Universitas Kristen Satya Wacana

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi dan keotonomiannya sendiri, sedangkan kode-kode lain yang

[1]Poin yang Berkaitan dengan Profil Orang Asing dan sebagainya. 1 Profil orang asing dan sebagainya. 1 Laki-laki. 2 Perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok di dalam wilayah sendiri atau negara lain dengan

5 Kesalahan Fatal Belajar Bahasa Asing Belajarlah Seperti Bayi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin diminati oleh orang-orang asing atau

PENGEMBANGAN SILABUS TOEFL LISTENING UNTUK MAHASISWA NON BAHASA INGGRIS DENGAN TINGKAT KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS RENDAH

Trik Sukses di Tes Toefl

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. memahami bahasa masing-masing pun semakin tinggi. Oleh karena itu, wajar jika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

AKSELERASI DAN OPTIMALISASI PENGGUNAAN UKBI SEBAGAI KOMPONEN PENINGKATAN KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA

Bab 3. Analisis Data. telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni Ada pun responden dari penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya sekedar untuk menambah pengetahuan saja. Bahasa Korea merupakan

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Riqoh Fariqoh, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan berbahasa Inggris adalah kemampuan dasar yang diperlukan

PANDUAN PENGUSULAN PROGRAM BANTUAN SEMINAR INTERNASIONAL DI LUAR NEGERI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Tahun 2014

, 2015 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA RAGAM TULIS DALAM SURAT PRIBADI MAHASISWA KOREA DI YOUNGSAN UNIVERSITY

Handbook ini hanya untuk siswa SchoolingMe.com HANDBOOK ESAI LPDP ESAI: RENCANA STUDI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novia Siti Rohayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desi Siti Nuraeni,2014

USUL KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PROGRAM PENGEMBANGAN INDIVIDUAL DOSEN TAHUN 2014/2015

PANDUAN PENGUSULAN PROGRAM BANTUAN SEMINAR INTERNASIONAL DOSEN DI LUAR NEGERI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2014

PROPOSAL UIG ENGLISH SCHOLARSHIP (UTS: INSEARCH GRAMEDIA Scholarship)

Komparasi Literasi Oleh: Mustofa Kamil

DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PENGEMBANGAN KURIKULUM BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING

PENGEMBANGAN KOMPETENSI PERCAKAPAN PEMELAJAR BAHASA INDONESIA PENUTUR ASING DENGAN STRATEGI SIMULASI PERCAKAPAN (PERMAINAN PERAN DAN SOSIO-DRAMA)

BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Dunia bersatu, belajar bersama

BAB I PENDAHULUAN. promosi sehingga dapat diterima masyarakat dengan cepat.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan erat sekali hubungannya dengan keterampilan lainnya. Keempat

Perjalanan Panjang Menuju Cyber University

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial dan lingkungan ekonomi masyarakat berdasar lingkup lokal dan

Perkembangan Pariwisata

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia kini sudah tidak lagi hanya diajarkan untuk warga negara Indonesia. Bahasa Indonesia sekarang ini diajarkan juga kepada orang asing yang ingin mempelajarinya. Pelajaran bahasa Indonesia untuk orang asing ini dikenal dengan nama BIPA, Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing. Rivai (2010) dalam penelitiannya tentang Pemetaan Pengajaran BIPA di Asia mengatakan bahwa tidak kurang dari 36 negara telah mengajarkan bahasa Indonesia kepada para penutur asing, seperti Amerika Serikat, Jerman, Italia, Jepang, Korea, Cina, dan Australia. Di negara-negara tersebut, bahasa Indonesia diajarkan di KBRI, lembaga-lembaga kursus, dan universitas-universitas. Di Amerika Serikat ada sekitar sembilan universitas yang mengajarkan Bahasa Indonesia, seperti Cornell University, Michigan University, dan Hawaii University. Sementara itu, pengajaran BIPA di Cina pertama kali diselenggarakan di akademi Bahasa Asing Nanjing, tahun 1940-an. Di awal tahun 1960-an, seiring dengan perkembangan hubungan persahabatan Cina-Indonesia, Institut Bahasa Asing Beijing membuka jurusan Bahasa Indonesia. Selain Cina dan Amerika Serikat, di Jerman juga ada sepuluh universitas dan di Italia ada lebih dari enam universitas yang mengajarkan bahasa Indonesia. Rivai (2010) juga menyatakan bahwa Jepang merupakan negara kedua terbesar di luar negeri setelah Australia yang mengajarkan bahasa Indonesia kepada orang asing. Di Jepang ada sekitar 26 universitas yang mengajarkan bahasa Indonesia. Di Jepang, bahasa Indonesia yang dijadikan sebagai matakuliah wajib diajarkan di enam universitas, yakni di Tokyo University of Foreign Studies, Tenri University, Lembaga Ilmu-ilmu Bahasa Asia-Afrika, dan Kyoto Career College of Foreign Languages, sedangkan di tujuh belas universitas lainnya dijadikan sebagai matakuliah pilihan. Selain itu, ada pula sejumlah universitas lain yang mengajarkan bahasa Indonesia pada kelas malam yang disebut open college. 1

2 Di samping itu, masih ada beberapa lembaga kursus atau pusat-pusat kebudayaan yang juga mengajarkan Bahasa Indonesia, seperti INJ Culture Center, Yomiuri Culture Center, Asahi Culture Center, Mainichi Culture Center, NHK Culture Center, B & B Language Training School, Japan Asia Culture Center, Asia Bunka Kaikan, dan IC Nagoya. Minat orang Jepang untuk belajar Bahasa Indonesia ini sudah dimulai sejak 1990-an. Sementara itu, Chung (1998) dalam Rivai (2010) menyatakan bahwa di Korea Selatan bahasa Indonesia diajarkan di dua universitas yakni Universitas Bahasa Asing Hankuk dan Busan, serta di Akademi Bahasa Asing Busan. Banyaknya penyelenggaraan pengajaran BIPA di luar negeri menunjukkan bahwa banyak orang asing yang ingin belajar bahasa Indonesia. Hal tersebut mengakibatkan tak sedikit guru bahasa Indonesia yang diminta untuk mengajar bahasa Indonesia di luar negeri, di negara yang menyelenggarakan program BIPA. Selain memberangkatkan pengajar bahasa Indonesia ke luar negeri, ada juga pembelajar BIPA yang sengaja datang ke Indonesia untuk belajar bahasa Indonesia, baik secara personal maupun melalui beasiswa-beasiswa. Salah satu beasiswa yang berhubungan langsung dengan BIPA ini adalah program beasiswa Dharmasiswa, yaitu beasiswa dari pemerintah Indonesia untuk orang asing yang mau belajar bahasa Indonesia di Indonesia. Program tersebut memberi kesempatan kepada semua warga asing yang tertarik dengan bahasa Indonesia untuk belajar bahasa Indonesia di negeri asalnya. Dengan demikian, setiap tahunnya selalu ada warga asing yang datang ke Indonesia untuk belajar bahasa Indonesia. Sebagai sebuah pelajaran kebahasaan, BIPA harus memiliki sebuah alat ukur untuk mengukur keterampilan bahasa para pembelajarnya, sebagaimana bahasa Inggris, Prancis, Jerman, dan bahasa asing lainnya. Dalam bahasa Inggris ada tes TOEFL untuk mengukur tingkat keterampilan berbahasa Inggris bagi orang asing, dalam bahasa Prancis ada tes DELF dan DALF, dalam bahasa Jerman ada CHIC, dalam bahasa Korea ada TOPIK, dan bahkan dalam bahasa Indonesia pun sudah ada tes yang serupa, yakni tes UKBI (Uji Kemahiran Bahasa

3 Indonesia). Tes-tes tersebut merupakan jenis placement test, yakni sebuah tes yang bertujuan untuk menempatkan seseorang berdasarkan kemampuannya. Dewasa ini tes-tes kebahasaan sudah muncul dalam bentuk aplikasi yang dapat digunakan atau diakses di manapun dan kapanpun, baik di komputer, di blogger atau website, ataupun di handphone. BIPA sebagai suatu program pengajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing ini tampaknya harus memliki alat ukur yang dapat memberikan penilaian kepada pembelajar, terutama penilaian secara kuantitatif. Sampai saat ini belum ada alat ukur (UKBIPA) yang dapat digunakan dan diakses di manapun dan kapanpun, yang artinya alat tes berbasis TI (Teknologi Informasi) ini belum ada. Pada dasarnya, berdasarkan media yang digunakan dalam penyelenggaraan tes terdapat tiga jenis yaitu paper base, computer base, dan IT base. Berdasarkan observasi peneliti, hingga saat ini belum ada tes UKBIPA yang berbasis TI (IT base), sehingga peneliti hendak melakukan penelitian tentang UKBIPA sesi membaca berbasis TI. Dengan berbasis TI, penyelenggaraan tes UKBIPA dapat lebih praktis, efektif, dan efisien karena tidak perlu menggunakan kertas, tinta, dan alat cetak. Di samping itu, tes berbasis TI ini mudah dibawa ke mana-mana dan tidak membawa beban berat seperti tes yang menggunakan paper base. Penelitian mengenai UKBIPA (Uji Kemahiran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) sebenarnya sudah ada yang melakukan. Sebagai contoh, Janniah (2011) melakukan penelitian yang berjudul Pengembangan Tes Kompetisi Membaca sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Bahsa Indonesia bagi Penutur Asing (UKBIPA). Selanjutnya, Sartika (2012) juga melakukan penelitian yang berjudul Pengembangan Tes Keterampilan Menyimak sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia bagi Penutur Asing (UKBIPA). Akan tetapi, penelitian-penelitian tersebut masih konvensional, yang artinya yaitu masih berbasis kertas (paper base) dan pelaksanaan tesnya disesuaikan dengan tingkatan pembelajar BIPA-nya. Berdasarkan fakta dan kebutuhan tersebut, peneliti bermaksud meneruskan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti UKBIPA sebelumnya, yang pada akhir penelitian ini akan diciptakan sebuah alat tes UKBIPA berbasis TI yang dapat mengukur

4 kemampuan membaca bahasa Indonesia pembelajar BIPA secara general, yakni dapat digunakan untuk mengukur semua tingkatan pembelajar BIPA. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian ini, timbul beberapa masalah yang dapat diteliti sebagai berikut. a) UKBIPA sebagai bagian dari BIPA perlu diteliti lebih lanjut dan dikembangkan lagi, karena alat evaluasi UKBIPA yang ada saat ini masih berbentuk buku (paper base), belum ada yang berbasis internet. b) Ketersediaan alat evaluasi BIPA, khususnya yang bertujuan untuk placement test belum ada. c) Tes-tes UKBIPA yang ada di lembaga-lembaga penyelenggara BIPA tidak disebarluaskan sehingga masih bersifat lokal dan tidak dapat digunakan oleh seluruh penyelenggara dan pengajar BIPA secara nasional maupun internasional. d) Belum ada UKBIPA yang terstandardisasi. 1.3 Batasan Masalah Banyak masalah yang muncul dalam BIPA dan UKBIPA sehingga penelitian ini hanya dibatasi pada poin-poin berikut ini. a) UKBIPA yang diteliti dan dikembangkan dalam penelitian ini dibatasi hanya pada sesi membaca saja. b) Sasaran peserta UKBIPA dalam penelitian ini adalah pembelajar BIPA secara umum (global). c) Media yang digunakan dalam pelaksanaan UKBIPA sesi membaca ini adalah media internet (IT base) dengan memanfaatkan aplikasi Quiz Creator. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang telah ditentukan, rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah model alat evaluasi UKBIPA sesi membaca berbasis TI yang dapat menentukan level kemahiran berbahasa Indonesia peserta UKBIPA. Adapun untuk perinciannya adalah sebagai berikut.

5 a) Bagaimana profil tes UKBIPA sesi membaca yang teramati, khususnya pada bagian-bagian berikut ini: (1) kebutuhan pembelajar BIPA terhadap alat tes UKBIPA; (2) silabus BIPA yang berkembang saat ini; (3) materi yang dapat dikembangkan menjadi soal UKBIPA sesi membaca; (4) model tes membaca? b) Bagaimana proses pengembangan alat evaluasi UKBIPA sesi membaca yang berbasis TI? c) Bagaimana hasil uji coba alat tes UKBIPA sesi membaca berbasis TI? 1.5 Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini yaitu untuk menghasilkan produk berupa alat evaluasi UKBIPA sesi membaca berbasis teknologi informasi yang dapat menunjukkan tingkat kemahiran bahasa Indonesia pembelajar BIPA dan dapat dimanfaatkan oleh penyelenggara, pengajar, dan pembelajar BIPA, baik secara individu maupun kelompok. Sementara itu, secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a) untuk mengetahui profil tes UKBIPA sesi membaca yang teramati, meliputi: (1) kebutuhan pembelajar BIPA terhadap alat tes UKBIPA; (2) silabus BIPA yang berkembang saat ini; (3) materi yang dapat dikembangkan menjadi soal UKBIPA sesi membaca; (4) model tes membaca; b) untuk mengetahui proses pengembangan alat evaluasi UKBIPA sesi membaca yang berbasis TI; c) untuk mengetahui hasil uji coba alat tes UKBIPA sesi membaca berbasis TI. 1.6 Manfaat Penelitian Selayaknya penelitian-penelitian yang lain, penelitian ini diharapkan memiliki manfaat untuk semua pihak, khususnya bagi pembelajar BIPA yang ingin mengukur kemahiran bahasa Indonesianya. Manfaat lainnya yang ingin dicapai antara lain sebagai berikut.

6 a) Bagi Peneliti Peneliti dapat memperoleh wawasan dan pengalaman dalam mengembangkan alat evaluasi UKBIPA, khususnya UKBIPA sesi membaca berbasis teknologi informasi. Alat evaluasi UKBIPA berbasis TI ini belum pernah ada sebelumnya sehingga peneliti dapat dikatakan sebagai pionir dalam mengembangkan alat evaluasi UKBIPA berbasis TI (Teknologi Informasi). Selain itu, peneliti mendapat banyak relasi yang berhubungan dengan BIPA dan UKBIPA. Di samping mendapatkan banyak relasi, peneliti juga mendapat banyak teman dari kalangan pembelajar BIPA, baik yang ada di Indonesia, khususnya Kota Bandung, maupun yang berada di negara lain. b) Bagi Pembelajar BIPA Penelitian ini dapat membantu pembelajar BIPA untuk mengetahui kemampuan membaca dan tingkat kemahiran bahasa Indonesianya. Selain itu, pembelajar BIPA juga dapat melakukan tes ini secara mandiri tanpa dibatasi ruang dan waktu, serta tanpa perlu melakukan pendaftaran tes kepada lembaga penyelenggara BIPA maupun kepada pengajar BIPA. Pembelajar BIPA juga tidak perlu mengeluarkan biaya pendaftaran untuk mengikuti tes ini. Pembelajar BIPA cukup bermodalkan koneksi internet untuk mengikuti tes UKBIPA sesi membaca ini. c) Bagi Penyelenggara BIPA Penyelenggara BIPA dapat melangsungkan tes UKBIPA tanpa membawa barang-barang yang berat seperti buku-buku soal pada tes UKBIPA konvensional, karena hasil penelitian ini berupa alat tes UKBIPA berbasis TI yang dapat diakses melalui jaringan internet. Di samping itu, alat ini juga dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu penyelenggara BIPA untuk menyelenggarakan tes UKBIPA ketika pengajar BIPA tidak menyediakan soal-soal untuk ujian kemahiran bahasa Indonesia. d) Bagi Dunia Pendidikan Penelitian ini dapat memberikan sumbangan nyata bagi dunia pendidikan, khususnya dalam evaluasi BIPA sehingga ada alat tes yang dapat digunakan secara global. Selain itu, alat evaluasi UKBIPA sesi membaca berbasis TI ini

7 belum pernah ada sebelumnya sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pioneer dalam mengembangkan alat evaluasi UKBIPA sesi membaca berbasis TI. 1.7 Anggapan Dasar Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat beberapa hal sebagai anggapan dasar. Berikut ini merupakan beberapa anggapan dasar yang terdapat dalam penelitian ini. a) Tes dapat merefleksikan kemampuan seseorang. b) Tes yang tepat dapat mengukur kecakapan (proficiency) seseorang dengan tepat juga. c) Tes UKBIPA ini dapat menjadi satu tolok ukur untuk mengukur kemampuan pemahaman bacaan pembelajar BIPA. d) Tes yang berbasis TI lebih mudah dan praktis penggunaannya. 1.8 Definisi Operasional Berdasarkan judul penelitian, yaitu Pengembangan Alat Evaluasi UKBIPA sesi membaca Berbasis TI sebagai Pengukur Kompetensi Membaca Pembelajar BIPA, definisi operasional dari variabel yang terlibat adalah sebagai berikut. a) Alat Evaluasi UKBIPA Sesi Membaca Evaluasi UKBIPA sesi membaca merupakan salah satu bagian dari serangkaian tes UKBIPA. Tes-tes UKBIPA yang utuh terdiri atas tes sesi menyimak, sesi membaca, sesi menulis, dan sesi berbicara. Pada evaluasi UKBIPA ini pembelajar BIPA hanya akan disuguhkan tes UKBIPA sesi membaca saja. Soal-soal dibuat dengan tingkat kesulitan yang beragam, mulai dari tingkat ingatan sampai tingkat evaluasi (K1 sampai K7) karena tes UKBIPA sesi membaca ini diperuntukkan pembelajar BIPA secara umum, tidak hanya tingkatan tertentu saja. Dengan demikian, yang dimaksud dengan alat evaluasi UKBIPA sesi membaca ini adalah alat yang dapat mengukur kemampuan membaca pembelajar BIPA dalam bahasa Indonesia. b) Alat Evaluasi Berbasis TI

8 Ada tiga jenis alat evaluasi berdasarkan media yang digunakannya yaitu ada yang paper base, computer base, dan IT base. Evaluasi yang berbasis kertas ini maksudnya adalah evaluasi yang soal-soalnya dicetak (print out), sedangkan yang berbasis komputer (computer base) menggunakan komputer sebagai media evaluasi, dengan kata lain harus ada komputer dalam jumlah banyak sebelum menyelenggarakan tes atau evaluasi. Sementara evaluasi yang berbasis TI (IT base) adalah evaluasi yang menggunakan TI, dalam hal ini program yang diunggah ke internet, sehingga jangkauannya lebih jauh dan luas, serta penggunaannya lebih praktis. Dengan adanya alat evaluasi yang berbasis TI ini, penyelenggara BIPA ataupun pembelajar BIPA dapat melakukan tes UKBIPA di manapun dan kapanpun, tanpa dibatasi ruang dan waktu, serta perlengkapan atau media evaluasi yang berat.