BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cairan ekstrasel terdiri dari cairan interstisial (CIS) dan cairan intravaskular. Cairan interstisial mengisi ruangan yang berada di antara sebagian sel tubuh dan menyusun sejumlah besar lingkungan cairan tubuh. Sekitar 15% berat tubuh merupakan cairan interstisial. Cairan intravaskular terdiri dari plasma, bagian cairan limfe yang mengandung air, dan tidak berwarna, dan darah yang mengandung suspensi leukosit, eritrosit, dan trombosit. Plasma menyusun 5% berat tubuh. Cairan intrasel adalah cairan didalam membran sel yang berisi substansi terlarut atau solut yang penting untuk keseimbangan cairan dan elektrolit serta untuk metabolisme. Cairan intrasel membentuk 40% berat tubuh. Kompartemen cairan intrasel memiliki banyak solut(zat terlarut) yang sama dengan cairan yang berada di ruang ekstrasel. Namun, proporsi substansi-substansi tersebut berbeda. Misalnya, proporsi kalium lebih besar didalm cairan intrasel daripada dalam cairan ekstrasel. (Potter & Perry, 2005) Elektolit merupakan sebuah unsur atau senyawa, yang jika melebur atau larut dalam air atau pelarut lain, akan pecah menjadi ion dan mampu membawa muatan listrik. Elektrolit yang memiliki muatan positif disebut kation. sedangkan elktrolit yang memiliki muatan negatif disebut anion. Konsentrasi setiap elektrolit di dalam cairan intrasel dan ekstrasel berbeda. Namun jumlah total anion dan kation di dalam setiap kompartemen cairan infus harus sama. Elektrolit sangat penting pada banyak fungsi tubuh, termasuk fungsi neuromuskular dan keseimbangan asam-basa. Elektrolit biasanya diukur dalam milliekuivalen per liter (meq/l), yang digunakan untuk mengukur aktifitas kimiawi yang mencerminkan jumlah kation atau anion lain yang diberikan (Weldy 1992).
Mineral yang dicerna sebagai nyawa, biasanya dikenal dengan nama logam, non-logam, radikal atau fosfat, bukan dengan nama senyawa, yang mana mineral tersebut menjadi bagian di dalamnya. Mineral merupakan unsur semua jaringan dan cairan tubuh serta penting dalam mempertahankan proses fisiologis. Pergerakan cairan Tubuh Cairan tubuh tidak statis. Cairan dan elektrolit berpindah dari suatu kompartemen lain untuk menfasilitasi proses-proses yang terjadi dalam tubuh, seperti oksigenasi jaringan, respon terhadap penyakit, keseimbangan asam-basa, dan respon terhadap terapi obat. Cairan tubuh dan elektrolit berpindah melalui difusi, osomosis, transportasi aktif, atau filtarsi. Perpindahan tersebut bergantung pada permeabilitas membran sel atau kemampuan membran untuk di tembus cairan dan elektrolit. (Potter & Perry, 2005) Difusi Difusi adalah proses ketika materi padat, partikel, seperti gula di dalam cairan, berpindah dari daerah berkonsentrasi rendah, sehingga distribusi partikel di dalam cairan menjadi merata atau partikel akan melewati membran sel yang permeabel terhadap substansi tersebut. Suatu larutan dengan konsentrasi solut yang tinggi memilki takanan osmotik yang tinggi sehingga air akan tertarik masuk kedalam larutan tersebut. Tekanan osmotik diberikan melalui membran semipermeabel dan tekanan ini bergantung kepada aktivitas solut yang dipisahkan oleh membran. Apabila konsentrasi solut pada salah satu sisi membran semipermeabel lebih besar maka laju osmosis akan lebih cepat sehingga terjadi percepatan transfer zat pelarut menembus membran semipermeabel. Hal ini akan terus berlanjut sampai tercapai keseimbangan. Takanan osmotik larutan disebut juga osmolalitas, yang dicerminkan dalam satuan osmol atau milliosmol per kilogram(mosm/kg) larutan. Osmolalitas serum normal adalah 280 sampai 295 mosm/kg. (Potter & Perry, 2005)
Filtrasi Filtasi adalah suatu proses perpindahan air dan substansi yang dapat larut secara bersamaan sebagai respon terhadap adanya tekanan cairan. Proses ini bersifat aktif didalam bantalan kapiler, tempat perbedaan tekanan hidrostatik atau gradien yang menentukan perpindahan air, elektrolit, dan substansi terlarut lain yang berada di antara cairan kapiler dan cairan interstisial. Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang dihasilkan oleh suatu likuid di dalam sebuah ruangan. Darah dan aliran arteri akan memasuki kapiler jika tekanan hidrostatik lebih tinggi dari tekanan interstisial, sehingga cairan dan solut berpindah dari kapiler menuju sel. Pada ujung bantalan vena kapiler. Cairan dan produk-produk sisa metabolisme berpindah dari sel menuju kapiler karena tekanan hidrostatiknya lebih kecil dari tekanan interstisial. Transfor aktif Transfor aktif memerlukan aktivitas metabolik dan pengeluaran energi untuk menggerakkan berbagai materi guna menembus membran sel. Hal ini memungkinkan sel menerima molekul yang lebih besar dari sel tersebut., selain itu, sel dapat menerima atau memindahkan molekul dari daerah berkonsentrasi rendah ke daerah berkonsentrasi tinggi. Contoh trasnfor aktif adalah pompa natrium dan kalium. Natrium di pompa keluar dari sel dan kalium dipompa masuk ke dalam sel, melawan gradien konsentrasi. PENGATURAN CAIRAN TUBUH Asupan Cairan Asupan cairan terutama diatur melalui mekanisme rasa haus. Pusat pengendalian rasa haus berada di dalam hipotalamus di otak. Fisiologis utama terhadap pusat rasa haus adalah peningkatan konsentrasi plasma dan penurunan volume darah. Faktor lain yang mempengaruhi pusat rasa haus adalah keringnya membran mukosa faring dan mulut, angiotensin II, kehilangan kalium, dan faktor-faktor psikologis (Potter dan Perry, 2006). Haluaran Cairan Cairan terutama dikeluarkan melalui ginjal dan saluran gastrointestinal. Pada orang dewasa, ginjal setiap menit menerima sekitar 125 ml plasma
untuk disaring dan memproduksi urine sekitar 60 ml(40 80 ml) dalam setiap jam totalnya sekitar 1,5 L/ hari ( Horne et al, 1991). Jumlah urine yang di produksi ginjal dipengaruhii oleh hormon antidiuretik dan aldosteron. Hormon-hormon ini mempengaruhi ekskresi air dan natrium serta distimulasi eleh perubahan volume darah. Kehilangan air melalui kulit terutama di atur oleh sistem saraf simpatis, yang mengaktifkan kelenjar keringat. stimulasi kelenjar kelenjar keringat dapat dihasilkan dari olahraga otot, peningkatan suhu lingkungan, dan peningkatan aktivitas metabolik seperti yang terjadi pada saat seseorang mengalami demam (febris). Gangguan cairan Tipe dasar ketidakseimbangan cairan adalah isotonik dan osmolar. Kekurangan dan kelebihan isotonik terjadi jika air dan elektrolit diperoleh atau hilang dalam proporsi yang sama. Sebaliknya, ketidakseimbangan osmolar adalah kehilangan atau kelebihan air saja sehingga konsentrasi (osmolalitas) serum dipengaruhi. Tipe ketidakseimbangan yang lain, yakni sinrom ruang ketiga, terjadi jika cairan terperangkap di dalam suatu ruangan dan cairan di ruangan tersebut tidak mudah ditukar dengan cairan ekstrasel.
B. TUJUAN a. Tujuan umum Mampu memahami dan mengetahuai tentang gangguan gastroenteritis untuk dapat mengaplikasikannya kedalam kehidupan sehari-hari dan mampu melakukan pencegahan dimulai dari keluarga dan masyarakat luas. b. Tujuan khusus Mampu melakukan asuhan keperawatan kepada klien dengan gangguan sistem pencernaan secara langsung dan komprehensip yang meliputi aspek Bio-Psiko-Sosial-Spiritual. C. MANFAAT Mahasiswa memiliki pemikiran yang kritis sehingga mampu menjadi perawat professional yang berkualitas,mengerti dan memahami kebutuhan pasien serta metode-metode dalam penerapan proses keperawatan terhadap pasien dengan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.