TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR DAN SUMBER ARUS

dokumen-dokumen yang mirip
Solusi Ujian 1 EL2005 Elektronika. Sabtu, 15 Maret 2014

RANGKAIAN-RANGKAIAN PRATEGANGAN TRANSISTOR. Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng

Daerah Operasi Transistor

I. Tujuan Praktikum. Mampu menganalisa rangkaian sederhana transistor bipolar.

Dioda-dioda jenis lain

Prinsip kerja transistor adalah arus bias basis-emiter yang kecil mengatur besar arus kolektor-emiter.

PERTEMUAN 9 RANGKAIAN BIAS TRANSISTOR (LANJUTAN)

KARAKTERISTIK TRANSISTOR

Materi 6: Transistor Fundamental

Mekatronika Modul 1 Transistor sebagai saklar (Saklar Elektronik)

Transistor Bipolar. III.1 Arus bias

Transistor Bipolar. oleh aswan hamonangan

TRANSISTOR Oleh : Agus Sudarmanto, M.Si Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

BAB VII ANALISA DC PADA TRANSISTOR

PERCOBAAN 4 RANGKAIAN PENGUAT KLAS A COMMON EMITTER

LAPORAN PRAKTIKUM ELKA ANALOG

Karakteristik Transistor. Rudi Susanto

KARAKTERISTIK TRANSISTOR. Risa Farrid Christianti

TRANSISTOR 1. TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013. Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Politeknik Telkom

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

MODUL 05 TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT

[LAPORAN PENGUAT DAYA KELAS A] BAB I PENDAHULUAN

Bias dalam Transistor BJT

Rangkaian Penguat Transistor

1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

Catatan Tambahan: Analisis Penguat CE, CB, dan CC dengan resistansi Internal transistor yang tidak bisa diabaikan (nilai r o finite)

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Alat Penstabil Tegangan Bolak-Balik satu fasa 220 V, 50 Hz Menggunakan Thrystor Dengan Daya 1,5 kva

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

MODUL 06 PENGUAT DAYA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR

Modul 3. Asisten : Catra Novendia Utama ( ) : Derina Adriani ( )

Transistor Fundamentals

Penguat Kelas A dengan Transistor BC337

Penguat Kelas B Komplementer Tanpa Trafo Keluaran

PERCOBAAN 9 RANGKAIAN COMPARATOR OP-AMP

Gambar 1 Tegangan bias pada transistor BJT jenis PNP

6.8 Daerah Saturasi ( Saturation Region ) CE

Transistor Bipolar BJT Bipolar Junction Transistor

1 DC SWITCH 1.1 TUJUAN

PENGUAT DAYA KELAS A

TRANSISTOR. Pengantar Teknik Elektronika Program Studi S1 Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

USER MANUAL INDIKATOR LEVEL AIR MATA DIKLAT : OTOMASI & PENGENDALI ELEKTRONIKA SISWA XII TEI 1 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU

BAB II LANDASAN TEORI

KARAKTERISTIK SENSOR AF-30 PADA RANGKAIAN DETEKTOR ASAP. Sapto Haryoko Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT UNM. Abstrak

Materi 5: Bipolar Junction Transistor (BJT)

MODUL 04 PENGENALAN TRANSISTOR SEBAGAI SWITCH

MODUL ELEKTRONIKA DASAR

Transistor Dwi Kutub. Laila Katriani.

Alokasi Waktu Menjelaskan dan. Penguat common emitor. Analisis DC pada. 4 x 50 common emitor,analisis common.

BAB I PENDAHULUAN. Inverter adalah alat yang banyak digunakan dalam aplikasi elektronis. Alat ini

B a b. Pembiasan BJT. = β..(4.3)

BAB VF, Penguat Daya BAB VF PENGUAT DAYA

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI. Kontrol Putaran Motor DC. Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. perlu lagi menekan saklar untuk menyalakan lampu, sensor cahaya akan bernilai 1

RISA FARRID CHRISTIANTI, S.T.,M.T.

MODUL II MERANCANG PENGUAT COMMON EMITTER SATU TINGKAT

Cutoff Region Short-Circuited Base Open-Circuited Base Cutin Voltage

Modul Elektronika 2017

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT. Logika LOW = 0 Volt, sehingga keluaran dari sistem sensor cahaya yang akan. keluaran yang relatif stabil terhadap pembebanan.

MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

Elektronika (TKE 4012)

KEGIATAN BELAJAR 3 B. DASAR TEORI 1. MOSFET

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB II Transistor Bipolar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat yang dibangun. Pengujian dilakukan pada masing-masing subsistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Mempelajari karakteristik statik penguat opersional (Op Amp )

Mata kuliah Elektronika Analog L/O/G/O

Materi. Pengenalan elektronika Dasar. Pertemuan ke II. By: Khairil Anwar, ST.,M.Kom. Create: Khairil Anwar, ST., M.Kom

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

Nama Kelompok : Agung Bagus K. (01) Lili Erlistantini (13) Rahma Laila Q. (14) PENGUAT RF. Pengertian Penguat RF

RANCANGAN SENSOR ARUS PADA PENGISIAN BATERAI DARI PANEL SURYA

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN SISTEM ALARM PEKA CAHAYA MENGGUNAKAN TRANSISTOR dan Op-Amp 741

Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ELEKTRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

DELTA LOW COST LINE FOLLOWER

PERANCANGAN MINIATUR TRAFFIC LIGHT DENGAN MEMPERGUNAKAN PENGENDALI PORT PARALEL

Pada transistor npn, seluruh polaritas arus dan tegangan merupakan kebalikan dari transistor pnp.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. monitoring daya listrik terlihat pada Gambar 4.1 di bawah ini : Gambar 4.1 Rangkaian Iot Untuk Monitoring Daya Listrik

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB II LANDASAN TEORI

LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan. blok rangkaian tampak seperti gambar berikut :

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC

Percobaan 3 Rangkaian OPAMP

Kelompok 7. Anggota : 1. Sajaroh Tuduhri 2. Tati Mayasari 3. Triana Rahayu 4. Windi Mei Santi SOAL

BAB IV UJI COBA ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK

ANALISA PERENCANAAN CATU DAYA TEGANGAN DC PADA REPEATER DENGAN INPUT AC/PLN YANG MENGHASILKAN OUTPUT TEGANGAN DC STABIL

Transkripsi:

TRANSSTOR SEBAGA SAKLAR DAN SUMBER ARUS 1. TRANSSTOR SEBAGA SAKLAR Salah satu aplikasi yang paling mudah dari suatu transistor adalah transistor sebagai saklar. Yaitu dengan mengoperasikan transistor pada salah satu dari titik saturasi atau titik cutoff,asalkan tidak pada daerah aktif (titik kerja). Jika transistor berada pada titik saturasi maka transistor berfungsi seperti sebuah saklar tertutup. Jika transistor berada pada titik cut-off maka transistor berfungsi seperti sebuah saklar terbuka. Gambar 1(a,b) adalah rangkaian transistor sebagai saklar. Gambar 1. Transistor sebagai saklar Analisis arus basis ( B ) dapat dicari dengan melihat loop input dengan memberikan : BB BE B R B = 0..(1) BB BE B (2) RB CC C sat.(3) RC Jika arus basis ( B ) lebih besar atau sama dengan B (sat), maka transistor beroperasi pada titik saturasi dan transistor berfungsi seperti sebuah saklar tertutup. Sebaliknya jika arus basis sama dengan nol ( B =0), maka transistor beroperasi pada titik cut-off dan transistor berfungsi sebagai saklar terbuka.

Aturan Desain Untuk mendesain transistor sebagai saklar, maka dikenal istilah hard saturation yang berarti bahwa arus basis cukup besar untuk membuat transistor saturasi pada semua harga dari dc. Pedoman desain dari hard saturation adalah mempunyai arus basis kira-kira sepersepuluh dari harga arus saturasi kolektor. Gambar 2 menunjukkan ilustrasi transistor sebagai saklar. Gambar 2. lustrasi transistor sebagai saklar Contoh : 1. Pada gambar 3 ditunjukkan rangkaian transistor sebagai saklar yang digerakkan oleh tegangan step. Gambar 3. Rangkaian transistor sebagai saklar

Jika tegangan input nol, transistor menjadi cut-off, sehingga transistor seperti saklar terbuka. Dengan tidak adanya arus kolektor yang mengalir, maka tegangan keluaran atau cutoff = 15 olt. Jika tegangan input sebesar 5 olt, maka arus basis sebesar : 5 0.7 B 1. 43mA 3K Bayangkan transistor terhubung singkat antara kolektor dan emitor. Maka idealnya tegangan output jatuh menjadi nol dan arus kolektor menjadi arus saturasi ( C-sat ). 15 C sat 15mA 1K Nilai c-sat ini kira-kira sebesar 10 kali dari arus basis, sehingga cukup mudah untuk menghasilkan hard saturation pada hampir setiap transistor sinyal kecil. ni berarti bahwa transistor bekerja sebagai suatu saklar tertutup dan tegangan keluaran (out) mendekati nol. Pada Gambar 4 ditunjukkan rangkaian transistor sebagai saklar dengan sedikit modifikasi yaitu dengan menambahkan LED pada bagian kolektornya. Gambar 4. Rangkaian LED Driver Rangkaian ini disebut juga LED driver karena transistor berfungsi sebagai pengendali LED. Jika tegangan input rendah(low), transistor akan cut-off dan LED mati. Jika tegangan input tinggi (high), transistor saturasi dan LED menyala. Misalkan tegangan jatuh pada LED adalah 2 olt maka arus kolektor saturasi (arus LED) adalah : 15 2 C sat 13mA 1K

2. TRANSSTOR SEBAGA SUMBER ARUS Rangkaian LED driver pada gambar 4 akan bekerja dengan baik jika tegangan catu kolektor besar. Tapi jika tegangan catu rendah, maka toleransi tegangan jatuh pada LED akan mempengaruhi terangnya LED. Maka dari itu, cara terbaik untuk menggerakkan sebuah LED adalah dengan rangkaian sumber arus, ini menyebabkan arus LED besarnya tetap, walaupun tegangan LED jatuh. Pada Gambar 5 ditunjukkan rangkaian transistor sebagai sumber arus dengan penambahan sebuah tahanan pada bagian emitor. Gambar 5. Rangkaian transistor sebagai sumber arus Adanya penambahan tahanan pada emitor, menyebabkan adanya tegangan jatuh pada R E sehingga penjumlahan tegangan pada loop output adalah sebagai berikut : CC C R C CE E R E = 0 Karena arus kolektor besarnya hampir sama dengan arus emitor maka persamaan menjadi: CC CE C (R C +R E ) = 0 CC CE C..(4) RC RE Persamaan (4) adalah persamaan garis beban dc pada rangkaian sumber arus seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5b. Ujung atas adalah C-sat, terjadi saat CE = 0 (bayangkan terminal kolektor-emitor terhubung singkat), sehingga arus saturasi kolektor : CC C (5) RC RE

Ujung bawah adalah tegangan cut-off (cut-off), terjadi saat C = 0 (bayangkan terminal kolektor-emitor terbuka), sehingga CE = CC. Pada rangkaian ini diharapkan transistor bekerja pada daerah aktif pada beberapa titik Q sepanjang garis beban. Dengan rangkaian pada Gambar 5 diatas, terdapat kemungkinan untuk mengeset suatu arus kolektor yang konstan, yang tidak dipengaruhi oleh perubahan dc. Mengeset Arus Emitor Untuk mengerti bagaimana kita mengeset arus kolektor pada suatu nilai tertentu, maka marilah kita perhatikan loop input pada Gambar 5. BB BE E R E = 0 BB BE E (6) RE Karena arus kolektor mendekati (hampir sama) dengan arus emitor maka persamaan (6) dapat digunakan sebagai pendekatan nilai arus kolektor. Sebagai contoh, jika BB = 2 dan R E = 100 Ohm, maka : 2 0.7 E 13mA 100 Jadi arus kolektor kira-kira sebesar 13 ma, disini arus kolektor tergantung dari besarnya nilai tahanan emitor (R E ), yang terpenting adalah arus kolektor tidak tergantung nilai dc transistor karena dc tidak muncul pada persamaan (6). Sehingga kita dapat mengganti transistor sewaktu-waktu dengan arus kolektor yang besarnya tetap sekitar 13 ma. Konsep Bootstrap Tegangan pada tahanan emitor (E) pada Gambar 5 adalah sebagai berikut : E = BB - BE (7) Karena nilai BE tertentu besarnya yaitu 0.7, nilia E akan mengikuti perubahan nilai BB. Misalnya, jika BB = 2 maka E = 1,3 dan jika BB = 10 olt maka E = 9,3. Hal ini berarti bahwa tegangan emitor ( E ) akan selalu ada selisih sebesar 0,7 dari tegangan input ( BB ). Keadaan inilah yang dinamakan emitor di bootstrap pada tegangan input.

Contoh : 1. Hitunglah arus LED pada Gambar 6 dibawah ini. Gambar 6. Rangkaian transistor sebagai sumber arus Jawab : Karena tegangan emitor di bootstrap terhadap tegangan input sebesar 0,7 olt, maka besarnya tegangan tahanan emitor sebesar 1,3 olt. Sehingga arus emitornya adalah 1,3 E 13mA 100 Karena C besarnya mendekati E, maka C E = 13 ma. Perhatikan bahwa disini tegangan jatuh LED tidak diperhitungkan, karena transistor bekerja sebagai suatu sumber arus. PR. 1. Gambarkan garis beban dari Gambar rangkaian transistor di bawah ini. Berapakah arus saturasinya? dan berapakah tegangan cutoff-nya?

2. Berapakah besarnya arus kolektor yang ada pada Gambar dibawah ini? Berapakah besarnya tegangan antara kolektor dan tanah? Berapa besarnya tegangan kolektor-emitor?