HUBUNGAN USIA IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN UMUR, PARITAS, DAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

PENGARUH KEHAMILAN USIA REMAJA DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DAN BBLR DI RSUD Dr. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014 ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. masih tingginya angka kematian bayi. Hal ini sesuai dengan target Millenium

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

BAB I PENDAHULUAN. bayi berat lahir rendah (BBLR), dan infeksi (Depkes RI, 2011). mampu menurunkan angka kematian anak (Depkes RI, 2011).

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

HUBUNGAN BERAT LAHIR DENGAN KEJADIAN IKTERIK PADA NEONATUS TAHUN 2015 DI RSUD. DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah

GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU HAMIL DI BPM NENENG MAHFUZAH, S.Si.T.,M.,M.Kes BANJARMASIN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Maolinda et al.,persalinan Tindakan...

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI BARU LAHIR RENDAH DI RSUD AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak telah

PERSIAPAN PERSALINAN IBU HAMIL DITINJAU DARI JUMLAH PERSALINAN DAN JUMLAH KUNJUNGAN KEHAMILAN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

HUBUNGAN POLA SEKSUAL IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 dari laporan Kota/Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. sengaja maupun tidak sengaja (Pudiastuti, 2011). Berbagai bentuk. penyimpangan perilaku seksual remaja cenderung mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi kesehatan dunia yaitu Worid Health Organization (WHO) telah membuat program-program untuk meningkatkan derajat kesehatan

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan atau perkembangan fisik dan mental anak. Seseorang yang sejak didalam

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL TERHADAP KEJADIAN KALA II LAMA DI RSUD dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2015 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. dibawah 11 gr% (Saifuddin, 2001), sedangkan menurut Royston (1993) anemia

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012).

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD DR WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

Rendah. Veronica Magdalena Pinontoan 1, Sandra G.J Tombokan 2, 1. RSUP.Prof.Dr.R.D.Kandou Manado 2,3, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN PENGUKURAN LILA DI PUSKESMAS KALAMPANGAN, KOTA PALANGKA RAYA

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA PALU ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi

BAB I PENDAHULUAN. antara gram), dan berat badan lebih (berat lahir 4000 gram). Sejak

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

Promotif, Vol.2 No.1 Okt 2012 Hal KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUANGAN KASUARI RSU ANUTAPURA PALU

BAB 1 : PENDAHULUAN. satu penyebab tingginya angka kematian bayi (AKB). sehingga akan berpengaruh kepada derajat kesehatan. (1-5)

1

BAB I PENDAHULUAN. kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berksinambungan. Pada

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN K1 AKSES (KUNJUNGAN AWAL) DI PUSKESMAS PELAMBUAN

HUBUNGAN KELAINAN LETAK JANIN DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI KAMAR BERSALIN RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013

30 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) merupakan suatu

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

Transkripsi:

HUBUNGAN USIA IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2013-2014 1 AKBID Sari Mulia Banjrmasin 2 STIKES Sari Mulia Banjarmasin * E-mail :Megasilvia1030@gmail.com ISSN: 2086-3454 YP. Rahayu¹, M. Basit², Mega Silvia* ABSTRAK Latar belakang: Berdasarkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia 359 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab BBLR bisa berasal dari faktor ibu. Faktor ibu yang berperan adalah umur ibu, berat badan ibu sebelum hamil, kenaikan berat badan ibu selama hamil, riwayat kehamilan sebelumnya, sosial ekonomi yang rendah, kehamilan multipel dan merokok. Umur ibu merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kejadian bayi dengan berat badan lahir redah, dimana angka kejadian tertinggi BBLR adalah pada usia dibawah 20 tahun karena dan pada usia diatas 35 tahun BBLR atau bayi berat badan lahir rendah merupakan salah satu penyebab utama tingginya angka kematian bayi, yang mana Angka Kematian Bayi (AKB) salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan di suatu negara berdasarkan Survey Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 sebesar 32/1000 kelahiran hidup Tujuan Penelitian: Menganalisis hubungan antara usia ibu dengan bayi berat lahir rendah di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin pada tahun 2013-2014 Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional dengan populasi bayi BBLR yang dilahirkan di VK Bersalin pada tahun 2013-2014 di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin yang berjumlah 653 orang dan seluruh populasi digunakan sebagai responden penelitian. Hasil: hasil penelitian usia ibu yang berisiko melahirkan BBLR sebanyak 172 (26,65%), BBLSR 19 (35,19%) dan 7 (36,84%), dan ibu yang tidak berisiko melahirkan BBLR sebanyak 408 (70,35%) BBLSR terdapat 35 (64,81%), 12 BBLER (63,16%)menunjukkan bahwa hasil uji Kolerasi Rank Spear man didapatkan hasil yaitu p= 0,294 > α=0,005. Simpulan: Hasil analisis diketahui bahwa usia ibu dengan bblr tidak ada hubungan. Kata kunci: Usia, BBLR 70

PENDAHULUAN Kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting. Pada masa itu ibu harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menyambut kelahiran bayinya. Ibu sehat akan melahirkan bayi yang sehat. Target Indonesia dalam pencapaian pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) tahun 2015, salah satunya yaitu mengurangi angka kematian bayi dan balita yakni menjadikan setengahnya dibanding tahun 1996. Lalu menurunkan angka kematian ibu sebanyak 75%. Maksud diri visi tersebut yaitu kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung aman serta bayi dilahirkan hidup sehat, dengan misinya menurunkan kesakitan dan kematian maternal dan neonatal melalui pemantapan sistem kesehatan didalam menghadapi persalinan yang aman (Muhammad, 2010). Tolak ukur keberhasilan dan kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara diukur dengan angka kematian maternal berguna untuk menggambarkaan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi, dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkaat pelayanaan kesehatan terutama ibu hamil, waktu melahirkan, dan masa nifas. Diseluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun dan angka kematian bayi khususnya 10.000.000 jiwa pertahun. Sebesar 99% terjadi dinegara sedang berkembang. Menurut organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN. Menurut hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 untuk Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia 359 per 100.000 kelahiran hidup atau mengembalikan pada kondisi tahun 1997. Ini mengalami penurunan selama 15 tahun pada tahun 2007, AKI di Indonesia sebenarnya telah mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup. Bayi berat badan lahir rendah (BB LR) adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram. BBLR atau bayi berat badan lahir rendah merupakan salah satu penyebab utama tingginya 71

angka kematian bayi, yang mana Angka tidak semua bayi diketahui berat badan dengan Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan di suatu negara. Angka Kematian Bayi (AKB) di penimbangan sewaktu lahir, 11,5% bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram atau BBLR (Riskesdas 2007). Indonesia masih sangat tinggi, di Indonesia Penyebab BBLR bisa berasal dari faktor sendiri Angka Kematian Bayi (AKB) berdasarkan Survey Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 sebesar 32/1000 kelahiran hidup, dimana target MDGs 4 pada tahun 2015 sebesar 23/1000 kelahiran hidup. Angka Kematian akibat melahirkan sebesar 20/1000 kelahiran hidup pada tahun 2007, dimana target pada tahun 2015 sebesar 14/1000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2014). BBLR dibagi menjadi dua golongan, yaitu ibu. Faktor ibu yang berperan adalah umur ibu, berat badan ibu sebelum hamil, kenaikan berat badan ibu selama hamil, riwayat kehamilan sebelumnya, sosial ekonomi yang rendah, kehamilan multifel dan merokok. Umur ibu merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kejadian bayi dengan berat badan lahir redah, dimana angka kejadian tertinggi BBLR adalah pada usia dibawah 20 tahun karena dan pada usia diatas 35 tahun (Joeharno, 2008). prematur dan dismatur. Bayi prematur adalah Kondisi sel telur pada gadis dibawah umur bayi yang dilahirkan dengan usia 20 tahun, belum begitu sempurna, sehingga kehamilan kurang dari 37 minggu dan dikhawatirkan bayi yang dilahirkan mengalami mempunyai berat badan sesuai dengan berat cacat fisik dan pada usia ibu lebih dari 35 tahun badan untuk masa kehamilan, sedangkan bayi kualitas sel telur yang dihasilkan juga tidak dismatur adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa baik, terjadi perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi kehamilan dan merupakan bayi kecil untuk (Hasdinianah, 2013) masa kehamilan. Riskesdas 2007 mendata berat badan bayi lahir dalam 12 bulan terakhir Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang didapatkan pada tahun 2012 angka kelahiran 72

bayi dengan BBLR sebanyak 214 dari 956 Penelitian ini bertujuan untuk kelahiran hidup (22,38%), pada tahun 2013 angka kelahiran BBLR 267 dari 1401 kelahiran menganalisis hubungan usia ibu dengan berat badan lahir rendah (BBLR). bayi hidup (19,05%) dan pada tahun 2014 angka kejadian BBLR meningkat menjadi 387 dari 1583 kelahiran hidup (24,44%). Resiko terbesar BBLR adalah pada wanita yang melahirkan pada usia remaja/kurang dari 20 tahun dan pada usia lebih 35 tahun kemungkinan dapat melahirkan bayi dengan BBLR yaitu berat lahir bayi kurang dari 2500 gram atau lahir prematur (bayi lahir kurang dari 37 minggu). Berdasarakan study pendahuluan di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh pada tahun 2013 angka kejadian pada berat badan bayi kurang 2500 gram sebagian kecil 14 dari 267 kelahiran BBLR pada kelompok usia kurang dari 20 tahun, 28 dari 267 kelahiran BBLR pada usia lebih dari 35 tahun. Berdasarkan latar belakang di atas penulis merasa tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan usia ibu dengan berat badan lahir rendah (BB LR) di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin pada tahun 2013-2014. BAHAN DAN METODE Metode yang digunakan dalam penelitian adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Variabel dalam penelitian ini ada 2 variabel yaitu variabel bebas (independent variable) : Usia ibu dan variabel terikat (dependent variable) : bayi BBLR. Populasi dalam penelitian ini adalah bayi BBLR yang dilahirkan di VK Bersalin pada tahun 2013-2014 di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin yang berjumlah 654 bayi BBLR. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai sampel. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data-data yang diperoleh peneliti dari pihak ketiga atau sumber lain yang tersedia sebelum penelitian dilakukan. Data diperoleh dengan melihat dari Register yang ada di ruang VK RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin. 73

HASIL Berdasarkan penelitian yan dilakukan di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin dengan jumlah sampel 654 bayi BBLR. Dari hasil penelitian didapatkan hubungan usia ibu dengan bayi berat badan lahir rendah (BBLR) dalam Tabel berikut: Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan BBLR di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjar masin Tahun 2013-2014 BBLR N % BBLER 19 2,9% BBLSR 54 8,27% BBLR 580 88,83% Total 653 100% Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa 1. Analisa Univariat a. Usia Ibu Berdasarkan penelitian, dihasilkan distribusi frekuensi berdasarkan usia ibu : distribusi BBLR memiliki jumlah yang paling besar yaitu BBLR 58-(88,83%) 2. Analisis Bivariat Tabel 3 Distribusi frekuensi hubungan usia ibu dengan berat badan lahir rendah di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2013-2014 Usia Ibu Tabel 1. Distribusi Frekuensib berdasarkan Usia Ibu di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2013-2014 BBLR Tidak Berisiko % Usia Ibu N % berisiko Jumlah % N % Berisiko 198 30,32% BBLER 7 36,84% 12 63,16% 19 100% BBLSR 19 35,19% 35 64,81% 54 100% Tidak beresiko 455 69,68% BBLR 172 29,65% 408 70,35% 580 100% Total 653 100% Jumlah 198 455 653 Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa distribusi berdasarkan usia ibu memiliki jumlah paling banyak yaitu ibu yang tidak berisiko 455 (69,68%). b. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) bahwa usia ibu yang berisiko melahirkan BBLR sebanyak 172 (29,65%), ibu yang tidak berisiko melahirkan BBLR sebanyak 408 (70,35%), ibu yang berisko melahirkan BBLSR terdapat 19 (35,19%), yang tidak berisiko 35 (64,81%) dan ibu yang berisiko melahirkan BBLER 7 (36,84%) dan yang tidak berisiko 12 (63,16%). 74

PEMBAHASAN 1. Usia ibu di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2013-2014 Berdasarkan Tabel 1 usia ibu yang terbanyak adalah usia yang tidak berisiko (20-35 tahun) sebanyak 455 (69,68%) Usia 20-35 tahun sering disebut usia yang tidak berisiko. Dimana usia 20-35 tahun merupakakan usia yang terbaik bagi wanita untuk hamil maupun melahirkan bagi dari segi kesehatan ibu, fisik, emosi, metal, alat reproduksi. Namun sebaliknya pada usia yang kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun disebut usia berisiko. Usia yang kurang dari 20 tahun organ reproduksi belum siap untuk behubungan seks atau mengandung, kondisi sel telur pada usia kurang 20 tahun, belum begitu sempurna, sehingga dikhawatirkan bayi yang dilahirkan mengalami cacat fisik, perdarahan, bayi premature, BBLR, tekanan darah tinggi. Usia yang lebih dari 35 tahun dimana pada usia tersebut terjadi perubahan pada jaringan alatalat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi, tekanan darah tinggi, ketuban pecah dini, perdarahan, BBLR. Menurut Rochjati 2003, dalam reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun, sedangkan yang berisiko untuk kehamilan dan persalinan adalah umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun. Usia kurang dari 20 tahun organ reproduksi belum siap untuk behubungan seks atau mengandung dan pada usia 35 tahun dimana pada usia tersebut terjadi perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi. Pada penelitian ini didapatkan lebih banyak ibu yang berusia 20-35 tahun atau ibu yang tidak berisiko yang melahirkan bayi dengan BBLR, ini terjadi kemungkinan pada ibu yang tidak berisiko pada saat hamil kurang memperhatikan kehamilannya baik dari segi kesehatan ibu dan janin, status gizi, pola istirahat, dan kunjungn ANC. 2. BBLR di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2013-2014 Berdasarkan Tabel 2 hasil penelitian yang didapatkan dari data BBLR di ruang vk didapatkan sebanyak BBLR yang terbanyak 75

adalah BBLR sebanyak 580 (88,83%), BBLSR 54 (8,27%) dan BBLER 19 (2,9%). Bayi berat badan lahir rendah adalah suatu istilah yang dipakai bagi bayi prematur, atau low birth weight, atau sering disebut dengan berat badan lahir rendah. Hal ini dikarenakan semua bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram bukan bayi prematur (WHO, 2007). Pada penelitian ini didapatkan menunjukan bahwa angka kejadian terbanyak Menurut Syarifudin (2007) up aya untuk mencegah terjadinya BBLR antara lain : upayakan agar melakukan antnatal care yang baik, meminum tablet zat besi secara teratur, memperbaiki status gizi ibu hail dengan mengkonsumsi makanan yang lebih sering atau lebih banyak, dan lebih di utamakan makanan yang mengandung nutrisi, tingkatkan penerimaan keluarga berencana, istirahat yang banyak. adalah BBLR, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor diantarnya preklamsia, kehamilan ganda, dan usia. Ini sesuai dengan teori Anik, (2009) penyebab bayi dengan,berat badan lahir rendah ada beberapa faktor yaitu dari faktor ibu penyakit ibu mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia sel berat, perdarahan ante partum, hipertensi, preeklamsi berat, eklamsi, infeksi selama kehamilan (infeksi kandung kemih dan ginjal), menderita penyakit seperti malaria, Infeksi menular seksual HIV/AIDS, TORCH, usia ibu yang kurang dari 20 dan lebih dari 35 tahun, multigravida yang jarak kelahiran terlalu dekat (kurang dari 1 tahun), kehamilan ganda (multi gravida). 3. Hubungan Usia ibu dengan BBLR di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2013-2014 Berdasarkan Tabel 3 hasil penelitian dapat diketahui bahwa usia ibu yang berisiko melahirkan BBLR sebanyak 172 (29,65%), ibu yang tidak berisiko melahirkan BBLR sebanyak 408 (70,35%), ibu yang berisko melahirkan BBLSR terdapat 19 (35,19%), yang tidak berisiko 35 (64,81%) dan ibu yang berisiko melahirkan BBLER 7 (36,84%) dan yang tidak berisiko 12 (63,16%). Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan uji Kolerasi Rank 76

Spearman didapatkan hasil yaitu p= 0,294 > α=0,005 tersebut menunjukakna bahwa Ho=diterima dan Ha=ditolak artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara usia ibu dengan BBLR di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin pada tahun 2013-2014. Usia 20-35 tahun sering disebut usia yang tidak berisiko. Dimana usia 20-35 tahun merupakakan usia yang terbaik bagi wanita untuk hamil maupun melahirkan bagi dari segi kesehatan ibu, fisik, emosi, metal, alat faktor lingkungan yang meliputi area tempat tinggal, radiasi, zat-zat racun lainnya karena dapat mempengaruhi kesehatan pada ibu dan janin. Menurut Syarifudin (2007) up aya untuk mencegah terjadinya BBLR antara lain : upayakan agar melakukan antnatal care yang baik, meminum tablet zat besi secara teratur, memperbaiki status gizi ibu hail dengan mengkonsumsi makanan yang lebih sering atau lebih banyak, dan lebih di utamakan makanan reproduksi. Menurut Rochjati 2003, dalam yang mengandung nutrisi, tingkatkan reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun, sedangkan yang berisiko untuk kehamilan dan persalinan adalah umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun. Usia kurang dari 20 tahun organ reproduksi belum siap untuk behubungan seks atau mengandung dan pada usia 35 tahun dimana pada usia tersebut terjadi perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi. Mitayani (2011) m enyatakan BBLR juga dapat disebabkan oleh faktor janin yang mengalami hidramion, kehamilan ganda dan penerimaan keluarga berencana, istirahat yang banyak Penelitian yang dilakukan oleh Suryadi (2007) menyatakan bahwa usia ibu kurang dari dari 20 tahun mempunyai peluang 1,27 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR dibandingkan dengan usia 20-35 tahun, tetapi pada peneltian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara usia ibu dengan BBLR di RSUD Dr. H Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2013-2014. Hasil penelitian ini ternyata tidak sesuai dengan hasil penelitian Nanik (2005) 77

mengungkapan bahwa salah satu faktor yang berhubungan dengan kejadian bayi lahir dengan berat badan lahir rendah adalah usia ibu. Sedangkan penelitian Nunung (2000) umur saja, meskipun ibu dengan umur berisiko namun jika ibu secara teratur memeriksakan kehamilannya ke tempat pelayanan kesehatan, memberikan nutrisi yang cukup bagi janin yang menunjukkan bahwa memiliki hubungan faktor usia ibu tidak yang bermakna dengan dikandungnya dan tidak memiliki komplikasi pada kehamilannya maka kejadian BBLR dapat kejadian BBLR. Secara teori seharusnya dihindarkan. terdapat hubungan antara usia ibu bersalin dengan BBLR, namun dalam penelitian ini DAFTAR PUSTAKA ketidak adanya hubungan usia ibu bersalin dengan BBLR disebbkan oleh adanya faktorfaktor yang dominan hubungannya dengan kejadian BBLR. Faktor-faktor tersebut antara lain preeklamsi, kehamilan ganda/kembar. Tidak adanya hubungan antara usia ibu dengan bayi BBLR ini terjadi kemungkinan pada ibu yang tidak berisiko pada saat hamil kurang memperhatikan kehamilannya baik dari segi kesehatan ibu dan janin, status gizi, pola istirahat, dan kunjungn ANC. Hal ini juga dikarenakan ada faktor-faktor lain yang lebih kuat mempengaruhi terjadinya BBLR seperti paritas, kehamilan ganda, preeklampsia/eklampsia dan ketuban pecah dini. Jadi, kejadian BBLR tidak dipengaruhi oleh Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin. 2014. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Tahun Ajaran 2014/2015. Banjarmasin Depkes, 2009,Departemen kesehatan republic Indonesia Dwislisstiani, 20011. Hubungan umur dan paritas ibu denga kejadian BBLR di RSUD Banjarbaru. Banjarbaru. Cahyo, Ismawati. 2010. BBLR Berat Badan Lahir Rendah. Nuha Medika. Yogjakarta Isnar, Yayan Akhyar, 2007. Berat Badan Lahir Rendah. (http://w.pendatrik.com diakses 09 januari 2015) Proverawati, Atikah, Cahyo Ismawati Sulistyorini. 2010. Berat Baan Lahit Rendah. Yogyakarta Nuha Medika Rochjati, Poedji. 2003. Skining Antenatal Pada Ibu Hamil, Deteksi Ibu Hamil Resiko Tinggi. Airlangga Univesity Press. Surabaya 78

Rusnawan. 2006. Ibu Hamil Dengan Resiko Tinggi.http://www.medicaastore.com/p enyakit/569/kehamilan_resikotinggi.. diakses 01 Maret 2015 Siswono. 2005. Kesehatan Reproduksi Perempuan, dan Amandemen UU Kesehatan. http://www.kompas.co.id (di akses 20 Maret 2015) Sukrisno.2010.Asuhan Kebidanan. Jakarta: ECG WHO.2002.Program kesehatan anak dan remaja2.http://www.who.or.i d.diakse s tanggal 14 januari 2015 79