BAB V PENUTUP. pengajian. Kemudian karakteristik pemirsa acara Islam itu Indah yaitu laki-laki,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Aaker, kepribadian brand (brand personality) merupakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Hampir semua orang memiliki televisi di rumahnya. Daya

BAB V ANALISA DATA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam berbagai konteks kehidupan manusia mulai dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penulisan

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I PENDAHULUAN. barang, dan jasa. Pengusaha tidak hanya menerapkan strategi positioning sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman ini manusia sangat bergantung dengan media massa. Semua

BAB I PENDAHULUAN. seolah-olah hasrat mengkonsumsi lebih diutamakan. Perilaku. kehidupan dalam tatanan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa,

2016 PERSEPSI PEMIRSA TENTANG OBJEKTIVITAS BERITA DI KOMPAS TV

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada daya tariknya. Endorser yang kredibel adalah orang yang. bisa dipercaya dan mempunyai keahlian tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. kita ketahui apabila kita perhatikan lebih jauh lingkungan sekitar kita.

BAB 6 INTERPRETASI DATA DAN KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya stasiun TV di Indonesia, tidak dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. kabar, menonton berita, mendengarkan radio, mengakses berita melalui internet.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dua hal yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Media televisi menjadi penting dari semua media yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi

BAB V PENUTUP. ( TV.E ) PUSTEKKOM Depdiknas Jakarta selama kurang lebih satu bulan. praktek di Televisi Edukasi ( TV.E ) PUSTEKKOM Depdiknas Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB 1 PENDAHULUAN. ke komunikan. Media massa yang terdiri dari media cetak dan elektronik dapat

I. PENDAHULUAN. dengan semakin sering munculnya iklan-iklan baru dari merek-merek lama di

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari penelitian yang dilakukan dengan judul Komunikasi Sosial

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin cepat di era globalisasi ini

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. sepatu olahraga telah menjadi bagian dari fashion (Fadli, 2015) sehingga

3. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina

BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Konseling merupakan salah satu aktivitas layanan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. ataupun muda, bahkan anak-anak pun hampir menghabiskan masa. tetapi dengan kehadiran televisi yang merupakan alat ini, maka impian

BAB I PENDAHULUAN. lain (non media). Ketika sumber dari non media tidak dapat memuaskan. kebutuhan kita, maka kita mencarinya dari media massa.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS),

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan manusia untuk berinteraksi, komunikasi dalam kegiatan manusia

_ Mahasiswa _ Wiraswasta _ Lainnya.. Jakarta Utara Jakarta Barat Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Lebih kuat dari surat kabar, majalah maupun radio karena pesawat televisi. bagaikan melihat sendiri peristiwa yang disiarkan itu.

BAB IV HASIL PENELITIAN. pertanyaan. Kriteria keputusannya adalah dengan membandingkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. online. Namun dari sekian banyak media masa, televisi merupakan media

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah pemirsa iklan obat bebas di televisi yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Effendy (2003: 254), dalam teori Stimulus-Organism-Responses (S-

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. banyak faktor diantaranya lingkungan, keluarga dan pendidikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini peneliti mempelajari penelitian terdahulu dari Faculty of

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Video Corporate Profile merupakan salah satu bentuk bagian media yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya di industri bisnis perbankan. Bank yang sekarang ini dianggap bank

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaru setiap hari dan tanpa disadari oleh kita telah memasuki era baru yakni era

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KUESIONER. 1. Bacalah setiap pertanyaan dibawah ini dengan teliti dan baik. 2. Jawablah pertanyaan dengan jujur dan benar.

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan

BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG

Petunjuk Pengisian 1. Bacalah setiap pertanyaan terlebih dahulu dan pahami dengan seksama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian saudara Ashari (2011) yang berjudul Pengaruh Desain Kemasan Produk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

BAB I PENDAHULUAN. ketat, mengharuskan setiap perusahaan untuk merumuskan strategi yang lebih efektif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB III PENYAJIAN DATA. Sinembah Kabupaten Rokan Hilir terhadap Acara Sinetron Tukang Bubur Naik

Lampiran 1. Panduan Pertanyaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. 10 tahun terakhir, khususnya dalam dunia handphone. Perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis retail merupakan jenis bisnis yang sudah lama ada di dalam pasar. Bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB V. Kesimpulan dan Saran

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketika komunikasi sudah menjadi bagian penting dari suatu masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. yang penting untuk dilakukan. Media adalah bentuk perantara dalam berbagai

DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari

BAB I PENDAHULUAN. Bagian pemasaran sebagai bagian yang fungsional dari sebuah perusahaan

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Karakteristik pemirsa yang menonton acara dakwah di televisi yaitu lakilaki, berusia di atas 50 tahun, berpendidikan tinggi, berprofesi pegawai swasta, PNS, atau wiraswasta. Mereka jarang menonton televisi dan mengikuti kegiatan pengajian. Kemudian karakteristik pemirsa acara Islam itu Indah yaitu laki-laki, berusia 21-50 tahun, berpendidikan SMA sampai S1, wiraswasta dan sering menonton televisi. Pemirsa acara Islam itu Indah juga rutin mengikuti kegiatan pengajian. Sedangkan pemirsa acara Mamah Aa Beraksi memiliki karakteristik yang berbeda. Karakteristik pemirsa acara yang dipandu Mamah Dedeh ini yaitu perempuan, berprofesi PNS, usia 21-50 tahun dan di atas 50 tahun, berpendidikan tinggi, jarang menonton TV dan mengikuti kegiatan pengajian. Acara dakwah di televisi memiliki dimensi-dimensi brand personality berdasarkan penilaian pemirsa. Dimensi brand personality yang dinilai paling tinggi pada acara dakwah secara keseluruhan yaitu dimensi profesional (professional). Dimensi ini juga dinilai tertinggi pada acara dakwah secara khusus yaitu acara Islam itu Indah dan Mamah Aa Beraksi. Hal ini berarti acara dakwah secara keseluruhan mampu menampilkan format dakwah secara profesional. Sedangkan dimensi yang dinilai paling rendah pada acara dakwah secara keseluruhan yaitu dimensi kepercayaan (integrity). Dimensi ini juga dinilai paling 127

128 rendah pada acara Islam itu Indah dan Mamah Aa Beraksi. Namun pada acara Mamah Aa Beraksi, dimensi ini terendah kedua setelah dimensi responsif (responsive). Acara dakwah secara keseluruhan belum dipercaya menyajikan materi dakwah yang sesuai dengan Al-Qur an dan Hadits Perbandingan dimensi acara Islam itu Indah dan Mamah Aa Beraksi berdasarkan penilaian pemirsa terhadap dimensi-dimensi brand personality pada masing-masing acara. Terdapat dimensi-dimensi yang dinilai lebih tinggi pada acara dakwah tertentu. Dimensi brand personality yang dinilai lebih tinggi pada acara Islam itu Indah dibanding acara Mamah Aa Beraksi meliputi Kepekaan (Sensitive), Fokus (Focused), Membedakan (Discriminating), Reputasi (Stature), Strategis (Strategic), Visioner (Visionary), dan Keluasan Analisis (Widely Analytical). Sedangkan dimensi yang lebih unggul pada acara Mamah Aa Beraksi meliputi Profesional (Professional), Berjiwa muda (Young & Vibrant), Kaya (Richness), Ketegasan (Decisive), Melibatkan (Engaging), Responsif (Responsive), dan Kepercayaan (Integrity). Pembuktian dalam teori ekuasi media menjelaskan bahwa, pemirsa berinteraksi terhadap media dalam bentuk tiga respon. Ketiga respon pemirsa tersebut meliputi jarak interpersonal (interpersonal distance), persamaan dan daya tarik (similarity and attraction), dan kredibilitas sumber (source credibility). Dimensi brand personality yang berkaitan dengan jarak interpersonal adalah dimensi melibatkan (engaging) dan membedakan (discriminating). Pada persamaan dan daya tarik (similarity and attraction) berkaitan dengan sembilan

129 dimensi brand personality. Sedangkan kredibilitas sumber (source credibility) berkaitan dengan dimensi kepercayaan (integrity), reputasi (stature), dan strategis (strategic). Pembahasan brand personality juga didekati dengan perspektif teori kultivasi media. Terdapat perbedaan dimensi-dimensi brand personality antara pemirsa yang sering menonton dengan yang jarang menonton televisi. Namun ditemukan kesamaan persepsi brand personality antara kedua pemirsa yang berbeda intensitas menonton televisi. Dimensi berjiwa muda (young and vibrant) merupakan persepsi brand personality yang menjembatani kedua pemirsa ini. Dimensi ini juga menjembatani kedua jenis pemirsa pada acara Islam itu Indah dan Mamah Aa Beraksi. Tapi acara Islam itu Indah ditambah dimensi visioner (visionary) dan dimensi keluasan analisis (widely analytical). Sedangkan acara Mamah Aa Beraksi selain dimensi berjiwa muda, juga dijembatani dimensi ketegasan (decisive). Dimensi brand personality acara dakwah di televisi yang tidak mampu dipersepsi kedua jenis pemirsa, yaitu dimensi melibatkan (engaging), kepekaan (sensitive), dan kaya (richness). Pada acara Islam itu Indah hanya dimensi melibatkan (engaging) yang tidak dipersepsi kedua jenis pemirsa. Sedangkan acara Mamah Aa Beraksi hanya dimensi kepekaan (sensitive) yang tidak dipersepsi kedua jenis pemirsa. Dalam penelitian ini terdapat beberapa temuan menarik berkaitan dengan brand personality acara dakwah di televisi. Dalam kajian ekuasi media terdapat jarak interpersonal antara acara televisi dengan pemirsa. Dalam brand personality

130 diwakili dimensi melibatkan (engaging) dan membedakan (discriminating). Pemirsa ibu rumah tangga yang cenderung tidak pernah mengikuti pengajian justru merasa dilibatkan (engaging) dan dipahami kondisinya (discriminating). Hal ini berarti acara dakwah telah berhasil menjadi tempat bagi pemirsa yang tidak mengikuti kajian di luar rumah. Temuan menarik lainnya yaitu pemirsa yang berusia di bawah 20 tahun justru tidak mempersepsikan dimensi berjiwa muda (young & vibrant) pada acara dakwah. Dimensi ini juga tidak dipersepsi oleh pemirsa yang pelajar atau mahasiswa. Terakhir, dimensi keluasan analisis (widely analytical) tidak dapat ditangkap oleh pemirsa ibu rumah tangga. Itu artinya pembahasan yang mendalam pada acara dakwah tidak dipahami oleh para ibu rumah tangga yang menyaksikan. Kualitas komunikasi dakwah pada suatu program acara dakwah dapat dinilai dari penilaian kualitas unsur-unsur dakwahnya. Penilaian kualitas komunikasi dakwah dapat diukur dari hasil penilaian brand personality acara dakwah. Unsur-unsur dakwah meliputi media dakwah, efek dakwah, komunikator dakwah, komunikan dakwah, materi dakwah, metode dakwah, dan lingkungan dakwah. Setiap dimensi brand personality dapat digunakan untuk mengukur kualitas komunikasi acara dakwah di televisi. Acara Islam itu Indah dan Mamah Aa Beraksi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing di penilaian kualitas komunikasi dakwah.

131 B. Implikasi Teoritik Penelitian ini memiliki implikasi teoritik pada beberapa teori yang digunakan dalam penelitian ini. Pertama, implikasi terhadap teori brand personality yang menjadi teori utama dalam penelitian ini. Dimensi brand personality yang dibuktikan dalam penelitian ini berbeda dengan teori dasar brand personality. Dimensi pada teori dasar brand personality yang dirumuskan Aaker mencakup: ketulusan hati (sincerity), kegembiraan/antusias (excitement), kecakapan (competence), memuaskan hati (sophistication), dan kekuatan (ruggedness). Sedangkan dalam penelitian brand personality pada acara dakwah di televisi ini menggunakan 14 dimensi bussiness media brand personality yang dirumuskan oleh Kumar dan Venkatesakumar. Dimensi brand personality media bisnis yang dirumuskan oleh Kumar dan Venkatesakumar tidak sepenuhnya digunakan akibat perbedaaan konteks acara. Dalam penelitian ini secara spesifik meneliti pada acara dakwah. Jenis acara seperti ini memiliki indikator-indikator penyusun dimensi yang berbeda dengan konteks media bisnis secara umum. Berdasarkan hasil pengukuran di penelitian ini, diperoleh temuan dimensi brand personality yang terkuat dan terlemah pada acara dakwah. Temuan dimensi terkuat menurut penilaian pemirsa yaitu dimensi profesional (professional) dan dimensi terlemah terletak pada dimensi kepercayaan (integrity). Kajian brand personality mendeskripsikan kondisi sebuah brand produk dalam perspektif kepribadian. Artinya setiap brand produk seperti acara televisi

132 dipersespsi dengan kepribadian-kepribadian layaknya manusia. Kajian teoritik brand personality berada dalam ruang lingkup pemasaran. Namun kajian ini memiliki kedekatan konseptual dengan teori ekuasi media (media equation theory). Teori ini membuktikan bahwa media direspon oleh khalayak seperti layaknya pemirsa merespon manusia. Tiga pembuktian dalam teori ekuasi media ternyata sejalan dengan dimensi-dimensi brand personality acara dakwah di televisi. Pertama, pembuktian tentang jarak interpersonal (interpersonal distance) berkaitan dengan dimensi melibatkan (engaging) dan membedakan (discriminating). Kedua, pembuktian persamaan dan daya tarik (similarity and attraction) berkaitan dengan sembilan dimensi brand personality. Ketiga, pembuktian kredibilitas sumber (source credibility) berkaitan dengan dimensi kepercayaan (integrity), reputasi (stature), dan strategis (strategic). Brand personality acara dakwah di televisi dinilai oleh pemirsa muslim baik yang sering maupun jarang menonton televisi. Teori kultivasi media menjelaskan tentang efek paparan media terhadap pemirsa. Ada perbedaan persepsi antara pemirsa yang jarang dengan pemirsa yang sering menonton televisi. Penelitian ini juga membenarkan adanya perbedaan persepsi brand personality antara kedua jenis pemirsa ini. Tujuh dimensi yang dipersepsi pemirsa yang sering menonton, lalu acara dakwah dipersepsi dengan lima dimensi oleh pemirsa yang jarang menonton televisi. Namun keduanya memiliki satu kesamaan persepsi pada dimensi kepribadian berjiwa muda (young & vibrant).

133 C. Keterbatasan Studi Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan dalam mengkaji brand personality acara dakwah di televisi. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian sebanyak 150 sampel. Jumlah sebanyak ini sebenarnya sudah cukup baik dengan asumsi instrumen stabil dalam ±0,5 logit dengan tingkat kepercayaan 99%,. Namun jika jumlah sampel ditingkat, maka kalibrasi instrumen tentu akan semakin teliti. Pemirsa acara dakwah yang menjadi subyek penelitian terbatas dalam ruang lingkup warga muslim di Kota Surabaya. Apabila penelitian dilakukan pada konteks lain, mungkin pengukuran brand personality menunjukkan hasil yang berbeda. Acara dakwah yang dikaji dalam penelitian ini terbatas pada acara televisi nasional. Padahal acara dakwah di televisi lokal juga layak untuk dikaji, sebab beberapa TV lokal merupakan TV yang merepresentasikan komunitas-komunitas tertentu. D. Rekomendasi Acara dakwah di televisi perlu ada evaluasi untuk meningkatkan kualitas kepribadian brand (brand personality). Perbaikan mutu tayangan ini niscaya diperlukan demi efektifitas penyampaian pesan dakwah dan meningkatkan audience share. Terdapat beberapa rekomendasi yang dapat menjadi masukan bagi pengelola acara. Program acara dakwah perlu mempertahankan profesionalitas dalam pengelolaan acara dakwah. Penilaian positif pemirsa terhadap dimensi profesionalitas perlu dijaga. Rekomendasi ini ditujukan kepada acara dakwah secara umum serta acara Islam itu Indah dan Mamah Aa Beraksi.

134 Salah satu temuan di penelitian ini membuktikan bahwa acara dakwah menjadi tempat belajar bagi pemirsa yang tidak tergabung ke kelompok pengajian tertentu. Kebutuhan pemirsa seperti ini merasa terpenuhi dengan adanya acara dakwah. Hal ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan agar mampu memenuhi kebutuhan karakteristik pemirsa yang lebih luas. Rekomendasi lainnya berkaitan dengan kualitas materi yang disampaikan dalam acara dakwah. Pemirsa acara menilai materi yang disajikan dalam acara belum sepenuhnya dipercaya sejalan dengan Al-Qur an dan Hadits. Penilaian ini diberikan bukan hanya pada acara dakwah secara umum, namun juga pada acara Islam itu Indah dan Mamah Aa Beraksi. Materi dakwah merupakan salah satu marwah suatu aktivitas dakwah. Rendahnya kepercayaan terhadap materi dakwah (maddah) akan mendorong pemirsa untuk mencari media dakwah selain acara dakwah di televisi. Kondisi ini harus menjadi perhatian serius oleh pengelola acara agar materi yang akan dibawakan oleh ustad/ustadzah sejalan dengan ayat Al-Qur an dan Hadits. Evaluasi ini juga berlaku untuk acara Islam itu Indah dan Mamah Aa Beraksi. Namun pada acara Mamah Aa Beraksi yang terendah bukan kepercayaan, melainkan dimensi responsif. Masukan untuk acara ini yaitu agar lebih memberikan kesempatan pemirsa untuk bertanya, serta kesediaan menjelaskan pemahaman yang belum dipahami oleh pemirsa. Salah satu temuan menarik di penelitian ini berkaitan dengan dimensi kepribadian berjiwa muda (young & vibrant). Pengelola acara dakwah perlu memperbaiki konten materi serta cara penyampaian dakwah agar sesuai dengan

135 kebutuhan dan karakter pemirsa anak muda. Pemirsa berusia di bawah 20 tahun dan masih mengenyam pendidikan merupakan pasar potensial bagi perkembangan acara dakwah. Namun bagi pemirsa dari kalangan ini, program acara dakwah belum memiliki materi serta penyampaian yang sesuai dengan jiwa pemirsa muda. Rekomendasi terakhir ditujukan untuk pemirsa ibu rumah tangga. Dimensi keluasan analisis tidak mendapat nilai positif oleh para ibu rumah tangga. Hal ini mengindikasikan penjelasan materi-materi yang dibawakan oleh da i belum sepenuhnya dipahami oleh pemirsa ibu rumah tangga.