BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu persoalan pendidikan yang sedang dihadapi bangsa

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan terhadap masalah

Pendidikan merupakan bagian terpenting untuk setiap individu dengan adanya pembimbing dan yang dibimbing guna mencapai kehidupan yang lebih baik.

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii

5.3.4 Persepsi Responden terhadap Pengembangan Karir di PTBA Analisis Hubungan Sistem Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karir

BAB I I TINJAUAN TEORITIS

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. i ii iii iv v vi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitaif dengan teknik korelasional yaitu penelitian untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

Amat Ariyanto Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xvii DAFTAR LAMPIRAN...

baku, rentang kelas, distribusi frekuensi dan grafik histogram.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN / Selanjutnya, sekolah ini beralamat di desa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pertanyaan-pertanyaan penelitiannya Sugiyono (1999:7) Berdasarkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antar variabel, dan jika ada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. analisis kuantitaif data penelitian. Identitas responden meliputi jenis kelamin,

DINA FITMILINA A1A110053

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, karena menyelidiki

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMAKASIH... iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR...

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. lokasi penelitian, yaitu SD Negeri di wilayah Kecamatan Bangunrejo Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah yakni: input, proses, dan out put (Rivai dan Murni, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Teknik Arsitektur yang beralamatkan di Jln. Setiabudhi No. 207 Bandung.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN. 2. Variabel Terikat (Dependent Variabel Y) : Kinerja. maka dikemukakan definisi operasional sebagai berikut :

ABSTRAK MASMUR MANIK,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data, pengujian persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu:

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAKS... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar PKn siswa kelas VIII SMP Negeri se- Kecamatan Playen tahun ajaran

BAB I PENDAHULUAN. daya sekolah untuk dapat menjalankan tugas secara profesional.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini peneliti akan melihat apakah terdapat hubungan antara kemampuan

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... iii ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Gorontalo didirikan pada tahun

PROSIDING ISBN :

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode suvei dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode penelitian juga

berdasarkan variabel yang sudah ditentukan.

DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Proses pembelajaran melalui praktikum di bengkel merupakan. perwujudan dari suatu teori ke dalam bentuk nyata. Kegiatan praktik juga akan

PERUMUSAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Oleh : Suyanto SMK 2 Wonosobo. Faktor keberhasilan pendidikan di SMK yang dapat dilihat secara umum

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif-dekriptif. Desain penelitian ini dipilih dengan

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH. Sogi Hermanto

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Analisis Regresi antara Variabel Y1, Y2, Y3. Dan Y4 dengan X.

BAB III METODE PENELITIAN. ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta- fakta atau prinsipprinsip

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor budaya organisasi dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009

BAB V P E N U T U P 5.1 Kesimpulan

Halaman a. Definisi Pengetahuan b. Tingkat Pengetahuan c. Pengukuran Pengetahuan d. Pengetahuan Dasar Pemesinan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

DAFTAR ISI. hal i ii iii iv v vi ix xi xii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

multimedia, sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.

OLEH: NURUL HASMITA NIM.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan FKIP-UKSW

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi pusat perhatian adalah hubungan antara pemahaman

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Srandakan. Sekolah ini berlokasi di Godegan, Poncosari,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh: Wahyu Hidayat ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. yang pertama yaitu kelompok eksperimen dan yang kedua yaitu kelompok

BAB IV HASIL PENELITIAN

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI PENDIDIKAN DAN LATIHAN (DIKLAT) SERTA PENGALAMAN MENGAJAR GURU DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN DELANGGU TAHUN 2014

EFEKTIVITAS PENERAPAN KURIKULUM 2013 TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK MA ARIF 1 KEBUMEN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

DAFTAR ISI. Halaman Judul. Lembar Pengesahan.. Lembar Pernyataan... Kata Pengantar. Abstrak... Daftar Tabel. Daftar Gambar. Daftar Lampiran..

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan melalui pemberdayaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan paradigma baru dalam pendidikan, menuntut adanya kinerja kepala sekolah yang tinggi meliputi: partisipasi seluruh warga sekolah dan warga masyarakat (stakeholder), pembinaan dan pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif, proses pembelajaran yang berkualitas, keterbukaan dan kemauan untuk berubah, responsif dan antisipatif, akuntabilitas, teamwork yang cerdas, kompak dan dinamis serta pengawasan yang produktif ( Duhou ; 2003). Pengelolaan sekolah meliputi proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan seluruh sumber daya manusia ataupun sumber daya lain yang ada, untuk mencapai tujuan sekolah. Tujuan dapat terwujud jika sekolah memberdayakan sumber daya dan tenaga pendidikan dan diberi kepercayaan untuk mengatur diri sendiri secara sesuai dengan asas manajemen peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah (MPMBS). Menurut Lestari (2008), agar mutu tetap terjaga dan proses peningkatan mutu tetap terkontrol, maka harus ada standar yang diatur dan disepakati secara nasional dalam standar nasional pendidikan (SNP), untuk dijadikan indikator 1

evaluasi keberhasilan peningkatan mutu. Untuk peningkatan mutu pendidikan salah satu upaya dengan peningkatan kinerja kepala sekolah dalam pemberian bantuan dan layanan kepada guru secara optimal dalam bentuk supervisi akademik. Supervisi akademik merupakan bantuan dan layanan yang diberikan oleh kepala sekolah kepada guru untuk mengembangkan situasi belajar mengajar di kelas. Dalam implementasinya supervisi akademik mempunyai tujuan utama yakni memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Kegiatan supervisi akademik dapat mencakup penilaian, perbaikan dan pengembangan situasi proses dan hasil belajar mengajar berdasarkan pada hasil pengamatan atau penelitian yang dilakukan. Mutu pendidikan masih menjadi persoalan mendasar bagi bangsa Indonesia, upaya telah dilakukan guna mencari solusi jalan keluar seperti penggantian kurikulum, peningkatan pelatihan kompetensi guru dan tenaga kependidikan, pengadaan buku-buku dan alat pembelajaran, perbaikan sarana-prasarana dan peningkatan mamajemen mutu. Salah satu indikator penyebabnya adalah rendahnya kepemimpinan kepala sekolah terutama pada kualitas pengelolaan dan pembinaan berupa supervisi akademik maupan manajerial di sekolah, sebagai akibatnya 2

kinerja kepala sekolah dipertanyakan banyak pihak (Dharma; 2008). Sutardi (2008) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa, terdapat hubungan yang signifikan antara supervisi akademik dengan kinerja kepala sekolah di SMP N Kabupaten Majalengka, dengan jumlah responden 414 orang guru, instrument penelitian yang dipakai dengan angket, dan digunakan analisis data menggunakan statistik deskriptif, chi kuadrat, menunjukkan hasil bahwa, semakin tinggi nilai supervisi akademik (X1) semakin tinggi pula kinerja kepala sekolah (Y). Jadi koefisien korelasi antara Persepsi Guru tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1) dengan Kinerja Kepala Sekolah (Y) adalah signifikan. Sedangkan Sindhu (2010) meneliti tentang supervisi akademik kepala sekolah di 29 sekolah dasar di dua negara bagian Kelantan dan Selangor Malaysia. Untuk menguji pengetahuan antara guru dan kepala sekolah, diminta untuk merespon skala perbedaan benar dan salah hasilnya diperoleh: Guru hanya mencapai rata-rata 45,8% untuk supervisi akademik, sedang kepala sekolah mencapai rata-rata 47,9% tentang supervisi akademik, dengan mean = 3,12 untuk kepala sekolah, untuk guru mean = 2,78 dengan menggunakan instrumen yang disediakan oleh devisi inspektorat sekolah. Disimpulkan bahwa: supervisi akademik tidak berhubungan signifikan dengan kinerja 3

kepala sekolah. Karena beberapa guru merasa diintimidasi, guru juga merasa bahwa kepala sekolah yang mensupervisi mempunyai misi harus menemukan kesalahan pada guru, dan guru sendiri tidak suka diberitahu kesalahannya. Kepala sekolah maupun guru memiliki pengetahuan terbatas tentang supervisi akademik, 75% guru belum merasakan manfaat dari supervisi akademik, dan menganggap bahwa supervisi akademik tidak perlu. Temuan Sutardi (2008) ada hunungan yang signifikan antara supervisi akademik Kepala Sekolah dengan Kinerja Kepala Sekolah bertolak belakang dengan Sindhu ( 2010 ) yang menemukan tidak ada hubungan antara supervisi akademik Kepala Sekolah dengan Kinerja Kepala Sekolah. Maka perlu dilakukan penelitian ulang untuk memastikan ada tidaknya hubungan yang signifikan antara supervisi akademik Kepala Sekolah dengan Kinerja Kepala Sekolah. Satu bagian terpenting dalam pembahasanpembahasan tentang kepemimpinan yang tidak menjadi perhatian besar (grand issues) adalah kepemimpinan transformasional. Seorang kepala sekolah mungkin perlu mengadopsi kepemimpinan transformasional, agar semua potensi yang ada di sekolah dapat berfungsi secara optimal ( Suyanto: 2007 ). 4

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Faraz (2008) tentang kepemimpinan transformasional pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri dan Swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan jumlah 172 sekolah dan 5.873 orang guru sebagai sumber data. (Sumber Dinas Pendidikan Provinsi DIY, 2007/2008: 20-24). Teknik analisis data yang digunakan adalah: ANOVA untuk menguji perbedaan kepemimpinan transformasional kepala sekolah. Disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional tidak berhubungan signifikan dengan kinerja kepala sekolah, untuk kelompok guru SMA Swasta menunjukan nilai simpangan baku yang lebih tinggi dari nilai simpangan baku kelompok guru SMA Negeri, yakni untuk faktor keteladanan 4.131>3.746; motivasi inspiratif 2.135>2.004; stimulasi intelektual 3.265>3.140; dan pertimbangan individu 4.442>4.26. Sehingga diperoleh hasil analisis bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan kinerja kepala sekolah maupun SMA Swasta (r=0.409, p=0.092). baik pada SMA Negeri Hadi (2008) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa: Terdapat hubungan yang signifikan antara kepemimpinan transformasional dengan kinerja kepala sekolah pada SMK di Malang Raya Surabaya. Hasil analisis 5

regresi ganda dengan menggunakan Program SPSS For Windows 15.0, dari analisis regresi ganda tersebut diperoleh nilai F sebesar 9,136 dengan tingkat signifikan <0,05. Adanya temuan yang bertolak belakang antara Faraz ( 2008 ) dengan Hadi (2008 ) tentang ada atau tidak adanya hubungan yang signifikan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan kinerja kepala sekolah, memerlukan penelitian ulang untuk memastikan ada tidaknya hubungan signifikan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan kinerja kepala sekolah. Penilaian kinerja kepala sekolah SMP di Kabupaten Purworejo belum menggembirakan terbukti dari hasil penilaian kinerja kepala sekolah yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2010. Dari 43 kepala sekolah masih ada yang tidak memenuhi standar penilaian dengan bobot penilaian input 20% meliputi kompetensi kepribadian dan sosial, penilaian proses 65% meliputi kompetensi manajerial, kewirausahaan, dan supervisi, penilaian output 15% untuk prestasi siswa, guru, dan sekolah dengan 100 butir pertanyaan, diperoleh hasil rata-rata kinerja kepala sekolah 69,63 dengan kategori Sedang. Disajikan hasil penilaian kinerja kepala sekolah SMP di Kabupaten Purworejo tahun 2010, berdasarkan 6

peraturan bupati (perbub) no 4 tahun 2006 dengan kategori hasil sebagai berikut : Tabel 1 Hasil Penilaian Kinerja Kepala SMP di KabupatenPurworejo. No I II Kelompok Jenis penilaian (kompetensi) Penilaian Input:20% Kepribadian Penilaian Proses:65% Manajerial Jumlah Butir Bobot Ratarata Nilai % 14 14 10,76 77% 41 41 30,22 73% Ketegori Nilai Sangat Baik 86 100 Baik 71 85 Kewirausahaan 5 11 5,13 46% Sedang Supervisi 9 13 9,58 73% 56-70 III Penilaian Output:15% Prestasi Siswa 6 4 2,85 71% Prestasi Guru 6 3 1,60 53% Kurang Baik < 56 Prestasi Sekolah 13 8 5,20 65% Jumlah 100 100 69,63 66.25 Sumber : Data Primer Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo, 2010 Penilaian kinerja kepala sekolah SMP di Purworejo dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Kinerja kepala sekolah di Kabupaten Purworejo belum optimal berkategori sedang ditinjau dari 43 sekolah nilai rata-rata 69,63 (kategori Sedang). 2. Rendahnya frekuensi supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah mengakibatkan rendahnya kinerja guru. Dari 43 sekolah rata-rata 46,5% dari 1.237 guru SMP di 7

Kabupaten Purworejo tahun 2010 yang telah tersupervisi oleh kepala sekolah (data pengawas SMP terlampir). 3. Berdasarkan survey awal tentang kepemimpinan transformasional dengan mengambil data dari 6 (enam) SMP Negeri di Kabupaten Purworejo yang terdiri dari 30 guru sebagai sampel, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 2 Hasil Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah No 1. 2. 3. 4. Kategori Sangat Baik Baik Sedang Kurang baik Rentang Nilai 90 100 80 89 70 79 60 69 f N % 5 15 10 0 475 1267 745 0 16,6% 50% 33,3% 0 Ratarata Nilai 2487 30 = 82,9 Jumlah 30 2487 100 Baik Sumber : Data Primer 2012 Berdasarkan fakta-fakta tabel dapat dijelaskan bahwa kinerja kepala sekolah mencapai nilai rata-rata 69,63 dengan kategori Sedang, supervisi akademik 46,5 kategori Kurang Baik, untuk kepemimpinan transformasional dengan nilai rata-rata 82,9 dengan kategori Baik, maka yang menjadi permasalahan adalah mengapa kepemimpinan transformasional yang baik tidak diikuti dengan kinerja kepala sekolah dan supervisi akademik yang baik pula. Sejalan dengan hasil penilaian kinerja kepala sekolah tersebut, maka perlu dilakukan penelitian ulang tentang: 8

Hubungan Supervisi Akademik, Kepemimpinan Transformasional dengan Kinerja Kepala Sekolah SMP di Kabupaten Purworejo. 1.2 Rumusan Masalah 1. Adakah hubungan yang signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kinerja kepala sekolah SMP di Kabupaten Purworejo? 2. Adakah hubungan yang signifikan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan kinerja kepala sekolah SMP di Kabupaten Purworejo? 3. Adakah hubungan yang signifikan antara supervisi akademik dan kepemimpinan tranformasional kepala sekolah dengan kinerja kepala sekolah SMP di Kabupaten Purworejo? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui signifikasi hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kinerja kepala sekolah SMP di Kabupaten Purworejo. 2. Untuk mengetahui signifikasi hubungan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan kinerja kepala sekolah SMP di Kabupaten Purworejo. 9

3. Untuk mengetahui signifikasi hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah dan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan kinerja kepala sekolah SMP di Kabupaten Purworejo. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademik 1. Apabila secara akademik hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kinerja kepala sekolah maka hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sutardi (2008). Apabila secara akademik hasil penelitian ini menunjukkan hubungan yang tidak signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kinerja kepala sekolah maka temuan penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sindhu (2010). 10

2. Apabila secara akademik hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan kinerja kepala sekolah maka temuan penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Hadi (2008). Apabila secara akademik hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan kinerja kepala sekolah maka temuan penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Faraz ( 2008 ). 1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada sekolah, pengawas sekolah, Dinas Pendidikan di Kabupaten Purworejo, dalam melaksanakan supervisi akademik dan menerapkan kepemimpinan transformasional dalam upaya meningkatkan kinerja kepala sekolah SMP di Kabupaten Purworejo. 11

1.5 Sistematika Penulisan berikut: Tesis ini terdiri dari lima bab dengan rincian sebagai Bab I Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan teori meliputi kinerja kepala sekolah, supervisi akademik,kepemimpinan transformasional dan Hipotesis. Bab III Metode penelitian meliputi jenis penelitian dan subjek penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, tehnik pengumpulan data, indikator emperik dan aras pengukuran, uji validitas dan reliabilitas, tehnik analisis data, analisis korelasi. Bab IV Analisis data dan pembahasan meliputi diskripsi subjek penelitian, analisis diskriptif, analisis korelasional, uji hipotesis, pembahasan hasil penelitian. Bab V Penutup meliputi kesimpulan, implikasi penelitian. 12