BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini optimis pertumbuhan ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN. suatu perusahaan, alat ukur yang utama digunakan adalah laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan untuk mobilisasi dana baik dari dalam maupun dari luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Debt to Equity Ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan saat ini cenderung menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan. merger, atau menerbitkan saham di pasar modal.

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi perekonomian yang semakin terbuka. Sejalan dengan itu, maka perusahaan

Bab 1. Pendahuluan. Salah satu alternatif dalam berinvestasi yang mungkin dilakukan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai macam kegiatan untuk melakukan investasi di Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Pengertian Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER))

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna kepada investor, kreditor,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ingin melakukan investasi sehingga masyarakat umum juga dapat ikut berperan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia atau go public pasti menerbitkan

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya. bertujuan dalam jangka pendek tetapi bertujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari

I. PENDAHULUAN. Istilah penawaran umum atau sering juga disebut dengan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. dan memegang peranan penting bagi perekonomian di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Meskipun saham memungkinkan para pemodal untuk. perubahan-perubahan yang terjadi. Baik pengaruh eksternal maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kembali:

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang. kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham sebagai hasil dari investasinya. Jogiyanto (2000 : 143) membedakan return

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang pada akhir-akhir ini menarik minat para investor. Tujuan semua investasi

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum pemodal melakukan transaksi di pasar modal, baik pasar perdana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset rill (tanah, emas, satu tahun, seperti saham dan oblogasi.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bahwa disamping perbankan, pasar modal sudah menjadi alternatif sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Model estimasi..., Andriyatno, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang seperti obligasi saham, dan lainnya (Wikipedia). penjualan saham meningkat secara signifikan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berkembangnya perekonomian, banyak perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006: 43). Pasar modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi pasar modal inilah maka kebutuhan atas informasi yang relevan dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi pasar modal adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan investasinya selain di bank atau investasi berwujud seperti emas

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan pasar modal sangat penting pada suatu perusahaan yang memerlukan tambahan dana untuk peningkatan perusahaan atau guna mempertahankan going concern perusahaan dalam persaingan usaha yang semakin kompetitif. Suatu perusahaan akan memeroleh tambahan dana yang dibutuhkan dengan memanfaatkan secara maksimal dari dalam perusahaan (sumber intern) maupun menarik modal dari luar perusahaan (sumber ekstern). Sumber intern dapat berupa keuntungan yang ditahan (retained earnings), penjualan aset-aset perusahaan (sales of asset) dan sumber ekstren ini terdiri dari penerbitan obligasi dan saham. Kehadiran pasar modal memperbanyak pilihan sumber dana bagi perusahaan serta menambah pilihan investasi, yang dapat juga diartikan kesempatan untuk memeroleh tambahan dana bagi perusahaan semakin besar. Pasar modal dapat menghasilkan dana dalam bentuk ekuitas (modal sendiri) melalui hasil penjualan saham perusahaan. Stabilitas pasar modal dapat dipengaruhi dari faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern dalam pasar modal dapat meliputi pembagian dividen, tingkat profitabilitas, laba yang diperoleh saat ini dan lain sebagainya. Faktor ekstern dalam 1

2 pasar modal dapat dilihat dari tingkat inflasi, tingkat pertumbuhan GDP, pengangguran, nilai kurs, tingkat suku bunga, jumlah uang yang beredar, peraturan perundang-undangan, keadaan politik, serta keamanan di negara tersebut. Dapat dikatakan bahwa pasar modal merupakan salah satu struktur penggerak utama perekonomian di Indonesia. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia guna menjual saham kepada investor. Menurut Jogiyanto (2008 : 25) untuk menarik pembelian dan penjualan untuk berpartisipasi, pasar modal harus bersifat likuid dan efisien. Suatu pasar modal dikatakan likuid jika penjualan dapat menjual dan pembeli dapat membeli surat-surat berharga dengan cepat. Sedangkan pasar modal dapat dikatakan efisien jika harga dari surat-surat berharga tersebut mencerminkan nilai dari perusahaan secara akurat. Jika pasar modal bersifat efisien, maka harga dari surat berharga dapat mencerminkan penilaian dari investor terhadap prospek laba perusahaan di masa mendatang serta kualitas dari manajemennya. Jika calon investor meragukan kualitas dari manajemen, keraguan ini dapat tercermin pada surat berharga yang turun. Dengan demikian pasar modal dapat digunakan sebagai sarana tidak langsung pengukuran kualitas manajemen. Investasi dalam bentuk saham merupakan investasi yang berisiko, karena itu untuk menarik pemodal dilakukan dengan menawarkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat keuntungan investasi lainnya yang kurang berisiko. Dari hal tersebut pemodal membutuhkan berbagai informasi yang dijadikan sebagai tolok ukur untuk menilai prospek perusahaan yang bersangkutan, yaitu dengan menganalisis laporan keuangan dengan rasio keuangan. Karena pada dasarnya motif pemodal dalam membeli saham adalah untuk menjual saham itu

3 kembali pada harga yang lebih tinggi atau mendapatkan return dari investasi yang ditanamkan. Tujuan investor melakukan investasi dalam bentuk saham adalah untuk memaksimumkan pengembalian (return), tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapi. Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode yang tertentu. Return total sering disebut sebagai return saja. Return total terdiri dari capital gain (loss) dan yield. Capital gain atau capital loss merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan dengan harga periode yang lalu. Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi (Jogiyanto, 2008 : 196). Tinggi rendahnya return yang dihasilkan dapat dilihat dari ketersediaan investor untuk menanggung sebuah risiko. Semakin besar risiko yang diambil semakin besar harapan return yang diterima, sesuai dengan karakteristik saham yaitu high risk high return. Oleh sebab itu, keberhasilan suatu investasi dalam saham tidak terlepas dari pengetahuan dan kemampuan investor dalam mengelola informasi yang ada. Dapat diartikan bahwa suatu investasi yang sehat membutuhkan suatu rangkaian kegiatan yang analitis sebagai pertimbangan sebelum menentukan pilihan berdasarkan sasaran yang diinginkan mulai dari mengidentifikasi informasi, memilih informasi yang relevan, hingga menghitung nilai ekspektasi dan mengukur risiko yang mungkin terjadi (Ratih, 2009 : 4). Jika diasumsikan investor adalah seorang yang rasional, maka investor tersebut pasti akan sangat memperhatikan aspek fundamental untuk menilai ekspektasi imbalan hasil yang akan diperoleh (Ulupui, 2005 : 2).

4 Dalam pengambilan keputusan berinvestasi di pasar modal diperlukan berbagai macam informasi. Tidak hanya informasi yang bersifat fundamental yang berhubungan dengan kinerja suatu perusahaan, tetapi juga informasi yang bersifat teknikal. Faktor fundamental dan teknikal ini akan membentuk kekuatan pasar yang berpengaruh secara langsung terhadap transaksi saham sehingga harga dan return saham akan mengalami kenaikan atau penurunan. Harga saham emiten di bursa saham dapat dipengaruhi oleh persepsi investasi. Secara umum terdapat faktor yang menentukan perubahan harga saham suatu perusahaan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang dimaksud adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan, yaitu kinerja perusahaan baik kinerja keuangan maunpun kinerja manajemen dan prospek perusahaan. Informasi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan ini umumnya disajikan dalam laporan keuangan yang lazim digunakan untuk memprediksi harga saham atau return saham. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi (PSAK, 2009 : 5). Sedangkan faktor eksternal meliputi berbagai informasi ekonomi makro, politik, kondisi pasar, keamanan, dan bahwa isu-isu yang beredar pun dapat mempengaruhi harga saham. Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi-transaksi dan peristiwa-peristiwa yang bersifat finansial dicatat, digolong-

5 golongkan dan diringkas dengan cara setepat-tepatnya dalam satuan uang, dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan (Djarwanto, 2004 : 5). Laporan keuangan akan optimal bagi investor apabila investor dapat menganalisis lebih lanjut melalui analisis rasio keuangan. Rasio keuangan dapat dijadikan sebagai pengukuran kinerja keuangan yang memiliki tujuan dan keunggulan yang diantaranya adalah dapat digunakan untuk membandingkan hubungan return dan risiko dari berbagai perusahaan dengan ukuran yang berbedabeda. Rasio juga dapat menunjukkan profil suatu perusahaan, karakteristik ekonomi, strategi bersaing, dan keunikan karakteristik operasi, keuangan, dan investasi (Ulupui, 2005 : 4). Dilihat dari kondisi perekonomian Indonesia saat ini, kondisi makro yang merupakan faktor yang berada di luar perusahaan tetapi mempunyai pengaruh terhadap kenaikan atau penurunan kinerja perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut M.Samsul (2006 : 67) mengenai dampak faktor makroekonomi terhadap kinerja perusahaan dan harga saham yakni: perubahan faktor makroekonomi (seperti tingkat bunga domestik, inflasi kurs valuta asing, tingkat bunga pinjaman luar negeri, peredaran uang, siklus ekonomi, dll) tidak akan dengan seketika memengaruhi kinerja perusahaan, tetapi secara perlahan dalam jangka panjang. Sebaliknya, harga saham akan terpengaruh dengan seketika oleh perubahan faktor makroekonomi itu karena para investor lebih cepat bereaksi. Ketika dampak perubahan faktor makroekonomi itu terjadi, investor akan mengkalkulasi dampaknya baik yang positif maupun negatif terhadap kinerja suatu perusahaan beberapa tahun ke depan, kemudian mengambil keputusan membeli atau menjual saham yang bersangkutan. Oleh karena itu, harga saham lebih cepat

6 menyesuaikan diri daripada kinerja perusahaan terhadap perubahan variabel -variabel makroekonomi. Menurut Eduardus Tandelilin (2010 : 102), return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukan. Dengan demikian return dapat diartikan sebagai suatu hasil pengembalian yang diperoleh dari modal yang ditanamkan pada suatu investasi. Menurut Jogiyanto (2008 : 195) return saham dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu; return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko di masa mendatang. Sedangkan return ekspektasi merupakan return yang diharapkan terjadi di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Beberapa penelitian mengenai tingkat pengembalian saham (return) telah banyak dilakukan di berbagai pasar modal dunia (termasuk Bursa Efek Indonesia) untuk mengetahui variabel-variabel apa saja yang dapat memengaruhi tingkat pengembalian saham. Hasil Hapcin (2005), melakukan penelitian tentang Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage Terhadap Return Saham pada perusahaan manufaktur di BEI periode 2002 2004, hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio profitabilitas (diwakili oleh ROE dan ROA) dan rasio leverage (diwakili oleh debt to equity ratio) berpengaruh signifikan secara simultan terhadap return saham, namun secara parsial hanya rasio profitabilitas yang berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

7 Riyetni (2006) melakukan penelitian tentang Pengaruh Return on Asset, Return on Equity, Debt to Equity Ratio yang meneliti perusahaan go public di BEI periode 2001 2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa return on asset, return on equity, debt to equity ratio tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return. Secara parsial tidak terdapat satu variabel pun yang berpengaruh signifikan terhadap return. Rolan (2007) melakukan penelitian tentang Pengaruh Variabel Akuntansi dan Variabel Pasar Terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada perusahaan industri pertambangan di BEI periode 2005 2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen (growth earnings per share, price earnings ratio, debt to equity ratio, total asset turnover, indeks harga saham gabungan, dan tingkat suku bunga sertifikat bank Indonesia) berpengaruh secara simultan terhadap tingkat pengembalian (return), dan secara parsial hanya variabel growth earnings per share, debt to equity ratio, total asset turnover, dan indeks harga saham gabungan yang berpengaruh signifikan terhadap return. Ratih (2009) melakukan penelitian tentang Pengaruh Kinerja Keuangan dan Faktor Eksternal Perusahaan Terhadap Tingkat Pengembalian Saham, kelompok industri manufaktur subbagian barang konsumsi (Consumer Goods Industry). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial price earnings ratio, return on equity, dan nilai tukar rupiah tidak berpengaruh terhadap harga saham, namun hanya earnings per share yang berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. Dilihat dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya tentang variabel-variabel yang memengaruhi tingkat pengembalian saham yang tidak konsisten, membuat peneliti tertarik untuk mengetahui variabel-variabel apa saja yang dapat

8 memengaruhi tingkat pengembalian saham (return saham) baik dari sisi internal perusahaan dicerminkan melalui kinerja keuangan perusahaan maupun dari sisi eksternal perusahaan yang diwakili melalui makroekonomi dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat pengembalian saham. Dalam penelitian ini, peneliti ingin melakukan penelitian pada perusahaan properti dan real estate yang listing di BEI, karena pengembang properti di Indonesia berkomitmen akan terus menambah aliran ke investasi mereka di dalam negeri dengan melanjutkan berbagai proyek yang dirancang pada awal 2011 asalkan ada kepastian hukum, ekonomi, dan politik. Wakil Presiden Komisaris PT Intiland Development Tbk Hendro S. Gondokusumo mengatakan Indonesia adalah salah satu negara di Asia Tenggara yang paling prospektif untuk mengembangkan investasi properti dari skala kakap sampai ke proyek-proyek kecil. Dengan alasan itu, tak ada keinginan dari pengembang besar berekspansi atau bahkan hengkang ke luar negeri. Menurutnya, harga properti dan imbal hasil properti di Indonesia juga masih paling menarik di Asia dengan kecenderungan terus bertumbuh. Kondisi tersebut sejalan dengan yang dipaparkan oleh Global Property Guide. Menurut riset tersebut, harga rata-rata lahan properti di Indonesia pada 2010 ternyata paling murah dibandingkan dengan 11 negara Asia lainnya atau hanya sekitar US$1.381 per m 2, sedangkan harga termahal ditempati Hong Kong senilai US$16.422 per m 2 (Bisnis Indonesia, Senin- 21 Februari 2011). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan variabel Earnings Per Share (EPS), Price Earnings Ratio (PER) dan Return on Equity (ROE) sebagai variabel kinerja keuangan dari sudut pandang investor dan Nilai Tukar Rupiah (NTR) sebagai faktor eksternal perusahaan terhadap tingkat pengembalian saham (return saham).

9 Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kinerja Keuangan dan Faktor Eksternal Perusahaan Terhadap Tingkat Pengembalian Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Listing di BEI) 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Apakah Earnings Per Share (EPS), Price to Earnings Ratio (PER), Return on Equity (ROE) dan Nilai Tukar Rupiah (NTR) mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return saham. 2. Apakah Earnings Per Share (EPS), Price to Earnings Ratio (PER), Return on Equity (ROE) dan Nilai Tukar Rupiah (NTR) mempunyai pengaruh secara simultan terhadap return saham. 3. Seberapa besar pengaruh Earnings Per Share (EPS), Price to Earnings Ratio (PER), Return on Equity (ROE) dan Nilai Tukar Rupiah (NTR) terhadap return saham secara parsial. 4. Seberapa besar pengaruh Earnings Per Share (EPS), Price to Earnings Ratio (PER), Return on Equity (ROE) dan Nilai Tukar Rupiah (NTR) return saham secara simultan.

10 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah Earnings Per Share (EPS), Price to Earnings Ratio (PER), Return on Equity (ROE) dan Nilai Tukar Rupiah (NTR) mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return saham. 2. Untuk mengetahui apakah Earnings Per Share (EPS), Price to Earnings Ratio (PER), Return on Equity (ROE) dan Nilai Tukar Rupiah (NTR) mempunyai pengaruh secara simultan terhadap return saham. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Earnings Per Share (EPS), Price to Earnings Ratio (PER), Return on Equity (ROE) dan Nilai Tukar Rupiah (NTR) mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return saham. 4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Earnings Per Share (EPS), Price to Earnings Ratio (PER), Return on Equity (ROE) dan Nilai Tukar Rupiah (NTR) mempunyai pengaruh secara simultan terhadap return saham. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan manfaat bagi pihak-pihak yang berminat dan terkait dengan permasalahan yang akan dibahas. Adapun pihak-pihak yang dimaksud antara lain: 1. Bagi penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis mengenai masalah pengaruh pengaruh kinerja keuangan (earnings per share, price to earnings ratio dan return on equity) dan faktor eksternal perusahaan (nilai tukar rupiah) terhadap tingkat pengembalian saham sehingga dapat diperoleh gambaran

11 yang jelas. 2. Bagi perusahaan Untuk meningktakan kinerja perusahaan dan dijadikan gambaran dan tolok ukur bagi pihak manajemen perusahaan agar lebih memerhatikan laporan keuangan dan faktor eksternal perusahaan. 3. Bagi investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan bahan evaluasi dan informasi dalam mengambil keputusan investasi saham. 4. Bagi peneliti selanjutnya Sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan yang secara teoritis telah dipelajari diperkuliahan dan diharapkan dapat dijadikan dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut.