Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM).

dokumen-dokumen yang mirip
Ring II mm. Ukuran standar Batas ukuran Hasil pengukuran Diameter journal

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

BAB III ANALISIS KASUS

2) Lepaskan baut pemasangan exhaust pipe (pipa knalpot) dan baut/mur pemasangan mufler (knalpot)

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam proses pengambilan data pada media Engine Stand Toyota Great

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

JOB SHEET (LEMBAR KERJA) : Melaksanakan overhaul kepala silinder

BAB IV PROSES OVERHOUL DAN ANALISIS KOMPONEN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. overhoul pada engine Toyota Great Corolla 4A-FE tahun 1993 dikerjakan di

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan

PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA COROLA 1300 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Observasi & Studi Literatur. Identifikasi Sistem. Mekanisme Katup. Pengujian Dynotest awal

LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball

TUGAS AKHIR ANALISIS OVERHAUL PENGUKURAN SERTA TROUBLESHOOTING TOYOTA GREAT COROLLA SERI 4A-FE TAHUN 1993

MENYETEL CELAH KATUP MOTOR DIESEL

contoh makalah teknik mesin

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB III ANALISIS SISTEM PELUMASAN ENGINE 1TR-FE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50

Gambar 4.2 Engine stand dan mesin ATV Toyoco G16ADP

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses


BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM TRANSMISI MANUAL

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan:

Kerusakan & Reparasi pada Crankshaft

ALAT UKUR & SST (Special Service Tools)

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

SERVIS KEPALA SILINDER BESERTA KATUPNYA

LAPORAN TUGAS AKHIR OVERHAUL ENGINE TRAINER TOYOTA KIJANG 5K

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

PEMBUATAN ENGINE STAND

BAB III MENGUKUR KERENGGANGAN METAL DUDUK ENGINE DIESEL CATERPILLAR D 3208

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion

Oleh sebab itu pembuatan silinder diperlukan ketelitian yang tinggi.

BAB. I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dunia otomotif di tanah air dari tahun ketahun

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB III ANALISIS MASALAH. ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start

BAB IV PERAWATAN MESIN DIESEL BUS

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke. Topik. Metode Evaluasi dan Penilaian. Sumber Ajar (pustaka)

Keselamatan Kerja 1. Meletakkan alat dan bahan di tempat yang aman, gunakan alat yang sesuai. 2. Bekerja dengan teliti dan hati-hati

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

BAB III METODELOGI PELAKSANAAN. Proses Analisis Sistem Pemindah Tenaga Yamaha Vixion ini dilakukan di

SILINDER HEAD MOTOR DIESEL

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

D. LANGKAH KERJA a. Langkah awal sebelum melakukan Engine Tune Up Mobil Bensin 4 Tak 4 silinder

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen cylinder. Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Mekanisme Katup

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

: Memelihara/servis engine dan komponen-komponenya(engine. (Engine Tune Up)

SISTEM START SIRKUIT SISTEM START JENIS BIASA PENGETESAN KEMAMPUAN KERJA STARTER

GIGI KEMUDI TYPE BOLA BERSIRKULASI

Lampiran 6. Jobsheet Kopling

Tune Up Mesin Bensin TUNE UP MOTOR BENSIN

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RKPM)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR

BAB II LANDASAN TEORI

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

TUGAS AKHIR MODIFIKASI MOTOR 4 LANGKAH YAMAHA JUPITER Z 110 CC MENJADI 200 CC. Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut :

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

DM-RAPD (Indonesian) Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman. Pedal SPD-SL DURA-ACE PD-R9100 ULTEGRA PD-R8000

BAB I MOTOR DIESEL ( DIESEL ENGINE ) Motor diesel untuk perkapalan ( Marine Diesel Engine ) dikelompokan kepada :

Konstruksi CVT. Parts name

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

1 BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX

Transkripsi:

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi dan Penilaian Metode Ajar Aktivitas Mahasiswa Aktivitas Dosen/ Nama Pengajar Sumber Ajar (pustaka) 15. Mahasiswa dapat menjelaskan tahapan pememeriksaan dalam overhaul mesin dan dapat menganalisa Overhoul mesin diesel Waktu: 1x pertemuan @100 menit Ѵ Ѵ Ѵ - - - - Mahasiswa Menerima materi dan diskusi di kelas -Menerima materi sesuai kontrak pembelajaran -Diskusi materi kuliah Menyampai kan materi sesuai bahan ajar Pengajar: Harjono Wiranto A M., 1979, Motor Diesel Putaran Tinggi, Ed. 3, Pradnya Paramita, Jakarta 1

Bab. XIV. Overhaul mesin diesel Diskripsi singkat : Overhoul mesin adalah proses membongkar mesin dan dilakukan pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran dan hasil pengukuran dibandingkan dengan ukuran standart dari komponen mesin tersebut, apabila ukuran yang didapat sudah tidak masuk dalam ukuran yang ditentukan maka dilakukan penggantian. Overhoul mesin terdiri dari dua jenis yaitu engine top overhaul (ETO) pada bagian kepala silinder dan kelengkapannya dan overhoul mesin pada blok silinder dan komponen kelengkapannya. Pada tindakan Engine Top Overhoul (ETO) yang dilakukan adalah pemeriksaan katup dan kelengkapanya, pemeriksaan dudukan katup, pemeriksaan nozzle injeksi, pemeriksaan camshaft, pemeriksaan permukaan kepala silinder. Pada tindakan Overhoul mesin yang dilakukan adalah pemeriksaan torak dan kelengkapannya, pemeriksaan lubang silinder, pemeriksaan poros engkol, pemeriksaan bantalan duduk dan bantalan jalan, pemeriksaan sistem pelumas dan sistem pendingin, pemeriksaan seal-seal pada blok silinder a. Manfaat : Mahasiswa dapat menjelaskan tindakan yang dilakukan pada overhaul mesin. b. Learning Outcomes : Mahasiswa dapat menjelaskan tahapan pememeriksaan dalam overhaul mesin dan dapat menganalisa. c. Relevansi : Mahasiswa dapat menjelaskan analisa dari proses pemeriksaan dan tindakannya. PENYAJIAN URAIAN: a. Contoh : Memberikan contoh overhaul mesin baik pada kepala silinder ataupun overhaul pada blok silinder. b. Ilustrasi : Memberikan penjelasan tentang overhaul disertai dengan gambar, ataupun komponen mesin yang rusak di dalam kelas. 2

c. Aktivitas Berdiskusi dengan mahasiswa tentang overhaul salah satu komponen mesin di dalam kelas dengan benar-benar menghadapai komponen yang sebenarnya d. Tugas Mahasiswa mencari contoh komponen mesin yang rusak dan dilakukan penggantian saat overhaul dengan internet dengan disertai sumber yang jelas dan mengumpulkan salah satu komponen mesin. e. Rangkuman Dengan penjelasan dari dosen waktu kuliah dan diskusi serta tugas yang harus dikumpulkan kemudian dapat dibuat rangkuman tentang materi overhaul motor diesel. 3

BAB XIV OVERHOUL MESIN DIESEL Overhoul mesin adalah proses membongkar mesin dan dilakukan pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran dan hasil pengukuran dibandingkan dengan ukuran standart dari komponen mesin tersebut, apabila ukuran yang didapat sudah tidak masuk dalam ukuran yang ditentukan maka dilakukan penggantian. Overhoul mesin terdiri dari dua jenis yaitu engine top overhaul (ETO) pada bagian kepala silinder dan kelengkapannya dan overhoul mesin pada blok silinder dan komponen kelengkapannya. Pada tindakan Engine Top Overhoul (ETO) yang dilakukan adalah a. Pemeriksaan katup dan kelengkapanya b. Pemeriksaan dudukan katup c. Pemeriksaan nozzle injeksi d. Pemeriksaan camshaft e. Pemeriksaan permukaan kepala silinder f. Penyetelan katup Pada tindakan overhaul blok silinder yang dilakukan adalah a. Pemeriksaan torak dan kelengkapannya b. Pemeriksaan lubang silinder c. Pemeriksaan poros engkol d. Pemeriksaan bantalan duduk dan bantalan jalan e. Pemeriksaan sistem pelumas dan sistem pendingin f. Pemeriksaan seal-seal pada blok silinder 4

XIV. 1 Engine Top Overhoul (ETO) Pada langkah awal adalah membongkar komponen-komponen yang berhubungan dengan kepala silinder, yaitu komponen timing belt, puli camshaft, puli crankshaft, puli penggerak pompa injeksi dan juga puli idler. Gambar Komponen kepala silinder 5

Gambar Komponen kepala silinder 6

XIV.1.1 Membongkar kepala silinder. Pada waktu membongkar kepala silinder dari blok silinder maka langkah yang dilakukan adalah : a. Bongkar bagian-bagian kepala silinder seperti tutup kepala silinder, glow plug jika ada sistem pemanas awalnya, intake manifold dan exhaust manifold dan bagian lain yang berhubungan dengan kepala silinder. b. Kendorkan baut kepala silinder yang berjumlah 18 buah dengan SST dengan tahapan pengendoran baut dimulai dari baut yang terluar memutar berlawanan arah jarum jam dari baut terluar sampai baut yang paling tengah. Pengendoran baut yang salah dapat menyebabkan kepala silinder bengkok dan retak. c. Angkat kepala silinder dari blok silinder dan jika susah untuk diangkat dapat diungkit dengan obeng dan lakukan dengan hati-hati. Gambar Membongkar kepala silinder d. Jika penggerak katup berada di kepala silinder (SOHC), bongkar camshaft dengan mengendorkan 10 buah baut camshaft. e. Melepas katup dengan SST pembuka katup, bongkar penahan katup, pegas katup, katup dan dudukan katup. Gambar Membongkar camshaft dn katup 7

XIV.1.2 Pemeriksaan dan perbaikan komponen kepala silinder a. Setelah kepala silinder terlepas dari blok silinder gunakan scraper gasket untuk membersihkan material gasket yang ada pada kepala silinder. Bersihkan dengan hati-hati jangan sampai menggores permukaan kepala silinder. b. Memeriksa permukaan kepala silinder dengan staright edge yang presisi dan feeler gauge ukur permukaan kontak dengan blok silinder dan manifold terhadap kebengkokan. Ukuran kebengkokan maksimum adalah 0,2 mm ( 0,0079 in). Gambar Pemeriksaan kepala silinder. c. Dalam pemeriksaan katup terlebih dahulu bersihkan katup dengan sikat kawat dan dengan scraper pembersih karbon pada katup. d. Periksa batang katup dan bushing pengantar katup, ukur dengan micrometer dan dial bore gauge. Diameter batang katup standart untuk katup masuk 7,975 7,990 mm dan katup buang 7,960 7,975 mm Gambar Mengukur batang katup dan bushing katup e. Pada pemeriksaan katup juga dilakukan pengukuran panjang katup dan tebal margin kepala katup, tebal margin standart katup masuk 1,6 mm katup buang 1,7 mm dan batas minimum tebal margin katup masuk 1,1 mm dan katup buang 8

1,2 mm. Untuk sudut permukaan katup juga dilakukan pengukuran, dengan batas standart adalah 44,5 o. Gambar Pemeriksaan batang katup f. Pada pemeriksaan pegas katup, dilakukan pengukuran kemiringan pegas dan dengan mistar geser ukur panjang bebas pegas katup. Dilakukan juga pengukuran ukuran pegas katup terkondisi seperti saat terpasang dengan tester pegas. Tegangan 301-322 N ( 30,7 33,9 kgf ) dengan ukuran 37 mm ( 1.457 in). Gambar Pengukuran pegas katup 9

XIV.1.3 Pemeriksaan camshaft Pada camshaft pemeriksaan yang dilakukan adalah a. Pemeriksaan camshaft terhadap runout, dengan menggunakan dial indicator ukur pada jurnal tengah, runout keliling maksimum 0,1 mm (0,0039 in) b. Memeriksa cam lobe dengan micrometer lakukan pengukuran tinggi cam lobe pada katup masuk dan katup buang. Gambar Pengukuran runout dan cam lobe camshaft c. Memeriksa celah dorong camshaft dengan dial indicator dengan menggerakkan camshaft kedapan dan kebelakang. Celah dorong standart 0,08-0,28 mm (0,0031-0,0110 in) dan celah dorong maksimum 0,35 mm (0,0138 in) dan jika celah dorong telalu besar ganti bearing no. 1 dan bila perlu ganti camshaft. Gambar Pengukuran celah dorong camshaft. 10

XIV.1.4 Prosedur merakit kepala silinder Pada waktu merakit kepala silinder yang dilakukan membersihkan semua bagianbagian yang akan dirakit, berikan oli mesin baru pada permukaan yang bergesekan dan berputar. Gunakan SST yang benar dalam setiap perakitan komponen,gantilah gasket dan seal oli dengan yang baru. Dalam langkah pemasangan komponen katup yaitu seal katup, katup, dudukan pegas, pegas katup dan penahan katup gunakan SST yang benar. Gambar Merakit komponen katup XIV.1.5 Memasang camshaft. Pada saat pemasangan camshaft pada kepala silinder berikan lapisan tipi soli mesin pada ulir dan di bawah kepala baut tutup bearing. Kencangkan 10 buah baut tutup bearing secara merata dan secara bertahap dengan momen 25 Nm (255 kgf-cm, 18 ft-lbf). Gambar Memasang camshaft 11

Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan pemasangan gasket kepala silinder adalah menentukan ukuran ketebalan gasket berdasarkan pengecekan tonjolan piston. Mengecek tonjolan piston dengan dial indicator, untuk nilai tonjolan piston pada tiap silinder gunakan nilai rata-rata dari hasil pengukuran. Tonjolan piston yang distandartkan adalah 0,68-0,97 ( 0,0268-0,0383 in ). Gambar pengecekan tonjolan piston XIV.1.6 Memilih gasket kepala silinder head baru. Ada tiga ukuran gasket silinder head baru sesuai tanda B,D dan F. Dalam pemilihan gasket pilih angka tonjolan piston yang paling besar kemudian pilih gasket yang cocok sesuai tabel antara tonjolan piston dan tabel tipe gasket. Gambar Tanda gasket baru 12

Tabel gasket Tanda B 1,40-1,50 mm (0,0551-0,0591 in ) Tanda D 1,50-1,60 mm (0,0591-0,0630 in ) Tanda F 1,60-1,70 mm (0,0630-0,0669 in ) Tabel tonjoan piston Tonjolan piston mm (in) Ukuran gasket 0,68-0,77 ( 0,0268-0,0303) Gunakan B 0,78-0,87 ( 0,0307-0,0343) Gunakan D 0,88-0,97 (0,0346-0,0382 ) Gunakan F XIV.1.7 Pemasangan baut kepala silinder. Dalam pemasangan baut kepala silinder yang perlu diperhatikan adalah tahapan pengencangan baut kepala silinder, dimulai dari posisi tengah kemudian searah jarum jam memutar dikencangkan sampai baut yang paling luar. Pasang dan kencangkan baut kepala silinder dengan tiga tahapan, momen pengencangan adalah 78 Nm (800 kgf-cm, 58 ft-lbf). Gambar Tahapan pengencangan baut kepala silinder Berilah tanda bagian depan baut dengan cat, kencangkan kembali sebesar 90 o sesuai urutan tahap pengencangan kemudian tambahkan lagi pengencangan dengan sudut 90 o. 13

XIV. 2 Overhaul Mesin Pada proses overhaul mesin dilakukan pemeriksaan pada blok silinder, poros engkol, kelonggaran bantalan duduk dan bantalan jalan pada poros engkol, batang torak torak, ring torak, dan camshaft serta kelengkapannya. Gambar Blok silinder dan komponennya 14

XIV.2.1 Pemeriksaan poros engkol a. Mengecek thrust clearance connecting rod Menggunakan dial indicator dengan cara menggerakkan connecting rod ke depan dan ke belakang. Thrust clearance standart 0,08-0,30 mm ( 0,0031-0,0118 in). Thrust clearance maksimum adalah 0,35 mm (0,0138 in). Bila thrust clearance lebih besar dari maksimum maka ganti connecting rod atau crankshaftnya. Gambar Pemeriksaan thrust clearance connecting rod b. Mengukur celah oli pada bearing bawah connecting rod Dengan memasang plasticgauge melintang di crank pin kemudian kencangkan 2 mur tutup connecting rod dengan momen 54 N-m (550 kgf-cm, 40 ft-lbf) ditambah 90 o. Setelah itu buka 2 mur tutup connecting rod dan bearing bawah, ukur plasticgauge pada titik yang paling lebar. Celah oli STD 0,036-0,064 mm (0,0014-0,0025 in) Untuk Under Size (U/S) 0,25 dan U/S 0,5 maka : Celah oli 0,023-0,073 mm (0,0009-0,0029 in). Celah oli maksimum 0,10 mm (0,0039 in). Bila celah oli lebih dari maksimum ganti bearing dan jika perlu bubut atau ganti crankshaft. Catatan : Bila menggunakan bearing standart, ganti dengan tanda nomor sama pada tutup connecting rod. Ada 3 ukuran bearing standart sesuai tanda 1 2 3 15

Ketebalan center wall bearing standart : Tanda 1 1,478-1,482 mm (0,0582-0,0583 in) Tanda 2 1,482-1,486 mm (0,0583-0,0585 in) Tanda 3 1,486-1,490 mm (0,0585-0,0587 in) Gambar Pemeriksaan Celah oli bearing bawah connecting rod c. Mengecek thrust clearance crankshaft Menggunakan dial indicator dengan cara menggerakkan cranksfat ke depan dan ke belakang dengan obeng. Thrust clearance standart 0,04-0,250 mm ( 0,0016-0,0098 in). Thrust clearance maksimum adalah 0,30 mm (0,0118 in). Bila thrust clearance lebih besar dari maksimum maka ganti thrust washer 1 set. Ketebalan thrust washer : STD 2,430-2,48 mm (0,0957-0,0976 in) O/S 0,125 2,493-2,543 mm (0,0981-0,1001 in) O/S 0,150 2,555-2,605 mm (0,1006-0,1026 in) Gambar Pemeriksaan thrust clearance crankshaft 16

d. Mengukur celah oli pada bearing bawah crankshaft Tempatkan crankshaft pada blok silinder, taruh plasticgauge melintang pada setiap journal, kemudian pasang tutup bearing kemudian kencangkan baut crankshaft. momen 103 N-m (1050 kgf-cm, 76 ft-lbf). Setelah itu buka baut dan tutup main bearing, ukur plasticgauge pada titik yang paling lebar. Celah oli STD 0,034-0,065 mm (0,0013-0,0026 in) Untuk Under Size (U/S) 0,25 dan U/S 0,5 maka : Celah oli 0,033-0,079 mm (0,0013-0,031 in). Celah oli maksimum 0,10 mm (0,0039 in). Bila celah oli lebih dari maksimum ganti bearing dan jika perlu bubut atau ganti crankshaft. Catatan : Bila menggunakan bearing standart, ganti dengan tanda nomor sama pada tutup connecting rod. Ada 3 ukuran bearing standart sesuai tanda 1 2 3 Ketebalan center wall bearing standart : Ketebalan thrust washer : Tanda 1 1,979-1,983 mm (0,0779-0,0781 in) Tanda 2 1,983-1,987 mm (0,0781-0,0782 in) Tanda 3 1,987-1,991 mm (0,0782-0,0784 in) Gambar Pemeriksaan thrust clearance crankshaft. 17

XIV.2.2 Pemeriksaan Blok Silinder a. Pemeriksaan permukaan atas blok silinder terhadap kerataan Menggunakan straight edge presisi dan feeler gauge ukur permukaan blok silinder terhadap kebengkokan. Kebengkokan maksimum : 0,2 mm (0,0079 in). b. Pemeriksaan diameter lubang silinder Ada tiga ukuran diameter lubang silinder standart sesuai tanda 1, 2, 3. Tanda ini dicap pada kiri bawah bagian belakang blok silinder. Dengan menggunakan pengukur silinder, ukur diameter lubang silinder pada posisi A,B, dan C dalam arah dorong dan aksial. Gambar Pengukuran diameter silinder Contoh : diameter STD tipe mesin 2L diesel adalah 92,0-92,03 mm (3,622-3,6232 in) STD Tanda 1 92,0-92,01 mm (3,622-3,6224 in) STD Tanda 2 92,01-92,02 mm (3,6224-3,6228 in) STD Tanda 3 92,02-92,03 mm (3,6228-3,6232 in) 18

XIV.2.3 Pemeriksaan Piston Pada waktu membuka ring piston dengan menggunakan SST ekspander ring piston buka kedua ring kompresi dan pada ring oli buka dengan tangan. Gambar Membuka ring piston a. Memeriksa piston dan ring piston Periksa diameter piston dan celah oli. Ada 3 ukuran diameter piston STD, sesuai tanda 1, 2, 3. Tandanya dicap pada bagian atas piston. Dengan menggunakan micrometer, ukur diameter piston pada sudut yang tepat ke garis tengah pen piston. Gambar Mengukur diameter piston Jarak pengukuran (distance) untuk mesin tipe 2L adalah 58,27-58,33 mm (2,2941-2,2965 in), untuk tipe 3L sesuaikan dengan spesifikasinya. 19

Diameter piston tipe 2L : STD Tanda 1 STD Tanda 2 STD Tanda 3 O/S: 0,5 91,940-91,950 mm (3,6197-3,6201 in) 91,950-91,960 mm (3,6201-3,6205 in) 91,960-91,470 mm (3,6205-3,6209 in) 96,440-96,470 mm (3,6394-3,6405 in) Dari pengukuran diameter silinder dalam arah dorong, kurangkan ukuran diameter piston dengan ukuran diameter silinder. Celah oli STD : 0,05-0,07 mm (0,002-0,0028 in) Celah oli maksimum : 0,14 mm (0,0055 in) Bila celah oli lebih besar dari maksimum maka ganti piston dengan yang baru. b. Memeriksa celah alur ring piston Cara memeriksa dengan memasang ring piston pada piston, kemudian ukur celah antara ring piston dan dinding alur ring. Untuk ring no. 1 : Celah STD : 0,031-0,079 mm (0,0012-0,0031 in). Celah maks : 0,20 mm (0,0079 in). Celah untuk ring no.2 dan ring oli: STD no. 2: 0,060-0,105 mm (0,0024-0,0041 in). Celah maks : 0,20 mm (0,0079 in). STD oli : 0,030-0,070 mm (0,0012-0,0028 in). Celah maks : 0,20 mm (0,0079 in). Gambar Memeriksa Celah alur ring piston 20

c. Memeriksa Gap ujung ring piston Masukkan ring piston ke lubang silinder kemudian menggunakan piston dorong ring piston agak sedikit di bawah langkah ring, 140 mm dari atas silinder. Dengan menggunakan feeler gauge ukur gap ujung ring piston. Gap ujung STD : Ring no. 1 Ring no. 2 Ring oli Gambar Mengukur gap ring piston 0,35-0,59 mm (0,0138-0,0232 in) 0,40-0,72 mm (0,0118-0,0282 in) 0,20-0,52 mm (0,0079-0,0205 in) Gap ujung maksimum Ring no. 1 Ring no. 2 Ring oli 1,29 mm (0,0508 in) 1,42 mm (0,0559 in) 1,22 mm (0,0480 in) Bila gap ujung lebih besar dari maksimum, ganti ring piston. XIV.2.4 Pemeriksaan Batang Piston a. Pemeriksaan kelurusan batang piston Menggunakan rod aligner dan deeler gauge. Penyimpangan kelurusan maksimum adalah 0,05 mm (0,002 in) per 100 mm (3,94 in). Bila melebihi kelurusan maksimum ganti batang piston b. Pemeriksaan terhadap puntiran Puntiran maksimum 0,15 mm (0,0059 in) per 100 mm (3,94 in) Bila melebihi puntiran maksimum ganti batang piston. 21

c. Pemeriksaan celah oli pen piston Gunakan caliper gauge ukur diameter dalam bushing batang piston. Mesin tipe 2L : diameter dalam bushing : 27,008-27,020 mm (0,0633-0,0638 in) Menggunakan micrometer ukur diameter pen piston Mesin tipe 2L : diameter pen piston : 27,0-27,012 mm (0,0630-0,0635 in) Kurangkan ukuran diameter pen dengan diameter dalam bushing. Celah oli STD : 0,004-0,012 mm (0,0002-0,0005 in) Celah oli maksimum : 0,05 mm (0,0020 in), bila celah oli lebih dari angka maksimum ganti bushing, atau pen piston dan bila peru ganti piston. Gambar Pemeriksaan celah oli pen piston XIV.2.5 Menghitung angka untuk mengebor silinder Gunakan micrometer, ukur diameter piston pada sudut yang tepat menuju garis tengah pen piston, dengan jarak yang ditentukan. Jarak untuk mesin tipe 2L : 58,27-58,33 mm (2,2941-2,2965 in) Hitung angka untuk mengebor silinder. Ukuran yang akan dibor kembali = P + C H P : Diameter piston C : Celah piston 0,05-0,07 mm (0,002-0,0028 in) H : Pengeboran yang diijinkan ( 0,02 mm (0,0008 in) atau kurang. Bor dan haluskan silinder, pengasahan maksimum : 0,02 mm (0,0008 in). 22

Gambar Mengukur diameter piston XIV.2.6 Pemeriksaan Crankshaft a. Pemeriksaan runout crankshaft Gunakan dial indicator, ukur runout lingkaran pada jounal tengah. Runout maksimum 0,06 mm (0,0024 in). Bila runout melebihi maksimum ganti crankshaft. Gambar Pengukuran runout crankshaft. b. Pemeriksaan journal utama crankshaft Gunakan micrometer ukur diameter tiap-tiap journal Diamater journal utama : STD 61,985-62,0 mm (2,4403-2,4409 in) U/S 0,025 61,745-61,755 mm (2,4309-2,4313 in) U/S 0,50 61,495-61,505 mm (2,4211-2,42115 in) 23

Diameter pen engkol : Mesin tipe 2L STD 52,988-53,0 mm (2,0861-2,0866 in) U/S 0,025 52,745-52,755 mm (2,0766-2,0770 in) U/S 0,50 52,495-52,505 mm (2,0667-2,0671 in) Kurangkan diameter pen engkol dengan journal utama, celah oli maksimum 0,1 mm (0,0039 in) Bila diameter tidak sesuai spesifikasi, cek celah oli, bila perlu bubut atau ganti crankshaft. Gambar Pemeriksaan journal utama crankshaft 24

Rangkuman Overhaul Mesin Overhoul mesin adalah proses membongkar mesin dan dilakukan pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran dan hasil pengukuran dibandingkan dengan ukuran standart dari komponen mesin tersebut, apabila ukuran yang didapat sudah tidak masuk dalam ukuran yang ditentukan maka dilakukan penggantian. Overhoul mesin terdiri dari dua jenis yaitu engine top overhaul (ETO) pada bagian kepala silinder dan kelengkapannya dan overhoul mesin pada blok silinder dan komponen kelengkapannya. Pada tindakan Engine Top Overhoul (ETO) yang dilakukan adalah g. Pemeriksaan katup dan kelengkapanya h. Pemeriksaan dudukan katup i. Pemeriksaan nozzle injeksi j. Pemeriksaan camshaft k. Pemeriksaan permukaan kepala silinder l. Penyetelan katup Pada tindakan overhaul blok silinder yang dilakukan adalah g. Pemeriksaan torak dan kelengkapannya h. Pemeriksaan lubang silinder i. Pemeriksaan poros engkol j. Pemeriksaan bantalan duduk dan bantalan jalan k. Pemeriksaan sistem pelumas dan sistem pendingin l. Pemeriksaan seal-seal pada blok silinder Latihan Soal : 1. Jelaskan tentang overhaul mesin dan tujuan dilakukan overhaul 2. Sebutkan pemeriksaan pada engine top overhaul (ETO) 3. Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melepas baut kepala silinder dan saat mengencangkan baut kepala silinder 4. Jelaskan cara pemerikasan kerataan permukaan kepala siinder 5. Jelaskan cara pemeriksaan thrust clearance crankshaft. Jawaban soal akan didiskusikan di kelas 25