Kerusakan & Reparasi pada Crankshaft
|
|
- Irwan Lesmono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kerusakan & Reparasi pada Crankshaft KERUSAKAN & REPARASI pada CRANKSHAFT Crankshaft atau poros engkol berfungsi mengubah gerakan piston berupa translasi naik turun menjadi gerakan rotasi. Crankshaft dibuat sedemikian rupa sehingga gerakan piston dari beberapa silinder tidak bersamaan posisinya. Bagian dari crankshaft yang berhubungan dengan connecting rod disebut crank pin sedangkan yang duduk pada cylinder block disebut crank journal. Crank journal ditopang oleh bantalan crankshaft atau lager pada crank case. Crankshaft dan bak oli termasuk dalam crank case. Crankshaft berputar pada journal. Masing-masing crank journal memiliki crank arm. Untuk menjaga keseimbangan putaran pada saat mesin beroperasi, crankshaft dilengkapi dengan balance weight. Selain itu, crankshaft juga dilengkapi dengan lubang oli untuk menyalurkan minyak pelumas pada crank journal, bantalan-bantalan, crank pin, dsb. Gambar 1 Bagian-bagian crankshaft Bentuk crankshaft ditentukan oleh banyaknya silinder dan firing order-nya. Dalam menentukan firing order suatu motor bakar, faktor yang harus diperhatikan adalah keseimbangan getaran karena tekanan akibat proses pembakaran dalam silinder. Beban MATA KULIAH : TEKNOLOGI REPARASI PERMESINAN 1
2 pada bantalan utama / metal duduk dan sudut puntiran yang terjadi pada crankshaft diakibatkan oleh langkah power / kerja pada tiap-tiap silinder. Crankshaft menerima beban yang besar dari connecting rod dan berputar pada kecepatan yang tinggi. Oleh karena itu, crankshaft terbuat dari material yang mampu menerima beban-beban tersebut, umumnya crankshaft terbuat dari baja karbon tinggi. Beban-beban yang bekerja pada crankshaft antara lain : 1) Beban puntir (torsi) 2) Beban lengkung (defleksi) 3) Beban sentrifugal Untuk mesin dengan silinder tunggal, pada crankshaft-nya (biasanya berhadapan dengan crank pin) ditempatkan counter balance weight / bobot kontra sebagai penyeimbang putaran crankshaft sewaktu piston mendapat tekanan kerja. Tetapi pada motor dengan silinder banyak, crank pin-nya dipasang saling mengimbangi. Berat bobot kontra kira-kira sama dengan berat connecting rod ditambah dengan berat crankshaft seluruhnya. Dengan demikian crankshaft itu dapat diseimbangkan sehingga dapat berputar lebih rata dan getaran-getaran crankshaft saling meniadakan. Dengan adanya counter balance weight / bobot kontra ini menyebabkan tekanan pada bantalan-bantalan terdistribusi merata. Untuk mengukur diameter poros utama dan poros batang torak digunakan alat ukur inside mikrometer dan dilakukan dengan hati-hati. Kelurusan lubang bantalan utama dapat diperiksa dengan sebuah batang pemeriksa diameter, batang pemeriksa diameter harus dipilih yang ukurannya lebih kecil dari diameter lubang bantalan utama. Setelah batang pemeriksa dipasang, lalu diputarkan. Bila putarannya terasa berat menandakan bahwa lubangnya tidak lurus lagi. Gambar 2 Inside micrometer MATA KULIAH : TEKNOLOGI REPARASI PERMESINAN 2
3 Gambar 3 Pengukuran dan pemeriksaan pada crankshaft dan bantalan utama dengan inside mikrometer Bagian roda penerus yang harus diperiksa adalah bidang geseknya. Pemeriksaan dilakukan dengan indikator jarum. Roda cincin dipasang pada roda penerus dengan pengelasan, dibuat dan sambungan penyusutan. Sambungan penyusutan merupakan jenis sambungan yang paling banyak dipakai. Lepaskan roda gigi cincin yang lama dengan cara memanaskan roda gigi cincin lalu dipukulkan keluar dengan pahat dan palu. Melepaskan roda gigi cincin juga dapat dilakukan dengan mengebor bagian roda gigi dari bagian depan roda gigi lalu potong bagian yang dibor tadi dengan pahat dan palu, lepaskan roda gigi cincin dari roda penerus. MATA KULIAH : TEKNOLOGI REPARASI PERMESINAN 3
4 Gambar 4 Pemeriksaaan kerataan dari roda penerus dengan indikator jarum MATA KULIAH : TEKNOLOGI REPARASI PERMESINAN 4
5 MATA KULIAH : TEKNOLOGI REPARASI PERMESINAN 5
6 MATA KULIAH : TEKNOLOGI REPARASI PERMESINAN 6
7 Gambar 5 Hubungan crankshaft dengan piston, connecting rod, roda penerus, puli penyeimbang, dan bantalan-bantalan MEMERIKSA KELONGGARAN / SPELLING CRANKSHAFT Periksa kelonggaran dengan dial indikator atau feeler gauge. Kelongaran 0,10-0,15 mm; maksimum 0,08 mm; dan thrust washers oversize 0,25 mm; 0,50 mm; dan 0,75 mm. Gambar 6 Feeler gauge MATA KULIAH : TEKNOLOGI REPARASI PERMESINAN 7
8 Gambar 7 Pemeriksaan kelonggaran crankshaft dengan feeler gauge MACAM-MACAM KERUSAKAN PADA CRANKSHAFT 1. Oval Kerusakan yang paling sering terjadi pada crankshaft adalah ovalnya leher-leher crankshaft. Hal yang pertama kali kita lakukan adalah memeriksa leher crankshaft dengan mata telanjang kemudian dilakukan pengecekan diameter pada bantalan utama dengan cara mengukur diameter dalamnya dengan inside micrometer minimal pada 4 titik, meskipun cuma satu titik yang lebih besar maka harus di-undersize. Apabila melebihi ukuran yang diizinkan manual book dan metal bearing yang ada dipasaran maka dilakukan undersize (memperkecil ukuran) dengan cara disekrap. 2. Tergores Hal ini tidak diizinkan karena permukaan crankshaft diharuskan bersih, licin sempurna dan halus, begitupun juga dengan bantalannya juga harus bersih, licin sempurna dan halus. Apabila terdapat gram atau tergores atau cacat maka harus di-undersize karena akan mempengaruhi kerja crankshaft. 3. Defleksi pada crank web Pada saat crank web mengalami defleksi maka bentuk dari atas dan dari bawah akan berbeda. Apabila mengalami defleksi maka defleksi tersebut tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, cara mengetahui terjadi defleksi adalah dengan mengukur diameter dalam dengan menggunakan inside micrometer. MATA KULIAH : TEKNOLOGI REPARASI PERMESINAN 8
9 Alasan mengapa defleksi tidak boleh terjadi adalah berkaitan dengan firing order yang berkaitan dengan posisi Top Death Center (TDC) dan proses pembakaran dalam combustion chamber. Untuk crankshaft dengan 4 silinder, maka sudut antara masing-masing silinder adalah 720 / 4 = 180. Sudut tersebut tidak boleh berubah. Apabila terjadi defleksi pada crankshaft sudut tersebut akan berubah. Dengan berubahnya sudut, maka waktu pembakaran pada masing-masing silinder yang telah dirancang sedemikian rupa oleh pabrik pembuat mesin akan berubah. Hal ini menyebabkan terjadi getaran berlebih dan bila dibiarkan terus-menerus akan mengakibatkan crankshaft patah atau putus. Untuk mengetahui terjadinya defleksi crank web pada crankshaft dilakukan dengan pengukuran web displacement pada crankshaft. Biasanya alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran web displacement adalah indikator jarum. Langkah-langkah pengukuran web displacement adalah sbb. 1. Mengukur jarak antarweb pada crankshaft serta mencatat hasilnya dalam kondisi crankshaft masih terikat pada bantalan, poros thrust masih tersambung, dan dengan connecting rod dan pistonnya masih terpasang. 2. Putar crankshaft sehingga posisi crankshaft pada kondisi yang berlawanan dengan posisi sebelumnya kemudian ukur kembali jarak webnya seperti pada point 1 sebelumnya. 3. Ukur jarak antarweb pada kondisi crankshaft terlepas dari ikatan bantalannya dan ikatan connecting rod serta catat hasilnya. 4. Kesimpulan pengukuran: a) Jika hasil pengukuran web displacement pada langkah point 1 dan point 2 tidak sama tetapi pengukuran pada langkah point 3 menghasilkan pengukuran yang sama untuk beberapa posisi pengukuran yang berbeda pada sebuah web displacement, maka defleksi terjadi bantalan crank shaft dan bukan pada crank shaftnya. Gambar 8 Jarak antarweb untuk mengukur defleksi crank web b) Jika hasil pengukuran pada point 1 dan 2 tidak sama serta pengukuran pada point 3 juga mamperoleh hasil yang tidak sama untuk beberapa posisi pengukuran web displacement pada sepasang web, maka disimpulkan defleksi MATA KULIAH : TEKNOLOGI REPARASI PERMESINAN 9
10 terjadi pada crankshaft sedang posisi bantalannya tetap lurus. Defleksi pada crankshaft masih bisa ditolerir jika masih dalam batas yang diizinkan, allowance ini dapat dilihat pada instructional manual book atau jika tidak ada dapat dilihat dari grafik defleksi pada Gambar 9 berdasarkan aturan Rules Germanischer Llyod (GL) for Machinery Part 1 Chapter 2 Section 2.K. Cara mengukur defleksi crank web pada crankshaft juga dapat dilihat dalam aturan klas, salah satunya Rules Germanischer Llyod (GL) for Machinery Part 1 Chapter 2 Section 2.K. ATURAN GL RULES 2014 FOR MACHINERY PART 1 CHAPTER 2 SECTION 2.K K.2. Kelurusan / alignment crankshaft harus diperiksa setiap kali mesin sudah diluruskan pada fondasinya dengan cara mengukur defleksi dari crank web. Untuk tujuan pelurusan / alignment selanjutnya, harus diperhatikan : 1) Sarat kapal 2) Kondisi mesin (dingin, preheated, atau panas) K.3. Ketika pembuat mesin tidak mencantumkan batas nilai yang diizinkan untuk defleksi crank web, penilaian defleksi crank web dilakukan dengan mengacu pada nilai-nilai acuan yang sudah ditetapkan oleh GL. K.4. Nilai acuan untuk defleksi crank web K.4.1. Tanpa memperhatikan nilai-nilai defleksi crank web yang ditetapkan oleh pembuat mesin / engine maker, nilai defleksi crank web dalam hubungannya dengan panjang defleksi crank web r O dapat diambil dari Gambar 9. MATA KULIAH : TEKNOLOGI REPARASI PERMESINAN 10
11 K.4.2. Catatan untuk mengukur defleksi crank web Defleksi crank web harus diukur pada jarak Gambar 9 Grafik nilai-nilai acuan untuk defleksi crank web dari garis tengah crankpin (lihat Gambar 10). Gambar 10 Pengukuran defleksi crank web Defleksi crank web a harus diukur di antara posisi-posisi engkol yang berseberangan satu sama lain (lihat Gambar 10), yaitu di antara titik 0-3 untuk menilai kelurusan vertikal dan MATA KULIAH : TEKNOLOGI REPARASI PERMESINAN 11
12 lokasi vertikal bantalan, dan di antara 2-4 untuk menilai pemindahan bantalan sisi yaitu ketika meluruskan crankshaft dan menilai keausan bantalan. Untuk titik pengukuran 0, yang mana dihambat oleh connecting rod, nilai rata-rata dari serangkaian pengukuran yang dilakukan pada titik 1 dan 1 harus dipergunakan. 4. Twist (Puntiran) Untuk mengetahui terjadinya twist maka dapat dilakukan pengukuran terhadap sudut yang dibentuk antarweb pada crankshaft dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1. Menembakkan laser beam pada crankshaft yang akan diukur sudut kemiringannya (web acuan dan web yang akan diukur) dari arah sejajar sumbu poros. 2. Ukur sudut yang dibentuk kedua web (web acuan dan web yang akan diukur) dan catat hasil pengukurannya. 3. Jika hasil pengukuran tidak sama dengan sudut standar yang seharusnya maka berarti terjadi twist, allowance terjadinya twist kurang lebih 2. Akibat terjadinya twist adalah : 1. Timing valve tidak benar 2. Proses pembakaran menjadi lebih lambat 3. Pembakaran menjadi tidak sempurna 4. Terjadi knocking 5. Vibrasi berlebih karena crankshaft tidak lagi balance Jika crank shaft mengalami twist maka sudut yang dibentuk antarweb menjadi lebih lebar atau lebih kecil dari pada ukuran standarnya. Hal ini akan menggangu proses pembakaran dalam mesin, jika sudut antarweb menjadi lebih besar salah satu proses pembakaran akan mengalami keterlambatan injeksi bahan bakar akibat dari terlambatnya crankshaft menggerakan knock ash yang menggerakan valve melalui rocker arm dan batang knock. Keterlambatan injeksi bahan bakar ini akan mengakibatkan tidak sempurnanya proses pembakaran, dan juga akan menimbulkan bahan bakar semakin banyak dalam ruang silinder di mana jika saatnya terbakar maka akan menghasilkan tekanan yang sangat tinggi sehingga timbul suara ledakan, hal inilah yang disebut sebagai knocking. 5. Aus / Scratch Keausan ini biasanya terjadi pada crankshaft journal karena gesekan yang terjadi antara crankshaft journal dengan journal bearing sangat besar sehingga bagian ini sangat rentang terhadap keausan. Keausan ini mengakibatkan permukaan poros crankshaft journal jadi lebih kasar. MATA KULIAH : TEKNOLOGI REPARASI PERMESINAN 12
13 Kerusakan & Reparasi pada Crankshaft 6. Retak Gambar 11 Crack pada crankshaft dari suatu diesel generator Pada crankshaft sudut-sudut leher tidak boleh tajam, harus memiliki radius (jari-jari) untuk menghindari konsentrasi tegangan. Keretakan pada crankshaft dapat terjadi dari konsentrasi tegangan yang disebabkan terlalu tajamnya sudut-sudut leher dan tidak lurusnya kedudukan crankshaft pada bantalannya dan juga diakibatkan oleh kurangnya pelumasan pada bantalan. Cara mengetahuinya adalah terlihat gram-gram yang menempel pada crankshaft. Gambar 12 Keretakan pada sudut-sudut leher crankshaft MATA KULIAH : TEKNOLOGI REPARASI PERMESINAN 13
14 REPARASI PADA CRANKSHAFT 1. Reparasi pada Crankshaft Akibat Defleksi Crankshaft yang mengalami defleksi dapat diperbaiki dengan cold pressure / cold bending dan dengan heat treatment. 2. Reparasi pada Crankshaft Akibat Twisting Crankshaft yang mengalami twisting dapat diperbaiki dengan heat treatment. Heat treatment dapat meratakan tegangan-tegangan lokal yang terdapat pada struktur crankshaft. 3. Reparasi pada Crankshaft Akibat Keausan Sebelum crankshaft diperiksa keausannya maka crankshaft harus dalam keadaan bersih (lubang-lubang minyak telah dibersihkan dan dihembus dengan udara) setelah bersih baru bagian poros yang halus dilumasi dengan minyak pelumas yang cair. Crankshaft diletakkan pada sepasang blok V yang bersih dan permukaannya berminyak. Putarkan poros perlahan-lahan sambil diperiksa keausan masing-masing poros, bagian poros yang hitam dapat dibersihkan dengan amplas khusus yang halus sekali. Crankshaft yang mengalami keausan dapat diperbaiki dengan pengelasan. Bila dilakukan las listrik, maka elektroda yang digunakan harus terbuat dari material yang mempunyai kekuatan tarik yang sama dengan material yang dilas, dan setelah pengelasan selesai diikuti dengan kerja finishing, misalnya dengan scrap, untuk menghaluskan bekas dan pengecekan kembali kualitas las. 4. Reparasi pada Crankshaft Akibat Retak Jika retak masih dalam skala kecil dapat diatasi dengan pengelasan. Langkah-langkah pengelasannya sebagai berikut. 1) Melubangi bagian atas ujung-ujung retakan dengan tujuan agar panjang keretakan tidak bertambah. Lubang tersebut sebisa mungkin sangat dekat dengan ujung keretakan. 2) Kemudian membuat alur las mengikuti bentuk retakan sepanjang lubang yang telah dibuat pada ujung-ujung retakan. Alur dibuat dengan elektoda atau dengan gerinda tujuannya adalah untuk melubangi dan mengikis keretakan karena biasanya keretakan sangat kecil. Tetapi elektroda lebih praktis daripada dengan gerinda karena gerinda sangat berat dan juga crankshaft besar dan kuat sehinga butuh tenaga yang besar. 3) Setelah alur tersebut selesai pengelasan bisa dilakukan secara zig-zag untuk MATA KULIAH : TEKNOLOGI REPARASI PERMESINAN 14
15 menutupi alur tersebut. Biasanya digunakan elektroda MMAW atau TIG, yang harus diperhatikan dalam pengelasan adalah elektroda yang digunakan harus sesauai dengan material crankshaft. Untuk mengetahui las tersebut bagus atau sempurna dapat dilakukan cara yang sederhana yaitu dengan memberi kapur dan minyak pada sisi yang berlainan, biarkan beberapa saat apabila kapur tidak basah maka pengelasan yang dilakukan sempurna. 4) Selanjutnya benjolan karena las harus di-machining dengan scrap agar halus dan rata. Dicek dengan kain, diraba atau dengan penggaris apakah sudah halus dan tidak tajam kemudian lakukan pemeriksaan ulang untuk memastikan perbaikan crankshaft telah dilakukan dengan benar. 5. Reparasi pada Crankshaft yang telah Patah / Putus Crankshaft yang telah patah / putus tidak dapat diperbaiki lagi. Satu-satunya cara adalah mengganti crankshaft dengan yang baru. Referensi : 1) Teknik Servis Mobil oleh Drs. Daryanto 2) Servis Dan Reparasi Auto Mobil oleh M. Suratman 3) 4) Germanischer Llyod (GL) Rules 2014 for Machinery MATA KULIAH : TEKNOLOGI REPARASI PERMESINAN 15
Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM).
Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi
Lebih terperinciRencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)
Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM) Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi
Lebih terperinciBAB III ANALISIS KASUS
BAB III ANALISIS KASUS A) Tujuan Pemecahan Masalah 1. Untuk mengetahui ketirusan permukaan crankshaft. 2. Untuk mengetahui kebengkokan permukaan crankshaft. 3. Untuk mengetahui apakah bantalannya masih
Lebih terperinciBAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,
BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, Politenik Muhammadiyah Yogyakarta. Pelaksanaan dilakukan
Lebih terperinciBAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak
BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak Tutup kepala silinder (cylinder head cup) kepala silinder (cylinder
Lebih terperinciBAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang
BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC 3.1. Pengertian Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang sangat berpengaruh dalam jalannya suatu mesin.
Lebih terperinciOleh sebab itu pembuatan silinder diperlukan ketelitian yang tinggi.
Blok Silinder Blok silinder merupakan inti daripada mesin yang terbuat dari besi tuang. Belakangan ini ada beberapa blok silinder yang dibuat dari paduan aluminium. Seperti kita ketahui, bahwa aluminium
Lebih terperinciBAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA COROLA 1300 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang
BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA COROLA 1300 CC 3.1 Pengertian Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang sangat berpengaruh dalam jalannya suatu mesin.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan spesifikasi yamaha diperoleh hasil pengukuran dan indentifikasi
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Semester III OVERHAUL MESIN X 50 No.JST/OTO/OTO0/0& Revisi : 0 Tgl : 6 Februari 0 Hal dari I. Kompetensi : Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat :. Melepas dan memasang semua komponen mesin
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Semester III OVERHAUL MESIN X 50 No.JST/OTO/OTO0/9&0 Revisi: 0 Tgl: Agustus 06 Hal dari I. Kompetensi: Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat:. Melepas dan memasang semua komponen mesin dengan
Lebih terperinciBAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC
BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L 100 546 CC 3.1. Pengertian Bagian utama pada sebuah mesin yang sangat berpengaruh dalam jalannya mesin yang didalamnya terdapat suatu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Observasi & Studi Literatur. Identifikasi Sistem. Mekanisme Katup. Pengujian Dynotest awal
3.1 Diagram Alir (Flow Chart) BAB III METODE PENELITIAN Mulai Observasi & Studi Literatur Identifikasi Sistem Mekanisme Katup Pengujian Dynotest awal Proses Modifikasi Camshaft Pengujian Dynotest Hasil
Lebih terperinci2) Lepaskan baut pemasangan exhaust pipe (pipa knalpot) dan baut/mur pemasangan mufler (knalpot)
Jurusan : Pendidikan Teknik Otomotif Waktu : 2 x 50 Menit Teknologi Sepeda Motor Judul :Melepas, Memeriksa, & Memasang Piston Sepeda Motor Karisma A. Tujuan 1) Mahasiswa mampu melepas silinder dan torak
Lebih terperincicontoh makalah teknik mesin
contoh makalah teknik mesin KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan karunia-nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses
BAB II DASAR TEORI 2.1. Definisi Motor Bakar Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses pembakaran. Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini mesin kalor dibagi menjadi 2
Lebih terperinci2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)
BAB VII 2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) Perbaikan bagian atas adalah yang meliputi bagian. atas dari motor Diesel, yaitu seluruh bagian pada kepala silinder (Cylinder head) atau seluruh
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
11 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi yang digunakan untuk memudahkan aktivitas sehari-sehari. Maka dari itu banyak masyarakat atau konsumen yang
Lebih terperinciMakalah PENGGERAK MULA Oleh :Derry Esaputra Junaedi FAKULTAS TEKNIK UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
Makalah PENGGERAK MULA Oleh :Derry Esaputra Junaedi 2008.43.0022 FAKULTAS TEKNIK UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA Pengertian Mesin Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah
Lebih terperinciKONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR
JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BAHAN AJAR NO 2 Motor TANGGAL : KOMPETENSI Komponen Utama
Lebih terperinciDua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.
ABSIC ENGINE Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. Pada pertengahan era 30-an, Volvo menggunakan engine yang serupa dengan engine Diesel. Yaitu engine
Lebih terperinciANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)
ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik FAISAL RIZA.SURBAKTI
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Dalam proses pengambilan data pada media Engine Stand Toyota Great
BAB IV PEMBAHASAN.. Proses Pengambilan Data Dalam proses pengambilan data pada media Engine Stand Toyota Great Corolla tipe A-FE tahun 99 ini, meliputi beberapa tahapan yakni pengambilan data sebelum dilakukan
Lebih terperinciMODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL
MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL DEFINISI PLTD Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover), yang berfungsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang
Lebih terperinciSILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR
SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR BULAN 4 Materi : Pengenalan alat kerja dan sparepart mesin, dan bongkar pasang mesin peraga. Target : Siswa dapat memahami nama dan fungsi alat kerja, mengenal sparepart
Lebih terperinciJOB SHEET (LEMBAR KERJA) : Melaksanakan overhaul kepala silinder
JOB SHEET (LEMBAR KERJA) Sekolah : SMKN 1 Sintang Program Keahlian : Teknik Sepeda Motor Mata Diklat : (Produktif) Melaksanakan overhaul kepala silinder Kelas/Semester : XI/3 Alokasi Waktu : 20 x 45 Menit
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
No. JST/OTO/OTO0/06 Revisi: 0 Tgl: Agustus 06 Hal dari 5 I. Kompetensi:. Melepas dan memasang poros nok dengan prosedur yang benar. Menentukan kondisi poros nok II. III. IV. Sub Kompetensi: Setelah selesai
Lebih terperinciGambar 4.2 Engine stand dan mesin ATV Toyoco G16ADP
49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Engine Stand ATV Toyoco G16ADP 160 CC Engine stand merupakan sebuah alat bantu stand engine yang digunakan untuk mengkondisikan mesin agar dapat diletakan pada pelat
Lebih terperinciTURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA
TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan
Lebih terperinciFungsi katup Katup masuk Katup buang
MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai
BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. SEJARAH MOTOR DIESEL Pada tahun 1893 Dr. Rudolf Diesel memulai karier mengadakan eksperimen sebuah motor percobaan. Setelah banyak mengalami kegagalan dan kesukaran, mak akhirnya
Lebih terperinciSERVIS KEPALA SILINDER BESERTA KATUPNYA
SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI ENGINE SERVIS KEPALA SILINDER BESERTA KATUPNYA Nama Siswa No. Absen Kelas Jurusan : : : : 87 A. KEPALA SILINDER 1. Kontruksi. Kepala silinder (cylinder Head) berfungsi
Lebih terperinciFungsi katup Katup masuk Katup buang
MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP
LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP Tujuan Praktikum : Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan dapat memeriksa dan menyetel celah katup. A. Obyek, Alat dan Bahan a) Obyek
Lebih terperinciPERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER
TUGAS SARJANA MESIN FLUIDA PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER OLEH NAMA : ERWIN JUNAISIR NIM : 020401047 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI P =...(2.1)
4 BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Motor adalah suatu komponen utama dari sebuah kontruksi permesinan yang berfungsi sebagai penggerak. Gerakan yang dihasilkan oleh motor adalah sebuah putaran poros. Komponen
Lebih terperinciANALISA KUALITAS MATERIAL BEBERAPA PRODUK CRANK SHAFT SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS
TUGAS AKHIR ANALISA KUALITAS MATERIAL BEBERAPA PRODUK CRANK SHAFT SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinciMENYETEL CELAH KATUP MOTOR DIESEL
MOTOR DIESEL MENYETEL CELAH KATUP MOTOR DIESEL JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Menyetel Celah Katup Motor Diesel i DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... i ii INSTRUKSIONAL.....
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor
BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori
Lebih terperinciBAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya
BAB 5 POROS (SHAFT) Definisi. Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan
Lebih terperinciSeta Samsiana & Muhammad Ilyas sikki
ANALISIS PENGARUH BENTUK PERMUKAAN PISTON MODEL KONTUR RADIUS GELOMBANG SINUS TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN Seta Samsiana & Muhammad Ilyas sikki Abstrak Secara garis besar motor bensin tersusun oleh beberapa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan dibawah sinar matahari dan
4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kerupuk Kerupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder
Lebih terperinciBAB II. LANDASAN TEORI
BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Motor Diesel Motor diesel merupakan salah satu tipe dari motor bakar, sedangkan tipe yang lainnya adalah motor bensin. Secara sederhana prinsip pembakaran pada motor
Lebih terperinciBAB VIII PELUMAS. Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak.
BAB VIII PELUMAS Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak. Efek pelumas tercapai baik bila terdapat oil filus (filus minyak) diantara mutal mutal yang
Lebih terperinciRing II mm. Ukuran standar Batas ukuran Hasil pengukuran Diameter journal
Celah antara ring piston dengan - - silinder I II III IV Ring I 0.02 0.02 0.02 0.02 Ring II 0.02 0.02 0.02 0.02 alurnya Gap ring piston - - silinder I II III IV Ring I 0.30 0.20 0.30 0.20 Tebal piston
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari
Lebih terperinciPELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR
MAKALAH PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kerupuk Kerupuk memang bagian yang tidak dapat dilepaskan dari tradisi masyarakat Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang enak harganya
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut
BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Proses pembuatan rangka pada mesin pemipih dan pemotong adonan mie harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut meliputi gambar kerja, bahan,
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CONNECTING ROD DAN CRANKSHAFT MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65 CC. Widiajaya
PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CONNECTING ROD DAN CRANKSHAFT MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65 CC Widiajaya 0906631446 Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Lebih terperinciBAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR
BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR Untuk membuat spare parts yang utuh, diperlukan komponen-komponen steam joint stand for bende tr yang mempunyai fungsi yang berbeda yang kemudian
Lebih terperinciGambar 4.1 mesin Vespa P150X. Gambar 4.2 stand mesin. 4.2 Hasil pemeriksaan komponen mesin VESPA P150X Hasil pemeriksaan karburator
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Mesin Dan Transmisi Vespa P150X Engine stand merupakan sebuah alat bantu stand engine yang digunakan untuk mengkondisikan mesin agar dapat diletakan pada besi plat yang
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis-tipis,
BAB II TEORI DASAR A. Pengertian Kerupuk Kerupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum
Lebih terperinciTROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA
TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA Suprihadi Agus Program Studi D III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No. 09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah tahap-tahap yang harus dilewati dalam memproduksi barang atau jasa. Ada proses produksi membutuhkan waktu yang lama, misalnya
Lebih terperinciMEMELIHARA/SERVIS ENGINE DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA
MEMELIHARA/SERVIS ENGINE DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA KD 1 : MENGIDENTIFIKASI KOMPONEN UTAMA ENGINE URAIAN Suatu kendaraan memerlukan adanya tenaga luar yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak serta dapat
Lebih terperinciPERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA
TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA Disusun : JOKO BROTO WALUYO NIM : D.200.92.0069 NIRM : 04.6.106.03030.50130 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciGambar 1.1. Rear Axle Shaft pada mobil diesel disambung dengan pengelasan. (www.competitiondiesel.com).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Poros merupakan salah satu elemen mesin yang fungsinya sangat signifikan dalam konstruksi mesin. Sunardi, dkk. (2013) menyatakan bahwa poros digunakan dalam mesin
Lebih terperinciPERENCANAAN ELEMEN MESIN RESUME JURNAL BERKAITAN DENGAN POROS
Judul : PERENCANAAN ELEMEN MESIN RESUME JURNAL BERKAITAN DENGAN POROS ANALISA KEKUATAN PUNTIR DAN KEKUATAN LENTUR PUTAR POROS BAJA ST 60 SEBAGAI APLIKASI PERANCANGAN BAHAN POROS BALING-BALING KAPAL Pengarang
Lebih terperinciBAB I MOTOR PEMBAKARAN
BAB I MOTOR PEMBAKARAN I. Pendahuluan Motor pembakaran dan mesin uap, adalah termasuk dalam golongan pesawat pesawat panas, yang bertujuan untuk mengubah usaha panas menjadi usaha mekanis. Pada perubahan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR
RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi 1* Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com
Lebih terperinciDi unduh dari : Bukupaket.com
2. Kegiatan Belajar 2 : Pengetahuan Dasar Motor Bakar a. Tujuan Pembelajaran : Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini peserta diklat diharapkan mampu : 1) Menjelaskan
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
No. JST/OTO/OTO410/05 Revisi: 03 Tgl: 22 Agustus 2016 Hal 1 dari 5 I. Kompetensi: Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat: 1. Melepas dan memasang torak, batang torak, dan tutup bantalan batang
Lebih terperinciBAB IV PROSES OVERHOUL DAN ANALISIS KOMPONEN
BAB IV PROSES OVERHOUL DAN ANALISIS KOMPONEN 4.1. Data Sebelum Dilakukan Overhoul. Sebelum melakukan proses overhoul atau pembongkaran mesin, terlebih dahulu melakukan pengujian dan pengambilan data awal
Lebih terperinciPOROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :
POROS BERTINGKAT A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu : Mampu mengoprasikan mesin bubut secara benar. Mampu mebubut luar sampai halus dan rata. Mampu membubut lurus dan bertingkat.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:
BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya
Lebih terperinciBAB III. Metode Rancang Bangun
BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL
Lebih terperinciBAB VI Mesin Shaping I
BAB VI Mesin Shaping I Tujuan Pembelajaran Umum : 1. Mahasiswa mengetahui tentang fungsi fungsi mesin shaping. 2.Mahasiswa mengetahui tentang alat alat potong di mesin shaping. 3. Mahasiswa mengetahui
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur
BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai Mesin penghancur kedelai dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp, mengapa lebih memilih memekai motor listrik 0,5 Hp karena industri yang di
Lebih terperinciBAB I MOTOR DIESEL ( DIESEL ENGINE ) Motor diesel untuk perkapalan ( Marine Diesel Engine ) dikelompokan kepada :
BAB I MOTOR DIESEL ( DIESEL ENGINE ) Motor diesel untuk perkapalan ( Marine Diesel Engine ) dikelompokan kepada : a. Motor Diesel Putaran Rendah ( Low Speed Engine ) dimana putarannya dari 0 130 RPM, kebanyakan
Lebih terperinciBAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA
BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA 9.1. MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL PERIKANAN Mesin penggerak utama harus dalam kondisi yang prima apabila kapal perikanan akan memulai perjalanannya. Konstruksi
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI
BAB IV MODIFIKASI 4.1. Rancangan Mesin Sebelumnya Untuk melakukan modifikasi, terlebih dahulu dibutuhkan data-data dari perancangan sebelumnya. Data-data yang didapatkan dari perancangan sebelumnya adalah
Lebih terperinciKOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap
KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana
Lebih terperinciEngine banyak ditemui dalam aktifitas kehidupan manusia, secara kumulatif sebagai penghasil daya yang berguna untuk menggerakan kendaraan, peralatan
Engine banyak ditemui dalam aktifitas kehidupan manusia, secara kumulatif sebagai penghasil daya yang berguna untuk menggerakan kendaraan, peralatan industri, penggerak generator pembangkit energi listrik,
Lebih terperinciPERANCANGAN MESIN R. AAM HAMDANI
PERANCANGAN MESIN R. AAM HAMDANI PERANCANGAN MESIN PROSES REKAYASA PERANCANGAN SUATU MESIN BERDASARKAN KEBUTUHAN ATAU PERMINTAAN TERTENTU YANG DIPEROLEH DARI HASIL PENELITIAN ATAU DARI PELANGGAN LANGSUNG
Lebih terperinciA. Dasar-dasar Pemilihan Bahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan Di dalam merencanakan suatu alat perlu sekali memperhitungkan dan memilih bahan-bahan yang akan digunakan, apakah bahan tersebut sudah sesuai dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. cutting turbocharger. Berikut adalah beberapa langkah yang dilakukan : Proses pengerjaan cutting Turbocharger
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses cutting Turbocharger Dalam pengerjaan media pembelajaran dalam sistim Turbocharger, adapun langkah yang dilakukan dalam pengerjaan proses cutting turbocharger. Berikut
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR
RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Motor Bakar Motor bakar torak merupakan salah satu mesin pembangkit tenaga yang mengubah energi panas (energi termal) menjadi energi mekanik melalui proses pembakaran
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung pada bulan September 2012 sampai dengan
Lebih terperinciDitinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong
Pengertian bengkel Ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Pentingnya bengkel pada suatu
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1. Scope Pemeliharaan P1 P8 Scope Pemeliharaan P1 & P2 (Pemeliharaan Harian) PLTD Titi Kuning meliputi: 1. Membersihkan mesin, peralatan-peralatan bantu serta lantai lokasi mesin dari
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi
BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi
BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1. Tempat Pelaksanaan Tempat yang akan di gunakan untuk perakitan dan pembuatan sistem penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi Universitas
Lebih terperinciBAB IV PENGERTIAN - PENGERTIAN
BAB IV PENGERTIAN - PENGERTIAN I. Pengertian a. Diameter torak adalah garis tunggal torak. Dalam perhitungan motor garis tunggal torak dianggap sama dengan diameter silinder. Pada kenyataannya tidak sama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah beberapa refrensi yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Tugas akhir yang ditulis oleh Muhammad
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco
29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco G16ADP 2 langkah 160cc Dari pembongkaran yang dilkukan didapat spesifikasi komponen kopling kering mekanis
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH BENTUK PERMUKAAN PISTON TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN
ANALISIS PENGARUH BENTUK PERMUKAAN PISTON TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN Fitri wjayanti & Dadan Irwan Abstrak Secara garis besar motor bensin tersusun oleh beberapa komponen utama meliputi : blok silinder
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Definisi Proses Produksi Proses produksi yaitu suatu kegiatan perbaikan terus menerus (continous improvement) yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide ide untuk menghasilkan
Lebih terperinciSOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN
SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.PD 085736430673 CERDAS, KREATIF, INTELEK, WIRAUSAHAWAN 1 Pilihlah salah satu jawaban soal berikut
Lebih terperinciBAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai pembuatan dan pengujian alat yang selanjutnya akan di analisa, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Serabut Kelapa Sebagai Negara kepulauan dan berada di daerah tropis dan kondisi agroklimat yang mendukung, Indonesia merupakan Negara penghasil kelapa terbesar di dunia. Menurut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian CVT (Continously Variable Transmision) Sistem CVT (Continously Variable Transmission) adalah sistem otomatis yang dipasang pada beberapa tipe sepeda motor saat ini.
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN
BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produk melalui tahapantahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara diproses melalui prosedur kerja
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR BAGAN... vii DAFTAR NOTASI... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1
Lebih terperinciMotor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam merubah energi kimia menjadi energi mekanis.
A. Sebenernya apa sih perbedaan antara mesin diesel dengan mesin bensin?? berikut ulasannya. Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) (simplenya
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa
Lebih terperinci