BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kembang sejak sebelum berdirinya Negara ini. Hal ini patut kita banggakan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perekonomian nasional yang dihadapi dunia usaha saat ini

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu elemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia sendiri telah ditetapkan sebuah peraturan yang mewajibkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil dan menengah. SAK ETAP ini dimaksudkan agar semua unit usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. yang didukung oleh sanksi-sanksi untuk setiap ketidakpatuhan (Belkaoui,

BAB I PENDAHULUAN. menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sebagai bentuk integrasi

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebutuhan transportasi pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. akhirnya terbukti saat krisis global yang terjadi beberapa waktu lalu (2011), UKM

BAB I PENDAHULUAN. sehat (Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, pengertian dari Usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teknik analisis deskriptif kualitatif. dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha di Indonesia saat ini sudah semakin pesat. Namun, hal

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2014, pada tahun lalu terdapat 55,2

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, perkreditan, kegiatan pemasaran, atau kegiatan lain. Hal ini dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Namun dibalik semua itu ternyata Koperasi dan UMKM memliki permasalahan yang. rendahnya kompetensi kewirausahaan UMKM (DSE:2010).

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi seperti perusahaan swasta, unit pemerintah, organisasi

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Usaha di Indonesia saat ini kian marak, sebut saja salah satunya yakni Usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Industri Dana Pensiun saat ini mempunyai peranan yang makin besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan lembaga dimana orang-orang yang memiliki kepentingan relatif

Penyusunan Laporan Keuangan Pada Stars Auto Care 99 Periode Januari 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan

PENERAPAN SAK ETAP DALAM LAPORAN KEUANGA N PADA KOPERASI KARYAWAN PT. TATA BUSANA JAKARTA. Dwiyatmoko Pujiwidodo

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia berkembang semakin pesat. Perbankan merupakan

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. sedang terjadi pada bisnisnya khususnya dari sisi keuangan atau financial. Untuk memulai

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan bisnis dalam skala nasional dan. intemasional, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mencanangkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal pemberian kredit modal kerja. Koperasi adalah salah satu badan usaha

BAB 5 PENUTUP. adopsi dari IFRS for SMEmasih diangap terlalu rumit untuk diterapkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan benteng penyelamat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Usaha UKM Mitra Binaan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Bali. I Nyoman Darmayasa, Ak., BKP., CPMA.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. semakin berkembang ditengah-tengah dunia usaha yang kian hari kian menuju era

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini perkembangan perekonomian merupakan

PENDAHULUAN. dengan tujuan untuk memudahkan para penggunanya dalam menerapkan prinsip

BAB II PEMBAHASAN PENDAHULUAN I.1 Tujuan dan Peranan KDPPLKS

merupakan KDPPLK (Kerangka Dasar Penyajian dan Pengukuran LK) untuk ETAP

ANALISIS PENERAPAN SAK-ETAP PADA KOPERASI DI UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mengandung makna kerjasama. Definisi koperasi Indonesia

BAGIAN XVII CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA MENUJU INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS

BAB III METODE PENELITIAN

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. jangka pendek maupun jangka panjang yang ingin dicapai. Tujuan jangka pendek

PEDOMAN TEKNIS PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL PERORANGAN

Implementasi SAK ETAP dalam Penyajian Laporan Keuangan UMKM NukitaFood

BAB I PENDAHULUAN. penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan harus sesuai dengan standarstandar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Akuntansi Keuangan Koperasi

Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) atas Pencatatan Laporan Keuangan pada UMKM Photo Priyangan

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah termasuk Indonesia. Dalam perkembangan perekonomian Indonesia, bernilai tinggi hingga usaha kecil dan menengah.

PT GARUDA METALINDO Tbk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangannya, keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

PERTEMUAN 2: KONSEP DASAR AKUNTANSI PAJAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Riska Tri Handayani (Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomika Dan Bisnis, Universitas Kanjuruhan Malang)

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan. Untuk memenuhi hal itu, maka Ikatan Akuntan Indonesia dan Dewan

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil tertentu dan hasil tersebut harus

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memegang peranan yang

I. PENDAHULUAN. masyarakat bawah. Sarana lembaga keuangan non bank yang mampu memenuhi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OLEH USAHA KECIL DAN MENENGAH. 2.1 Kesadaran Dalam Menyusun Laporan Keuangan

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK PADA KOPERASI TUNAS ADIL TOBELO

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. agar pasar modal kita dapat berfungsi secara efisien.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan (negara maupun swasta) untuk bersaing sangat ketat baik terhadap perusahaan lain yang sejenis maupun tidak sejenis. Persaingan tersebut tidak hanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar yang telah diakui publik, UKM (Usaha Kecil Menengah) dan sektor ekonomi kerakyatan informal lainnya yang sering pula disebut dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga turut bersaing mengikuti perkembangan ekonomi saat ini. Kegiatan bisnis UKM telah ada sejak sebelum Indonesia merdeka. Usahanya sangat mandiri serta tanpa gelontoran dana perbankan. Saat krisis moneter terjadi di Indonesia, UKM teruji dan terbukti dapat menyelamatkan perekonomian bangsa. Padahal banyak usaha besar yang gulung tikar dan ada pula yang dibantu pemerintah melalui Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) dengan jumlah triliunan rupiah. Pinjaman tersebut tidak jelas pengembaliannya hingga saat ini. Data Biro Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2009 menunjukan komposisi Produk Domestik Bruto (PDB) nasional tersusun dari UKM sebesar 53,32%, usaha besar 41,00%, dan sektor pemerintah 5,68%. Direktur Neraca Produksi 1

2 BPS, Supriyanto, menyebutkan bahwa dalam lima tahun terakhir, UKM menunjukkan kekuatannya sebagai penopang perekonomian nasional. Supriyanto mengakui dari sisi lapangan usaha, pelaku UKM mendominasi sektor pertanian, jasa, dan perdagangan. Data menunjukkan, dari total usaha yang bergerak di sektor pertanian, 95,7% diantaranya berasal dari UKM, dan hanya 4,28% yang berasal dari usaha besar. Demikian pula di sektor jasa yang 95,76% diantaranya adalah pelaku UKM. Bahkan di sektor perdagangan, UKM mendominasi dengan pencapaian 96,32%. Adapun usaha besar menunjukkan dominasinya di sektor pertambangan dengan komposisi 84,80% serta sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar 92,96%. Supriyanto menanggapi bahwa hal tersebut dianggap wajar karena sektor pertambangan, listrik, gas, dan air adalah sektor usaha yang padat modal dan padat teknologi. Jadi, sulit bagi UKM untuk bergerak di sektor itu. Upaya membantu UKM terus menerus dilakukan pemerintah dan perbankan. Dewasa ini, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) menyediakan bantuan permodalan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hanya saja pengembangan sistem manajerial UKM masih belum banyak disentuh oleh para pihak yang berkepentingan. Mereka kurang memahami dan perlu dibekali tentang pentingnya laporan keuangan suatu bisnis. Sistem pembukuan UKM selama ini umumnya tidak lengkap dan cenderung mengabaikan kaidah administrasi keuangan yang standar atau baku. Padahal laporan keuangan yang akurat dan baku akan banyak membantu mereka dalam upaya pengembangan bisnisnya secara kuantitatif dan kualitatif.

3 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menyiapkan SAK (Standar Akuntansi Keuangan) untuk UKM yang dinamakan dengan SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) yang resmi diberlakukan efektif 1 Januari 2011. SAK ETAP ini adalah suatu prinsip, prosedur, metode atau aturan penyusunan laporan keuangan pada Entitas Tanpa Akuntansi Publik (ETAP) yaitu enititas usaha yang tidak (belum) tercatat di pasar modal atau tidak dalam proses pengajuan di pasar modal dan entitas ini bukan lembaga keuangan. Entitas usaha yang dimaksud disini adalah untuk unit usaha ekonomi berskala kecil dan menengah (UKM). Latar belakang diperlukan SAK ETAP ini karena PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) yang mengadopsi International Financial Reporting Standard (IFRS) terlalu kompleks jika untuk diterapkan oleh perusahaan kecil menengah (UKM) di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan SAK ETAP ini sebagai pengganti PSAK IFRS. Kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dengan bidang usaha yang mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan menengah yang perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat (Keputusan Presiden RI Nomor 99 tahun 1998). Pabrik Sepatu Zenith merupakan perusahaan kecil yang memproduksi sepatu untuk memenuhi pesanan pelanggan. Dalam penyusunan laporan keuangannya, setiap pendapatan dan pengeluaran Pabrik Sepatu Zenith dicatat secara tidak lengkap. Perusahaan selama ini tidak mengetahui adanya SAK ETAP sebagai pedoman penyusunan laporan keuangan bagi perusahaan kecil dan menengah (UKM). Padahal volume pesanan sepatu pada Pabrik Sepatu Zenith terus meningkat setiap tahunnya, sehingga perusahaan perlu memperbanyak

4 tenaga kerja dan memperluas tempat usahanya. Namun hal itu tidak dapat dilakukan mengingat keterbatasan dana yang dimiliki perusahaan. Dengan adanya laporan keuangan yang akurat dan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), perusahaan dapat memberikan jaminan kepada pihak penyandang dana bahwa hasil usahanya dapat menutupi cicilan utang setiap periodenya. Menurut Zaki Baridwan (2004:17) laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksitransaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Disamping itu laporan keuangan juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Melihat betapa pentingnya laporan keuangan bagi perusahaan, maka penulis tertarik untuk membantu perusahaan membuat laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP yang dituangkan dalam penelitian Tugas Akhir dengan judul Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Pabrik Sepatu Zenith, Cibaduyut Bandung. 1.2. Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penyusunan Laporan Keuangan Pabrik Sepatu Zenith. 2. Bagaimana penyajian Laporan Keuangan Pabrik Sepatu Zenith.

5 3. Bagaimana penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Pabrik Sepatu Zenith berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). 1.3. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih terfokus, penulis akan membatasi masalah yang dianggap paling sesuai dengan judul penelitian. Batasan masalah tersebut antara lain : 1. Laporan keuangan disusun selama 3 bulan, yaitu Bulan Januari, Februari, dan Maret 2012. 2. Transaksi hanya berupa catatan tertulis dan tidak dilengkapi dengan bukti transaksi. 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana penyusunan Laporan Keuangan Pabrik Sepatu Zenith. 2. Untuk mengetahui bagaimana penyajian Laporan Keuangan Pabrik Sepatu Zenith. 3. Untuk membantu dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Pabrik Sepatu Zenith berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).

6 1.4.2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi: 1. Penulis Dapat memberikan gambaran dan informasi mengenai laporan keuangan yang dibuat oleh Pabrik Sepatu Zenith, sehingga dapat membandingkannya dengan teori yang diperoleh selama perkuliahan. 2. Perusahaan Sebagai bahan pemikiran positif dan pertimbangan bagi Pabrik Sepatu Zenith dalam melakukan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) yang kemudian bisa dikembangkan dengan sistem komputer, misalnya dengan menggunakan software Admin Shop. 3. Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana khususnya kepada pembaca mengenai bagaimana penyusunan dan penyajian laporan keuangan UKM berdasarkan SAK ETAP, serta umumnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan. 4. Penelitian Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan, tambahan informasi dan arahan untuk penelitian selanjutnya. Khususnya terhadap kajian penyusunan dan penyajian laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP di perusahaan kecil menengah dengan memperluas ruang lingkup penelitian.

7 1.5. Pendekatan Masalah Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Sebagai hasil akhir dari proses akuntansi, laporan keuangan menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan (Indra Bastian, 2007:97). Menurut Zaki Baridwan (2004:17) laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dalam Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan paragaf 07 menyatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009:1-2). Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Laporan keuangan adalah : 1. Merupakan produk akuntansi yang penting dan dapat digunakan untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. 2. Merupakan potret perusahaan, yaitu dapat menggambarkan kinerja keuangan maupun kinerja manajemen perusahaan, apakah dalam kondisi yang baik atau tidak.

8 3. Merupakan rangkaian aktivitas ekonomi perusahaan yang diklasifikasikan, pada periode tertentu. 4. Merupakan ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode yang bersangkutan. Tujuan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP Bab 2 mengenai Konsep dan Prinsip Pervasif adalah menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu. Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Posisi keuangan suatu entitas terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas pada suatu waktu tertentu. Unsur laporan keuangan yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset, kewajiban, dan ekuitas. Laporan keuangan entitas meliputi : a. Neraca. b. Laporan laba rugi. c. Laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan: i. Seluruh perubahan dalam ekuitas, atau ii. Perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik. d. Laporan arus kas.

9 e. Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya. Neraca minimal mencakup pos-pos berikut : a. Kas dan setara kas. b. Piutang usaha dan piutang lainnya. c. Persediaan. d. Properti investasi. e. Aset tetap. f. Aset tidak berwujud. g. Utang usaha dan utang lainnya. h. Aset dan kewajiban pajak. i. Kewajiban diestimasi. j. Ekuitas. Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut : a. Pendapatan. b. Beban keuangan. c. Bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas. d. Beban pajak. e. Laba atau rugi neto. Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan : a. Laba atau rugi untuk periode. b. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas.

10 c. Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui. d. Untuk setiap komponen ekuitas, suatu rekonsiliasi antara jumlah tercatat awal dan akhir periode, diungkapkan secara terpisah perubahan yang berasal dari : i. Laba atau rugi. ii. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas iii. Jumlah investasi, dividen dan distribusi lainnya ke pemilik ekuitas, yang menunjukkan secara terpisah modal saham, transaksi saham treasuri, dan dividen serta distribusi lainnya ke pemilik ekuitas, dan perubahan kepemilikan dalam entitas anak yang tidak mengakibatkan kehilangan pengendalian. Entitas menyajikan laporan arus kas yang melaporkan arus kas untuk suatu periode dan mengklasifikasikan menurut aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Catatan atas laporan keuangan harus : a. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan. b. Mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam SAK ETAP tetapi tidak disajikan dalam laporan keuangan. c. Memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, tetapi relevan untuk memahami laporan keuangan.

11 Pengembangan sistem manajerial UKM yang masih belum banyak disentuh oleh para pihak yang berkepentingan membuat mereka kurang memahami dan perlu dibekali tentang pentingnya laporan keuangan suatu bisnis. Pabrik Sepatu Zenith merupakan salah satu perusahaan kecil yang dalam penyusunan laporan keuangannya hanya mencatat setiap pendapatan dan pengeluarannya. Perusahaan selama ini tidak mengetahui adanya pedoman yang dapat digunakan dalam menyusun laporan keuangan. Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk membekali dan membantu perusahaan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan, khususnya laporan keuangan untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang didasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). 1.6. Metodologi Penelitian 1.6.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis adalah suatu metode penilaian yang menjelaskan data-data dan informasi yang diperoleh dari hasil penelitian secara jelas dan sistematis sekaligus menganalisis data dan informasi tersebut dengan tujuan untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP pada Pabrik Sepatu Zenith, Cibaduyut Bandung.

12 1.6.2. Data Penelitian Data penelitian adalah data yang diperoleh dalam proses penelitian yang akan diolah menjadi sebuah informasi dalam Tugas Akhir ini. Berikut akan dijelaskan jenis data yang diperoleh, sumber data penelitian dan teknik pengumpulan data penelitian. 1.6.2.1.Jenis Data Jenis-jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Subjek Data subjek adalah data yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh penulis yang berkaitan dengan penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan. 2. Data Dokumenter Data dokumenter yaitu data perusahaan berupa dokumen yang diperolah dari pihak intern perusahaan berupa sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan deskripsi jabatan, dan kebijakan perusahaan mengenai laporan keuangan. 1.6.2.2.Sumber Data Sumber data dari penelitian ini terdiri dari : 1. Data Primer Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari lokasi penelitian berupa data hasil wawancara dengan bagian-bagian yang terkait dengan kajian penelitian ini.

13 2. Data Sekunder Data Sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung yang merupakan data yang telah diolah. Data sekunder yang diperoleh berasal dari sumber internal dan eksternal. Sumber data sekunder internal berasal dari perusahaan, yaitu berupa laporan keuangan, laporan kinerja karyawan, dan lain-lain yang kemudian dianalisis. Sedangkan sumber data eksternal berasal dari buku teks, studi media elektronik seperti internet melalui situs terkait, jurnal dan artikel yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. 1.6.2.3.Teknik Pengumpulan Data Metode-metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Wawancara Wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan bagian-bagian di perusahaan yang berkaitan dengan objek yang diteliti, misalnya karyawan dan kepala bagian akuntansi. 2. Dokumentasi Dokumentasi yaitu mencari data-data berupa dokumen yang diperlukan, seperti sejarah singkat perusahaan, aktivitas perusahaan, struktur organisasi dan data-data lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

14 3. Observasi Observasi yaitu suatu pengamatan langsung terhadap suatu objek penelitian dalam waktu singkat dan bertujuan untuk mendapat gambaran mengenai objek penelitian. 1.6.3. Alat Analisis Data Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan penyusunan dan penyajian laporan keuangan dengan mengacu kepada Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). 1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pabrik Sepatu Zenith yang berlokasi di Jalan Cibaduyut No. 297 Bandung. Adapun waktu untuk penyelesaian penelitian ini adalah Bulan Mei sampai dengan Bulan Juni 2012.