PEDOMAN WAWANCARA (Kepala Puskesmas Kecamatan Tanah Abang)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI HASIL. telah mencukupi dilihat dari ketersediannya. Tenaga berasal dari 3 unit yang terkait

Pedoman Wawancara Petugas Puskesmas Evaluasi Pelaksanaan Program P2DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur Tahun 2007

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

Lampiran 1. Pedoman Wawancara dan Pedoman Observasi PEDOMAN WAWANCARA (UNIT PELAKSANA)

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

I. Daftar pertanyaan untuk Informan Staf bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kota Medan a. Identitas Informan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko tinggi tertular Demam Dengue (DD). Setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.

GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM P2DBD DI PUSKESMAS KECAMATAN TANAH ABANG TAHUN 2007

5. TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMBERANTASAN PENYAKIT DBD (Studi Kasus Kabupaten Indramayu)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Nizwardi Azkha, SKM,MPPM,MPd,MSi

BAB I PENDAHULUAN. virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai

DAFTAR PUSTAKA. Depkes RI Kebijaksanaan P2-DBD dan Situasi DBD Terkini di Indonesia. Jakarta

INFORMASI UMUM DEMAM BERDARAH DENGUE

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

SKRIPSI. Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh AGUS SAMSUDRAJAT J

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah

SKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

BAB I PENDAHULUAN. dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah

BAB I PENDAHULUAN. dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk demam berdarah (Aedes

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGENDALIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN SENDANGMULYO KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG FKM UNDIP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAJIAN PERILAKU DAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DALAM PSN DEMAM BERADARAH DI 10 KOTA INDONESIA TAHUN 2007 K U E S I O N E R

BAB V GAMBARAN UMUM. Rencana Strategis Kota Pekanbaru mempunyai Visi. Terwujudnya Pekanbaru Sebagai Pusat Perdagangan Dan Jasa, Pendidikan

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. dan tantangan yang muncul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial ekonomi dan

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. umum dari kalimat tersebut jelas bahwa seluruh bangsa Indonesia berhak untuk

UNIVERSITAS INDONESIA SKRIPSI

BAB 5 GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Kecamatan Duren Sawit diketahui bahwa luas wilayah Kecamatan Duren Sawit Kotamadya Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. lancarnya transportasi (darat, laut dan udara), perilaku masyarakat yang kurang sadar

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan berkelanjutan 2030/Suistainable Development Goals (SDGs)

WALI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH

No. Responden : Nama : Umur : Jenis Kelamin Pendidikan terakhir : Pekerjaan :

JIMKESMAS JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT VOL. 2.NO.6/ MEI 2017; ISSN X,

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM P2DBD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN DUREN SAWIT JAKARTA TIMUR TAHUN 2007

LAMPIRAN 5 PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (1)

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

PEDOMAN WAWANCARA. A. Pedoman Wawancara dengan Kepala Puskesmas Berohol Kota Tebing Tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang cukup bermakna ditunjukan dengan adanya penurunan

BAB I PENDAHULUAN. Bupati dalam melaksanakan kewenangan otonomi. Dengan itu DKK. Sukoharjo menetapkan visi Masyarakat Sukoharjo Sehat Mandiri dan

UMUM 1. Nama:.. 2. Tanggal Lahir:. 3. Jenis Kelamin: Laki-laki/Perempuan 4. Kelas: 5. Sekolah: SDN Cibogo. Universitas Kristen Maranatha

KAJIAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU MASYARAKAT BERHUBUNGAN DENGAN CHIKUNGUNYA DI KELURAHAN PASIR KUDA, KECAMATAN BOGOR BARAT

MATRIKS WAWANCARA. Seruan Presiden untuk meningkatkan keunggulan kembali Posyandu. Belum dapat, tidak ada baik dari depkes maupun dari dinkes

BAB I PENDAHULUAN. misalnya akibat gigitan nyamuk dapat menyebabkan dermatitis, alergika dan

ARTIKEL STUDIKUALITATIF PENGETAHUAN DAN PERAN TOKOH MASY ARARAT DALAM PENGENDALIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DIKOTA SALATIGA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Padukuhan VI Sonosewu

Seminar Nasional Mewujudkan Kemandirian Kesehatan Masyarakat Berbasis Preventif dan Promotif ISBN:

BAB 1 PENDAHULUAN. dan di 436 kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota sebesar 88%. Angka kesakitan

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2010), program pencegahan dan

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM KEPALA PUSKESMAS KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG (INFORMAN 1)

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN DEMAM BERDARAH DENGUE

KUESOINER KECAMATAN :... NAMA SEKOLAH : SD... ALAMAT SEKOLAH :... WILAYAH PUSKESMAS :... TGL. SURVEY :... PETUGAS :...

KERANGKA ACUAN PROGRAM P2 DBD

SARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan daerah tropis yang banyak berkembang nyamuk Aedes. kepadatan penduduk (Kementerian Kesehatan RI, 2010).

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

BERHARAP, JATIM (INDONESIA) BEBAS DEMAM BERDARAH Oleh : Zaenal Mutakin

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE

MARI BERANTISIPASI DBD MENGGUNAKAN KELAMBU AIR

PRAPLANNING JUMANTIK DI SDN 2 SUSUKAN. Disusun Oleh: Mahasiswa PKMD (Tim Kesling)

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

I. Pendahuluan Pada awal tahun 2004 kita dikejutkan kembali dengan merebaknya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), dengan jumlah kasus yang cukup

BAB VI. Semaki dan Kelurahan Sorosutan dalam penulisan laporan ini, dapat ditarik

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.) DALAM MEMBUNUH LARVA Aedes aegypti

Unnes Journal of Public Health

BAB I PENDAHULUAN. penghujan disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan ke manusia melalui vektor nyamuk

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DBD (P2DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Aedes,misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD dapat

HUBUNGAN SIKAP DAN UPAYA PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. anak-anak.penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih

BAB III METODE PENELITIAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I. dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdarah Dengue (DBD). Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN BANYUWANGI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PSN DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DI DESA NGESREP KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. virus dari golongan Arbovirosis group A dan B. Di Indonesia penyakit akibat

LAPORAN KAJIAN EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NO. 5 TAHUN 2010 TENTANG PENGENDALIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DIKOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya ini cenderung menurun bersamaan dengan terus membaiknya

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya. Salah satunya Negara Indonesia yang jumlah kasus Demam

UNGGULAN UTAMA RW SIAGA KESEHATAN

Rumah Ketua RT : (tok tok tok.) Assalamuallaikum.. permisi : Waallaikum salam eeeh perawat Evita.. apa kabar?

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK MANDIRI (PESAN MANDIRI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dilokasikan untuk program pengendalian DBD di Kota Administrasi Jakarta

Transkripsi:

PEDOMAN WAWANCARA (Kepala Puskesmas Kecamatan Tanah Abang) Kode Informan : Nama : Umur : Jenis Kelamin : Pendidikan Terakhir : Unit Kerja : Jabatan : Masa Kerja : Pengetahuan Mengenai Fungsi Puskesmas 1. Dapatkah anda menceritakan fungsi dari puskesmas kecamatan? 2. Kegiatan apa saja yang dilakukan? 3. Apakah tugas anda sebagai kepala puskesmas? 4. Apa yang anda ketahui mengenai demam berdarah? 5. Menurut anda, apakah peranan dari puskesmas kecamatan berkaitan dengan pengendalian demam berdarah? 6. Menurut anda, hal apa yang paling penting dalam pengendalian DBD? 7. Siapa saja orang yang paling penting dalam pengendalian DBD di puskesmas? 8. Jumlah kasus di wilayah Tanah Abang selalu rendah, menurut anda mengapa? 9. Apakah ada kendala yang dihadapi dalam pengendalian DBD? 10. Bila ada, apa kendala tersebut? Bagaimana solusi dalam menghadapinya? Apa rekomendasi anda dalam menanganinya? Bila tidak, jelaskan! Input SDM 1. Berapa jumlah tenaga yang terlibat dalam DBD? 2. Apakah jumlah tenaga tersebut mencukupi? Jika ya, jelaskan! Jika tidak, mengapa? 3. Apa saja tugas dari masing-masing tenaga tersebut? 4. Apakah latar pendidikan petugas telah sesuai dengan tugasnya? Bila ya, jelaskan! Bila tidak, mengapa? 5. Apakah tenaga tersebut pernah diberikan pelatihan? Bila ada, apa jenis pelatihannya? Kapan pelatihan dilakukan? Siapa yang melakukan pelatihan? Bila tidak, mengapa? 6. Apakah di puskesmas ini pernah mengadakan pelatihan untuk tenaga kesehatannya? Bila pernah, apa jenis pelatihannya? Kapan pelatihan dilakukan? Siapa yang melakukan pelatihan? Bila tidak mengapa? 7. Menurut anda, apakah tenaga tersebut perlu diberikan pelatihan? Mengapa? 8. Apakah ada kendala yang terkait dengan tenaga kesehatannya? Bila ada, jelaskan! Bila tidak, mengapa? Dana 1. Apakah ada alokasi dana untuk pelaksanaan P2DBD? 2. Dari mana sumber dana? 3. Bagaimana alur permohonan dana tersebut? 4. Berapa alokasi untuk masing-masing kegiatan? 5. Apakah dana yang dialokasikan mencukupi? Bila tidak, berapa jumlah dana yang dibutuhkan? 6. Apa yang dilakukan bila jumlah dana tidak mencukupi?

7. Apakah dana yang diberikan selalu cair tepat pada waktunya? Bila tidak, mengapa? 8. Bagaimana solusi dalam menghadapinya? 9. Apakah kendala yang terjadi terkait dengan anggaran? Sarana 1. Apakah tersedia sarana untuk pelaksanaan P2DBD? 2. Apakah jenis sarana tersebut? 3. Dari mana sarana tersebut diperoleh? Apakah beli sendiri atau bantuan dari luar? 4. Jika mendapat bantuan, dari mana bantuan tersebut? 5. Berapa jumlah sarana yang tersedia? 6. Apakah telah mencukupi? Bila tidak, berapa yang dibutuhkan dan jenis sarana apa yang belum tersedia? Metode 1. Apakah ada pedoman/juklak/juknis mengenai P2DBD? 2. Darimana sumbernya? Berapa yang diberikan? Apakah mencukupi? Bila tidak mengapa? 3. Apakah pedoman tersebut diberikan ke PKL? Berapa jumlahnya? Apakah mencukupi? Bila tidak mengapa? 4. Apakah pelaksanaannya sudah sesuai dengan pedoman/juklak/juknis yang ditentukan? Bila ya, jelaskan! Bila tidak, mengapa demikian? Proses Penyuluhan 1. Siapa saja yang terkait dalam pelaksanaan penyuluhan? 2. Kapan kegiatan tersebut dilakukan? 3. Dimana saja kegiatan tersebut dilakukan? 4. Apa isi materi yang diberikan dalam pelaksanaan penyuluhan? 5. Apakah kendala yang dihadapi dalam melaksanakan penyuluhan? 6. Bagaimana menghadapinya? 7. Apakah ada pengawasan? Jika ya, siapa yang mengawasi dan hal apa saja yang diawasi? PSN 1. Siapa saja yang terkait dalam pelaksanaan PSN? 2. Kapan kegiatan tersebut dilakukan? 3. Dimana saja kegiatan tersebut dilakukan? 4. Apa yang dilakukan dalam pelaksanaan PSN? 5. Apakah kendala yang dihadapi dalam melaksanakan PSN? 6. Bagaimana menghadapinya? 7. Apakah ada pengawasan? Jika ya, siapa yang mengawasi dan hal apa saja yang diawasi? PJB 1. Siapa saja yang terkait dalam pelaksanaan PJB? 2. Kapan kegiatan tersebut dilakukan? 3. Dimana saja kegiatan tersebut dilakukan? 4. Apa yang dilakukan dalam pelaksanaan PJB? 5. Apakah kendala yang dihadapi dalam melaksanakan PJB? 6. Bagaimana menghadapinya? 7. Apakah ada pengawasan? Jika ya, siapa yang mengawasi dan hal apa saja yang diawasi? PE 1. Siapa saja yang terkait dalam pelaksanaan PE?

2. Kapan kegiatan tersebut dilakukan? 3. Dimana saja kegiatan tersebut dilakukan? 4. Apa yang dilakukan dalam pelaksanaan PE? 5. Apakah kendala yang dihadapi dalam melaksanakan PE? 6. Bagaimana menghadapinya? 7. Apakah ada pengawasan? Jika ya, siapa yang mengawasi dan hal apa saja yang diawasi? Fogging 1. Siapa saja yang terkait dalam pelaksanaan fogging? 2. Kapan kegiatan tersebut dilakukan? 3. Dimana saja kegiatan tersebut dilakukan? 4. Apa yang dilakukan dalam pelaksanaan fogging? 5. Apakah kendala yang dihadapi dalam melaksanakan fogging? 6. Bagaimana menghadapinya? 7. Apakah ada pengawasan? Jika ya, siapa yang mengawasi dan hal apa saja yang diawasi? Output 1. Apakah yang menjadi indikator keberhasilan dalam P2DBD? 2. Apakah ada penentuan batasan indikator keberhasilan tersebut? 3. Siapa yang menentukannya? 4. Berapa standard indikator keberhasilan yang telah ditentukan? 5. Berapa cakupan dalam pelaksanaan P2DBD pada tahun 2007? 6. Mengapa demikian? Jelaskan!

PEDOMAN WAWANCARA (Kepala Puskesmas Kelurahan Bendungan Hilir) Kode Informan : Nama : Umur : Jenis Kelamin : Pendidikan Terakhir : Unit Kerja : Jabatan : Masa Kerja : Pengetahuan Mengenai Fungsi Puskesmas 1. Dapatkah anda menceritakan fungsi dari puskesmas kelurahan? 2. Apakah tugas anda sebagai kepala puskesmas? 3. Apa yang anda ketahui mengenai demam berdarah? 4. Menurut anda, apakah peranan dari puskesmas kelurahan berkaitan dengan pengendalian demam berdarah? 5. Menurut anda, hal apa yang paling penting dalam pengendalian DBD? 6. Siapa saja orang yang paling penting dalam pengendalian DBD di puskesmas? 7. Jumlah kasus di wilayah Tanah Abang selalu rendah, menurut anda mengapa? 8. Apakah ada kendala yang dihadapi dalam pengendalian DBD? 9. Bila ada, apa kendala tersebut? Bagaimana solusi dalam menghadapinya? Apa rekomendasi anda dalam menanganinya? Bila tidak, jelaskan! Input SDM 1. Berapa jumlah tenaga yang terlibat dalam DBD? 2. Apakah jumlah tenaga tersebut mencukupi? Jika ya, jelaskan! Jika tidak, mengapa? 3. Apa saja tugas dari masing-masing tenaga tersebut? 4. Apakah latar pendidikan petugas telah sesuai dengan tugasnya? Bila ya, jelaskan! Bila tidak, mengapa? 5. Apakah tenaga tersebut pernah diberikan pelatihan? Bila ada, apa jenis pelatihannya? Kapan pelatihan dilakukan? Siapa yang melakukan pelatihan? Bila tidak, mengapa? 6. Apakah di puskesmas ini pernah mengadakan pelatihan untuk tenaga kesehatannya? Bila pernah, apa jenis pelatihannya? Kapan pelatihan dilakukan? Siapa yang melakukan pelatihan? Bila tidak mengapa? 7. Menurut anda, apakah tenaga tersebut perlu diberikan pelatihan? Mengapa? 8. Apakah ada kendala yang terkait dengan tenaga kesehatannya? Bila ada, jelaskan! Bila tidak, mengapa? Dana 1. Apakah ada alokasi dana untuk pelaksanaan P2DBD? 2. Dari mana sumber dana? 3. Bagaimana alur permohonan dana tersebut? 4. Berapa alokasi untuk masing-masing kegiatan? 5. Apakah dana yang dialokasikan mencukupi? Bila tidak, berapa jumlah dana yang dibutuhkan? 6. Apa yang dilakukan bila jumlah dana tidak mencukupi? 7. Apakah dana yang diberikan selalu cair tepat pada waktunya? Bila tidak, mengapa?

8. Bagaimana solusi dalam menghadapinya? 9. Apakah kendala yang terjadi terkait dengan anggaran? Sarana 1. Apakah tersedia sarana untuk pelaksanaan P2DBD? 2. Apakah jenis sarana tersebut? 3. Dari mana sarana tersebut diperoleh? Beli sendiri atau bantuan dari luar? 4. Jika berasal dari bantuan, siapa yang memberikan? 5. Berapa jumlah sarana yang tersedia? 6. Apakah telah mencukupi? Bila tidak, berapa yang dibutuhkan dan jenis sarana apa yang belum tersedia? Metode 1. Apakah ada pedoman/juklak/juknis mengenai P2DBD? 2. Darimana sumbernya? Berapa yang diberikan? Apakah mencukupi? Bila tidak mengapa? 3. Apakah pedoman tersebut diberikan lagi? Siapa yang diberikan? Berapa jumlahnya? Apakah mencukupi? Bila tidak mengapa? 4. Apakah pelaksanaannya sudah sesuai dengan pedoman/juklak/juknis yang ditentukan? Bila ya, jelaskan! Bila tidak, mengapa demikian? Proses Penyuluhan 1. Siapa saja yang terkait dalam pelaksanaan penyuluhan? 2. Kapan kegiatan tersebut dilakukan? 3. Dimana saja kegiatan tersebut dilakukan? 4. Apa isi materi yang diberikan dalam pelaksanaan penyuluhan? 5. Apakah kendala yang dihadapi dalam melaksanakan penyuluhan? 6. Bagaimana menghadapinya? 7. Apakah ada pengawasan? Jika ya, siapa yang mengawasi dan hal apa saja yang diawasi? PSN 1. Siapa saja yang terkait dalam pelaksanaan PSN? 2. Kapan kegiatan tersebut dilakukan? 3. Dimana saja kegiatan tersebut dilakukan? 4. Apa yang dilakukan dalam pelaksanaan PSN? 5. Apakah kendala yang dihadapi dalam melaksanakan PSN? 6. Bagaimana menghadapinya? 7. Apakah ada pengawasan? Jika ya, siapa yang mengawasi dan hal apa saja yang diawasi? PJB 1. Siapa saja yang terkait dalam pelaksanaan PJB? 2. Kapan kegiatan tersebut dilakukan? 3. Dimana saja kegiatan tersebut dilakukan? 4. Apa yang dilakukan dalam pelaksanaan PJB? 5. Apakah kendala yang dihadapi dalam melaksanakan PJB? 6. Bagaimana menghadapinya? 7. Apakah ada pengawasan? Jika ya, siapa yang mengawasi dan hal apa saja yang diawasi? PE 1. Siapa saja yang terkait dalam pelaksanaan PE? 2. Kapan kegiatan tersebut dilakukan?

3. Dimana saja kegiatan tersebut dilakukan? 4. Apa yang dilakukan dalam pelaksanaan PE? 5. Apakah kendala yang dihadapi dalam melaksanakan PE? 6. Bagaimana menghadapinya? 7. Apakah ada pengawasan? Jika ya, siapa yang mengawasi dan hal apa saja yang diawasi? Fogging 1. Siapa saja yang terkait dalam pelaksanaan fogging? 2. Kapan kegiatan tersebut dilakukan? 3. Dimana saja kegiatan tersebut dilakukan? 4. Apa yang dilakukan dalam pelaksanaan fogging? 5. Apakah kendala yang dihadapi dalam melaksanakan fogging? 6. Bagaimana menghadapinya? 7. Apakah ada pengawasan? Jika ya, siapa yang mengawasi dan hal apa saja yang diawasi? Output 1. Apakah yang menjadi indikator keberhasilan dalam P2DBD? 2. Apakah ada penentuan batasan indicator keberhasilan tersebut? 3. Siapa yang menentukannya? 4. Berapa standard indikator keberhasilan yang telah ditentukan? 5. Berapa cakupan dalam pelaksanaan P2DBD pada tahun 2007? 6. Mengapa demikian? Jelaskan!

PEDOMAN WAWANCARA (Program DBD-PE&Fogging) Kode Informan : Nama : Umur : Jenis Kelamin : Pendidikan Terakhir : Unit Kerja : Jabatan : Masa Kerja : Input SDM 1. Berapa jumlah petugas yang melaksanakan tugas? 2. Apakah jumlah tenaga tersebut mencukupi? Jika ya, jelaskan! Jika tidak, mengapa? 3. Apa saja tugas dari masing-masing tenaga tersebut? 4. Apakah latar pendidikan petugas telah sesuai dengan tugasnya? Bila ya, Jelaskan! Bila tidak, mengapa? 5. Apakah ada pelatihan untuk petugas? Bila ada, apa jenis pelatihannya? Kapan pelatihan dilakukan? Siapa yang melakukan pelatihan? 6. Bagaimana mekanisme rekrutmen petugas? Dana 1. Apakah ada alokasi dana untuk pelaksanaan? 2. Dari mana sumber dana? 3. Berapa alokasi untuk masing-masing kegiatan? 4. Apakah dana yang dialokasikan mencukupi? Bila tidak, berapa jumlah dana yang dibutuhkan? 5. Apa yang dilakukan bila jumlah dana tidak mencukupi? 6. Apakah dana yang diberikan selalu cair tepat pada waktunya? Bila tidak, mengapa? 7. Bagaimana solusi dalam menghadapinya? 8. Apakah kendala yang terjadi terkait dengan anggaran? Sarana 1. Apakah tersedia sarana untuk pelaksanaan P2DBD? 2. Apakah jenis sarana tersebut? 3. Dari mana sarana tersebut diperoleh? Beli sendiri atau bantuan dari luar? 4. Jika berasal dari bantuan, siapa yang memberikan? 5. Berapa jumlah sarana yang tersedia? 6. Apakah telah mencukupi? Bila tidak, berapa yang dibutuhkan dan jenis sarana apa yang belum tersedia? 7. Apa yang dilakukan bila jumlahnya tidak mencukupi? 8. Transportasi apa yang digunakan petugas dalam melaksanakan tugasnya? Metode 1. Apakah ada pedoman/juklak/juknis? 2. Darimana sumbernya? Berapa yang diberikan? Apakah mencukupi? Bila tidak mengapa? 3. Apakah pelaksanaannya sudah sesuai dengan pedoman/juklak/juknis yang ditentukan? Bila ya, jelaskan! Bila tidak, mengapa demikian? Proses 1. Kapan kegiatan tersebut dilaksanakan? 2. Siapa yang melaksanakannya? 3. Berapa jumlah rumah dalam setiap melakukan fogging? Mengapa demikian? 4. Apakah fogging dilakukan dua siklus? Mengapa demikian? 5. Dimana saja kegiatan fogging dilakukan? Apakah tempat-tempat umum juga dilakukan fogging? Mengapa demikian? 6. Apa yang dilakukan oleh petugas PE dalam melaksanakan tugasnya? 7. Berapa lama jarak waktu yang dibutuhkan antara penerimaan laporan kasus dengan pelaksanaan PE? Mengapa demikian?

8. Apakah kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas? 9. Siapa yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan fogging? 10. Apakah ada pengawasan dalam melaksanakan kegiatan? 11. Siapa yang melakukan pengawasan tersebut? 12. Hal-hal apa saja yang diawasi? 13. Apakah ada bantuan teknis dari luar? Bila ya, siapa yang melakukan dan dalam bentuk apa? Output 1. Apakah yang menjadi indikator keberhasilan? 2. Berapa standard indikator keberhasilan yang telah ditentukan? 3. Berapa cakupan dalam pelaksanaan kegiatan pada tahun 2007? 4. Mengapa demikian? Jelaskan!

Kode Informan : Nama : Umur : Jenis Kelamin : Pendidikan Terakhir : Unit Kerja : Jabatan : Masa Kerja : PEDOMAN WAWANCARA (Program Kesling-Koordinator PSN dan PJB) Input SDM 1. Berapa jumlah petugas yang melaksanakan tugas? 2. Apakah jumlah tenaga tersebut mencukupi? Jika ya, jelaskan! Jika tidak, mengapa? 3. Apa saja tugas dari masing-masing tenaga tersebut? 4. Apakah latar pendidikan petugas telah sesuai dengan tugasnya? Bila ya, Jelaskan! Bila tidak, mengapa? 5. Apakah ada pelatihan untuk petugas? Bila ada, apa jenis pelatihannya? Kapan pelatihan dilakukan? Siapa yang melakukan pelatihan? 6. Bagaimana mekanisme rekrutmen petugas? Dana 1. Apakah ada alokasi dana untuk pelaksanaan? 2. Dari mana sumber dana? 3. Berapa alokasi untuk masing-masing kegiatan? 4. Apakah dana yang dialokasikan mencukupi? Bila tidak, berapa jumlah dana yang dibutuhkan? 5. Apa yang dilakukan bila jumlah dana tidak mencukupi? 6. Apakah dana yang diberikan selalu cair tepat pada waktunya? Bila tidak, mengapa? 7. Bagaimana solusi dalam menghadapinya? 8. Apakah kendala yang terjadi terkait dengan anggaran? Sarana 1. Apakah tersedia sarana untuk pelaksanaan kegiatan? 2. Apakah jenis sarana tersebut? 3. Dari mana sarana tersebut diperoleh? Beli sendiri atau bantuan dari luar? Jika berasal dari bantuan, siapa yang memberikan? 4. Berapa jumlah sarana yang tersedia? 5. Apakah telah mencukupi? Bila tidak, berapa yang dibutuhkan dan jenis sarana apa yang belum tersedia? 6. Apa yang dilakukan bila jumlahnya tidak mencukupi? 7. Transportasi apa yang digunakan petugas dalam melaksanakan tugasnya? Metode 1. Apakah ada pedoman/juklak/juknis? 2. Darimana sumbernya? Berapa yang diberikan? Apakah mencukupi? Bila tidak mengapa? 3. Apakah pelaksanaannya sudah sesuai dengan pedoman/juklak/juknis yang ditentukan? Bila ya, jelaskan! Bila tidak, mengapa demikian? Proses 1. Kapan kegiatan tersebut dilaksanakan? 2. Siapa yang melaksanakannya? 3. Dimana saja kegiatan PSN dilakukan? Mengapa demikian? 4. Dimana saja kegiatan PJB dilakukan? Mengapa demikian? 5. Berapa jumlah rumah yang diperiksa? 6. Apakah kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas? 7. Siapa yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan? 8. Apakah ada pengawasan dalam melaksanakan kegiatan?

9. Siapa yang melakukan pengawasan tersebut? 10. Hal-hal apa saja yang diawasi? 11. Apakah ada bantuan teknis dari luar? Bila ya, siapa yang melakukan dan dalam bentuk apa? Output 1. Apakah yang menjadi indikator keberhasilan? 2. Apakah ada penentuan batasan indikator keberhasilan tersebut? Siapa yang menentukannya? Berapa standard indikator keberhasilan yang telah ditentukan? 3. Berapa cakupan dalam pelaksanaan kegiatan pada tahun 2007? 4. Mengapa demikian? Jelaskan!

PEDOMAN WAWANCARA (Koordinator Promkes) Kode Informan : Nama : Umur : Jenis Kelamin : Pendidikan Terakhir : Unit Kerja : Jabatan : Masa Kerja : Input SDM 1. Berapa jumlah petugas yang melaksanakan tugas? 2. Apakah jumlah tenaga tersebut mencukupi? Jika ya, jelaskan! Jika tidak, mengapa? 3. Apa saja tugas dari masing-masing tenaga tersebut? 4. Apakah latar pendidikan petugas telah sesuai dengan tugasnya? Bila ya, Jelaskan! Bila tidak, mengapa? 5. Apakah ada pelatihan untuk petugas? Bila ada, apa jenis pelatihannya? Kapan pelatihan dilakukan? Siapa yang melakukan pelatihan? 6. Bagaimana mekanisme rekrutmen petugas? Dana 1. Apakah ada alokasi dana untuk pelaksanaan? 2. Dari mana sumber dana? 3. Bagaimana alur permohonan dana tersebut? 4. Berapa alokasi untuk masing-masing kegiatan? 5. Apakah dana yang dialokasikan mencukupi? Bila tidak, berapa jumlah dana yang dibutuhkan? 6. Apa yang dilakukan bila jumlah dana tidak mencukupi? 7. Apakah dana yang diberikan selalu cair tepat pada waktunya? Bila tidak, mengapa? 8. Bagaimana solusi dalam menghadapinya? 9. Apakah kendala yang terjadi terkait dengan anggaran? Sarana 1. Apakah tersedia sarana untuk pelaksanaan kegiatan? 2. Apakah jenis sarana tersebut? 3. Dari mana sarana tersebut diperoleh? Beli sendiri atau bantuan dari luar? 4. Jika berasal dari bantuan, siapa yang memberikan? 5. Berapa jumlah sarana yang tersedia? 6. Apakah telah mencukupi? Bila tidak, berapa yang dibutuhkan dan jenis sarana apa yang belum tersedia? 7. Apa yang dilakukan bila jumlahnya tidak mencukupi? 8. Transportasi apa yang digunakan petugas dalam melaksanakan tugasnya? Metode 1. Apakah ada pedoman/juklak/juknis? 2. Darimana sumbernya? Berapa yang diberikan? Apakah mencukupi? Bila tidak mengapa? 3. Apakah pedoman tersebut diberikan lagi? Siapa yang diberikan? Berapa jumlahnya? Apakah mencukupi? Bila tidak mengapa? 4. Apakah pelaksanaannya sudah sesuai dengan pedoman/juklak/juknis yang ditentukan? Bila ya, jelaskan! Bila tidak, mengapa demikian? Proses 1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang? 2. Kapan kegiatan tersebut dilaksanakan? 3. Siapa yang melaksanakannya? 4. Berapa rata-rata jumlah peserta dalam tiap penyuluhan? 5. Dimana saja penyuluhan dilaksanakan? 6. Kapan kegiatan penyuluhan dilaksanakan?

7. Apa saja isi materi penyuluhan yang dilakukan? 8. Apakah kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas? 9. Siapa yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan? 10. Apakah ada pengawasan dalam melaksanakan kegiatan? 11. Siapa yang melakukan pengawasan tersebut? 12. Hal-hal apa saja yang diawasi? 13. Apakah ada bantuan teknis dari luar? Bila ya, siapa yang melakukan dan dalam bentuk apa? Output 1. Apakah yang menjadi indikator keberhasilan? 2. Apakah ada penentuan batasan indikator keberhasilan tersebut? 3. Siapa yang menentukannya? 4. Berapa standard indikator keberhasilan yang telah ditentukan? 5. Berapa cakupan dalam pelaksanaan kegiatan pada tahun 2007? 6. Mengapa demikian? Jelaskan!

Kode Informan : Jenis Kelamin : Unit Kerja : Jabatan : PEDOMAN WAWANCARA (Pemantau Jumantik Kelurahan/RW/RT) Input 1. Apakah tugas anda? 2. Apa peranan kelurahan/rw/rt dalam P2DBD? 3. Apa yang anda ketahui mengenai DBD? 4. Menurut anda apa yang paling penting dalam menanggulangi DBD? 5. Berapa jumlah jumantik yang anda ketahui? 6. Apa sebenarnya tugas jumantik? 7. Apakah jumantik melakukan tugas sesuai dengan yang diharuskan? Proses 1. Dari mana anda mengetahui bahwa ada warga yang terkena DBD? 2. Bagaimana alur pelaporan jika ada warga yang terkena DBD? Jelaskan! 3. Apakah kelurahan/rw/rt melakukan pelaporan lagi? Ke mana? Bagaimana alurnya? 4. Apakah kelurahan/rw/rt melakukan pengawasan dalam pelaksanaan P2DBD? 5. Jika ya, siapa yang diawasi? Hal apa saja yang diawasi? Jika tidak, mengapa? 6. Apakah anda diawasi dalam melaksanakan tugasnya? Jika ya, siapa yang mengawasi? Kapan pengawasannya? Hal apa saja yang diawasi? Jika tidak, mengapa demikian? 7. Apakah warga menyambut baik anda dalam melaksanakam tugas? 8. Apakah warga dipungut bayaran jika ada fogging? 9. Apakah kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan P2DBD? Apa solusi yang dilakukan? Apa rekomendasi yang harus dilakukan menurut anda?

PEDOMAN WAWANCARA (Jumantik) Kode Informan : Nama : Umur : Jenis Kelamin : Masa Kerja : Input 1. Apakah tugas anda? 2. Apa yang anda ketahui mengenai DBD? 3. Menurut anda apa yang paling penting dalam menanggulangi DBD? 4. Siapa yang merekrut anda? 5. Bagaimana alur perekrutan sebagai jumantik? 6. Apakah anda pernah diberi pelatihan? Jika ya, siapa yang melakukan pelatihan? Materinya apa? Kapan dilakukannya? Dimana pelatihannya? 7. Apakah anda mendapatkan honor pengganti? 8. Apakah anda selalu mendapat honor tepat waktu? 9. Darimana honor diperoleh? 10. Apakah ada absensi jumantik? Kapan dilakukannya? 11. Adakah sarana dalam melaksanakan tugas? 12. Jika ada apa jenisnya? Berapa jumlahnya? Apakah disediakan atau milik sendiri? Jika tidak, mengapa? 13. Pernahkah anda melakukan tugas tanpa menggunakan sarana pendukung? Mengapa? 14. Apakah anda diberikan buku pedoman? 15. Jika ya, siapa yang memberikan? Apa isi pedoman tersebut? Apakah anda memahaminya? Apakah pelaksanaannya sudah sesuai dengan pedoman? Jika tidak, mengapa? 16. Apakah kendala yang dihadapi dalam melaksanakan tugas? Solusinya apa? Proses 1. Apakah pihak kelurahan mendapatkan hasil pelaporan kegiatan? 2. Siapa yang melaporkan? 3. Bagaimana mekanisme pelaporannya? 4. Apakah anda diawasi dalam melaksanakan tugasnya? 5. Jika ya, siapa yang mengawasi? Kapan pengawasannya? Hal apa saja yang diawasi? Jika tidak, mengapa demikian? 6. Bagaimana proses pengawasan tersebut? 7. Apakah pernah dilakukan evaluasi? 8. Jika ada, siapa yang melakukan? Dimana? Kapan? Apa saja yang dievaluasi? 9. Apakah warga menyambut baik anda dalam melaksanakam tugas? 10. Bagaimana jika ada warga yang tidak bersedia rumahnya diperiksa? 11. Apakah warga dipungut bayaran jika ada fogging? Output 1. Apakah keluaran dari kegiatan jumantik?

Komponen Input SDM MATRIKS WAWANCARA PETUGAS PUSKESMAS Kode Informan P1 P2 P3 P4 P5 P6 Promkes ada 1 orang, Kesling ada 2 orang, DBD ada 1orang, jumantiknya 731 orang perwakilan tiap RT dan petugas fogging berjumlah 10 orang. Pelatihan belum pernah. Dana APBD totalnya 500 juta. Sarana Mesin fogging (13), senter, formulir dan brosur. Semuanya mencukupi. Metode Proses Buku pedoman dari sudin dan kami bagikan lagi ke PKL. Pelaksanaannya sudah sesuai dengan bukunya. Ada 2 yaitu saya dan kepala puskes. Jumantik tiap RT ada 1. Koordinator pernah dapat pelatihan 1 kali tentang penyakit dbd dari sudin tahun 2007. Yang mengatur semuanya PKM Tanah Abang. Abate, senter milik jumantik. Transportasinya juga sendiri. Kaos ada tapi punya seragam sendiri tiap RW. Persediaan abate banyak. Cukup untuk satu tahun. Buku pedoman gak dapet. Paling Cuma ada instruksi dari sudin. Ada 1 orang. Untuk DBD penyuluhan pada dilakukan oleh jumantik. Jumantik tidak pernah diberikan pelatihan. Pemda. alokasi untuk cetak alat peraga saja. Brosur, leaflet, spanduk, kaset, cd, poster dan banner. Jumlahnya mencukupi. Buku pedoman ada, sumbernya dari dinas. Ada 2 orang. jumantik RT 731 orang dan jumantik RW 67 orang. Puskes belum melakukan pelatihan karena terbentur anggaran. Pemda dalam bentuk APBD. senter dan formulir, atau bisa menggunakan milik jumantiknya. Transportasinya dalam bentuk uang. Buku pedoman dari dinas dan sudin. Pelaksanaannya sudah sesuai 85%. Petugas PE merangkap sebagai jumantik perwakilan tiap RT kurang lebih berjumlah 700an. Tidak pernah mendapatkan pelatihan hanya penjelasan dari koordinator saja sebelum menjalankan tugas. Pemda. Alokasinya lebih besar untuk kegiatan fogging dibandingkan PE senter milik jumantik, formulir PE, transportasi dalam bentuk uang. Ada dari dinkes dan depkes. Selama ini pelaksanaannya sudah sesuai dengan pedomannya. Petugas fogging berjumlah 10 orang. APBD Mesin fogging berjumlah 13 namun hanya 6 mesin yang berada dalam kondisi normal, dan alat pelindung diri seperti masker, baju kerja, sarung tangan. Ada dari dinkes dan depkes.

Penyuluhan PSN PJB Penyuluhan dilakukan oleh koordinator dan tenaga yang terkait dengan materi yang akan diberikan. Untuk PSN biasanya penyuluhan dilakukan oleh jumantik. ketika PSN. PSN dilakukan tiap jumat jam 8 selama 1 jam di semua tatanan di wilayah tanah abang. Yang melakukan PSN ya yang menghuni tempat tersebut, nanti dari petugas yang memeriksa ada atau tidak jentiknya. Warga lebih kenal dengan 3M atau menutup, menguras dan mengubur. PJB sama kaya PSN ya. Namun PJB dilakukan setelah kegiatan PSN yakni Penyuluhan dilakukan oleh hampir semua petugas, terutama kepala puskesnya Untuk DBD biasanya ketika PSN dan yang menjelaskan jumantiknya. Penyuluhan tidak tentu berapa kali. Kadang sebulan kalo ada kasus bisa 1-2 kali. Tapi yang sering sih barengan sama PSN tiap jumat. Penyuluhan diadakannya pas pertemuan lansia, arisan kader, pertemuan jumantik ketika PSN. PSN dilakukan tiap jumat. 30 menit aja dari jam 9 di semua wilayah Bendhil. Kalau memang di wilayah tersebut ada sekolah, kantor dan tempat umum ya ikut di PSN juga. Kalo PSN lebih ke mengubur, seperti 3M. Pada kenyataannya tidak semua warga melakukan PJB atau pemeriksaan jentik berkala dilakukan oleh jumantik. PJB dilakukan setelah Penyuluhan DBD ada yang dilakukan di dalam dan luar gedung. Tapi seringnya di luar berbarengan dengan PSN dan PJB tiap jumat yang dilakukan oleh jumantik. PE juga bisa diselingi penyuluhan. Jumantik nyuluhnya lebih ke PHBS PSN itu Pemberantasan Sarang Nyamuk. Jadi warga membersihkan sarang nyamuk. Penduduk sini sudah ngerti ya PSN itu membersihkan genangan air biar tidak ada jentik nyamuknya. PJB itu Pemeriksaan Jentik Berkala dilakukan setelah PSN, dilihat apakah

PE tiap jumat jam 8 selama 1 jam. PJB atau pemeriksaan jentik berkala dilakukan oleh jumantik. Mereka turun tiap jumat jam 8 sampai selesai meriksa jentik rumah. PJB biasanya dilakukan kalo PSN sudah selesai. Jika ada rumah yang positif ada jentik maka si jumantik akan memberikan kartu jentik dan memberikan peringatan dan penjelasan untuk melakukan 3M. PE dilakukan jika ada kasus saja. PE dilakukan ya di rumah warga yang bersangkutan tempat terjadi kasus. Tugas jumantik ya melakukan penyelidikan ke rumah penderita berdasarkan yang sudah dilaporkan untuk mengetahui kegiatan PSN yaitu tiap jumat jam 8 selama 1 jam. Dilakukan tidak hanya di rumah warga tapi juga kantor, sekolah, taman, tempat umum juga harus di PSN. PJB biasanya dilakukan kalo PSN sudah selesai. Jika ada rumah yang positif ada jentik maka si jumantik akan memberikan kartu jentik dan serta menaburkan larvasida di tempat ditemukannya jentik. Selain itu jumantik juga memberikan peringatan dan penjelasan untuk melakukan 3M agar tidak ada jentik nyamuk yang kemudian akan menjadi nyamuk DBD. PE dilakukan oleh jumantik dan yang mengendalikannya PKM Tanah Abang, PKL hanya sebatas penerima laporan jika ada kasus saja. Setelah itu semuanya diurus oleh PKM mulai dari petugas sampai laporan via internet ke sudin. masih ada jentik nyamuknya atau tidak. Biasanya dilakukan tiap jumat dari jam 8.30-9.00. Jumantik keliling paling sedikit 20 rumah yang diperiksa. Tapi tidak hanya rumah saja yang diperiksa, tergantung wilayahnya. Jika di wilayahnya ada taman, sekolah atau kantor, ya tetap diperiksa penampungan airnya. Laporan kasus berasal dari 2 sumber yaitu dari internet dan masyarakat. Data tersebut dilaporkan ke Puskesmas lewat telepon, internet atau dari masyarakat yang datang sendiri. Jika PKM telah mendapat laporan maka langsung menghubungi koordinator RW yang

Pengasapan apakah penderita tersebut tertular DBD di tempat tersebut atau di tempat lain. Selain itu petugas PE juga harus memeriksa 20 rumah di sekitar rumah penderita apakah ada penderita panas atau jentiknya. Pelaksanaan fogging harus menunggu hasil PE, jika PE positif maka dilakukan fogging jika negatif tidak difogging. Kita melakukan fogging di rumah warga, pernah juga di sekolah. Dari hasil PE positif, maka kita langsung menghubungi RW setempat untuk konfirmasi hari melakukan fogging. Jika sudah ditentukan harinya, maka petugas fogging akan Fogging dilakukan oleh petugas dari PKM, PKL hanya sebatas penerima laporan saja. Tapi tetap saja kadang tidak dilaporkan juga. Pernah ada bantuan dari Baygon untuk fogging. kasusnya berada di wilayahnya untuk melaporkan pada jumantik untuk melakukan PE hari itu juga. Kalau hasilnya (+) berarti kan 20 rumah di sekitar penderita ditemukan jentik atau penderita panas yang lain. Setelah itu dilaporkan lagi ke Sudin online internet tiap harinya berapa saja yang sudah di PE atau fogging. Dari hasil PE (+), maka langsung dilakukan mengkonfirmasi ke RW setempat kapan mau dilakukan fogging.

Output melakukan fogging ke wilayah tersebut biasanya sih jam 9 pagi sudah di tempat. Penurunan angka kesakitan serendahrendahnya. Jumlah pencapaian di puskes ini dapat dilihat di laporan tahunan. Cakupan PJB yang sudah terlaksana 100%. Frekuensi penyuluhan yang dilakukan di dalam dan luar gedung tiap bulan. ABJ tahun 2007 96% Respon Time PE yaitu 1x24 jam Respon time fogging 2 hari

MATRIKS WAWANCARA JUMANTIK Input Komponen Proses Kode Informan P7 Saya sudah 4 tahun jadi jumantik yang direkrut dari puskes kecamatan. Selama 4 tahun pernah diberi pelatihan di puskes kecamatan bentuknya pemberian materi yang berkaitan dengan DBD. Honor yang diperoleh berasal dari puskes kecamatan sesuai dengan jadwal kerja tiap minggunya. Tapi honor sering telat karena anggaran belum cair. Sarana yang digunakan senter milik pribadi kadang milik kelurahan. Pernah diberi buku pedoman dari puskes kecamatan. Isinya tentang penyakit dbd mulai dari pengertiannya sampai mencegah dan menolong penderita dbd. Setelah kerja jumantik diwajibkan bikin laporan ke puskes kecamatan paling lambat hari selasa jam 12. Kalo telat bisa ditegor oleh orang puskes. Orang puskes kelurahan dan lurah juga minta laporannya, tapi itu kadang-kadang aja,yang penting ke puskes kecamatan aja. Pengawasan dilakukan tiap kita turun lapangan dari puskes kecamatan, puskes kelurahan, kelurahan, RW/RT. Yang diawasin ya kerjaan kita dalam meriksa jentik. Evaluasi juga pernah dilakukan dari puskes kecamatan, waktunya gak tentu ya, bisa dua bulan sekali. Evaluasinya Cuma menampilkan hasil kegiatan dari masing-masing kelurahan aja. P8 Jadi jumantik sudah 2 tahun direkrut karena saya ibu RT jadi perwakilan dari RT sini.gak pernah ada pelatihan ya, paling cuma penjelasan materi aja di puskes kecamatan. Honor dari puskes kecamatan ya dan suka agak telat turun tiap tahunnya. Sarana paling senter aja itu juga punya kita sendiri. Buku pedoman gak pernah dikasih, Cuma dijelasin lisan aja, paling brosur dan poster aja, itu juga untuk dibagiin lagi ke warga. Jumantik diwajibkan melaporkan hasil kegaiatan tiap minggunya ke puskes kecamatan paling lambat ditunggu hari selasa jam 12. Kita juga melaporkan ke kelurahan untuk arsip. Pengawasan selalu dilakukan tiap ada kegiatan baik psn, pe, fogging, ada kasus. Biasanya sih yang ngawasin dari puskes kecamatan, kelurahan, RW/RT. Kadang kalo lagi ada kasus, orang kecamatan juga turun, Yang diawasin ya kerjaan kita bener gak. Evaluasi jarang dilakukan. Output Laporan kegiatan psn tiap minggu Laporan kegiatan psn untuk puskes kecamatan

Saya memantau kerja jumantik dalam memeriksa jentik di rumah warga di Kelurahan Bendungan Hilir setiap hari jumat jam 9 Kalo ada rumah yang ada jentiknya maka si jumantik akan mencatat dan memberikan kartu bahwa di rumah tersebut ada jentiknya. Bila ada kasus si penderita biasanya ngelapor dulu ke RW atau RTnya tau dari omongan tetangga terus biasanya jumantik/kader atau RTnya sendiri ngelapor ke kelurahan atau ke puskes. Kalo nggak biasanya emang puskes udah dapet laporan terus kita dihubungin puskes buat ngedampingin jumantiknya turun. Pas hari-h biasanya banyak yang ikut ngawas ada Lurahnya sendiri, staff yang lain juga suka ikut keliling. Kita ngawasin cara kerja jumantiknya. Selain itu juga sebagai tokoh masyarakat ya, kalo gak ada kita biasanya jumantik gak diijinin masuk ke rumah-rumah. Kalo nyemprot dari puskes mah gak pernah bayar lagi ya, kan memang sudah masuk anggaran mereka. Kadang kalo lagi banyak kasus, puskes kecamatan gak bisa menangani semua karena keterbatasan mesin, kita ikut Bantu mesin dan tenaganya. MATRIKS WAWANCARA STAF KELURAHAN/RW/RT Kode Informan P9 P10 P11 Saya ikut keliling ngedampingin jumantik kalo memang ada jadwal PSN di wilayah kita dan sebagai fasilitator antara warga dengan jumantik dan orangkelurahan dan puskes. Biasanya sih tiap jumat jam 8 kita keliling paling gak 20 rumah tiap minggunya barengan sama jumantik, RT, orang kelurahan dan puskes. Tapi gak Cuma PSN aja, kalo lagi ada kasus, mau PE dan fogging saya juga ikut. Warga lebih mengetahui 3M dibanding PSN. Merekamengetahu 3M dari tv tapi kadang juga ada selembaran. 3M dilakukan tiap hari gak disuru juga udah kesadaran sendiri buat ngebersihin rumah. Pernah ada dari ibu-ibu pkk pake seragam terus juga ada ibu RT, pak RW sama bu Lurah. Mereka meriksa bak mandi,pot tanaman, Penyuluhan gak pernah, paling Cuma pengarahan sebentar aja oleh ibu2 itu tentang kebersihan, jangan sampe ada genangan air di pot atau bak mandinya harus dikuras, kaya gitu aja. Ngelapor kalo ada yang kena DBD ke Pak RT. Kalo fogging pernah tapi gak pernah bayar.

MATRIKS WAWANCARA WARGA Kode Informan P12 P13 Warga lebih mengetahui 3M dibanding PSN. Pernah dilakukan PJB dari 3M itu nutup, nguras dan ngubur, dan selalu melakukannya tanpa ibu-ibu pkk, ibu RT, pak RW dan bu Lurah. Mereka meriksa bak mandi, menunggu hari jumat. Tidak pernah dilakukan PJB dan PE, hanya pot tanaman. Penyuluhan tidak pernah diperoleh hanya pengarahan nyemprot dan sudah lama tidak pernah dilakukan lagi. Penyemprotan tidak sebentar tentang kebersihan, jangan sampe ada genangan air di pot atau pernah dipungut biaya. Anak saya pernah kena DBD sampe dirawat di bak mandinya harus dikuras. PE pernah dilakukan oleh Ibu PKK atau Pak Tarakan semingguan lah, Tapi pas udah pulang ke rumah gak pernah ada RT/RW nya sendiri ngedata si penderita dan tetangganya. Penyemprotan yang dateng dari RT kek, RW, apalagi Puskesmasnya. Abis itu gak ada pernah dilakukan dari kelurahan, RW dan RT. Tidak pernah dipungut nyemprot mbak, nyemprotnya sebelum anak saya kena DBD. Saya gak biaya untuk penyemprotan. bilang ke RT juga sih, saya pikir kan udah jelas RT harus peduli warganya kan,masa sampe seminggu lebih dirawat gak ada nanya sama sekali, padahal ibu RTnya pernah kesini tapi gak nyinggung-nyinggung tentang itu. Saya juga gak mau panjang masalah ya. Pernah. RW dan RT.