BAB I PENDAHULUAN. biasanya berkaitan erat dengan budaya masyarakat setempat. Pangan lokal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Konsumsi beras di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya

TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA BOLU KUKUS BERBAHAN DASAR. TEPUNG SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) YANG DISUBSTITUSI TEPUNG

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

PENDAHULUAN. kemiskinan. Padahal potensi umbi-umbian cukup tinggi untuk digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan terigu oleh masyarakat Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari APTINDO (2014) dilaporkan bahwa konsumsi tepung

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, teksturnya yang lembut sehingga dapat dikonsumsi anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain serealia, palmae, umbi-umbian yang tumbuh subur di hampir

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk indonesia setiap tahun menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah keadaan di mana simpanan. pada malam hari (rabun senja). Selain itu, gejala kekurangan vitamin A

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produk bakery dengan kombinasi bahan pangan lokal Indonesia. diversifikasi pangan dengan memanfaatkan sumber daya pangan lokal.

BAB I PENDAHULUAN. oleh konsumen rumah tangga dan industri makanan di Indonesia. Tepung

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ketergantungan masyarakat terhadap tepung terigu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

I. PENDAHULUAN. (1995) roti adalah produk yang diperoleh dari adonan tepung terigu yang. makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan.

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan pangan menurut Indrasti (2004) adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibuat dengan menambahkan santan, gula merah, daun pandan dan. pisang.menurut Veranita (2012), bolu kukus adalah bolu yang berbahan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

PEMANFAATAN TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinaceae L.) DALAM PEMBUATAN BUBUR INSTAN DENGAN PENCAMPURAN TEPUNG TEMPE SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. impor. Volume impor gandum dari tahun ke tahun semakin meningkat. Berdasarkan data APTINDO (2013), Indonesia mengimpor gandum

BAB I PENDAHULUAN. Proses penggilingan padi menjadi beras tersebut menghasilkan beras sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Melalui penganekaragaman pangan didapatkan variasi makanan yang

PENDAHULUAN. terigu dari negara Timur Tengah seperti Turki, Srilanka, dan Australia. Impor

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan pangan mudah mengalami kerusakan yang disebabkan oleh bakteri

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, dimana para pengguna teknologi sudah mampu menggunakan semua

I. PENDAHULUAN. Saat ini masyarakat mengkonsumsi mie sebagai bahan pangan pokok

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. oleh terpenuhinya kebutuhan gizi dalam makanannya. Pada usia 6 bulan pertama,

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa Indonesia adalah beras, karena beras merupakan. makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia.

BAB I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. (karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air) menjadi. ditemui, tetapi KVA tingkat subklinis, yaitu tingkat yang belum

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN SIFAT SENSORIK KUE BOLU KUKUS

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran dalam fungsinya sebagai kitab referensi sains memang tidak

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat. dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan sumber bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. masyarakat, arakat, mulai dari buah, daun, batang, pelepah, sampai jantungnya.

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran dalam fungsinya sebagai kitab referensi sains memang tidak

Bab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Camilan atau snack adalah makanan ringan yang dikonsumsi diantara waktu makan

BAB I PENDAHULUAN. yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. (APTINDO, 2013) konsumsi tepung terigu nasional meningkat 7% dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan beras ditempatkan sebagai makanan pokok yang strategis.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah gizi merupakan masalah global yang terjadi di sebagian besar belahan

I. PENDAHULUAN. kurangnya Indonesia dalam menggali sumberdaya alam sebagai bahan pangan

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

BAB I PENDAHULUAN. penganekaragaman produk pangan, baik berupa serealia (biji-bijian), tahun terjadi peningkatan konsumsi tepung terigu di

BAB 1 PENDAHULUAN. akan tetapi sering dikonsumsi sebagai snack atau makanan selingan. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang gizi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizinya belum sesuai dengan kebutuhan balita. zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan.

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok

BAB I PENDAHULUAN. dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun

TINJAUAN PUSTAKA. kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA DALAM PEMBUATAN MIE BASAH TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN DAYA TERIMA SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh berbagai macam masalah. Menurut McCarl et al., (2001),

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ubi jalar merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan lokal merupakan produk pangan yang telah diproduksi dan biasanya berkaitan erat dengan budaya masyarakat setempat. Pangan lokal yang beraneka ragam dalam jumlah yang banyak dapat berpotensi pada kemandirian nasional. Kurangnya inovasi teknologi menyebabkan belum berkembangnya produk pangan lokal yang penggunaannya masih banyak dengan tepung terigu dan beras. Padahal penggunaan tepung terigu di negara ini sudah terlalu banyak. Kemenperin menyatakan bahwa konsumsi tepung terigu nasional pada tahun 2012 mencapai 1,22 juta ton setahun. Pemenuhan kebutuhan energi, protein, lemak, dan karbohidrat dalam upaya peningkatan kebutuhan dikeluarga maka dengan menambahkan snack untuk selingan makan setiap hari. Snack harus memenuhi kebutuhan zat gizi yang dapat meningkatkan kesehatan pada konsumen. Snack harus aman, sehat dan mengandung zat gizi untuk memenuhi kebutuhan gizi pada konsumen (Haryadi, 2010). Cukup energi dan zat gizi bertujuan agar terbentuk kebiasaan makan yang baik untuk meningkatkan selera makan sehingga mencapai perkembangan fisik, berat badan normal, dan menurunkan resiko penyakit. Snack memiliki beberapa jenis antara lain snack basah dan snack kering. Snack basah memiliki kandungan air lebih tinggi dibandingkan snack kering. Snack basah tidak ada proses pengeringan seperti pada proses pembuatan 1

snack kering. Aneka olahan snack basah antara lain bolu, roti tawar, kue lapis legit, dan lain-lain. Aneka olahan snack kering antara lain keripik, biskuit, dan lain-lain. Snack dapat dikonsumsi setiap hari untuk menambah asupan zat gizi pada konsumen. Tepung terigu biasa digunakan pada pembuatan roti karena kandungan gluten yang dapat membentuk struktur pada adonan. Gluten membuat adonan kenyal dan dapat mengembang, bila terkena bahan cair maka gluten akan mengembang dan saling mengikat dengan kuat membentuk adonan yang sifatnya liat (Anshari, 2010). Penggunaan tepung terigu yang berlebihan dapat mengganggu kesehatan yaitu kerusakan usus halus. Kerusakan usus halus menyebabkan gangguan penyerapan zat gizi yang masuk ke dalam tubuh. Kandungan gluten pada tepung terigu juga tidak baik untuk penderita autis. Tepung terigu juga memiliki kandungan glikemik yang tinggi sebesar 70. Konsumsi makanan yang mengandung glikemik tinggi akan meningkatkan kadar gula darah sehingga tidak baik untuk penderita Diabetes Mellitus (Muchtadi, 2010). Adanya dampak yang tidak baik bagi kesehatan, maka penggunaan tepung terigu harus dikurangi. Singkong merupakan salah satu tanaman tropis yang paling berguna dan dimanfaatkan sebagai sumber kalori yang murah. Singkong merupakan tanaman yang memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap. Kandungan zat dalam singkong ialah karbohidrat, fosfor, kalsium, vitamin C, protein, zat besi dan vitamin B1. Pemanfaatan tanaman singkong berkembang sebagai bahan baku industri pangan. Singkong memiliki keunggulan berdasarkan aspek ketersediaan dan nutrisi. Keunggulan ini dapat menjadi faktor pendorong program diversifikasi pangan dengan singkong sebagai sumber 2

kalori alternatif utama. Pemanfaatan tanaman singkong berkembang sebagai bahan baku industri pangan (Adegunwa dkk, 2011). Singkong merupakan bahan baku yang paling potensial untuk diolah menjadi tepung (Sulusi dkk, 2011). Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak terlarut disebut amilopektin. Semakin besar kandungan amilopektin, maka pati akan semakin basah, lengket dan cenderung sedikit menyerap air. Sebaliknya jika kandungan amilosa tinggi, pati bersifat kering, kurang lekat, dan mudah menyerap air (higroskopis). Pada pembuatan bolu kukus, tepung yang digunakan adalah tepung dengan mengandung amilopektin yang tinggi dan amilosa yang rendah agar tekstur bolu kukus menjadi mengembang dan tidak bantat (Wirakartakusumah et al, 1992). Aneka olahan tepung singkong diantara nya brownies singkong, keripik singkong, kroket, pudding, dan lain-lain. Kandungan gizi tepung singkong hampir sama dengan tepung terigu sehingga dapat digunakan sebagai pengganti tepung terigu. Kandungan karbohidrat kompleks tepung singkong lebih tinggi (87,3%) dibandingkan dengan tepung terigu. Kandungan serat tepung singkong juga lebih tinggi (3,4%) dibandingkan dengan tepung terigu. Konsumsi karbohidrat kompleks akan memberikan rasa kenyang yang lebih lama dan juga tubuh akan memerlukan waktu yang lebih lama untuk menguraikanya menjadi gula sehingga baik untuk dikonsumsi untuk penderita penyakit degeneratif seperti obesitas dan diabetes. Kandungan protein lebih rendah (1,2%) daripada tepung terigu (Salim, 2007). 3

Pada penelitian pembuatan roti tawar dari tepung singkong dan tepung kedelai Arlene dkk (2009), menyatakan bahwa Rasio tepung singkong terhadap tepung kedelai=3:1 dengan persentase gluten 15% menghasilkan daya mengembang roti tawar yang paling optimal. Gluten sebanyak 15% mampu membentuk jaringan yang paling optimal untuk menahan keluarnya gas CO 2 dari dalam adonan. Gluten sebanyak 10% tidak mampu membentuk jaringan yang cukup kuat sehingga banyak gas CO 2 yang keluar dari adonan. Gluten 20% akan membentuk jaringan yang sangat rapat sehingga adonan tidak dapat mengembang dengan semestinya. Hasil analisis varian, diketahui bahwa rasio tepung singkong terhadap kedelai dan persentase gluten tidak mempengaruhi daya mengembang roti tawar. Daya mengembang roti dari tepung terigu dibandingkan roti dari tepung singkong dan tepung kedelai (pada rasio tepung singkong terhadap tepung kedelai=3:1 dengan persentase gluten 15%). Bolu dikonsumsi oleh berbagai kalangan dari anak-anak sampai orang tua. Bolu merupakan makanan yang lembut sehingga bisa di konsumsi berbagai kalangan. Cara pembuatan bolu kukus juga mudah. Bolu biasanya terbuat dari tepung terigu dengan penambahan beberapa bahan pembantu lainnya. Bolu tidak selalu berbahan dasar tepung terigu, semakin berkembanganya cara pengolahan makanan, bolu juga dapat dimodifikasi dengan substitusi bahan dasar sehingga bolu akan memiliki nilai kandungan gizi yang lebih banyak. Bolu kukus memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Pembuatan bolu kukus ini menggunakan tepung singkong yang memiliki kandungan tinggi karbohidrat yaitu setara dengan gandum 363 kkal. Peningkatan nilai gizi pada bolu kukus maka ditambah bahan yang memiliki 4

kandungan protein tinggi yaitu kacang hijau. Kacang hijau mengandung protein 22,9 % (Yenrina dkk, 2013). Kacang hijau (Phaseolus radiatus) yang juga biasa disebut mungbean merupakan tanaman yang dapat tumbuh hampir di semua tempat di Indonesia. Berbagai jenis makanan asal kacang hijau seperti bubur kacang hijau, minuman kacang hijau, kue/panganan tradisional, dan kecambah kacang hijau telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber pangan yang berprotein nabati tinggi. Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi yaitu sebesar 22,9% dan merupakan sumber mineral yang penting, antara lain kalsium dan fosfor. Kacang hijau memiliki kandungan gizi yang lumayan tinggi dibandingkan dengan jenis kacang-kacangan lainnya (Purwanti, 2008). Kacang hijau banyak mengandung thiamin dan karotin. Campuran serealia dengan kacang hijau merupakan komposisi yang memberikan protein yang baik nilai gizinya, karena saling memberikan tambahan asam amino esensial. Kacang hijau digunakan dalam pembuatan cookies yang ditambahkan dengan tepung talas terhadap mutu cookies berdasarkan penelitian Sidabular dkk (2013), menunjukkan bahwa perbedaan jenis tepung mempengaruhi nilai pada kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, dan kadar serat serta kadar oksalat (pada tepung talas). Tepung kacang hijau dapat digunakan sebagai pembuatan produk yang lebih beraneka ragam dan dapat mengurangi penggunaan tepung terigu. Hasil 5

penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung kacang hijau yang baik pada perbandingan kacang hijau 10 % (Sidabular dkk, 2013). Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan tepung singkong sebagai bahan dasar dalam pembuatan bolu kukus dengan tambahan tepung kacang hijau. Pembuatan bolu kukus dipilih karena banyak digemari oleh semua masyarakat dari berbagai usia dan pembutannya mudah dilakukan. Adanya tepung singkong sebagai bahan dasar bolu kukus diharapkan mampu mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap tepung terigu, selain itu peneliti akan melakukan tingkat pengembangan dan daya terima terhadap bolu kukus yang berbahan dasar tepung singkong dan tepung kacang hijau. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana tingkat pengembangan dan daya terima bolu kukus berbahan dasar tepung singkong yang disubstitusi tepung kacang hijau? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui tingkat pengembangan dan daya terima bolu kukus berbahan dasar tepung singkong yang disubstitusi tepung kacang hijau. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan tingkat pengembangan bolu kukus dari tepung singkong dengan substitusi variasi tepung kacang hijau 6

4 b. Mendeskripsikan daya terima bolu kukus dari tepung singkong dan tepung kacang hijau c. Menganalisis tingkat pengembangan terhadap bolu kukus dari tepung singkong dan tepung kacang hijau d. Menganalisis daya terima terhadap bolu kukus dari tepung singkong dan tepung kacang hijau Makanan halal bukan sekedar halal makanannya, tapi juga dari sumber bagaimana mendapatkannya. Makanan dinyatakan sah dikonsumsi yaitu makanan yang halal. Halal ada dua yaitu halal dzatnya dan cara memperolehnya. Halal dzatnya berarti makanan dan minuman tersebut memang berasal dari yang halal. Halal cara memperolehnya berarti makanan/ minuman yang dikonsumsi diperoleh dengan cara yang sah dan dibenarkan menurut syarak. Berikut ini beberapa ayat Al Qur an terkait makanan baik dan halal: a. Q.S Al Baqarah : 172 šχρß ç7 ès? çν$ ƒî) óοçfζà2 βî)! (#ρã ä3ô $#uρ öνä3 oψø%y u $tβ ÏM t6íhšsû ÏΒ (#θè=à2 (#θãζtβ#u š Ï%!$# $yγ ƒr' tƒ Artinya: Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-nya kamu menyembah. b. Q.S Al Baqarah : 168 î Î7 Β Aρß tã öνä3s9 çµ ΡÎ) Ç süø ±9$# ÏN uθäüäz (#θãèî6 Ks? Ÿωuρ $Y7Íh sû Wξ n=ym ÇÚö F{$# Îû $ ϑïβ (#θè=ä. â $ Ζ9$# $yγ ƒr' tƒ Artinya: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. 7

4 c. Q.S Al Maidah : 88 šχθãζïβ σãβ ϵÎ/ ΟçFΡr& ü Ï%!$#!$# (#θà)?$#uρ $Y7Íh sû Wξ n=ym ª!$# ãνä3x%y u $ ϑïβ (#θè=ä.uρ Artinya : dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-nya. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi masyarakat Memberikan informasi mengenai pengembangan keanekaragaman pangan lokal yaitu singkong dan kacang hijau. Serta memberikan makanan yang tinggi energi dan tinggi protein. 2. Bagi peneliti lanjutan Dapat digunakan sebagai referensi atau acuan apabila melakukan penelitian sejenis. 8