SIMULASI INTERFEROMETRI NEUTRON DENGAN PENYERAP STATIS

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL 1 INTERFEROMETER DAN PRINSIP BABINET

Kata kunci : Multi representasi, kemampuan kognitif, kemampuan pemecahan masalah

Analisis Metode Lintasan Feynman pada Interferensi 1, 2, 3, dan 4 Celah

PROBABILITAS PARTIKEL DALAM KOTAK TIGA DIMENSI PADA BILANGAN KUANTUM n 5. Indah Kharismawati, Bambang Supriadi, Rif ati Dina Handayani

Pemodelan dan Simulasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai analisis pola interferensi pada interferometer Michelson

INTERFEROMETER DAN PRINSIP BABINET

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA KEGIATAN PEMBELAJARAN FISIKA SMA

SISTEM OPTIK INTERFEROMETER MICHELSON MENGGUNAKAN DUA SUMBER LASER UNTUK MEMPEROLEH POLA FRINJI. Yayuk Widamarti*, Minarni, Maksi Ginting

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No.02,juli 2015

Menghitung Frekuensi Gelombang Permukaan dengan Menggunakan Simulator Sederhana Pembangkit Gelombang

Simulasi Pendeteksian Sinyal Target Tunggal Yang Mengalami Gangguan Pada Radar ABSTRAK

OPTICAL MODULATOR. Faishol Nugraha Septiana Pamungkas I Made Santanu Wirayawan

FUNGSI GELOMBANG DAN RAPAT PROBABILITAS PARTIKEL BEBAS 1D DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICOLSON

Schrodinger s Wave Function

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENYELESAIAN PERSAMAAN SCHRODINGER TIGA DIMENSI UNTUK POTENSIAL NON-SENTRAL ECKART DAN MANNING- ROSEN MENGGUNAKAN METODE ITERASI ASIMTOTIK

Kinerja Sistem Komunikasi Satelit Non-Linier BPSK Dengan Adanya Interferensi Cochannel.

ENERGI TOTAL KEADAAN EKSITASI ATOM LITIUM DENGAN METODE VARIASI

Pertemuan 11 TEKNIK MODULASI. Dahlan Abdullah, ST, M.Kom Website :

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT LISTRIK SUPERKONDUKTOR Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ (ECCO) UNTUK UNDER-DOPED

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Sanden Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/1 Alokasi Waktu : 3 JP

PAKET BAHAN AJAR DENGAN ANALISIS KEJADIAN RIIL DALAM FOTO DAN WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA (Kajian Pada: Konsep Fluida Statis)

Nurrifda*, R. Usman Rery**, Elva Yasmi Amran*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN DISCOVERY-INQUIRY DI SMA

PENENTUAN PROBABILITAS DAN ENERGI PARTIKEL DALAM KOTAK 3 DIMENSI DENGAN TEORI PERTURBASI PADA BILANGAN KUANTUM n 5

PERSAMAAN SCHRÖDINGER TAK BERGANTUNG WAKTU DAN APLIKASINYA PADA SISTEM POTENSIAL 1 D

Korelasi Penguasaan Konsep Dan Berpikir Kritis Mahasiswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Simulasi Komputer

Oleh ANAS DANIL FASSI

Mesin Carnot Kuantum Berbasis Partikel Dua Tingkat di dalam Kotak Potensial Satu Dimensi

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN :

Sistem Interferometer Michelson untuk Mengukur Regangan pada Mesin Uji Tarik

LAPORAN FISIKA LABORATORIUM OPTOELEKTRONIKA

ABSTRAK Kata kunci : Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hampir semua bidang pekerjaan di dunia telah dikendalikan

PENGUKURAN NILAI PANJANG KOHERENSI DUA SUMBER LASER MENGGUNAKAN INTERFEROMETER MICHELSON

Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK MELALUI PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)

BAB IV. METODE PENELITIAN

VISUALISASI FISIKA KUANTUM DENGAN MATHEMATICA 5.1

RANCANG BANGUN ALAT PERCOBAAN MOMEN INERSIA DENGAN MENGGUNAKAN TIMER OTOMATIS

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA NEGERI PLUS SUKOWONO

PERHITUNGAN TINGKAT ENERGI SUMUR POTENSIAL KEADAAN TERIKAT MELALUI PERSAMAAN SCHRODINGER MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA

PENGARUH JENIS MATERIAL REFLEKTOR TERHADAP FAKTOR KELIPATAN EFEKTIF REAKTOR TEMPERATUR TINGGI PROTEUS

ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER KANAL ADAPTIF DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SATO

DASAR-DASAR PEMBELAJARAN FISIKA

RANCANG BANGUN ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN ZAT CAIR BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MENGGUNAKAN SENSOR FOTOTRANSISTOR DAN PENAMPIL LCD

ISSN Jurnal Exacta, Vol. IX No.2 Desember 2011

#2 Dualisme Partikel & Gelombang Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya

SCIENCE AS A BODY OF KNOWLEDGE

BAB II PEMBAHASAN. Gambar 2.1 Lenturan Gelombang yang Melalui Celah Sempit

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014.

LAPORAN R-LAB. Pengukuran Lebar Celah

PENERAPAN PROSES POISSON NON-HOMOGEN UNTUK MENENTUKAN DISTRIBUSI PROBABILITAS KEDATANGAN NASABAH DI BNI BANJARBARU

Analisis Free Body Diagrams pada Siswa SMA dalam Menyelesaikan Tes Uraian Terstruktur

Xpedia Fisika. Soal Fismod 2

BAB IV METODE-METODE UNTUK MENURUNKAN NILAI PAPR

BAB III METODE PENELITIAN

Shinta Riza 1, R Usman Rery 2, Abdullah 3 No.HP: ,

MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP. Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono

PEMBUATAN HOLOGRAM TRANSMISI

ANALISA SPEKTRUM CAHAYA MENGGUNAKAN METODE GRATING BERBASIS MIKROKONTROLER AVR. Disusun oleh : Nama : Gunawan Kasuwendi NRP :

BAB III METODE PENELITIAN

Unnes Physics Education Journal

Kriptografi Kuantum dengan gagasan Bennet dan Bassard

SOLUSI PERSAMAAN SCHRODINGER PADA PARTIKEL BEBAS DAN PARTIKEL DALAM KOTAK DENGAN METODE BEDA HINGGA (FINITE DIFFERENCE METHODS) SKRIPSI

MENENTUKAN KOEFISIEN EKSPANSI LINIER BATANG KUNINGAN DENGAN TEKNIK ESPI (ELECTRONIC SPECKLE PATTERN INTERFEROMETRY) ABSTRACT

PENGARUH KONDISI ANNEALING TERHADAP PARAMETER KISI KRISTAL BAHAN SUPERKONDUKTOR OPTIMUM DOPED DOPING ELEKTRON Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ

PENGUKURAN INDEKS BIAS ALKOHOL DENGAN MENGGUNAKAN INTERFEROMETER MICHELSON SKRIPSI

MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 2, Desember 2009

Analisis Numerik Resonansi Tunneling Pada Sruktur Lapis Tiga GaAs / Al x Ga 1-x As Menggunakan Algoritma Numerov.

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

A SIMULATION TO GENERATE BPSK AND QPSK SIGNALS

BAB I PENDAHULUAN. dana yang cukup besar. Hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi

ENERGI TOTAL KEADAAN DASAR ATOM BERILIUM DENGAN TEORI GANGGUAN

DATA LOGGER SENSOR SUHU DS18B20 MENGGUNAKAN MICROCONTROLLER ARDUINO UNO DENGAN ANTARMUKA PYTHON PADA PEMBELAJARAN SUHU DAN KALOR

KISI DIFRAKSI (2016) Kisi Difraksi

INTERFEROMETER MACH ZEHNDER SEBAGAI SENSOR SERAT OPTIK

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 22 PADANG

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan tidak dipungkiri adanya suatu proses belajar mengajar.

Wahyu Isna Desilia*, Asmadi M. Noer**, Erviyenni *** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau.

SIMULASI DISTRIBUSI PELUMAS PT.PERTAMINA UPms V

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PREDICTION GUIDE DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informatika untuk Memenuhi Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer. Peneliti :

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

ANALISA ANTENA DIPOLE-λ/2 PADA MODUL PRAKTIKUM B4520 MENGGUNAKAN SIMULATOR ANSOFT HFSS VERSI 10.0 DAN CST MICROWAVE STUDIO 2010

BAB II KANAL WIRELESS DAN DIVERSITAS

SINTESIS DAN KARAKTERISASI UNDER-DOPED SUPERKONDUKTOR DOPING ELEKTRON Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ

MODEL PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS GURU FISIKA PADA TOPIK FLUIDA DINAMIS

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran fisika masih menjadi pelajaran yang tidak disukai oleh

ANALISA UNJUK KERJA 16 QAM PADA KANAL ADDITIVE WHITE GAUSSIAN NOISE

IMPLEMENTASI ASSAF TERHADAP CAPAIAN PEMAHAMAN KONSEP CAHAYA. Achmad Samsudin

PAPER FISIKA DASAR MODUL 7 MOMEN INERSIA

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

ESTIMASI ARAH KEDATANGAN SUMBER JAMAK MENGGUNAKAN BAYESIAN PREDICTIVE DENSITIES. Disusun Oleh: Nrp :

Transkripsi:

Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 21 November 2015 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor SIMULASI INTERFEROMETRI NEUTRON DENGAN PENYERAP STATIS M. DELINA *, W. INDRASARI Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta Jl. Pemuda No 10, Rawamangun, Jakarta Timur 13220 Abstrak. Pada fisika kuantum, posisi partikel tidak dapat diobservasi secara langsung. Untuk mengatasinya, Rauch dan kawan-kawan melakukan sebuah percobaan interferometri neutron dengan menambahkan penyerap statis pada salah satu jalur. Penyerap statis ini berfungsi untuk melemahkan partikel neutron yang melewati jalur tersebut serta mendapatkan informasi posisi partikel di dalam interferometer. Kami membuat sebuah simulasi komputer dengan menggunakan metode event-by-event untuk mensimulasikan percobaan interferometri neutron dengan penyerap statik. Simulasi ini menggunakan 100000 events (kejadian) untuk menghasilkan setiap data. Probabilitas penyerap statis divariasikan menjadi 0, 0.25, 0.50, 0.75 dan 1. Hasil simulasi menunjukkan pola interferensi yang sama dengan pola interferensi pada percobaan yang dilakukan oleh Rauch dan kawan-kawan; dimana normalisasi dari amplitudo pada interferensi sama dengan akar dari probabilitas partikel untuk melewati penyerap. Kata kunci : metode event by event, simulasi komputer, interferometri neutron, penyerap statis. Abstract. In quantum physics, particle s position cannot be observed directly. To solve this problem, Rauch et al did an experiment on neutron interferometry with static absorber in one of it s two paths. This absorber attenuated neutron particles and gain information of the neutron particles position in the interferometer. We build a computer simulation of neutron interferometry with static absorber using Event by event method. In this simulation we used 100000 events. The probability of particles to pass the absorber is 0, 0.25, 0.50, 0.75 and 1. The simulation result appropriate to the experiment data of Rauch et al; where the normalized amplitude of inteference is equal to quare root of probability of particle to pass the absorber. Keywords : Event by event method, computer simulation, neutron interferometry, static absorber 1. Interferometri Neutron Interferometri neutron merupakan salah satu percobaan yang dapat dimanfaatkan untuk mempelajari konsep dasar fisika kuantum, yaitu sifat gelombang partikel pada cahaya [1]. Rauch dan kawan-kawan melakukan beberapa penelitian pada Interferometri neutron dimana salah satu jalurnya ditutup dengan sebuah penyerap statis [2,3,4] untuk menyerap partikel. Penyerapan ini dilakukan untuk mendapatkan informasi jalur mana yang digunakan oleh partikel pada interferometri neutron. Konsep dari percobaan ini sangat sederhana (ditunjukkan oleh gambar 1). Pada interferometer partikel dikirim ke beam splitter 1 (BS1) oleh sebuah sumber partikel. Dari BS1 partikel dikirim lagi ke beam splitter 2 (BS2) * Email : mutia_delina@unj.ac.id FI-35

FI-36 M. Delina, W. Indrasari melalui jalur atau oleh cermin. Pada BS2 partikel akan bergabung kembali dan berinterferensi. Pada akhirnya partikel akan ditangkap oleh detektor N 2 dan N 3. Probabilitas partikel yang lolos melewati penyerap adalah. Saat penyerap berada di jalur maka amplitudo dari interferensi akan mengalami perubahan yaitu lebih kecil dari interferensi sebelumnya karena beberapa partikel ditangkap oleh penyerap. Dengan adanya penyerap pada interferometer, maka fungsi gelombang pada interferometer adalah sebagai berikut ini:, (1) dimana dan adalah fungsi gelombang pada jalur b 0 and b 1. Dengan demikian intensitas gelombang pada detektor N 3 adalah sebagai berikut:, (2) Gambar 1. Diagram eksperimen Mach-Zehnder Interferometer dengan penyerap. Komponen yang digunakan dalam eksperimen ini adalah dua buah beam splitter, dua buah cermin, dua buah alat pasif, (merupakan bidang rotasi ) dan sebuah penyerap statis yang diletakkan pada jalur. Interferensi yang terjadi pada detektor sama dengan interferensi yang terjadi pada namun dengan arah modulasi yang berbeda. Dengan menyamakan maka intensitas gelombang di menjadi:

Simulasi Interferometri Netron dengan Penyerap Statis FI-37. (3) 2. Metode Event by Event Dalam penelitian ini simulasi interferometri neutron dengan penyerap statis dibangun dengan menggunakan metode event by event. Metode event by event pertama kali dikembangkan oleh Hans de Raedt pada tahun 2005 [5,6]. Tidak seperti pada teori kuantum umumnya, metode event by event tidak menggunakan persamaan Schrödinger. Pendekatan yang dilakukan adalah menggunakan teori gelombang klasik, deterministik, konsep partikel dan proses per-event [7]. Pada akhirnya interferensi yang dihasilkan oleh simulasi didapat dari events (kejadian) yang di catat oleh detektor seperti halnya pada eksperimen di laboratorium. Gambar 2. Diagram Deterministic Learning Machine (DLM). Diagram ini menunjukan simulasi event by event dari sebuah beam splitter. Dalam simulasi ini partikel digunakan sebagai pembawa pesan messanger yang diproses oleh determenistic learning machine (DLM). Diagram proses kerja DLM dapat dilihat pada gambar 2. DLM merupakan sebuah prosesor yang bertugas untuk menerima masukan pesan (messages) dan mencoba mencari hubungan antar pesan-pesan yang masuk (pada setiap input event) dengan menggunakan cara belajar yang primitif. Dimana DLM tidak menyimpan data informasi semua events, melainkan belajar dari event baru yang masuk dan memperbaharui datanya. Jika DLM memiliki beberapa pilihan data (berupa aturan-aturan), maka prosesor ini akan memilih aturan yang lebih singkat untuk diproses. Prosesor akan menyeleksi keluaran apa yang akan dikirim.

FI-38 M. Delina, W. Indrasari Gambar 3. Hasil simulasi untuk neutron interferometer dengan penyerap statis. Setiap titik data mewakili 100000 events, dimana. Data yang disajikan pada grafik adalah. Segi empat terbuka pada kondisi ; bintang: pada ; segi empat penuh: pada.50; lingkaran: pada.75 dan segitiga: pada. Garis merupakan perhitungan analitis. DLM terbagi dalam tiga bagian; bagian pertama berfungsi untuk menerima masukan pesan yang dibawa oleh messanger, bagian kedua berfungsi untuk merubah data dan bagian ketiga berfungsi untuk mengirim data keluar dari DLM. Dengan menggunakan dua buah DLM atau lebih, kita akan mendapatkan sebuah jaringan DLM. Pada simulasi interferometri neutron, sebuah penyerap statis akan ditambahkan pada jalur. Jalur akan dibuat dalam kondisi terbuka atau tertutup. Kondisi terbuka jika tidak ada penyerap statis di jalur yang menghalangi partikel. Kondisi tertutup jika ada penyerap statis di jalur, pada kondisi tertutup tersebut partikel diserap oleh penyerap statis. Untuk menentukan jalur terbuka atau tertutup digunakan Jalur terbuka pada, jalur tertutup pada. adalah jumlah partikel dan adalah probabilitas partikel melewati penyerap statis. 3. Hasil dan Pembahasan Hasil simulasi interferometri neutron dengan penyerap statis ditunjukkan oleh gambar 3. Dari gambar ini terlihat bahwa penyerap akan mempengaruhi intensitas pada interferensi. Semakin besar nilai probabilitas partikel untuk mewati penyerap maka semakin tinggi intensitas pada interferensi. Gambar 4 adalah grafik normalisasi amplitudo yang diperoleh dari simulasi. Bintang menunjukkan normalisasi amplitudo untuk penyerapan statis, kotak menunjukkan normalisasi

Simulasi Interferometri Netron dengan Penyerap Statis FI-39 amplitudo untuk penyerap dinamis. Garis merupakan hasil kajian teoritis. Pada penyerap statis normalisasi amplitudo pada interferensi neutron sebanding dengan. Dimana a merupakan probabilitas partikel melewati penyerap. Gambar 4. Normalisasi amplitudo penyerapan statis dan dinamis. Asteriks: Normalisasi amplitudo pada penyerap statis. Segi empat: Normalisasi amplitudo pada penyerapan dinamis. Garis merupakan hasil perhitungan analitis. Kesimpulan Pada penelitian ini telah dibuat sebuah simulasi percobaan interferometri neutron dengan penyerap statis menggunakan metode event by event. Pendekatan yang dilakukan hanya menggunakan partikel sebagai sumber data. Hasil simulasi menunjukkan bahwa metode event by event dapat menghasilkan data yang sama dengan hasil perolehan eksperimen, dimana normalisasi amplitudo pada interferensi neutron dengan penyerap statis sebanding dengan akar dari probabilitas partikel melewati penyerap statis ( ). Ucapan terima kasih Ucapan terima kasih disampaikan kepada Fakultas MIPA UNJ yang telah membiayai penelitian ini.

FI-40 M. Delina, W. Indrasari Daftar Pustaka 1. H. Rauch, Particle and/or wave feature in neutron interferometry, J. Phys: Conf. Ser., 361:1 15, 2011. 2. H. Rauch and J. Summhammer, Static versus time-dependent absorbtion in neutron interferometry, Phys. Lett., 104A:44 46, 1984. 3. J. Summhammer, H. Rauch, and D. Tuppinger, Stochastic and deterministic absorption in neutron-interference experiments, Phys. Rev. A, 36:4447 4455, Nov 1987. 4. J. Summhammer, H. Rauch, and D. Tuppinger, Stochastic and deterministic atternuatioan of one beam in the neutron interferometry, Physica B, 151:103 107, 1988. 5. H. De Raedt, K. De Raedt, and K. Michielsen, New method to simulate quantum interference using deterministic processes and application to eventbased simulation of quantum computation, J. Phys. Soc. Jpn. Suppl., 76:16 25, 2005. 6. H. De Raedt, K. De Raedt, and K. Michielsen, Event-based simulation of single-photon beam splitters and Mach-Zehnder interferometers, Europhys. Lett., 69:861 867, 2005 7. K. De Raedt, H. De Raedt, and K. Michielsen, Deterministic event-based simulation of quantum interference, Comp. Phys. Comm., 171:19 39, 2005.