KELEMBAGAAN DALAM PENGELOLAAN SDA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGANTAR EKONOMI KELEMBAGAAN (ESL224)

MK. Ekonomi Kelembagaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan (ESL 327)

I. PENDAHULUAN. dengan dua pertiga wilayahnya berupa perairan serta memiliki jumlah panjang garis

Kerangka Analisis Kelembagaan dalam Pengelolaan CPRs. Oleh Kastana Sapanli

KULIAH I EKONOMI KELEMBAGAAN UNTUK SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN (ESL 327 ) Dosen: Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT Kastana Sapanli, S.Pi, M.Si.

II. TINJAUAN PUSTAKA Definisi Kelembagaan

Teori Sumberdaya Bersama (Common- Pool Resource / Common Property Resource)

KEGAGALAN PASAR DAN PERAN KELEMBAGAAN

Sistem Alam. Sistem alam mensyaratkan adanya: Harmony Diversity Interdependency Sustainability. Ekologi tidak mempelajari flow tetapi stock

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumberdaya alam (SDA) adalah segala sesuatu yang diperoleh dari

Mengapa perlu sektor publik?

SISTEM SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT PESISIR 1. Oleh: Yudi Wahyudin 2 PKSPL-IPB 3

Pengertian barang publik Tipe-tipe barang publik Problem barang publik

Manual Prosedur Self Access Centre

Pendekatan Ekonomi untuk Kebijakan Perikanan

STRUKTUR PASAR, KEGAGALAN PASAR, EKSTERNALITAS DAN PERAN KELEMBAGAAN

ANALISIS KELEMBAGAAN NON-PASAR (NON-MARKET INSTITUTIONS) DALAM EFISIENSI ALOKASI SUMBERDAYA PERIKANAN (Studi Kasus: Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi)

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PER KAPITA DAN PELESTARIAN EKOSISTEM LAUT DI DESA BONDALEM KECAMATAN TEJAKULA KABUPATEN BULELENG

ENVIRONMENTAL VALUATION VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA ALAM & LINGKUNGAN (ESL 434) DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN PERTEMUAN 1

ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK ILMU ADMINISTRASI NEGARA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2014 TENTANG

1/5. while and do Loops The remaining types of loops are while and do. As with for loops, while and do loops Praktikum Alpro Modul 3.

Kahar - fishers (pers.comm, 2014)

KONFLIK DAN REZIM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM (Kuliah VII)

BAB IV NOTICE AND ANNOUNCEMENT

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

10 Volume 4 No.1 Tahun 2010 ISSN

SELAMAT DATANG Nelayan Indonesia

NEW PIN. 5. Masukkan PIN BNI e-secure Anda yang baru sebanyak 6 (enam) angka. Enter the 6 (six) numbers of your new BNI e-secure PIN.

CHAPTER 4: NOTICE AND ANNOUNCEMENT

ABSTRACT. Keywords: Operational Audit, Intern Control, Purchasing.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Nama Soal Pembagian Ring Road Batas Waktu 1 detik Nama Berkas Ringroad[1..10].out Batas Memori 32 MB Tipe [output only] Sumber Brian Marshal

1. Kuantitas : Kelangkaan Air. 2. Kualitas : Pencemaran Air. 3. Konflik Penggunaan. 4. Pemerataan Akses terhadap Air Bersih

GROWTH AND UNDERINVESTMENT PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

ABSTRAK PENERAPAN PRINSIP ULTIMUM REMEDIUM

ABSTRACT. vii. Universitas Kristen Maranatha

L U K M A N /PSL

Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-1, September 2012 ISSN:


EFISIENSI EKONOMI dan PASAR

VI. ANALISIS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR KEPULAUAN SERIBU

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki luas

Marketing Channels and Supply Chain Management

ABSTRAK. Kata Kunci: Metode Pembelajaran Gallery Walk, proses belajar, hasil belajar.

HAK ULAYAT MASYARAKAT DALAM KETENTUAN HAK PENGUSAHAAN PERAIRAN PESISIR (HP3)

BAB I PENDAHULUAN. Informasi tentang kerusakan alam diabadikan dalam Al-Qur an Surah

VIII PENGELOLAAN EKOSISTEM LAMUN PULAU WAIDOBA

APLIKASI CONTINGENT CHOICE MODELLING (CCM) DALAM VALUASI EKONOMI TERUMBU KARANG TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA FAZRI PUTRANTOMO

Video A. Introduction

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR


BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang dan Masalah yang dikaji (Statement of the Problem) I.1.1. Latar belakang

DESAIN TUNGKU ALAT PEREBUS IKAN TERI BAGI MASYARAKAT KELOMPOK NELAYAN KARANG LABUANG

IV. METODE PENELITIAN. Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian

ANALISIS KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA LAUT GUGUS PULAU KALEDUPA BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT S U R I A N A

ANALISIS POLA KEMISKINAN NELAYAN KAWASAN PESISIR PANCER DI KECAMATAN PESANGGARAN KABUPATEN BANYUWANGI

Penyelesaian Kredit Macet bagi Debitur Di Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Desa Pakraman Kaba Kaba Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan

ARIF SATRIA Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB Rakornas Satgas 115 Jakarta, 12 Juli 2017

Penyebaran dan Pendapatan Dokter (Spesialis) Pemerintah di Indonesia. Andreasta Meliala Laksono Trisnantoro

PENERAPAN SANKSI PEMECATAN TERHADAP PRAJURIT TNI AL YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA DESERSI (Studi Di Wilayah Hukum Pengadilan Militer I-03 Padang)

SKRIPSI PENEGAKAN HUKUM OLEH POLRI TERHADAP PERJUDIAN. (Studi Kasus di Polres Kabupaten Kulon Progo)

EVALUASI AWIK-AWIK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN PANTAI LOMBOK TIMUR Evaluation of Awik-Awik Fishery Management Resources East Coast Lombok

dan Organisasi Petani

ABSTRAK. Kata kunci : OJK, klasula baku, perjanjian kredit, perlindungan konsumen.

Tesis Program Studi Hukum Konsentrasi Hukum Kesehatan. Disusun oleh Yani Sumpena Muhtar NIM

PENDEKATAN BANGUN MATRIKS KORELASI untuk IDENTIFIKASI KOMPONEN HIDRODINAMIKA dan MORFODINAMIKA PANTAI dalam PERSPEKTIF MANAJEMEN TATA RUANG WILAYAH

SISTEMATIKA PEMAPARAN

ABSTRACT. Keyword: Algorithm, Depth First Search, Breadth First Search, backtracking, Maze, Rat Race, Web Peta. Universitas Kristen Maranatha

KESIMPULAN DAN SARAN

MODEL PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CPNS ( Studi tentang Implementasi PP Nomor 56 Tahun 2012 di Kabupaten Klaten )

ABSTRAK. Kata Kunci: BPJS, Hak Konstitusional, Perlindungan Hukum. Universitas Kristen Maranatha

TATA KELOLA PEMERINTAHAN, KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK. Hendra Wijayanto

ABSTRAK. Kata kunci: penjadwalan tenaga kerja (terapis), metode Algoritma Tibrewala, Philippe, and Browne, dan jadwal hari libur.

SKRIPSI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN BAKAT MENGGUNAKAN METODE MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR (MBTI)

PENANGANAN TERPADU DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DI WILAYAH PESISIR, LAUTAN DAN PULAU

MODEL PENGELOLAAN PERIKANAN RAJUNGAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN NELAYAN DI KABUPATEN PANGKEP

PENGELOLAAN PERIKANAN KOLABORATIF PENGELOLAAN PERIKANAN BERSKALA KECIL DI DAERAH TROPIS

PENGEMBANGAN ALAT SELAM UNTUK MEMBANTU KONSERVASI TERUMBU KARANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

The Top 10 Leadership Principles. Maximize Your Leadership Potential

PELAKSANAAN SIDANG ANAK DAN HAMBATAN YANG DIALAMI DI PENGADILAN NEGERI LUBUK PAKAM

ABSTRACT. Key : Social Web, Schedule, Appointment, ASP.net, C#.

Pemanfaatan Sumber Daya Alam pada Kawasan Rawan Bencana untuk Kegiatan Pariwisata

Informasi Data Pokok Kota Surabaya Tahun 2012 BAB I GEOGRAFIS CHAPTER I GEOGRAPHICAL CONDITIONS

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TESIS. Oleh : ROHANI /ILMU HUKUM PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2002

REVIEW PENYETORAN, PEMUNGUTAN, DAN PELAPORAN PPN PADA PT X (STUDI PRAKTIK KERJA PADA KKP IRWAN DAN REKAN) OLEH: TOMMY HERMAWAN SENASTRA

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PELATIHAN PENERAPAN TEKNOLOGI FIBER GLASS PADA PERAHU TRADISIONAL DI DESA KARANGSONG

PENEGAKAN AWIG-AWIG LARANGAN BERBURU BURUNG DI DESA PAKRAMAN KAYUBIHI, KECAMATAN BANGLI, KABUPATEN BANGLI

Eksistensi Tandhak Ludruk Pada Seni Pertunjukan Ludruk Malang: Kontinuitas dan Perubahan

Idham: Kajian kritis pelaksanaan konsolidasi tanah perkotaan dalam perspektif otonomi..., USU e-repository 2008

Quiz 1: Break Even. Taylor, B. W., 2009, Introduction to Management Science

PENGALAMAN DALAM PENGAMANAN KAWASAN HUTAN TAMAN NASIONAL BERBASIS MASYARAKAT. Oleh: Waldemar Hasiholan

Transkripsi:

KELEMBAGAAN DALAM PENGELOLAAN SDA POKOK BAHASAN: 1. KLASIFIKASI SUMBERDAYA/GOODS 2. KARAKTERISTIK SUMBERDAYA/GOODS 3. PROBLEM PENGELOLAAN COMMONS POOL RESOURCES 4. KELEMBAGAAN DALAM PENGELOLAAN CPRs KLASIFIKASI UMUM BARANG G T E P G N N P G Y Y C R N Y T GC G Y N Excludability: Mudah/tidak seseorang membatasi orang lain dalam memanfaatkan barang/sumberdaya alam Subtractabilty:mudah/tidaknya sumberdaya alam/barang berkurang karena pemanfaatan (kemampuan dapat berkurang) 1

KLASIFIKASI... 1. Public goods: sumberdaya alam/komoditas/barang yang memiliki excludability dan subtractability rendah. Contoh: cahaya matahari 2. Private Goods: sumberdaya alam/komoditas/barang yang memiliki excludability dan subtractability tinggi. Contoh sawah, rumah pribadi 3. Commons-pool resources: sumberdaya alam/komoditas/barang yang memiliki excludability rendah dan subtractability tinggi. Contoh: hutan, laut, air tanah, air permukaan, padang gembala dll 4. Club goods: sumberdaya alam/komoditas/barang yang memiliki excludability tinggi dan subtractability rendah. Contoh: udara dalam ruangan KARAKTERISTIK COMMONS-POOL RESOURCS CPRs Resource Systems kemampuan ekosystems memproduksi resource unit, atau tempat dimana resource unit berada Resource Unit sesuatu yang dapat diekstraks atau diambil dari suatu CPRs Subtractable Non Excludable 2

KARAKTERISTIK... Non Excludable: karena sangat besar sehingga biaya untuk membatasi bt akses orang li lain sangat mahal. hl Mungkinkah memagari laut, hutan, pantai dll agar orang lain tidak bisa masuk? Subtractable dan non excludable merupakan dua karakteristik penting CPRs yang harus diperhatikan dalam pengelolaan CPRs. Kesalahan pengelolaan akan membawa pada pengurasan (depletion) atau degradasi. d PROBLEM CPRs Appropriation Problem Terkait dengan pemanfaatan CPRs yang non excludable dan subtractable 1. Appropriation externalities: kegiatan pemanfaatan oleh seseorang dapat mengurangi manfaat yang bisa diambil orang lain 2. Assigment Problems: ketidakmerataan alokasi manfaat CPRs yang dapat memicu konflik 3. Technological externalities: penggunaan suatu technologi oleh seorang user CPRs akan meningkatkan biaya penggunaan technologi lain yang dipakai user lain Mengatur user dan mengalokasikan resource unit yang subtractable scr adil Provision Problem Terkait dengan pemeliharaan dan peningkatan kapasitas atau menghindari degradasi produksi CPRs 1. Demand side: pemanfaatn CPRs melebihi kapasitas produksi akan menurunkan kemampuan produktivitas CPRs memenuhi kebutuhan pengguna 2. Supply side: setiap individu memiliki insentif untuk menjadi free rider, ingin mendapat manfaat tdari icprs tp tdk mau turut t memelihara Memaksa atau mengarahkan user agar ikut berpartisiasi dalam pemeliharaan/penjagaan CPRs 3

CPRs PROBLEM MODEL Tragedy of the Commons Prisenor s Dilemma Game The logic of Collective Action A) The Tragedy Of The Commons Artikel Garret Hardin yang terbit dalam Journal Science tahun 1968 Menggambarkan rezim pengelolaan sumberdaya alam akses terbuka (open access) dimana setiap individu yang memiliki akses terhadap sumberdaya alam yang bersifat langka akan terdorong (incentive) untuk meningkatkan intensitas pemanfaatannya demi mendapatkan economic return dalam jangka pendek. Keadaan seperti ini akan menyebabkan setiap individu mendapatkan manfaat yang semakin berkurang ------ the tragedy of the commons. Ilustrasi Hardin: Padang gembala yang bersifat subtractable jika dikelola dengan akses terbuka akan mendorong setiap penggembala menambah hewan ternaknya untuk mendapatkan manfaat lebih banyak dari setiap penambahan hewan ternak. Jika tanpa kendali, situasi ini akan menyebabkan padang rumput tidak mampu mencukupi kebutuhan pakan ternak. Ternak akan kurus bahkan mati sehingga peternak mengalami kerugian --- ini sebuah tragedi kebersamaan 4

B) Prisoner s Dilemma Game Dua napi (A dan B) melakukan kejahatan bersama. Keduanya ditahan pada dua tempat yang berbeda dan satu sama lain tidak terjadi komunikasi. Kedua napi diinterogasi dan dihadapkan pada pilihan-pilihan sebagai berikut: 1) jika salah satu mengaku (misalkan A) yang lain (B) tidak, maka yang mengaku (A) akan bebas, yang tidak (B) akan dihukum 20 tahun; 2) jika A dan B mengaku, keduanya akan dihukum 10 tahun; 3) jika keduanya tidak mengaku, masing-masing akan dihukum 5 tahun. Sebuah permainan yang menggambarkan prilaku manusia yang jika dihadapkan pada pilihan-pilihan akan cenderung pada pilihan yang lebih menguntungkan diri sendiri dan mengenyampingkan kerjasama untuk mencapai kepentingan bersama. Terjadinya tragedi of the commons dikarenakan setiap individu mengutamakan kepentingan diri sendiri dan mengesampingkan kerjasama. C) The Logic of Collective Action Logikanya sebagai berikut: sekelompok orang yang terhimpun dalam sebuah grup, dimana masing-masing berfikir rasional dan memiliki kepentingan pribadi, akan susah bekerjasama mencapai tujuan bersama yang ditargetkan oleh grup tersebut keculai jika grup itu sangat kecil sehingga antar anggotanya bisa terjadi komunikasi yang intense. Maksudnya: manusia cenderung bertindak mementingkan dirinya masing-masing sampai ada pihak yang memaksanya atau mengarahkannya bertindak demi kepentingan bersama. 5

CONTOH-CONTOH KASUS PERAN KELEMBAGAAN DALAM PENGELOLAAN SDA 1. Peraturan Lokal (Awig-awig) Pengelolaan Pesisir di Gili Indah, Lombok Barat (resolusi konflik) 6

Zona Pengelolaan Pesisir Pantai Gili Indah Menurut Awig-awig Proses Perubahan Awig-awig Resolusi Konflik Collective Choice Level ECOTRUST, SATGAS, Fishermen s association Change Operational Choice Level Local community Different actors Different interests Rules SATGAS, ECOTRUST, Village administration Coral Reef Ecosystems BKSDA 7

2. Peraturan Lokal (Awig-awig) mengenai larangan menangkap ikan dengan bahan peledak dan racun di perairan Gili Indah Lombok Barat It merely consisted of three stipulations regarding blast fishing, as follows: (a) fishermen who capture fish using bombs or potassium or other poisonous substances will be arrested. In front of the fishermen s society, SATGAS, and village officials, the arrested violator will be questioned with respect to their activities. They will then be requested to sign an agreement on not repeating the violation, and must pay a fine of up to Rp10,000,000 ($1,250). If they cannot afford to pay the penalty, they will be sent to the police to be processed according to formal law. (b) if the violators are rearrested and proven to have repeated the same violation, the fishermen ss society will destroy the fishing equipment used during the violation. Additionally, the violator must also repeat the first sanction. (c) If a third time offender is caught, he will be traditionally punished by enduring a severe beating Proses Kemunculan Awig-awig anti blast fishing Village adm inistration Collective Choice Level LMNLU and SATGAS Change process Operational Choice Level Local community Different actors Different interests Second awig-awig on anti-blast fishing activities SATGAS, ECOTRUST, APGA Coral Reef Ecosystems BKSDA 8

Pola Monitoring dalam implementasi awig-awig anti blast fishing TBO, LMNLU ECOTRUST, APGA SATGAS Fishermen and other destroyers of coral reefs Pola Penegakan Hukum (law enforcement) dalam implementasi awig-awig anti blast fishing Village Office Not proven Free Suspected violators LMNLU SATGAS Office Questions Proven Able to pay penalty Traditional sanctions/monetary pinalty Unable to pay Thepolice Investigation penalty 9

Aktor dan perannya dalam tata kelola (Governance) terumbu karang di kawasan perairan Gili Indah, Lombok Barat SATGAS : Pengekan hukum, patroli dan pengawasan Ecotrust dan APGA: Mengumpulkan, mengelola dan mengalokasikan dana konservasi Pemerintah Desa: mediator dalam resolusi konflik LMNLU: berperan pada collectoive choice level, membuat aturan dan pengawasan BKSDA: simbol pengakuan pemerintah Nelayan Gili Indah:????? 3. Seke System untuk mengalokasikan sumberdaya secara adil di Sangi Talaud, Sulawesi Utara Days Fishing Locations Seke 1 (Tatumbango) Seke 2 (Binuwu) Seke 3 (Mangareng) Seke 4 (Lanteke) Monday Ramenusa Balaba Lembo Lumairo Tuesday Lembo Lumairo Lembe Ramenusa Weds. Lembe Ramenusa Kampiun Lembo Thursday Kampiun Lembo Balaba Lembe Friday Balaba Lembe Lumairo Kampiun Saturday Lumairo Kampiun Ramenusa Balaba 10

Posisi dan Fungsi Anggota Seke Lekdeng (seke member) has a specific position and function, recognized according to the following titles: Tatalide, Seke Kenkang, Matobo, Mandora and Mondoreso. Tatalide means members whose task is to hold a talontong (a stick used to keep seke in an upright position) and shake it to keep fish that have been caught inside of the seke so that they do not escape. Seke Kengkang refers to members who have to put seke into the sea, following the command of the seke operation leader. Matobo are members who must dive and see the positions of schooling fish before the seke is put into the sea. Mandora are members who distribute the fish catch among members. Mendoreso are the treasurers of seke organizations. Each member of a seke group will receive a different portion of the harvested fish according to their status Terima Kasih 11