ANALISIS EFISIENSI THERMISTOR SEBAGAI DASAR REALISASI ALAT UKUR KONDUKTIVITAS PANAS

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS RANGKAIAN PENGKONDISI SINYAL TAHAP AWAL PADA SENSOR PASIF : STUDI KASUS UNTUK THERMISTOR TIPE NTC

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

ANALISIS RESOLUSI SENSOR TEMPERATUR TERINTEGRASI IC LM35 DAN SENSOR THERMISTOR

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No. 02, Juli Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Alat Ukur Massa Menggunakan Flexiforce Berbasis Mikrokontroler ATMega 8535

ELEKTRONIKA DASAR. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd

DESAIN DAN ANALISIS ALAT UKUR TINGKAT KEMIRINGAN (INCLINOMETER) SUATU OBJEK MENGGUNAKAN SENSOR OPTIK

AUTOMATISASI KALIBRASI SENSOR SUHU PTC DAN NTC MEMPERGUNAKAN SUMBER TEGANGAN TERPROGRAM DAC7611

PENGUKURAN DAN INSTRUMENTASI THERMINOLOGY TEMPERATURE / SUHU

MENGKAJI KARAKTERISTIK DAN APLIKASI SENSOR RS II 79 KC VAISALA HASIL PENGUJIAN DI BALAI PENGAMATAN ANTARIKSA DAN ATMOSFER PASURUAN

Desain dan Realiasasi Alat Ukur Curah Hujan dengan Metode Timbangan Menggunakan Sensor Flexiforce

STUDI PENGARUH DIAMETER RONGGA PENAMPANG KONDUKTOR TERHADAP PERUBAHAN SUHU ARTIKEL. Oleh: DewiPuspitasari NIM

L A P O R A N BANTUAN PENELITIAN PATEN UBER HKI

Sensor Thermal. M. Khairudin. Jogjakarta State University

APLIKASI NTC UNTUK MENENTUKAN ENERGI RADIASI DENGAN PENDEKATAN HUKUM STEFAN BOLTZMANN

Momentum, Vol. 9, No. 1, April 2013, Hal ISSN ANALISA KONDUKTIVITAS TERMAL BAJA ST-37 DAN KUNINGAN

ANALISIS PERUBAHAN SIFAT FISIKA BATUAN TERHADAP AWAL TERBENTUKNYA MINYAK BUMI PADA BATUAN RESERVOIR

PENCITRAAN 2D DAN 3D OPTICAL BEAM INDUCED VOLTAGE MENGGUNAKAN SENSOR FOTORESISTOR

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

Rancang Bangun Sistem Akuisisi Data dan Pengendalian Suhu Pada Rumah Kaca Menggunakan Pengendali Tipe PID Berbasis Mikrokontroler AT89S51 ABSTRACT

EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam

ALAT PENCATAT TEMPERATUR OTOMATIS MENGGUNAKAN TERMOKOPEL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

Sistem Kontrol Temperatur Air pada Proses Pemanasan dan Pendinginan dengan Pompa sebagai Pengoptimal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TEMPERATUR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 PADA RUANG PENGERING

JOBSHEET SENSOR SUHU (PTC, NTC, LM35)

Resistor. Gambar Resistor

ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR

Sistem Pengukur Suhu Simultan untuk Aplikasi Pemantauan Suhu Tubuh Pasien di Rumah Sakit

RANCANG BANGUN PENGUKURAN KANDUNGAN AIR PADA KAYU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR

Sistem Akuisisi Data Suhu Multipoint Dengan Mikrokontroler

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

IDENTIFIKASI PARAMETER SISTEM PADA PLANT ORDE DENGAN METODE GRADIENT

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM ONLINE UNTUK MONITOR SUHU RUANGAN BERBASIS SERVER WEB DAN WEBCAM DENGAN PENYAMPAIAN DATA ASINKRON

BAB II ANALOG SIGNAL CONDITIONING

PENENTUAN KONDUKTIVITAS LISTRIK DAN KAJIAN KUALITAS AIR SUNGAI SIAK MENGGUNAKAN METODE JEMBATAN WHEATSTONE

RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGISIAN DAN PENGONTROLAN SUHU AIR HANGAT PADA BATHTUB MENGGUNAKAN DETEKTOR FASA. Tugas Akhir

Desain Alat Ukur Tekanan Arus Air dan Material dalam Air pada Sistem Aliran Sungai dengan Metode Image Processing

Elektronika Lanjut. Penguat Instrumen. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1

PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN PENELITIAN LEBIH LANJUT

RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR SUHU TUBUH DIGITAL SKALA CELCIUS DENGAN KELUARAN SUARA BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51. Tugas Akhir

BAB II DASAR TEORI Gambar 2.1. Diagram skematik termokopel Gambar 2.2. Pengukuran EMF

RANCANG BANGUN SISTEM PASTEURISASI SUSU MENTAH BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR

PEMBUATAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS PANAS BAHAN PADAT UNTUK MEDIA PRAKTEK PEMBELAJARAN KEILMUAN FISIKA

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto

ANALISIS PEMANFAATAN DUA ELEMEN PELTIER PADA PENGONTROLAN TEMPERATUR AIR

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALI SUHU INKUBATOR TELUR AYAM BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535. Skripsi

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT UNTUK MENENTUKAN KONDUKTIVITAS PLAT SENG, MULTIROOF DAN ASBES

Elektronika Dasar. Materi PERANTI ELEKTRONIKA (Resistor) Drs. M. Rahmad, M.Si Ernidawati, S.Pd. M.Sc. Oleh. Peranti/mrd/11 1

TUJUAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini peserta mampu:

PENENTUAN PERCEPATAN GRAVITASI PADA PERCOBAAN GERAK JATUH BEBAS DENGAN MEMANFAATKAN RANGKAIAN RELAI

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan pabrik. Sehingga sensor perlu selalu dikembangkan untuk mendapatkan pengukuran yang semakin akurat.

RANGKAIAN SERI-PARALEL

MODUL I SENSOR SUHU. 3. Alat Alat Praktikum Alat praktikum meliputi : Sensor suhu Exacon D-OS3; Modul Pengolah Sinyal Multimeter Pemanas

ALAT UJI KELAYAKAN AIR MINUM DENGAN PENGATUR OTOMATIS PADA PENGISIAN AIR MINUM ISI ULANG

Rancang Bangun Sistem Akuisisi Data Resonansi gelombang Bunyi Menggunakan Transduser Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler ATmega8535

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

Instrumentasi Industri dan Kontrol Proses, oleh Ir. Sutarno, M.Sc. Hak Cipta 2014 pada penulis

PENGONTROL TEMPERATUR CAMPURAN AIR DENGAN LOOK-UP TABLE BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ABSTRAK

Deskripsi ALAT DETEKSI LEBAR REL KERETA API SECARA REAL TIME DAN OTOMATIS

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Sensor dan Tranduser

Desain Dan Realisasi Alat Ukur Massa Jenis Zat Cair Berdasarkan Hukum Archimedes Menggunakan Sensor Fotodioda

ABSTRACT. i Universitas Kristen Maranatha

PENENTUAN KUALITAS BATU BATA MERAH BERDASARKAN KONDUKTIVITAS TERMAL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET INSTRUMENTASI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Di berbagai Negara, penelitian dan pengembangan dalam bidang. elektronika khususnya komponen-komponen elektronik masih terus

Estimasi Heat Flow Berdasarkan Konduktivitas Panas Sumur Hasil Pengukuran dan Perhitungan pada Sumur Minyak di Sumatera Tengah

BAB I PENDAHULUAN Termistor

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING SUHU RUANGAN MENGGUNAKAN APLIKASI ISD 1420 BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PEMANFAATAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MENGETAHUI STRUKTUR GEOLOGI SUMBER AIR PANAS DI DAERAH SONGGORITI KOTA BATU

PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL LOGAM DENGAN METODE TRANSIEN

RANCANG BANGUN SISTEM TELEMETRI TEMPERATUR MULTICHANNEL MULTIBIT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 DENGAN PEMROGRAMAN BORLAND DELPHI 7 TUGAS AKHIR

BAB II LANDASAN TEORI

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 4, No. 02, Januari Tahun 2016

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No.02,juli 2015

BAB III PERANCANGAN DAN METODE PENELITIAN

ANALISIS RESPON FREKUENSI PADA OP AMP LM324

KARYA TULIS ILMIAH MENGUKLUR TEMPERATUR OTOMATIS MENGGUNAKAN TERMOKOPEL BERBASIS MIKROKONTROLER

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

Tabel 1.1 Nilai warna pada cincin resistor

OTOMATISASI TITRASI ASAM BASA BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRACT

RANCANG BANGUN ALAT UKUR REGANGAN MENGGUNAKAN SENSOR STRAIN GAUGE BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 DENGAN TAMPILAN LCD

SENSOR DAN TRANDUSER. Aktuator C(s) Sensor / Tranduser

PERANCANGAN DAN REALISASI PEMANAS AIR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN SIFAT FISIKA BATUAN TERHADAP TINGKAT MATURASI HIDROKARBON PADA BATUAN RESERVOIR

PERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMAL BERBAGAI LOGAM DENGAN METODE GANDENGAN

Oleh Marojahan Tampubolon,ST STMIK Potensi Utama

Komputerisasi Alat Ukur V-R Meter untuk Karakterisasi Sensor Gas Terkalibrasi NI DAQ BNC-2110

KARAKTERISASI THERMOCOUPLE DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK MATLAB SIMULINK

Petunjuk Penggunaan SENSOR ARUS LISTRIK ± 3A (GSC )

RANCANG BANGUN SISTEM PENGATURAN ON-OFF UNTUK APLIKASI KONTROL SUHU MENGGUNAKAN TERMISTOR

Analisa Kinerja Sensor Suhu NTC dan LM35 Dalam Sistem Pendeteksian Suhu Ruangan Berbasis Mikrokontroler AVR ATmega 16

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah kompor induksi type JF-20122

Rancang Bangun Alat Ukur Konduktivitas Panas Bahan Dengan Metode Needle Probe Berbasis Mikrokontroler AT89S52

Transkripsi:

J. Sains MIPA, Edisi Khusus Tahun 2007, Vol. 13, No. 3, Hal.: 216-220 ISSN 1978-1873 ANALISIS EFISIENSI THERMISTOR SEBAGAI DASAR REALISASI ALAT UKUR KONDUKTIVITAS PANAS ABSTRACT Warsito* dan Ordas Dewanto Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Lampung Jl. Sumantri Brojonegoro 1, Bandar Lampung INDONESIA 35145 * Alamat untuk surat menyurat e-mail : warsito@unila.ac.id Received 28 August 2007, revised 10 December 2007, accepted 27 December 2007 Thermistor is one of the passive sensor based on the change of resistance value toward the heat change. The respond nonlinearity of thermistor against the heat change has been the weakness of this sensor, but this thermistor has high sensitivity up to dr 2, 43 Kohm/K. The signal condition series is realized by the use pf two op-amp series which was cascade arranged in order to minimize the internal noise in the level of strengthening. Bu using once strengthening as well as high strengthening will multiple the noise value as much as A time of strengthening. The result of the design used to measure the rock heat showed that there was an agreement between the result of the measurement and the reference value in the rock which was given by Gretener 1). Keywords : thermistor, heat conductivity, rock heat 1. PENDAHULUAN Pemboran pada kegiatan eksplorasi bahan tambang bertujuan diantaranya; untuk mengetahui bentuk geometri endapan, kualitas dari lapisan, dan atau untuk menganalisis adanya anomaly geologi sehingga menimbulkan kesulitan dalam proses analisis selanjutnya. Analisis sifat fisis bahan hasil eksplorasi untuk kepentingan eksplorasi dan eksploitasi pertambangan seperti pada survei potensi panasbumi dan minyak bumi, selalu memerlukan parameter fisis seperti; tekanan, temperatur dan waktu 2). Parameter untuk menentukan tingkat derajat kematangan pada hasil eksplorasi dan eksploitasi hasil tambang diantaranya adalah nilai konduktivitas panas dari batuan 3), yang selanjutnya nilai konduktivitas panas ini dapat digunakan sebagai pemodelan reservoir panasbumi dan atau proses aliran panas gunung api. Dalam analisis lanjutan, dengan mengetahui nilai konduktivitas panas batuan juga dapat diketahui tingkat porositas dan kedalaman dari batuan uji tersebut. 1.1. Konduktivitas Panas Batuan Aliran panas pada batuan mengalir dari suhu yang tinggi ke suhu yang rendah dan kecepatan aliran tersebut tergantung kepada nilai konduktivitas panas dari batuan tersebut. Konduktivitas panas suatu zat adalah daya hantar kalor yang dimiliki oleh zat tersebut. Pemahaman prinsip dari konduktivitas panas tersebut, maka dapat dirancang alat ukur konduktivitas panas batuan dengan menggunakan empat buah sensor temperatur, dimana dua sensor temperatur diletakkan di ujung batuan uji, sedangkan batuan tersebut diapit oleh air panas dan air dingin (es) yang kedua suhunya diukur oleh dua sensor yang lain. Jumlah panas yang mengalir per-satuan waktu diberikan oleh hukum Fourier seperti pada Persamaan (1) berikut: l dq (1) dengan dq adalah jumlah panas yan merambat per satuan waktu (cal/dt), adalah beda temperatur ( C), konduktivitas panas (cal/dt cm C) dan l merupakan panjang sampel (cm). adalah Gambar 1 menunjukkan metode pengukuran konduktivitas panas batuan, batuan sampel (3) diletakkan diantara dua logam kuningan (2), yang kedua ujung kuningan terhubung dengan air panas (1) dan air dingin es (4). Sensor temperatur diletakkan pada ujung kedua batuan; T1 untuk posisi temperatur ujung batuan sampel yang dekan dengan suhu air panas (Th) dan T2 untuk ujung batuan yang dekat dengan air dingin (Tc). 216

J. Sains MIPA, Edisi Khusus Tahun 2007, Vol. 13, No. 3 Gambar 1. Metode pengukuran konduktivitas panas batuan dengan menggunakan prinsip hukum Fourier. Dengan menggunakan Persamaan 1 dan memperhatikan metode pengukuran seperti pada Gambar 1, maka dapat dicari nilai konduktivitas panas batuan menggunakan Persamaan (2) berikut; d r l Th T1 T1 T 2 b (2) dengan b adalah konduktivitas panas batuan (W/m C), r adalah konduktivitas panas kuningan (11,2 W/m C), l adalah panjang kuningan (cm), d adalah panjang sampel (cm), T1 dan T2 merupakan nilai temperatur pada ujung-ujung kedua batuan, sedangkan Th dan Tc adalah temperatur air panas dan air dingin. Dalam perumusan nilai Tc tidak menjadikan faktor penting karena Tc merupakan referensi ujung aliran panas yang berasal dari air panas. 1.2. Thermistor Thermistor merupakan sensor temperatur jenis resistif, dimana nilai resistansi bahan berubah oleh perubahan temperatur yang mempengaruhinya. Jenis thermistor ada dua, yang keduanya dibedakan oleh gradien perubahan resistansi terhadap temperatur, jika gradien tersebut positif maka jenis thermistornya adalah PTC (positive temperature coefficient), sedangkan untuk gradien negatif maka dikatakan jenis NTC (negative temperature coefficient). Kelemahan utama dari thermistor adalah tanggapannya yang tidak linear 4). Metode untuk mengatasi kekurangan ini adalah dengan menampilkan persamaan kalibrasi dari tanggapan sensor tersebut yang selanjutnya nilai temperatur yang terukur dibaca dari persamaan yang didapatkan tersebut. Metode yang lain dapat dilakukan dengan menggunakan rangkaian pengkondisi sinyal sederhana; menggunakan rangkaian jembatan Wheatstone, resistor seri dan parallel yang kesemuanya menunjukkan hasil yang efektif sekali, misalnya untuk tipe NTC dari nilai gradien dr 2 122,33 0,35T 3,39 * T (KOhm/K) menjadi dr 2, 43 (KOhm/K) 5). 2. METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dari penelitian ini terbagi dalam dua kelompok penting, yang pertama adalah realisasi rangkaian elektronis serta dengan desain mekanisnya dan yang kedua adalah ujicoba alat dengan menggunakan sampel batuan yang berbeda-beda nilai konduktivitas panasnya. Rangkaian elektronik yang digunakan khususnya ditujukan untuk pengkondisian sinyal dari thermistor seperti ditunjukkan pada rangkaian Gambar 2. Gambar 2. Pengkondisi sinyal untuk thermistor tipe NTC. 217

Warsito dan Ordas Dewanto... Analisis Efisiensi Thermistor sebagai Dasar Rangkaian yang digunakan (Gambar 2) adalah jenis penguatan dengan masukan Vin yang sebenarnya merupakan Vcc bagi thermistor. Rangkaian jenis ini tidak merubah sama sekali model tanggapan tetapi berperan penting sebagai sistem catu daya dari thermistor itu sendiri karena thermistor merupakan sensor pasif 6). Sedangkan untuk metode pangambilan data dilakukan dengan mencatat temperatur yang ditunjukkan oleh thermistor pada masing-masing Th, Tc, T1 dan T2 sebagaimana desainnya ditunjukkan pada Gambar 1. Pencatatan temperatur tersebut dilakukan dengan cara yang bersamaan untuk ke-empat sensor tersebut setiap 20 detik untuk selang waktu sekitar 10 menit. Temperatur di tengah batuan sampel juga diukur untuk mendapatkan nilai temperatur yang mengalir dari sumber air panas menuju ke suhu air dingin(es), temperatur tersebut diberikan simbul Tx. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Sistem Kalibrasi Perubahan nilai resistansi sebuah sensor pasif belum mempunyai arti penting bagi sistem pengkondisian sinyal, sebelum perubahan tanggapan fisis tersebut berupa perubahan arus ataupun tegangan. Oleh karena itu rangkaian elektronik pada Gambar 2 pada prinsipnya berperan mengkonversi perubahan nilai resistansi terhadap temperatur (dr/) menjadi perubahan nilai tegangan terhadap perubahan temperatur (dv/). Hasil dari kalibrasi sensor thermistor NTC seperti ditunjukkan pada Gambar 3. tampak pada gambar tersebut bahwa tanggapan gradien nilai resistansi terhadap temperatur tidak linear dan mempunyai persamaan dr Gambar 2. 122,33 0,35T 3,39* T 2 (Kohm/K). Rangkaian elektronik yang digunakan adalah seperti pada Gambar 3. Hasil kalibrasi sensor NTC Dengan menggunakan persamaan kalibrasi, selanjutnya pembacaan nilai temperatur dapat dilakukan. Pada saat ini juga sedang dilakukan penelitian untuk mendapatkan sistem akuisisi yang otomatis, mulai dari pembacaan nilai temperatur hingga sistem perekamannya menggunakan komputer. Dengan menggunakan resistor paralel sebesar 31,8Kohm, maka didapatkan nilai gradien yang linear yaitu sebesar ~-2,43 Kohm/K. 3.2. Data Konduktivitas Panas dan Pembahasan Pengambilan data dilakukan dengan menyusun batuan sampel seperti pada Gambar 1. Rongga udara antara sampel dan logam kuningan diminimalisir dengan cara memberikan stempet perekat serta permukaan batuan dibuat serata mungkin, sehingga tidak menghambat perambatan konduktivitas panas. Data hasil pengukuran ditunjukkan pada Tabel 1, yaitu untuk salah satu sampel beton dengan ukuran panjang 4,5 cm dan diameter 2,0 cm. Th Tc Perhitungan nilai konduktivitas panas akan menghasilkan nilai yang ideal jika dilakukan pada kondisi Tx, 2 hal ini mempunyai alasan bahwa pada kondisi tersebut perambatan kalor dari temperatur panas ke dingin telah berjalan 218

J. Sains MIPA, Edisi Khusus Tahun 2007, Vol. 13, No. 3 ideal. Selanjutnya dari Tabel 1 dapat dihitung nilai konduktivitas panas dengan menggunakan Persamaan 2, dan data yang mempunyai nilai Tx yang terdekat adalah pada detik ke 360. Tabel 1. Data hasil pengukuran nilai temperatur pada sampel 1 yang berupa beton t(detik) Tc( C) Th( C) T1( C) T2( C) Tx( C) 20-1 46 36 20 30 40-1 54 36 20 29 60-1 60 38 20 29 80-1 70 40 19 29 100-1 90 41 19 30 120-1 95 43 19 30 140-1 96 43 19 30 160-1 96 46 19 30 180-1 96 47 18 31 240 0 95 53 18 31 280 0 96 58 18 32 320 0 96 65 17 32 360 0 96 68 18 33 400 0 96 69 18 33 Catatan: Tx adalah temperatur yang diukur tepat di tengah sampel yang berfungsi untuk menentukan nilai temperatur ideal saat perhitungan. Dengan nilai d = 4,5 cm, l = 3,3 cm, T1 = 69 C, T2 = 18 C, Th = 96 C, dan r = 11,2W/m C, dan perhitungan menggunakan persamaan 2, maka didapatkan nilai konduktivitas panas batuan b = 8,09W/m C atau sebesar 19,42 mcal/cm.sec. C. Hasil keseluruhan dari perhitungan seperti ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil perhitungan nilai konduktivitas panas dari beberapa sampel yang berbeda Nomor Jenis sampel b (mcal/cm.sec. C) 1 Batu 1 14,98 2 Batu 2 12,46 3 Batu 3 10,37 4 Batu 4 13,99 5 Batu 5 13,66 6 Beton 1 19,42 7 Beton 2 20,04 Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa batuan yang menjadi sampel tergolong jenis batuan dunite, pengelompokan ini disesuaikan dengan referensi yang diberikan oleh Gretene 1). Sebagaimana yang ada pada persamaan bahwa perbedaan nilai panjang sampel tidak mempengaruhi nilai konduktivitas panas dari sampel. Hal ini tampak untuk sampel beton 1 dan 2, bahan dan komposisi dari beton tersebut dibuat sama sedangkan panjang sampel berbeda yaitu; 4,5 cm untuk beton 1 dan 2,1 cm untuk beton 2. Kedua sampel tersebut menunjukkan nilai konduktivitas panas yang hampir sama. Jadi jelaslah bahwa konduktivitas panas hanya dipengaruhi oleh komposisi internal dari sampel. 219

Warsito dan Ordas Dewanto... Analisis Efisiensi Thermistor sebagai Dasar 4. KESIMPULAN DAN PERSPEKTIF Konduktivitas panas batuan dapat diukur dengan cara sederhana menggunakan empat buah sensor thermistor, dengan menempatkan batuan sampel di antara dua suhu yang jauh berbeda sehingga terjadi perambatan kalor pada batuan sampel tersebut. Batuan yang menjadi sampel dari penelitian ini mempunyai range konduktivitas antara 10,37 14,98 mcal/cm.sec. C, dan tergolong ke dalam jenis batuan dunite. Sistem akuisisi yang otomatis menggunakan komputer sedang dalam proses penyelesaian, sehingga memudahkan pembacaan dan perekaman data temperatur dari alat ukur konduktivitas panas batuan. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyampaikan terima kasih kepada Novita Rayani yang membantu dalam pengambilan data. DAFTAR PUSTAKA 1. Gretener, 1982, di dalam Dewanto, O., 2001, Metode Panas dan Radioaktif, Fisika Unila. 2. Lopatin, 1971, di dalam Sukandarrumidi 1995, Batubara dan Gambut, penerbit UGM Yogyakarta. 3. Crok, 1982, di dalam Sukandarrumidi 1995, Batubara dan Gambut, penerbit UGM Yogyakarta. 4. Greenwood, J. R. and Long C. A., 2000, Review of temperature measurements, Rev. Scientific Instrumentation, Vol., No., 2000. 5. Warsito, 2005, Analisis rangkaian pengkondisi sinyal tahap awal pada sensor pasif : studi kasus untuk thermistor tipe NTC, Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No. 3. 6. Warsito, 2003, The use of Op-Amp as the first circuit of sensor applications, PubSci AEIF Vol. 3, No. 1, p. 64 68, Decembre 2003. 220