BAB 1 PENDAHULUAN. 2005, angka harapan hidup orang Indonesia adalah 70,0 tahun. Tahun 2006

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. selulosa, insiden ini mencapai puncak pada usia tahun (Lilik, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. dunia industri secara global. Tiap tahun angka pekerja terus meningkat yaitu

BAB I PENDAHULUAN. berupa otot-otot tubuh. Penurunan fungsi organ tubuh pada lansia akibat. dari berkurangnya jumlah dan kemampuan sel tubuh, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengobati kondisi dan penyakit terkait dengan proses menua (Setiati dkk, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran pola konsumsi pangan. Seiring dengan kemajuan zaman dan perbaikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CATATAN PERKEMBANGAN. (wib) abdomen

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 2005). Pada

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.6

BAB 1 PENDAHULUAN. di daerah anus yang berasal dari pleksus hemoroidalis (Simadibrata, 2009).

Tips Mengatasi Susah Buang Air Besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usus besar pada waktu cukup lama karena adanya kesulitan dalam pengeluaran. Hal

BAB I PENDAHULUAN. dasar (usia 6-12 tahun) adalah pola makan yang tidak tepat. Anak usia sekolah dasar

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

BAB I PENDAHULUAN. Konstipasi merupakan masalah yang sering terjadi pada masa anak dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. terutama di bidang kesehatan berdampak pada penurunan angka kelahiran,

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

TUGAS BIOLOGI DASAR DIARE. Oleh : Nama : Yunika Dewi Wulaningtyas NIM : Prodi : Pendidikan Matematika (R) Angkatan : 2008/2009

Pencernaan mekanik terjadi di rongga mulut, yaitu penghancuran makanan oleh gigi yang dibantu lidah.

IIMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat. American Hearth Association tahun 2013 melaporkan sekitar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.1

BAB I PENDAHULUAN. sel-sel termasuk sel otak, mengatur proses kerja fisiologi tubuh dan

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. UPTD Pelayanan Terpadu Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha di Jalan Sitara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Osteoporosis adalah kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan

AWAL YANG SEGAR: KIAT-KIAT POLA MAKAN YANG SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

NUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia, banyak perubahan yang akan

MENGATUR POLA HIDUP SEHAT DENGAN DIET

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

DIET PASIEN HEMODIALISA (CUCI DARAH)

HUBUNGAN KONSUMSI AIR DENGAN KONSTIPASI PADA IBU HAMIL DI BPS NY. P DI DESA KEDUNG MALING SOOKO MOJOKERTO HAYATI

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

Calcium Softgel Cegah Osteoporosis

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. serius bila tidak ditangani dengan baik. Menurut the North American

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

TINJAUAN PUSTAKA Lansia Asupan dan Keluaran Air

PENATALAKSANAAN DIIT PADA HIV/AIDS. Susilowati, SKM, MKM.

POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan bahwa lansia atau lanjut usia di Indonesia adalah sebuah periode

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pasal 1 UU RI No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan. Lanjut Usia dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. cair, dengan atau tanpa darah dan atau lendir, biasanya terjadi secara

Sistem Pencernaan Manusia

KUESIONER. Strata Pendidikan yang Sedang Diikuti *) : 1. Semester I 2. Semester III 3. Semester V 4. Semester VII

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah komponen penyusun tubuh terbesar, yaitu sebanyak 50%-60%

BAB VI PEMBAHASAN. Pengaruh jenis kelamin terhadap frekuensi defekasi masih kontroversial.

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Konstipasi adalah perubahan dalam frekuensi dan konsistensi

ASUPAN SERAT DAN CAIRAN, AKTIVITAS FISIK, SERTA GEJALA KONSTIPASI PADA LANJUT USIA TALITHA RAISSA

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

ASUPAN KALSIUM, VITAMIN C DAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA LANSIA DI PANTI WREDA BHAKTI DHARMA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi

BAB I PENDAHULUAN. kembangnya dan untuk mendapatkan derajat kesehatan yang baik.

Kanker - Makanan Utama yang melawan Kanker

I. PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 7,6 juta (atau 13% dari penyebab kematian) orang

Penyakit Diabetes Bisa Disembuhkan Seutuhnya..?

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sayur-mayur adalah bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. B DENGAN POST OP HEMOROIDECTOMI DI RUANG MELATI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan antara..., Isni Utami I., FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang sehat semakin bertambah umur semakin bertambah tinggi

TINJAUAN PUSTAKA Lanjut Usia Konstipasi

Asupan Yang Baik Untuk Ibu Hamil

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan degenerasi organ tubuh yang dipengaruhi gaya hidup. Gaya

BAB I PENDAHULUAN. gizi tubuh berperan dalam media transportasi dan eliminasi produk sisa metabolisme.

Manfaat Minum Air Putih

Keluhan-keluhan Selama Kehamilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tetap tinggi. Maka dari itu orang tua harus pandai pandai dalam memilih zat gizi pada anak

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

Bab I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) yang. berdampak terhadap meningkatnya populasi Lanjut Usia (Lansia).

Puasa Bersama MELILEA Greenfield Organic

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Keberhasilan pembangunan, terutama di bidang kesehatan, secara tidak langsung telah menurunkan angka kesakitan dan kematian penduduk, serta meningkatkan usia harapan hidup. Hal tersebut juga memicu perkembangan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) yang dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Tahun 2005, angka harapan hidup orang Indonesia adalah 70,0 tahun. Tahun 2006 meningkat menjadi 70,2 tahun. Tahun 2007 meningkat menjadi 70,4 tahun. Tahun 2010 perkiraan penduduk lansia di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77 % dan UHH sekitar 67,4 tahun. Tahun 2020 perkiraan penduduk lansia di Indonesia mencapai 28,8 juta atau 11,34 % dengan UHH sekitar 71,1 tahun (Depsos, 2007). Semakin meningkatnya usia harapan hidup, maka semakin meningkat pula upaya untuk mempertahankan atau menjaga status kesehatan pada lansia. Kondisi kesehatan pada lansia sangat ditentukan oleh asupan makanannya, baik kualitas maupun kuantitas. Bertambahnya usia dan proses penuaan, timbul masalah-masalah yang berkaitan dengan masalah fisik, biologik, psikologik, sosial, maupun penyakit degeneratif (Safithri, 2008). Masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus (Depkes, 2006). Lansia 65 tahun mengeluh menderita konstipasi sebanyak 20% di Australia (Siswono, 2007).

Lansia 65 tahun mengeluh konstipasi karena teratur menggunakan obat pencahar sebanyak 30-40% di Inggris. Di Indonesia, kasus konstipasi umumnya sekitar 4% sampai 30% pada kelompok usia 60 tahun ke atas. Insiden konstipasi meningkat seiring bertambahnya umur, terutama usia 65 tahun ke atas. Pola BAB yang normal frekuensinya adalah 3 kali seminggu sampai 3 hari sekali. Seseorang dikatakan mengalami konstipasi bila buang air besarnya kurang dari 3 kali per minggu atau lebih dari 3 hari tidak buang air besar atau dalam buang air besar harus mengejan secara berlebihan. Seseorang dikatakan mengalami diare bila buang air besar yang berubah bentuknya feses (tinja) padat atau semipadat menjadi cair dan dari segi frekuensinya lebih dari 3 kali sehari. Diare terbagi menjadi akut dan kronik, kalau kurang dari 2 minggu dibilang diare akut, lebih dari 2 minggu atau 3 minggu disebut kronik. Karena pola BAB individu sangat bervariasi, maka pola yang normal harus dipastikan untuk setiap individu. Faktor-faktor yang mempertahankan pola defekasi normal meliputi asupan serat, intake cairan, dan aktivitas fisik. Ini bertujuan agar lansia terhindar dari terjadinya konstipasi, wasir, hemoroid dan kanker kolon (Arianti, 2005). Faktor asupan serat, Insoluble fibre bersifat menahan air pada fragmen serat sehingga menghasilkan tinja yang lebih banyak dan berair. Kelompok makanan yang diperlukan bagi lansia yaitu makanan rendah protein dan tinggi karbohidrat dalam roti, cake, dan sereal. Daging harus dihindari karena penurunan kemampuan mengunyah pada lansia. Makanan yang mengandung protein yang dapat dikonsumsi

seperti keju, dan telur. Pada lansia yang memiliki masalah mengunyah dapat diberikan sup sayuran. Diet lansia dianjurkan mengandung semua kelompok makanan dan membutuhkan suplemen vitamin. (Imel, 2010). Ghofar dan Mardiana (2012) menyatakan bahwa 14,8% lansia yang mengalami konstipasi akibat kurang mengonsumsi serat. Faktor intake cairan, merupakan seluruh cairan yang masuk ke dalam tubuh, baik yang berasal dari minuman maupun dari makanan. Cairan dalam bentuk air minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang dalam bentuk keringat dan urin. Cairan juga membantu pencernaan makanan dan membersihkan ginjal. Lansia dianjurkan minum 2 sampai 2,5 liter per hari (6-8 gelas per hari). Ketentuan ini berlaku pula pada golongan lansia. Kurangnya asupan cairan pada lansia juga dapat menjadi salah satu penyebab konstipasi yang terjadi pada lansia. Fitriani (2010) menjelaskan 52,5% asupan cairan mempengaruhi kejadian konstipasi pada lanjut usia. Muhammad (2010) salah satu masalah cairan yang lebih sering dialami lansia adalah kekurangan cairan tubuh akibat penurunan rasa haus pada lansia. Penurunan rasa haus pada lansia otomatis akan menurunkan asupan cairan, padahal dalam fungsinya cairan memegang peranan penting terutama untuk mengolah makanan dalam usus, tanpa cairan yang cukup usus tidak dapat bekerja secara maksimal sehingga timbulah sembelit atau konstipasi. Faktor aktivitas fisik, penurunan aktivitas fisik dapat mengakibatkan terjadinya penurunan gerak peristaltik dan dapat menyebabkan melambatnya feses menuju

rektum dalam waktu lama dan terjadi reabsorpsi cairan feses sehingga feses mengeras. Berdasarkan hasil survey awal di Desa Ajijahe, data lansia yang didapatkan sebanyak 200 lansia. Dua puluh empat orang lansia diantaranya sudah dilakukan wawancara bahwa hanya 3 orang lansia yang memiliki asupan serat yang cukup, asupan cairan yang cukup, aktivitas yang cukup dan pola BAB yang normal. Dua puluh satu orang lansia lainnya jarang mengonsumsi serat, asupan nutrisi kurang, aktivitas yang kurang dan pola BAB yang tidak normal. Dinyatakan bahwa banyak lansia di Desa Ajijahe, Kab.Karo memiliki risiko terjadinya konstipasi dan pola BAB yang tidak normal. Berdasarkan latar belakang dan hasil survey awal di atas, maka peneliti merasa perlu untuk meneliti gambaran faktor risiko penyebab konstipasi dan pola BAB pada lansia di Desa Ajijahe, Kab.Karo. 1.2Rumusan Masalah 1.2.1 Apakah lansia yang berada di Desa Ajijahe, Kab. Karo memiliki faktor risiko penyebab konstipasi? 1.2.2Bagaimana pola BAB lansia yang berada di Desa Ajijahe, Kab.Karo? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah lansia di Desa Ajijahe, Kab.Karo memiliki faktor risiko penyebab konstipasi dan bagaimana pola BAB.

1.3.2 Tujuan Khusus: 1.3.2.1 Mengidentifikasi pola BAB pada lansia di Desa Ajijahe, Kab.Karo. 1.3.2.2Mengidentifikasi asupan serat pada lansia di Desa Ajijahe, Kab.Karo. 1.3.2.3Mengidentifikasi intake cairan pada lansia di Desa Ajijahe,Kab.Karo. 1.3.2.4Mengidentifikasi aktivitas fisik pada lansia di Desa Ajijahe, Kab.Karo. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Lansia Hasil penelitian yang diperoleh nantinya dapat dijadikan sebagai bahan motivasi agar lansia dapat menjaga kondisi kesehatannya. 1.4.2Keluarga Lansia Hasil penelitian yang diperoleh nantinya dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi keluarga lansia agar dapat memfasilitasi lansia dalam memenuhi kebutuhannya terutama dalam kesehatannya. 1.4.3 Puskesmas Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi tambahan yang berguna bagi instansi puskesmas agar memberikan penyuluhan kesehatan kepada lansia terkait konstipasi.