BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Usaha tersebut bisa optimal jika sekolah sebagai pusat belajar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Wonopringgo Pekalongan (Variabel X), peneliti menggunakan metode angket yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada

BAB IV ANALISIS PENGARUH VARIASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 3 PEKALONGAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB. III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bentuk pendidikan baik pendidikan formal, non formal, maupun informal.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa kurang fokus terhadap perkuliahan, dikarenakan tidak bisa

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diukur dengan angka atau istilahnya quantifiabel, berupa pemahaman terhadap

PBAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung menempatkan institusi ini sebagai salah satu institusi sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah guru. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN. kebenaran mulai dari asas-asas yang telah diketahui sedikit demi sedikit untuk

BAB III METODE PENELITIAN

kuantitatif, digunakannya pendekatan ini karena penelitian hendak mengukur hasil dari beberapa variabel yang telah ditetapkan melalui statistik.

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGARUH PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK TERPADU (SIKADU) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA TARBIYAH PRODI PAI ANGKATAN 2013

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan

BAB III METODE PENELITIAN. kelas VIII-H di SMP IPIEMS Surabaya serta faktor yang mendukung dan. menghambat dalam penerapan pendekatan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk melakukan sesuatu, dan penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari,

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yang diciptakan oleh hubungan antara guru dengan peserta didik.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru, sehingga ke. segera menjadi kenyataan seperti yang diharapkan.

A. Analisis tentang Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) PAI. dapat ditafsirkan bahwa Variabel X (Kelompok Kerja Guru PAI) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pendidikan. Di sekolah, guru hadir untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Salah satu faktor yang sangat penting dalam penelitian adalah masalah metode, hal

BAB III METODE PENELITIAN. Pengaruh Metode pembelajaran cooperative script terhadap prestasi belajar

BAB III METODE PENELITIAN. hasil dari beberapa variabel yang telah ditetapkan melalui statistik.

Assa aidiyah Tanggulrejo Manyar Gresik. BAB III METODE PENELITIAN. Data yang diambil dalam penelitian ini ada dua:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dilakukan untuk memperoleh faktafakta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB IV ANALISIS PENGARUH KETELADANAN GURU TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA DI MTS SALAFIYAH WONOYOSO PEKALONGAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini disajikan dalam bentuk deskripsi dengan menggunakan angka-angka statistik. 1

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mencakup berbagai aspek dan langkah-langkah yang ditempuh. oleh peneliti dalam melaksanakan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH SERTIFIKASI DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP KINERJA GURU DI KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, pasti ada saja aral yang akan merintangi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SOSIOLOGI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Artinya data yang diperoleh dianalisis melalui hitung-hitungan. tujuan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keharusan dan keberhasilan pendidikan tersebut akan ditentukan oleh beberapa

BAB III METODE PENELITIAN

hlm (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, ( Bandung : Alfabeta, 2009 ),

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan atau pengaruh antara variabel program tahfidz al-quran

BAB III METODE PENELITIAN. model atau metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dan

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB III METODE PENELITIAN. masalah guna mencari pemecahan terhadap suatu masalah. 50

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka statistik, selain itu juga dikarenakan penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. didik sejak lahir, dan lingkungan yang mempengaruhi hingga bakat itu tumbuh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Gardan. Vol. 4 No. 2, Nopember

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGARUH KEPEDULIAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK DI RUMAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mencari, menghubungkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. tentang Model Kepemimpinan Demokratis Remaja Masjid dan Sikap Sosial

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 1 disiplin merupakan hal yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu sebagai factor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau segala

BAB I PENDAHULUAN. giat. Bukan hanya di sekolah saja tetapi juga di rumah, masyarakat, lembagalembaga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. balik dalam arti perbaikan belajar atau perbaikan pribadi. Dalam proses pembelajaran, akan selalu ada siswa-siswi yang

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai institusi pendidikan pada dasarnya untuk mempersiapkan anak didik menghadapi kehidupan masa depan dengan cara mengembangkan prestasi yang dimilikinya. Usaha tersebut bisa optimal jika sekolah sebagai pusat belajar formal bagi peserta didik dapat mengembangkan proses belajar mengajar dengan baik beserta seluruh aspek yang mempengaruhinya, sebab sekolah adalah suatu lembaga pendidikan formal yang sistematis. 1 Proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik apabila didukung oleh guru yang mempunyai kompetensi dan kinerja yang baik, karena guru merupakan ujung tombak dan pelaksana terdepan pendidikan anak-anak di sekolah, pendidik yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi peserta didik dan lingkungan. Sehingga pendidik diharapkan mampu menghasilkan lulusan atau SDM berkualitas dan profesional yang mampu berpikir global dan mampu bertindak lokal serta dilandasi dengan akhlak yang mulia. 2 Tugas guru dalam proses belajar mengajar tidak terbatas pada penyampaian informasi kepada peserta didik. Sesuai kemajuan dan tuntutan zaman, guru harus memiliki kemampuan untuk memahami peserta didik dengan berbagai keunikannya agar mampu membantu mereka dalam menghadapi kesulitan belajar. 3 Oleh karena itu, sebagai pengajar, guru dituntut mempunyai kewenangan mengajar berdasarkan kualifikasinya dan setiap guru harus memiliki kemampuan hlm. 5. 1 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm.80. 2 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2008), 3 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 21.

2 profesional. Kompetensi profesional guru merupakan penguasaan materi pembelajaran secara mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan, serta metodologi keilmuannya. 4 Sehingga guru dapat mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya sehingga dapat memotivasi siswa untuk melakukan proses belajar secara efektif. 5 Motivasi merupakan bagian dari aspek psikologi dalam diri individu yang membangkitkan, memunculkan, mengarahkan dan menjaga suatu perilaku. Motivasi belajar peserta didik dapat dibedakan menjadi dua, motivasi internal dan motivasi external. Motivasi internal muncul karena adanya faktor dari dalam, yaitu karena adanya kebutuhan, sedangkan motivasi external muncul karena adanya faktor dari luar, terutama lingkungan. Dalam kegiatan proses belajar mengajar faktor external yang mampu mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah kompetensi profesional guru. Sehingga lingkungan berpotensi memberi dampak besar pada pembelajaran, hal ini bergantung pada gaya belajar seseorang. 6 MTs. Syarif Hidayatullah Wonopringgo Pekalongan merupakan Sekolah Menengah Pertama yang masih baru. Untuk menuju sekolah yang lebih baik lagi sesuai dengan tujuan pendidikan, tentunya tidak mudah, hal ini pula yang sedang diusahakan oleh para guru, yakni dengan mengoptimalkan kinerjanya, mengatur lingkungan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat memotivasi siswa untuk melakukan proses belajar secara efektif. Dalam proses belajar mengajar, guru selalu datang tepat waktu, setiap guru juga diwajibkan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam setiap pertemuannya. Setiap memulai pembelajarannya guru selalu menyisipkan motivasi- 4 Suyanto dan Asep Jihad, MENJADI GURU PROFESIONAL Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru Di Era Global, (Jakarta: Esensi Erlangga Group), hlm 41-43. 5 Oemar Hamalik, Op. cit., hlm.166. 6 Gavin Reid, memotivasi Siswa di Kelas Gagasan dan Strategi, (Jakarta: PT Indeks, 2009), hlm.23.

3 motivasi kecil yang terkait dengan tema yang akan dibahasnya, sehingga secara tidak langsung guru memberi waktu kepada peserta didik untuk bersiap menerima ilmu yang akan disampaikan guru, dalam menyampaikan mata pelajaranpun guru disini mampu membawa suasana belajar terasa tidak membosankan, yakni dengan menggunakan variasi mengajar, hal ini terlihat dari keikut sertaan/partisipasi peserta didik dalam proses belajar, ditambah dengan ruang kelas yang bersih sehingga membuat nyaman dalam proses belajar mengajar. 7 Dalam kegiatan sehari harinya pada jam ke 3 sebelum istirahat pertama, dijadwalkan sholat Dhuha bersama-sama, para guru, karyawan dan peserta didik. Hal ini membuat rasa kekerabatan dan kekeluargaan begitu terasa. Dalam hal pekerjaan maupun pengorganisasiannyapun, para guru saling membantu satu sama lain hal ini dilakukan untuk kepentingan bersama. Salah satu hasil nyata dari proses tersebut adalah keberhasilan MTs. Syarif Hidayatullah Wonopringgo dalam mendapatkan peringkat pertama ujian berstandart Nasional dari 33 Sekolah Se-MTs dari se-kabupaten Pekalongan pada tahun 2015 ini. 8 Hal ini terwujud atas kerjasama dari dua pihak, yakni guru dan kariyawan dengan peserta didiknya. Sehingga secara tidak langsung kompetensi profesional guru mempengaruhi motivasi peserta didiknya. Berdasarkan kenyataan di atas, peneliti tertarik untuk melakukaan penelitian ini dengan mengangkat judul Pengaruh Kompetensi Profesional guru Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik MTs. Syarif Hidayatullah Wonopringgo Pekalongan Tahun Pelajaran 2015. 7 Hasil observasi di MTs. Syarif Hidayatullah tanggal 23 Agustus 2015, pukul 08.10 WIB. 8 Ibid., tanggal 23 Agustus 2015, pukul 10.00 WIB..

4 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kompetensi profesional guru MTs. Syarif Hidayatullah Wonopringgo Pekalongan Tahun Pelajaran 2015? 2. Bagaimana motivasi belajar peserta didik MTs. Syarif Hidayatullah Wonopringgo Pekalongan Tahun Pelajaran 2015? 3. Bagaimana pengaruh Kompetensi Profesional guru terhadap motivasi belajar peserta didik MTs. Syarif Hidayatullah Wonopringgo Pekalongan Tahun Pelajaran 2015? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui kompetensi profesional guru MTs. Syarif Hidayatullah Wonopringgo Pekalongan Tahun Pelajaran 2015. 2. Untuk mengetahui motivasi belajar peserta didik MTs. Syarif Hidayatullah Wonopringgo Pekalongan Tahun Pelajaran 2015. 3. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar peserta didik MTs. Syarif Hidayatullah Wonopringgo Pekalongan Tahun Pelajaran 2015. D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaannya adalah : 1. Secara Teoritis a. Untuk memperkaya khazanah dalam dunia pendidikan, khususnya mengenai kompetensi profesional guru. b. Sebagai bahan pertimbangan guru atau calon guru dalam rangka proses belajar mengajar

5 2. Secara Praktis a. Bagi penulis sendiri merupakan pengalaman yang sangat berharga dalam menambah wawasan. b. Bagi guru, sebagai bahan informasi dan bahan acuan bagi guru di dalam proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan kinerjanya. c. Bagi sekolah, dari hasil ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam upaya pembinaan dan pengembangan guru secara efektif, sehingga mendukung pencapaian tujuan program pendidikan. E. Tinjauan Pustaka 1. Analisis Teori a. Kompetensi Profesional Guru Dalam kamus bahasa Indonesia kompetensi berarti kecakapan. 9 Kompetensi profesional guru merupakan penguasaan materi pembelajaran secara mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan metodologi keilmuannya. 10 b. Motivasi Belajar Menurut Esa Nur Wahyuni dalam buku Motivasi dalam Pembelajaran, motivasi berasal dari kata Latin moveers yang berarti menggerakkan. Kata motivasi lalu diartikan sebagai usaha menggerakkan. 11 Menurut Slameto, dalam buku Proses Belajar Mengajar Dalam SKS, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil 9 Suharto dkk, Kamus Bahasa Indonesia Terbaru, (Surabaya: Indah, 1996), hlm.141. 10 Suyanto dan Asep Jihad, MENJADI GURU PROFESIONAL Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru Di Era Global, (Jakarta: Esensi Erlangga Group, 2013), hlm 41-43. 11 Esa Nur Wahyuni, Motivasi dalam Pembelajaran, (Malang: UIN Malang Press, 2010), hlm. 12.

6 pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 12 Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik dalam buku Proses Belajar Mengajar bahwa belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. 13 2. Penelitian Yang Relevan Veny Muflizatul Afiah (Jurusan Tarbiyah, Prodi Pendidikan Agama Islam, STAIN Pekalongan), 2010, Pengaruh Kompetensi profesional guru Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Di SMP Negeri 2 Pekalongan. Penelitian ini menyatakan bahwa kompetensi profesional guru mempunyai pengaruh yang positif terhadap peningkatan mutu pendidikan, hal ini dibuktikan dengan prestasi yang diraih oleh peserta didik di SMP Negeri 2 Pekalongan dan memberikan lulusan yang berkualitas dan berguna bagi kehidupan serta outcome sekolah yang mampu bersaing dengan SMP Negeri Pekalongan lainnya. 14 Siti Nur Fatimah (Jurusan Tarbiyah, Prodi Pendidikan Agama Islam, STAIN Pekalongan), 2010, Pengaruh Kompetensi profesional guru PAI Terhadap Prestasi Belajar Siswa (Guru Sertifikasi SDN 01 Kabunan Kec.Taman Kab.Pemalang). Penelitiannya menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan kompetensi profesional guru PAI terhadap prestasi belajar pada siswa SD Negeri 01 Kabunan Taman Pemalang. 15 Adapun yang menjadi perbedaan dengan skripsi kedua di atas yaitu mengenai sumber analisisnya serta pelaksanaan penelitiannya. Terlihat pada 12 Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam SKS, (Jakarta : Bumi Aksara, 1991), hlm. 78. 13 Oemar Hamalik, Op.cit., hlm. 27. 14 Veny Muflizatul Afiah, Pengaruh Kompetensi profesional guru Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Di SMP Negeri 2 Pekalongan, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2010), hlm. vi. 15 Siti Nur Fatimah, Pengaruh Kompetensi profesional guru PAI Terhadap Prestasi Belajar Siswa (Guru Sertifikasi SDN 01 Kabunan Kec.Taman Kab.Pemalang). Skripsi Sarjana Pendidikan, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2010), hlm. vii.

7 skripsi Veny Muflizatul Afiah analisisnya menggunakan peningkatan mutu pendidikan yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Pekalongan dan Siti Nur Fatimah sumber analisisnya menggunakan prestasi belajar dan dilaksanakan di SDN O1 Kabunan Kec.Taman Kab. Pemalang, sedangkan penulis meneliti Kompetensi Profesional guru terhadap motivasi belajar peserta didik di Mts. Syarif Hidayatullah Wonopringgo Pekalongan Tahun Pelajaran 2015. 3. Kerangka Berpikir Proses belajar mengajar Kompetensi Paedagogik GURU Kompetensi Profesional Motivasi belajar peserta didik Kompetensi Sosial Kompetensi Individu Proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik apabila didukung oleh guru yang mempunyai kompetensi dan kinerja yang baik, karena guru merupakan ujung tombak dan pelaksana terdepan pendidikan anak-anak di sekolah. Guru adalah seorang yang memenuhi, persyaratan yang ditetapkan, diberi tugas pokok mendidik dan mengajar dalam rangka tanggung jawab sekolah dan mengembangkan profesi, di samping tugas-tugas kenegaraan, kemanusiaan juga tugas kemasyarakatan. Disini guru dituntut untuk berusaha agar bisa mengoptimalkan usahnya dengan baik melalui kompetensi profesional. Agar

8 tercipta kelas yang menyenangkan, sehingga guru dapat membantu kesulitan belajar peserta didiknya dan mampu memotivasi peserta didiknya. 4. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. 16 Hipotesis diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara yang jawabannya benar atau salah sesuai masalah yang ada. Maka hipotesis dapat dirumuskan bahwa kompetensi profesional guru mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar peserta didik MTs. Syarif Hidaytullah Wonopringggo Pekalongan tahun pelajaran 2015. F. Metode Penelitian 1. Dasar-dasar Penelitian a. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu yang hasil penelitiannya disajikan dalam bentuk deskriptif dengan menggunakan angka-angka statistik. 17 a. Jenis Penelitian. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan (field reseacrh). Penelitian lapangan (field reseacrh) adalah penelitian yang dilakukan di tempat terjadinya gejala-gejala yang di selidiki. 18 16 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Edisi IV (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 67. 17 Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalm Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafika Persada, 2003), hlm.3. 18 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 62.

9 2. Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian penelitian. 19 Variabel penelitian dapat diartikan sebagai subyek yang bervariasi atau obyek penelitian. Dalam hal ini penulis meneliti dua variabel yaitu : a. Variabel bebas Variabel bebas adalah suatu variabel yang variasinya mempengaruhi variabel lain. Atau dengan kata lain variabel bebas adalah yang pengaruhnya terhadap variabel lain ingin diketahui. 20 Di dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Kompetensi profesional guru dengan 2 aspek yaitu : 1. Keilmiahan/pengetahuan, dengan indikator: Memahami, menguasai, serta mencintai ilmu pengetahuan yang akan diajarkan. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang bidang-bidang yang lain. Senang membaca buku-buku ilmiah. Memahami prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar. 2. Keterampilan, dengan indikator: Mampu berperan sebagai organisator proses belajar mengajar. Mampu menyusun garis besar program pengajaran. Mampu memecahkan dan melaksanakan teknik-teknik mengajar yang baik dalam mencapai tujuan pendidikan. Mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan. Memahami dan mampu melaksanakan kegiatan dan pendidikan luar sekolah. 21 19 Ibid., hlm. 99 20 Syaifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 52.

10 b. Variabel terikat Variabel terikat adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besar efek atas pengaruh variabel lain. 22 Variabel terikat di dalam penelitian ini adalah motivasi belajar peserta didik dengan 3 aspek, yaitu: 1) Pilihan, dengan indikator: Tertarik pada mata pelajaran tertentu Rajin mencari informasi tentang mata pelajaran tertentu 2) Keyakinan untuk sukses, dengan indikator: Gambaran keberhasilan Membuat rencana belajar Kemandirian bertindak 3) Keuletan dalam berusaha, dengan indikator: Keberanian menghadapi kegagalan Kemampuan bangkit dari kegagalan Gigih dalam berusaha. 23 3. Populasi dan sampel Penelitian akan berjalan dengan baik apabila obyek yang diteliti sudah diketahui populasi dan sampelnya. a. Populasi adalah keseluruhan jumlah dari obyek penelitian. 24 21 Oemar Hamalik, PENDIDIKAN GURU Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm.37-38. 22 Suharsimi Arikunto, Op.cit., hlm. 99. 23 http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com, pada tanggal 25 Agustus 2015, pukul 20:20WIB 24 Suharsimi Arikunto, Op.cit., hlm. 115.

11 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik dan guru MTs. Syarif Hidayatullah Wonopringgo Pekalongan Tahun Pelajaran 2015. Semuanya berjumlah 178 peserta didik. b. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Untuk pengambilan sampel menurut Dr.Suharsimi Arikunto memberikan pedoman bahwa jika subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil diantara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. 25 Di dalam penelitian ini penulis mengambil semua sampel dari semua guru sebanyak 18 guru, karena subjeknya kurang dari 100. Sedangkan untuk menilai motivasi belajar peserta didik, peneliti hanya menyesuaikan mengambil sampel guru, yakni sebanyak 18 peserta didik. 4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. 26 Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut: a. Metode Observasi Metode Observasi adalah penelitian dengan pengamatan yang dicatat dengan sistem fenomena-fenomena yang diselidiki. 27 Metode observasi digunakan untuk mengetahui keadaan serta proses Belajar Mengajar di Mts. Syarif Hidayatullah Wonopringgo Pekalongan Tahun Pelajaran 2015. b. Metode Angket 25 Suharsimi Arikunto, Op.cit., hlm. 101. 26 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hlm. 100. 27 Bambang Soepono, Statistik Terapan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 4.

12 Metode angket adalah metode dengan membuat pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal lain yang ia ketahui. 28 Adapun angketnya ditujukan kepada guru dan peserta didik MTs. Syarif Hidayatullah Wonopringgo Pekalongan Tahun Pelajaran 2015 mengenai kinerja guru dan motivasi peserta didik. c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah suatu metode untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip, buku catatan, surat kabar, notulen rapat, agenda dan bagan. 29 Metode ini digunakan untuk mempermudah penulis dalam menganalisis sebuah teori atau data yang berhubungan dengan penelitian, yakni dengan cara melihat buku-buku, seperti buku Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Metode Penelitian, Teori Motivasi & Pengukurannya (Analisis dibidang Pendidikan), PENDIDIKAN GURU Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Statistik Terapan untuk Penelitian Sosial dan buku lainnya. Catatan administrasi dan arsip MTs. Syarif Hidayatullah Wonopringgo Pekalongan. 5. Teknik Analisis Data Teknik analisis data pada penelitian ini adalah analisis data kuantitatif, dimana analisis data yang dilakukan untuk menguji hipotesis dari hasil penelitiandalam bentuk angka-angka yang diperoleh dari responden. Dalam rangka menganalisis data ini digunakan tahapan-tahapan sebagai berikut: 28 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 139. 29 Suharsimi Arikunto, op.cit, hlm. 200.

13 a. Analisis Pendahuluan Analisis ini merupakan tahapan pemeberian skor atau nilai atas angket yang dijawab oleh responden, dimana setiap pertanyaan mempunyai alternatif nilai sebagai berikut: 1) Alternatif skor 4 untuk jawaban a 2) Alternatif skor 3 untuk jawaban b 3) Alternatif skor 2 untuk jawaban c 4) Alternatif skor 1 untuk jawaban d b. Analisis Statistik Regresi Dalam penelitian ini secara garis besar untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil pengukuran tentang pengaruh kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar peserta didik MTs. Syarif Hidayatullah Wonopringgo, menggunakan rumus regresi linear sederhana dengan langkalangkah sebagai berikut: 1) Menghitung persamaan regresi linear sederhana Ŷ = a + β.x Keterangan: Ŷ (Y Topi) = nilai estimasi Y a β = Intersep kurva estimasi atau konstan = gradien atau kemiringan kurva estimasi Koefesien regresi X = Nilai X. 30 Dimana: b = n XY - ( X) ( Y) n ( X 2 )-( X) 2 30 Salafudin, Statistik Terapan untuk Penelitian Sosial, Cet. Ke-4(Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2010), hlm.14.

14 a = Y b X n n 2) Menghitung kesalahan standar estimasi Se = 3) Menentukan nilai t tes (t hitung ) t tes = b β Dimana: b : koefisien regresi β : 0, karena pada perumusan hipotesis nol (Ho), β 0 Sb : adalah kesalahan standar koefisien regresi ditentukan dengan rumus: Sb = c. Analisis lanjut 1) Uji hipotesis dengan membandingkan t tes dengan t tabel Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu peneliti merumuskan hipotesisnya: (Ho) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Kompetensi Profesional guru terhadap motivasi belajar peserta didik di MTs. Syarif Hidayatullah Wonopringgo Pekalongan Tahun Pelajaran 2015. (Ha) Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kompetensi Profesional guru terhadap motivasi belajar peserta didik di MTs. Syarif Hidayatullah Wonopringgo Pekalongan Tahun Pelajaran 2015.

15 Maka: Ho : α = 0 Ha : α 0 2) Menentukan nilai t Tabel Nilai t tabel ditentukan dengan derajat kebebasan dan tingkat signifikansi tertentu. Derajat kebebasan ditentukan dengan rumus: Db = N 2 Tingkat signifikansi dapat 1% atau 5% 3) Membandingkan nilai t tes dengan t tabel Jika, t tes t tabel, maka Ho ditolak, Ha diterima. Maka hipotesis yang diajukan diterima. Jika, t tes t tabel, maka Ho ditolak, Ha ditolak. Maka hipotesis yang diajukan ditolak. G. Sistematika Penulisan Skripsi Adapun secara rinci, rancangan sistematika dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, yang meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan. Bab II Landasan Teori, pada bab ini berisi Kompetensi Profesional Guru dan Motivasi Belajar Peserta Didik terdiri dua subbab yang pertama tentang Kompetensi Profesional Guru meliputi Pengertian Kompetensi Profesional Guru, Kriteria Profesional guru dan Peranan kompetensi dalam proses belajar mengajar. Yang kedua yaitu Motivasi Belajar meliputi Pengertian Motivasi, Macam-macam Motivasi, Fungsi

16 Motivasi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi, Pengertian Belajar, Tujuan belajar, Ciri-ciri Belajar, Ciri-ciri Motivasi belajar, serta Hubungan Motivasi dengan Belajar. Bab III Hasil Penelitian, Pengaruh Kompetensi Profesional Guru terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik MTs. Syarif Hidayatullah Wonopringgo, berisi tiga sub bab. Bagian pertama tentang gambaran umum MTs. Syarif HidayatullahWonopringgo Pekalongan meliputi : Sejarah, Letak Geografis Sekolah, Struktur Organisasi, Visi dan Misi, Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Keadaan Siswa serta Sarana dan Prasarana Sekolah. Bagian kedua Kompetensi Profesional guru di MTs. Syarif Hidayatullah Wonopringgo Pekalongan. Bagian ketiga Motivasi Peserta Didik di Mts. Syarif Hidayatullah Wonopringgo Pekalongan Tahun Pelajaran 2015. Bab IV Analisis Pengaruh Kompetensi Profesional Guru terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Mts. Syarif Hidayatullah Wonopringgo Pekalongan Tahun Pelajaran 2015. Bab ini memuat analisa tentang Kompetensi Profesional Guru di Mts. Syarif Hidayatullah Wonopringgo Pekalongan Tahun Pelajaran 2015, analisis Motivasi Belajar Peserta Didik Mts. Syarif Hidayatullah Wonopringgo Pekalongan Tahun Pelajaran 2015. Dan analisis Kompetensi Profesional Guru terhadap Motivasi Belajar Peserta didik Mts. Syarif Hidayatullah Wonopringgo Pekalongan Tahun Pelajaran 2015. Bab V Penutup, berisi kesimpulan dan saran-saran.