BAB 9. 2D BIOMECHANICS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB 2. REVISED NIOSH LIFTING EQUATION

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci Biomekanika, Loading, Low Back Pain, L5/S1 Disc Compression, Manual Material Handling

BAB 10. SHOULDER MOMENT ESTIMATION

kekuatan fisik manusia kekuatan atau daya fisik

DESAIN STASIUN KERJA

LAMPIRAN 1. MODUL VI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3) (Sekarang)

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

BAB 8. AAMA METABOLIC

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB 13 LIBERTY MUTUAL TABLES CARRYING LOWER TASKS

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

Grip Strength BAB I PENDAHULUAN

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. tulang belakang (Benjamin W. Niebel, 2003). Serge Simoneau, dkk (1996)

BAB I PENDAHULUAN. Pemindahan dengan tenaga sendiri itu disebut manual material handling.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

ISBN:

PERBAIKAN STASIUN KERJA SERUT BERDASARKAN ASPEK ANTROPOMETRI DAN BIOMEKANIKA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN I-1

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

MODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan

Universitas Sumatera Utara

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

Ada yang pernah tau tentang Niosh Lifting Equation??? Disini saya mencoba menulis gambaran tentang Niosh Lifting Equation (NLE).

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Oleh: DWI APRILIYANI ( )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek penelitian ini dilaksanakan pada UD. Raina Kota Gorontalo. Jln.

TUGAS AKHIR ANALISIS POSTUR KERJA PENYEBAB CUMULATIVE TRAUMA DISORDERS

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manual material handling. Manual material handling didefinisikan

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan

ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING DENGAN METODE OVAKO WORKING ANALISIS SYSTEM (OWAS) PADA HOME INDUSTRI MAWAR

Analisis Beban Kerja dengan Menggunakan Metode Recommended Weight Limit (RWL) di PT. Indah Kiat Pulp and Paper. Tbk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENILAIAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO PADA SAAT MELAKAKUKAN PEKERJAAN DENGAN METODE MANUAL TASKS RISK ASSESSMENT

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

BAB I PENDAHULUAN. gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia

BIOMEKANIKA PERTEMUAN #14 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia masih didominan dengan penggunaan tenaga

93 Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 1, Nomor 1, Juli 2014

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 11 LIBERTY MUTUAL TABLES LIFTING LOWER TASKS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENGEMBANGAN PRODUK BERBASIS ANTHROPOMETRI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. terutama kegiatan penanganan material secara manual (Manual Material

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL INTRODUCTION ERGONOMI & TTCK

PERANCANGAN ALAT BANTU GUNA MEREDUKSI BEBAN OTOT DAN GAYA YANG DITERIMA OLEH PEKERJA FINE FOCUS ADJUSMENT DI PT ARISAMANDIRI PRATAMA

PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PEMELITURAN DALAM PROSES FINISHING (Studi Kasus: Home Industry Waluyo Jati)

BAB I PENDAHULUAN. PT. Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan industri yang

LOGO EKONOMI GERAKAN

ANALISIS RISIKO POSTUR KERJA DI CV. A CLASS SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pada perindustrian kecil masih menggunakan dan mempertahankan mesin

Modul ke: Studio Desain II 10FDSK. Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn. Fakultas. Program Studi Desain Produk

ANTROPOMETRI. Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

terjadi karena kerja berlebihan (ougkverexertion) atau gerakan yang berulang

kekuatan fisik manusia kekuatan atau daya fisik

RANCANGAN SISTEM PENANGANAN MATERIAL UNTUK MEMINIMASI RISIKO GANGGUAN SISTEM TULANG DAN OTOT

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. industri pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merk dagang. keselamatan dan kesehatan akan aman dari gangguan.

B A B III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I

Fisiologi & Pengukuran Kerja

Universitas Indonesia

Bab I Pendahuluan. Latar Belakang

ANALISIS POSTUR KERJA DAN BIOMEKANIKA PADA AKTIVITAS MEMINTAL DAUN PANDAN

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

Transkripsi:

BAB 9. 2D BIOMECHANICS Tool ini digunakan untuk memperkirakan kompresi pada low back spinal (jajaran tulang belakang), shear force (gaya geser), momen pada lengan, bahu, L5/ S1, lutut, pergelangan kaki, untuk pekerjaan lifting dan pushing/ pulling. Rekomendasi konseptual akan diberikan bila ditemukan adanya masalah ergonomi potensial. Apabila memulai untuk menggunakan tool ini, maka akan langsung ditampilkan sebuah applet yang menggambarkan posisi kerja operator dalam mengangkat beban. TAMPILAN APLIKASI Menentukan perkiraan gaya tekan dan geser spinal Memperkirakan gaya tekan dan gaya geser pada punggung bawah (L5/S1), serta momen pada siku, bahu, L5/S1, pinggul, lutut dan mata kaki. Merancang tugas yang membutuhkan aktivitas mengangkat, menurunkan, mendorong atau menarik yang dilakukan pada postur berdiri yang simetris dan beban ditahan oleh satu atau kedua tangan Dapat diterapkan pada tugas mengangkat, menurunkan, mendorong atau menarik yang tidak membutuhkan repetisi dan tidak perlu dilakukan untuk jangka panjang 54

Dapat diterapkan pada tugas yang tidak ditandai posisi postur eksterm, ruang kerja yang terhalang/ terbatas atau factor-faktor lingkungan kerja yang tidak diinginkan Dapat diterapkan pada pekerjaan dengan aktivitas penanganan manual dinamis selain mengangkat, menurunkan, mendorong atau menarik, dalam porsi relative kecil dan tidak membutuhkan pengeluaran energi yang signifikan (misalnya aktivitas membawa, berjalan, mendaki) Analisis biomekanika ini tidak mempertimbangkan pengaruh repetisi dalam tugas pengangkatan. Apabila repetisi memanng perlu diperhitunngkan, maka analisis perlu dilakukan dengan mengacu pada Revised NIOSH Lifting Equation (1994) atau NIOSH Work Practices Guide (1981) ASUMSI Asumsi Karakteristik Tugas Tugas diasumsikan membutuhkan gerakan yang relative lambat atau tanpa gerakan punggung belakang. Sekalipun ada, gerakan tersebut terjadi dengan percepatan rendah dan tidak bersifat mendadak. Pengaruh percepatan dan momentum tidak diukur dalam model ini. Selama pengerjaan tugas, tidak terjadi perputaran batang tubuh Frekuensi pengerjaan tugas relatif rendah (kurang dari 12 repetisi per jam) Durasi pengerjaan tugas relatif rendah (kurang dari satu jam) Postur pekerja tidak berada pada posisi ekstrem ketika mengerjakan tugas (terdapat jarak yang memadai antara punggung bawah dengan titik pusat beban) Apabila pekerjaan yang dianalisis melibatkan adanya perputaran batang tubuh, frekuensi tugas yang signifikan, atau adanya jarak berlebih antara punggung bawah dan beban, maka analisis sebaiknya dilakukan menggunakan NIOSH Lifting Equation (1994) atau NIOSH Work Practice Guide (1981). Asumsi Posisi Tubuh Posisi tubuh (postur) yang diukur untuk perhitungan model ini diasumsikan berupa posisi yang menghasilkan gaya tekan tertinggi di sepanjang punggung bawah. Asumsi Jaringan Tubuh Jaringan tubuh yang berisiko terkena cedera punggung bawah adalah lempeng tulang punggung, sementara risiko pada jaringan lainnya diabaikan. Asumsi Yang Digunakan Dalam Perhitungan Tidak terdapat pergerakan tulang punggung selama pengangkatan, dengan kata lain momen lateral pada tulang punggung bernilai nol. 55

Tidak terdapat poros rotasi lain pada tulang punggung selain pada segmen L5/ S1. Jarak antara poros segmen L5/ S1 dengan otot punggung bawah sekitar 5,7 cm untuk pria dan 5,3 cm untuk wanita. Jarak antara poros segmen L5/ S1 dengan otot perut sekitar 8,3 cm untuk pria dan 7,0 cm untuk wanita. Berat badan bagian atas meliputi 0,4755 dari berat badan keseluruhan. Sudut antara lempeng dengan bidang horizontal adalah 40 derajat ketika subjek berdiri tegak, namun sudut tersebut berubah seiring perubahan postur. Gaya tekan yang dihasilkan oleh kontraksi otot tegak lurus terhadap permukaan lempeng L5/ S1. Panjang segmen-segmen tubuh proporsional secara anthropometri terhadap ukuran tubuh subjek yang menjadi input untuk model. Berat dan titik pusat massa tubuh proporsional secara anthropometri terhadap berat tubuh subjek yang menjadi input untuk model. INTERPRETASI HASIL PERHITUNGAN Apabila total gaya tekan pada tulang punggung kurang dari 770 pound, maka : Tidak diperlukan perubahan tugas Sebagian besar pekerja sehat dapat mengerjakan tugas denga risiko minimal Apabila total gaya tekan pada tulang pungung sama dengan atau melebihi 770 pound namun kurang dari 1430 pound, maka : Direkomendasikan untuk menerapkan kendali administratif, seperti rotasi pekerja, siklus kerja-istirahat, repetisi yang dibatasi dan durasi kerja. Direkomendasikan untuk menerapkan kendali rekayasa, berupa perancangan ulang tugas dan pengurangan tugas. Sebagian pekerja sehat mengalami peningkatan risiko cedera ketika melakukan pekerjaannya. Apabila total gaya tekan sama dengan atau melebihi 1430 pound, maka : Dibutuhkan penerapan kendali rekayasa. Sebagian besar pekerja sehat mengalami risiko cedera yang nyata ketika melakukan pekerjannya. REKOMENDASI PERANCANGAN ULANG PEKERJAAN Kendali Rekayasa (Engineering Controls) Kendali rekayasa meliputi pengubahan tempat kerja secara fisik untuk menghilangkan atau mengurangi risiko ergonomic. Faktor-faktor risiko utama, seperti postur yang canggung, besarnya 56

gaya, repetisi dan sebagainya, diidentifikasi dan langsung diterapkan pada modifikasi tempat kerja. Contohnya antara lain : Memasang permukaan kerja (misalnya meja) yang dapat disesuaikan tingginya pada stasiun perakitan, tujuannya mengeliminasi postur canggung bagi pekerja persentil 5. Menambahkan tempat untuk mouse pada papan keyboard, sehinggga gerakan menjangkau mouse di meja kerja dapat dihilangkan. Menggunakan meja angkat untuk mengangkat benda berat, sehingga mengeliminasi pengangkatan beban berat. Kendali rekayasa dipandang sebagai metode pengendalian risiko yang lebih baik disbanding yang lainnya, karena dapat secara permanent mengurangi atau menghilangkan risiko tertentu. Kendali rekayasa paling efektif bila diterapkan pada tahap perancangan kerja atau fasilitas, meski masih tetap dapat efektif bila diterapkan setelah tahap tersebut. Kendali Administratif (Adminitrative Controls) Kendali administrative meliputi perubahan organisasi kerja untuk mengurangi tingkat risiko ergonomis yang dihadapi pekerja. Biasanya, kendali tersebut diterapkan dengan mengatur jadwal kerja atau kebiasaan dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Contohnya antara lain : Merotasi pekerja Menugaskan pekerja kedua untuk membantu tugas-tugas tertentu Memperbesar tanggung jawab kerja sehingga tugas yang sama tidak dikerjakan berulangulang Menjadwalkan program perawatan preventif untuk peralatan yang dipakai Bila telah dapat diperkirakan akan terjadi hal-hal yang menghentikan proses produksi, sediakan cadangan yang memadai Mempersiapkan fisik pekerja untuk bekerja sesuai dengan tuntutan pekerjaan Meningkatkan frekuensi atau durasi waktu istirahat Mengembangkan program pengaturan tempat kerja, seperti perawatan dan pembersihan Membatasi waktu kerja lembur Menurunkan tuntutan tingkat produktivitas Kendali-kendali administratif tertentu mungkin lebih murah daripada kendali rekayasa, namun mungkin juga dapat menjadi kurang tepat sasaran pada aspek ergonomis. 57

Kendali Praktek Kerja (Work Practice Controls) Kendali praktek kerja meliputi pelatihan metode kerja yang mengurangi risiko ergonomis bagi pekerja. Seusai pelatihan, diharapkan pekerja terus diingatkan tentang metode tersebut. Contohnya, pelatihan teknik mengangkat beban yang benar. Kendali ini biasanya kurang efektif dibandingkan dengan kedua kendali lainnya. Misalny, ketika teknik mengangkat beban yang aman bukan merupakan teknik yang paling efisien, maka bias saja teknik yang aman tersebut tidak dilakukan. Hal terbaik yang dapat dilakukan adalah merancang stasiun kerja sedemikian rupa agar teknik mengangkat yang aman juga merupakan metode yang paling alamiah dan efisien untuk dilakukan disana. 58