Sample. Jl. Kepribadian V/5 Semarang Born on : 05 Mei 2005 WP

dokumen-dokumen yang mirip
Rasa nyaman bila berada disuatu tempat, sangat tergantung dari kodisi / suasana hati pada saat itu.

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR

BAB I PENDAHULUAN. Guru berperan penting dalam proses pendidikan anak di sekolah, bagaimana

Penilaian dalam analisa Personality & Potential Assessment menggunakan prosentase ( % ) artinya adalah probabilitas / kecenderungan sifat itu muncul.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Representasi Matematis. a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

Audition - Panduan Wawancara Sample Profile Peran: 1 Transformational Leadership Tanggal pengolahan laporan: 13/03/2016 Organisasi: Facet5

BAB I PENDAHULUAN. siswa, serta memberikan sikap-sikap atau emosional yang seimbang.

Daftar Isi ANALISA DIRI PENDAHULUAN MINAT KARIR KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB I P E N D A H U L U A N. produktif yang memiliki potensi untuk berkembang. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

BAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB V PENUTUP. ditemukan pada siswa-siswi tersebut. Gangguan kebahasaan itu meliputi reseptif

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

2

BAB I PENDAHULUAN. Konsentrasi belajar anak adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

PENGARUH IRINGAN MUSIK INSTRUMENTAL DALAM PENYELESAIAAN SOAL MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan yang berperan sebagai ratu dan pelayan ilmu. James dan James

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

Kompetensi Dasar. Menerapkan kemampuan dasar mengajar dalam mengelola pembelajaran. Kemampuan Dasar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa. Peningkatan kualitas SDM, jauh lebih mendesak untuk segera

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa kanak-kanak dapat dikatakan sebagai masa yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Permatasari, 2013

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini tumbuh dan berkembang lebih pesat dan fundamental pada awalawal

BAB I PENDAHULUAN. tentang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang. dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

MAKALAH. 7 Permainan Untuk Meningkatkan Kecerdasan Otak Anak Pada Golden Period. Untuk memenuhi tugas matakuliah. Teknologi Informasi dalam Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemukul, melainkan dengan digoyang-goyangkan. Selain itu, Angklung berperan dalam perkembangan karakter anak, seperti

sehingga siswa perlu mengembangkan kemampuan penalarannya.

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran memungkinkan siswa bersosialisasi dengan. menghargai perbedaan (pendapat, sikap, dan kemampuan prestasi) dan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam

IDEN WILDENSYAH BERMAIN BELAJAR

2015 KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ya Hedi Saputra, 2013

BAB I PENDAHULUAN. penerapannya yang semakin luas ke berbagai bidang tak terkecuali dalam

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Andrea Hirata, penulis buku Laskar Pelangi bisa sukses bukan karena ilmu

Most Conceptual. Personal Dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Silma Ratna Kemala, 2013

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

LAMPIRAN CODING SHEET 1 TRANSKIP INTERVIEW

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nama lembaganya, yakni taman bukan sekolah. Sebutan Taman pada Taman

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

TEKNIK KOMUNIKASI KUNCI KESUKSESAN

pembelajaran di sekolah yang tepat, agar ketercapaian hasil belajar matematika juga bagus. Pada kenyataannya dalam dunia pendidikan dikatakan bahwa

iklan dapat menggunakan endorser seperti selebritis, atlet terkenal dan tokoh. Iklan dapat juga menggunakan humor untuk menarik pemirsanya, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan. daya manusia dan merupakan tanggung-jawab semua pihak, baik

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang memiliki

BAB II KAJIAN TEORITIK. Salah satu tujuan pelajaran matematika adalah agar siswa mampu

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

Team Building & Manajeman Konflik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA. Kiranawati (dalam /2007/11/19/snowballthrowing/)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI SI OTAK KANAN DAN SI OTAK KIRI. Suzanna Romadhona ABSTRAK

KONSEP dan MAKNA BELAJAR Belajar dan Pembelajaran Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah

A. Bagian-Bagian Otak

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan seseorang baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat. Pendidikan anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERSPEKTIF PENDIDIKAN BERKUALITAS BAGI ANAK

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HUBUNGAN MAHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA

Transkripsi:

Sample Jl. Kepribadian V/5 Semarang Born on : 05 Mei 2005 WP0100000055

WS WC WS WS WS WC LR WS WS LR

46 % 54 % Orang dengan tipe ini merasa nyaman berada di lingkungan manapun namun sering kali perasaan dan suasana hatinya ikut berperan dalam menentukan. Orang ini mementingkan nilai persahabatan daripada nilai persaudaraan. Seringkali dia kurang terbuka terhadap keluarga dari pada kepada temannya. Karakternya lebih suka berada di luar rumah bersama teman dari pada berada di dalam rumah dengan keluarganya. 85 % 15 % Cenderung kurang suka melibatkan orang lain dan cenderung hanya berinteraksi dengan orang tertentu yang dekat dengan dia. Keberadaan orang lain tidak menjadi bagian yang penting/tidak tergantung pada orang lain dan akan melibatkan orang lain bila dirinya tidak dapat mengatasinya. Pada beberapa orang cenderung menarik diri, menjauhi popularitas atau pusat perhatian. 46 % 54 % Orang dengan pribadi ini cukup independen, tidak terlalu bergantung pada orang lain namun tetap membutuhkan kebersamaan dengan orang lain.

25 % 75 % Mempunyai kebiasaan berpikir secara aktual (sesuai kenyataannya yang ada). Lebih menyukai hal hal yang naturalis, konkrit dan yang mudah dipahami. Berpikir secara obyektif berfokus pada fakta yang ada dan dapat diterima oleh pengindraan. Biasanya tidak mudah untuk percaya terhadap hal-hal yang diluar pikiran sehat, tahayul atau supranatural. 60 % 40 % Membutuhkan informasi hanya sekedar cukup untuk memenuhi rasa keingintahuan saja. Pada hal-hal tertentu hanya membutuhkan informasi yang bersifat global terutama hal-hal yang dianggap kurang penting. Tetapi untuk hal-hal yang dianggap penting sangat membutuhkan informasi yang bersifat detail. 67 % 33 % Kurang mampu berkreatifitas dan kurang berani keluar dari pola-pola yang sudah ada/umum. Lebih memilih hal-hal yang umum dan hal yang lebih pasti dari pada berpikir dengan kemungkinan-kemungkinan baru.

88 % 12 % Tipe orang yang berfokus kepada penyelesaian masalah dengan mengarah kepada keadaan yang seharusnya, sesuai dengan pada hak dan porsinya. Dalam mengembalikan apa yang menjadi haknya/pada posisi semestinya sering kali dihadapi dengan cara frontal, langsung tanpa basa basi, tegas, tanpa negosiasi dan kompromi. 60 % 40 % Orang dengan tipe seperti ini mempunyai 2 sistem berpikir yaitu muncul sikap empati sebagai pendorong untuk berbuat sesuatu tetapi dalam mengambil keputusan didasari oleh logika dan analisa dengan tidak melibatkan pengaruh dari perasaan. 33 % 67 % Orang dengan tipe seperti ini mempunyai karakter didalam orientasi dan sistem berpikirnya selalu mempertimbangkan perasaan atau kebutuhan orang lain. Rasa kemanusiaan dan belas kasihan lebih menonjol dibandingkan dengan rasa keadilan dan penuntutan atas hak. Mempunyai rasa toleransi yang besar dan lebih mau mengerti akan pemikiran, pendapat, perasaan dan masalah orang lain.

63 % 37 % Orang dengan tipe seperti ini terindikasi mempunyai gaya hidup yang teratur dan terencana. Lebih Berorientasi ke masa depan dan hidup berjalan sesuai yang direncanakan secara sistimatis. Apa yang dikerjakan pada sekarang ini selalu mempertimbangkan pengaruhinya terhadap masa depan. Lebih menyukai bekerja secara bertahap dan terstruktur. Setiap tahapan yang telah dia rencanakan akan diselesaikan secara maksimal sesuai target yang telah ditetapkan/dicapai. Tidak mudah merubah suatu rencana yang telah ditetapkan kecuali hal-hal yang ternyata mendesak dan memang perlu untuk diubah. Sangat terbiasa melakukan segala sesuatu dengan terencana, membutuhkan persiapan dan bekerja secara bertahap. Kurang cocok untuk diajak bekerja secara spotanitas atau bekerja secara random (tidak terstruktur, bekerja tanpa panduan atau bekerja sesuai dengan keadaan). 70 % 30 % Adalah tipe orang sangat taat dan konsekuen dalam merealisasikan suatu rencana yang telah dibuatnya. Dalam mengaktulisasikan suatu rencana kurang berani mengambil improvisasi/inovatif dan cenderung berdasarkan pola-pola yang sudah ada. Bagi orang tipe ini aktualisasi suatu rencana adalah sebagai pencapaian yang harus diwujudkan Orang tipe ini mempunyai tingkat kedisiplinan dan prinsip hidup yang sedang. Pada sisi/bagian yang dianggap penting dapat bersifat disiplin tetapi pada bagian yang dianggap kurang penting maka cenderung kurang disiplin. Dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. 46 % 54 %

60 % 49 % 47 % 51 %

56 % 43 % 83 % 56 % 55 % 52 % 53 % 58 % 60 %

43 % 57 % Sistem berpikir yang mengutamakan logika, rasional dan obyektif. Sistem berpikir yang cenderung dirvergen yaitu pola berpikir cenderung melebar atau kreatif. Cenderung berorientasi kepada data global terlebih dulu dan setelah itu ke item detail. Cenderung berkembang dalam dalam visual imajinasi. Kemampuan menemukan ide-ide kreatif yang baru/original. Sistem berpikir yang tidak dipengaruhi dengan pola tertentu, kreatif, lentur dan random. Lebih mengutamakan keadilan, hak/tanggung jawab dan hubungan yang formal. Berorientasi pada pengalaman diri dan logika/daya nalar. Cenderung mempunyai sistem bekerja secara linier, satu per satu/berurutan dan bertahap. Terbiasa melakukan dengan skala prioritas yang telah direncanakan. Tipe orang pemikir dan bekerja dengan suatu persiapan. Menyukai gaya hidup yang flesibel, tidak terikat dengan aturan-aturan yang kaku, santai dan enjoy. Mempunyai pola pandang luwes dan fleksibel.

33 % 67 % 39 % 61 % 55 % 45 % 45 % 55 %

Terbatas dalam keinginan, kebutuhan dan kemampuan untuk bersosialisasi. Cenderung pasif/kurang aktif melakukan sosialisasi dengan orang lain. Mempunyai keterbatasan dalam memahami orang lain dan memotivasi orang lain. Lebih mengutamakan hubungan formal terhadap orang lain dalam bersosialisasi. Mampu menguasai diri dan emosi. Dapat mengontrol perasaannya dan mampu berpikir panjang. Cenderung pasif dan kurang efektif menggunakan bahasa untuk mengekspresikan diri. Cenderungan terbatas dalam menggunakan dan mengolah kata, bahasa, bunyi dan makna. Cenderung aktif dan lentur/lincah dalam menggerakkan tubuh. 61 % Kanan Bentuk stimulasi yang melibatkan bagian otak Pariental Lobe Kanan mempunyai ciri : * Lebih menyukai keterlibatan fisik secara langsung dan yang mengandung unsur emosi/perasaan. * Pengalaman yang melibatkan perasaan menjadi stimulus yang kuat. * Lebih menyukai analisa masalah yang bersifat imajinatif dan misteri. * Terkadang melakukan aktivitas diwarnai unsur emosi/perasaan sehingga terkesan dinamis, antusias. * Cenderung lebih kuat matematis yang bersifat pengertian matematika (misal : soal cerita, geometri). Bentuk stimulasi yang melibatkan bagian otak Temporal Lobe Kiri mempunyai ciri : * Kecenderungan kuat dalam menganalisa nada dan suara. * Lebih menyukai nada suara yang jelas didengar artinya (yang mudah dipahami). * Lebih kuat dalam membedakan tinggi rendah nada. * Kecenderungan menyukai tipe musik dengan permainan tinggi rendah nada seperti jenis musik klasik, jazz. * Mempunyai kecenderungan mudah dalam memahami arti bahasa dan tata bahasa. 55 % Kiri 55 % Kanan Bentuk stimulasi yang melibatkan bagian otak Occipital Lobe Kanan mempunyai ciri : * Lebih kuat menggunakan imajinasi dalam belajar. * Komposisi warna, keindahan, harmonisasi menjadi stimulus yang kuat. * Lebih mengutamakan komposisi gambar dan warna. * Lebih menyukai sajian gambar, grafik atau tabel dengan variasi warna atau dengan sentuhan artistik.

47 % 37 % 56 % 50 % 29 % 46 % 57 % 42 % 47 % 41 % 50 % 47 % 31 %

47 % 37 % 56 % 50 % 29 % 46 % 57 % 42 % 47 % 41 % 50 % 47 % 31 %

28 % 35 % 37 % 29 % 22 % 27 % 23 %

44 % 33 % 48 % 47 % 46 % 49 % 41 % 48 % 54 % 45 % 40 % 40 % 45 % 51 % 42 %

47 % 40 % 44 % 57 % 50 % 52 % 57 % 59 % 39 % 35 % 40 % 48 % 42 %

49 % 47 % 49 % 44 % 51 % 38 % 43 % 44 %

50 % 43 % 44 % 47 % 56 % 56 % 52 % 53 % 52 % 42 %

46 % 48 % 45 % 45 % 49 % 48 % 48 % 44 % 45 % 43 % 51 % 47 % 47 %

43 % 46 % 37 % 46 % 42 % 43 % 46 % 48 % 40 %