BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

LAMPIRAN. Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan yang dirancang sedemikian rupa sesuai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian pada PT. PLN (Persero) serta pembahasan

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya. Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor.

Bandung, 14 oktober Kepada Yth, Bapak / Ibu respoden Di tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan pemeriksa (auditor). Seorang auditor pada mulanya bertindak sebagai

Modul ke: AUDIT INTERNAL. Standar Audit Internal. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit Internal mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) (Brigham et al

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV. A. Analisis terhadap Pelaksanaan Audit Operasional dalam Kegiatan Operasional

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal merupakan suatu penilaian atas keyakinan, independen,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal dapat berbentuk suatu fungsi dalam organisasi, suatu divisi, perbaikan kinerja organisasi secara keseluruhan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unit operasi perusahaan, jenis usaha, melebarnya jaringan distribusi, dan

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

BAB 2 LANDASAN TEORI

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Internal Audit Charter

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit

PEMAHAMAN PENGENDALIAN INTERN

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks. Keadaan ini menuntut

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

PIAGAM INTERNAL AUDIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERN (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK. PENDAHULUAN

ABSTRACT. Key words: Internal Audit, Internal Control System

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum dari perusahaan adalah untuk mempertahankan laba agar

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INTERNAL AUDIT CHARTER

BATASAN, STANDAR, DAN KODE ETIK AUDIT INTERNAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dalam profesi dan juga definisi tersebut juga mengarahkan Auditor Internal

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

`BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan dapat berjalan terus, untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan sebagaimana telah diubah oleh Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Harianto dan Sudomo dalam Rofiaoh (2002:342) agency theory

PT Gema Grahasarana Tbk Piagam Unit Pengawasan Internal Internal Audit Charter DITETAPKAN OLEH DISETUJUI OLEH

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan kepandaian khusus dalam menjalankannya. (Hiro, 2006).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah

INTERNAL AUDIT. Materi 1. Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA

BAB II AUDIT INTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN. memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan oleh objek

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI v. ABSTRAK i KATA PENGANTAR. ii. DAFTAR TABEL viii DAFTAR LAMPIRAN xiv

yang bertugas melakukan kegiatan pemeriksaaan yang meliputi perencanaan pemeriksaaan, pengujian dan pengevaluasian informasi, pemberitahuan

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Eliana Kusuma, Syafi i, Mahsina Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi,Universitas Bhayangkara Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KEDUDUKAN DAN FUNGSI INTERNAL AUDITOR PADA PT. EKASURYA MANDIRI BATAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang." Sedangkan Badudu dan Zain (1994:1031) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

Transkripsi:

2.1 Pengertian Internal Audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Internal audit (pemeriksaan intern) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari profesi yang berlaku. Peraturan pemerintah misalnya peraturan di bidang perpajakan, pasar modal, lingkungan hidup, perbankan, perindustrian, investasi, dan lain-lain. Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah: Internal audit adalah sebuah penilaian yang sistematis dan obyektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; (4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua. Dari uraian diatas dapat diketahui internal audit adalah alat manajemen yang merupakan unsur dari pengawasan intern yang fungsi utamanya adalah mengukur dan menilai unsur pengendalian lainnya dalam perusahaan. Personilnya disebut internal auditor yang bertugas untuk membantu semua anggota manajemen dalam tugasnya untuk memberikan analisa, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diteliti. Oleh karena itu internal auditor harus memperhatikan semua tahapan dari kegiatan perusahaan dimana ia memberikan jasanya. Internal auditor bekerjasama secara aktif dan terus menerus sepanjang operasi perusahaan dan memberikan penilaian

konstruktif mengenai dasar dasar kebijaksanaan serta keaktifan unsur unsur pengawasan. Untuk menjamin hasil kerja bagian ini, maka perlu diperhatikan kualifikasi yang baik dari pegawai bagian internal audit yang ada. Disamping itu internal auditor juga harus menguasai disiplin ilmu lain disamping ilmu auditing sendiri, karena sebagai internal auditor perusahaan, ia harus tanggap terhadap lingkungan auditnya, dimana ia adalah pemberi informasi yang tepat dan objektif untuk pengambilan keputusan bagi manajemen. 2.2 Norma Praktek Internal Audit Menurut Tugiman (2006:16) norma praktik internal auditing adalah sebagai berikut: (1) independensi, (2) kemampuan profesional,(3) lingkup pekerjaan, (4) pelaksanaan kegiatan pemeriksaan, (5) manajemen bagian internal audit. 2.2.1 Independensi Dalam melaksanakan kegiatan pemeriksaan, independensi memungkinkan auditor internal untuk melakukan pekerjaan audit secara bebas dan objektif. Hal ini dapat tercapai apabila audit internal diberikan status dan kedudukan yang jelas (Hiro Tugiman, 2006:20), seperti yang dikemukakan Hiro Tugiman (2006:20), sebagai berikut : Para auditor internal dianggap mandiri apabila dapat melaksanakan pekerjaannya secara bebas dan objektif. Kemandirian para pemeriksa internal dapat memberikan penilaian yang tidak memihak dan tanpa prasangka, hal mana sangat diperlukan atau penting bagi pemeriksaan sebagaimana mestinya. Hal ini dapat diperoleh melalui status organisasi dan sikap objektif pada auditor internal.

Independensi menurut Hiro Tugiman (2006:20) menyangkut 2 (dua) aspek, yaitu: 1. Status organisasi Status organisasi unit audit internal haruslah memberikan keleluasaan untuk mengetahui atau menyelesaikan tanggung jawab pemeriksaan yang diberikan. Audit internal haruslah memperoleh dukungan dari manajemen senior dan dewan, sehingga mereka akan mendapatkan kerja sama dari pihak yang diperiksa dan dapat menyelesaikan pekerjaannya secara bebas dari berbagai campur tangan pihak lain. 2. Objektivitas Merupakan sikap mental independen yang harus dimiliki oleh auditor internal dalam melaksanakan suatu pemeriksaan. Auditor internal ini tidak boleh menempatkan penilaian yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan penilaian yang dilakukaan oleh pihak lain. Dengan kata lain penilaian tidak boleh berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh pihak lain. Sikap objektif auditor internal mengharuskan pelaksanaan pemeriksaan dengan suatu cara, sehingga mereka akan yakin dengan hasil pemeriksaan yang telah dilaksanakan dan tidak akan membuat penilaian dengan kualitias yang tidak benar atau meragukan. Auditor internal tidak boleh ditempatkan dalam keadaan yang membuat mereka tidak dapat membuat penilaian yang objektif dan profesional. 2.2.2 Kemampuan Profesional Menurut Hiro Tugiman (2006:27) kemampuan profesional adalah sebagai berikut :

Kemampuan profesional merupakan tanggung jawab bagian audit internal dan setiap auditor internal. Pimpinan audit internal dalam setiap pemeriksaan haruslah menugaskan orang-orang secara bersama atau keseluruhan memiliki pengetahuan, kemampuan, dan berbagai disiplin ilmu yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan secara tepat dan pantas. Menurut Hiro Tugiman (2006:27) cakupan kemampuan profesional, yaitu: 1. Bagian Audit Internal, harus : a) Memberikan jaminan atau kepastian teknis dan latar belakang pendidikan para pemeriksa internal telah sesuai dengan pemeriksaaan yang akan dilaksanakan. b) Memiliki pengetahuan, kecakapan, dan berbagai disiplin ilmu yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab pemeriksaan. c) Memberikan kepastian bahwa pelaksanaan pemeriksaan internal akan diawasi sebagaimana mestinya. 2. Auditor Internal harus : a) Mengetahui standar profesional dalam melakukan pemeriksaan. b) Memiliki pengetahuan, kecakapan, dan berbagai disiplin ilmu yang penting dalam pelaksanaan pemeriksaan. c) Memiliki kemampuan untuk menghadapi orang lain dan berkomunikasi secara efektif. d) Meningkatkan kemampuan teknisnya melalui pendidikan yang berkelanjutan. e) Melaksanakan ketelitian profesional yang sepantasnya dalam melakukan pemeriksaan. 2.2.3 Lingkup Pekerjaan Ruang lingkup pekerjaan menurut Hiro Tugiman, (2006:41) ialah ruang lingkup pekerjaan audit internal meliputi pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan dan keefektifan sistem pengendalian internal yang dimiliki oleh perusahaan dan kualitas pelaksanaan tanggung jawab.

Lingkup pekerjaan pemeriksa internal harus meliputi pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan serta efektivitas sistem pengendalian internal yang dimiliki organisasi dan kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan. 1. Keandalan Informasi Pemeriksa internal haruslah memeriksa keandalan (reliabilitas dan integritas) informasi keuangan dan pelaksanaan pekerjaan dan cara-cara yang dipergunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasi, dan melaporkan suatu informasi tersebut. 2. Kesesuaian dengan kebijaksanaan, rencana, prosedur, dan peraturan perundangundangan Pemeriksa internal haruslah memeriksa sistem yang telah ditetapkan untuk meyakinkan apakah sistem tersebut telah sesuai dengan kebijaksanaan, rencana, prosedur, hokum, dan peraturan yang memiliki akibat penting terhadap pekerjaan-pekerjaan atau operasi-operasi, laporan-laporan serta harus menentukan apakah organisasi telah memenuhi hal-hal tersebut 3. Perlindungan terhadap harta Pemeriksa internal haruslah memeriksa alat atau cara yang dipergunakan untuk melindungi harta atau aktiva, dan bila dipandang perlu, memverifikasi keberadaan berbagai harta organisasi. 4. Penggunaan sumber daya secara ekonomis dan efisien Pemeriksa internal harus menilai keekonomisan dan efisiensi penggunaan sumber yang ada.

5. Pencapaian tujuan Pemeriksa internal haruslah menilai pekerjaan, operasi, atau program untuk menentukan apakah hasil-hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dan apakah suatu pekerjaan, operasi, atau program telah dijalankan secara tepat dan sesuai dengan rencana. 2.2.4 Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan dinyatakan oleh Hiro Tugiman (2006:53) ialah Kegiatan pemeriksaan harus meliputi perencanaan pemeriksaan, pengujian dan pengevaluasian informasi, pemberitahuan hasil dan menindaklanjuti (follow up). Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan menurut Hiro Tugiman (2006:53), dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Perencanaan Pemeriksaan Perencanaan pemeriksaan internal harus didokumentasikan dan harus meliputi : a) Penetapan tujuan pemeriksaan dan lingkup pekerjaan. b) Memperoleh informasi dasar (background information) tentang kegiatan yang akan diaudit. c) Penentuan berbagai tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan. d) Pemberitahuan kepada para pihak yang dipandang perlu. e) Melaksanakan survei secara tepat untuk lebih mengenali kegiata yang diperlukan, risiko-risiko, dan pengawasan-pengawasan, untuk mengidentifikasi area yang ditekankan dalam pemeriksaan, serta untuk memperoleh berbagai ulasan dan sasaran dari pihak yang akan diperiksa.

f) Penulisan program pemeriksaan. g) Menentukan bagaimana, kapan, dan kepada siapa hasil-hasil pemeriksaan akan disampaikan. h) Memperoleh persetujuan bagi rencana kerja pemeriksaan. 2. Pengujian dan Pengevaluasian Informasi Internal auditor haruslah mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan membuktikan kebenaran informasi untuk mendukung hasil pemeriksaan. Proses pengujian dan pcngevaluasian informasi adalah sebagai berikut: a) Semua informasi yang berhubungan dengan tujuan audit dan ruang lingkup kerja harus dikumpulkan b) Informasi haruslah mencukupi, kompeten, relevan dan berguna untuk membuat dasar yang logis bagi temuan pemeriksaan dan rekomendasi. c) Prosedur pemeriksaan, teknik pengujian dan penarikan contoh yang dipergunakan, harus terlebih dahulu diseleksi bila mcmungkinkan dan diperluas atau diubah bila keadaan menghendaki dcmikian. d) Proses pengumpulan, analisis, penafsiran, dan pembuktian kebenaran informasi haruslah diawasi untuk memberikan kcpastian bahwa sikap objektif auditor tcrus dijaga dan sasaran permeriksaan dapat dicapai. e) Kertas kerja audit adalah dokumen pemeriksaan yang harus dibuat oleh auditor dan ditinjau atau ditelaah oleh manajemen bagian audit internal. Kertas kerja ini harus mencantumkan berbagai informasi yang diperoleh dan

dianalisis yang dibuat serta harus mendukung dasar temuan pemeriksaan dan rekomendasi yang akan dilaporkan. 3. Pencapaian Hasil Pemeriksaan Internal auditor harus melaporkan hasil pcmeriksaan yang dilakukannya. a) Laporan tertulis yang ditandatangani haruslah dikeluarkan setelah pengujian terhadap pemeriksaan (audit examination) selesai dilakukan. Laporan sementara dapat dibuat secara tertulis atau lisan dan diserahkan secara formal atau informal. b) Internal auditor harus terlebih dahulu mendiskusikan berbagai kesimpulan dan rekomendasi dengan tingkatan manajemen yang tepat, sebelum mengeluarkan laporan akhir. c) Suatu laporan haruslah objektif, jelas, singkat, konstruktif dan lepat waktu. d) Laporan haruslah mengemukakan tentang maksud, lingkup, dan hasil pelaksanaan audit, dan bila dipandang perlu, laporan harus pula berisikan pernyataan tentang pendapat auditor. e) Laporan dapat mencantumkan berbagai rekomendasi bagi berbagai perkembangan yang mungkin dicapai, pengakuan terhadap kegiatan yang dilaksanakan secara meluas dan tindakan korektif. f) Pandangan dari pihak auditee tentang berbagai kesimpulan atau rekomendasi dapat pula dicantumkan dalam laporan audit. g) Pimpinan audit internal atau staf yang ditunjuk harus mereview dan menyetujui laporan pemeriksaan akhir, sebelum laporan tersebut

dikeluarkan, dan menentukan kepada siapa laporan tersebut akan disampaikan. 4. Tindak Lanjut Hasil Audit Internal auditor harus terus meninjau dan melakukan tindak lanjut (follow up) untuk memastikan bahwa terhadap temuan audit yang dilaporkan telah dilakukan tindakan yang tepat. 2.2.5 Manajemen Bagian Internal Audit Manajemen bagian audit internal dinyatakan Tugiman (2006:79) bahwa pimpinan audit internal harus mengelola bagian audit internal secara tepat. Pimpinan audit internal bertanggung jawab mengelola bagian audit internal, sehingga : 1. Pekerjaan pemeriksaan memenuhi tujuan umum dan tanggung jawab yang disetujui oleh manajemen senior dan diterima oleh dewan 2. Sumber daya bagian audit internal digunakan secara efisien dan efektif. Pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan dilakukan sesuai dengan standar profesi. Pimpinan audit internal harus : 1. Memiliki pernyataan tentang tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab untuk bagian audit internal. 2. Menetapkan rencana bagi pelaksanaan tanggung jawab bagian audit internal 3. Membuat berbagai kebijakan dan prosedur secara tertulis sebagai pedoman bagi staf auditor. 4. Menetapkan suatu program untuk menyeleksi dan mengembangkan sumber daya manusia pada bagian audit internal.

5. Mengkoordinasikan usaha atau kegiatan audit internal dengan auditor eksternal. 6. Menetapkan dan mengembangkan program pengendalian mutu untuk mengevaluasi berbagai kegiatan dari bagian audit internal. Dengan demikian dapat penulis jelaskan bahwa pimpinan audit internal harus mengelola bagian audit internal dengan tepat dan baik, selain itu pimpinan audit internal bertanggung jawab mengelola bagian audit internal. 2.3 Pengendalian Internal Menurut Alvin A. Arens (2008:370): Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan sasarannya. Kebijakan dan prosedur ini sering kali disebut pengendalian, dan secara kolektif membentuk pengendalian internal entitas tersebut. Pengendalian internal menurut Committee of Sponsoring Organizations (COSO:2001) adalah: Suatu proses yang dijalankan oleh top manajemen sampai staf operasional, yang dirancang untuk memberikan jaminan yang reasonable akan tercapainya tujuan organisasi dalam tiga kategori, yaitu: 1. Keandalan laporan keuangan 2. Efektivitas dan efisiensi operasi 3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. 2.3.1 Komponen Pengendalian Internal Arens (2008:375) menyatakan bahwa:

Internal Control-Integrated Framework yang dikeluarkan Committee of Sponsoring Organizations (COSO), yaitu kerangka kerja pengendalian internal yang paling luas diterima di Amerika Serikat, menguraikan lima komponen pengendalian yang dirancang dan diimplementasikan oleh manajemen untuk memberikan kepastian yang layak bahwa tujuan pengendaliannya akan tercapai. Komponen pengendalian internal Committee of Sponsoring Organizations (COSO:2001) terdiri dari lima komponen yaitu: 1. Lingkungan pengendalian 2. Penilaian resiko 3. Aktivitas pengendalian 4. Informasi dan komunikasi 5. Pemantasan atau monitoring 2.4 Pengertian Aset Tetap Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 revisi tahun 2007 menyatakan bahwa Aset tetap adalah asset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administrative, dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Menurut Warren, et al. (2008:207) menyatakan bahwa Aset tetap (fixed assets) merupakan asset jangka panjang atau asset yang relative permanen. Mereka merupakan asset berwujud (tangiable assets) karena terlihat secara fisik. Asset tersebut dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian operasi normal.

2.5 Penelitian Terdahulu Penelitian yang ada hubungannya dengan masalah Internal Audit sudah pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu, yaitu: 1. Aristanti Widyaningsih (2010) Penelitian ini meneliti tentang pengaruh audit internal terhadap efektivitas pengendalian intern biaya produksi pada unit Satuan Pengawasan Intern (SPI) pada PT Dirgantara Indonesia (Persero) Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dari hasil perhitungan di atas, daya determinasi variabel X terhadap variabel Y adalah sebesar 59,00%. Nilai tersebut menunjukan bahwa variabel X memberikan pengaruh sebesar 59,00% terhadap variabel Y, ini berarti bahwa audit internal mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap efektivitas pengendalian intern biaya produksi. Sedangkan sisanya sebesar 41,00% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi efektivitas pengendalian intern biaya produksi pada PT Dirgantara Indonesia yaitu Sistem Informasi Akuntansi/Manajemen (SIA/SIM) dan anggaran biaya produksi. Perbedaan antara penulis dengan Aristanti Widyaningsih (2010) terlihat pada variabel independen yaitu efektivitas pengendalian intern biaya produksi. 2. R. Ait Novatiani dan Anisa Ajeng Yulyanti (2011) Penelitian ini meneliti tentang pengaruh internal audit terhadap efektivitas pengendalian internal asset (studi kasus pada Lima BUMN di Bandung). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa variabel internal audit (X) memberikan pengaruh sebesar 56,70% terhadap pengendalian internal aset tetap (Y) sedangkan sisanya 43,30% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Perbedaan antara penulis dengan R. Ait Novatiani dan Anisa Ajeng Yulyanti (2011) yaitu pada objek penelitian dan tahun penelitian. 3. Eka Noviana Sari (2013) Penelitian ini meneliti tentang pengaruh audit internal terhadap kinerja keuangan perbankan (Studi Kasus Pada Perbankan Di Kota Gorontalo). Hasil pengujian secara statistika terhadap model regresi menunjukkan Hasil yang signifikan pada tingkat kepercayaan 95%. Adapun besar pengaruh audit internal terhadap kinerja keuangan adalah sebesar 21,4%. Dari hasil ini terlihat bahwa meskipun audit internal mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan namun besar pengaruhnya relatif masih rendah. Sedangkan pengaruh variabel lain terhadap kinerja keuangan mencapai 78,6%. Faktor lain yang mempengaruhi kinerja keuangan perbankan tersebut antara lain audit opersional, komite audit, pengendalian internal, sumber daya manusia yang dimiliki, kebijakan internal perusahaan, dll. Karena masih dominanannya pengaruh faktor lain, maka untuk peningkatan pelaporan kinerja keuangan dimasa mendatang perlu dilakukan perbaikan terhadap faktor lain tersebut. Perbedaan antara penulis dengan Eka

Noviana Sari (2013) yaitu pada variable independennya yaitu kinerja keuangan perbankan. 4. Mohammad Taufan Supadrijono (2013) Penelitian ini meneliti tentang pengaruh pengaruh audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal piutang usaha pada PT. Telekomunikasi Indonesia DIVRE II. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi Rank Spearman, maka hubungan antara audit internal dengan pengendalian internal piutang usaha dapat dikatakan kuat. Hasil uji hipotesis dapat dilihat bahwa t hitung = 4,38 lebih besar dari ttabel = 2,048. Ini berarti Ho ditolak dan Ha gagal ditolak, maka audit internal berperan terhadap pengendalian internal piutang usaha pada PT. Telekomunikasi Indonesia DIVRE II. Kriteria t hitung berada pada daerah penolakan Ho, sehingga hipotesis yang diajukan penulis yaitu : audit internal yang dilaksanakan dengan memadai akan berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian piutang usaha dapat diterima. Perbedaan antara penulis dengan Mohammad Taufan Supadrijono (2013) adalah pada variable independennya yaitu efektivitas pengendalian internal piutang usaha. 5. Alexander J. Laskowski and Joseph Calvanico (2006) Penelitian ini meneliti tentang pengaruh internal control terhadap asset management program. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan membandingkan setiap variable, yaitu accounting-inventory audit, property

tax, income tax, IT internal control procedure review dan assets management tracking, maka ditemukan solusi terbaik untuk menghemat uang perusahaan melalui manajemen aset yang tepat yaitu dengan variable Assets Tracking. 2.6 Kerangka Konseptual Bagian internal audit membantu pimpinan perusahaan dalam melaksanakan tugasnya dengan baik, sehingga audit perusahaan dapat mencapai tujuannya serta mengevaluasi dan menilai efektivitas dari risiko manajemen, pengendalian dan proses pengelolaan perusahaan. Internal audit harus mempertahankan sikap objektif dan independen, dimana ia harus dipisahkan dari semua fungsi operasional perusahaan. Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan di atas dan untuk memudahkan penelitian, maka penulis menyusun sebuah pemikiran yang lebih jelas seperti pada gambar berikut ini. Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian Variabel Independen (X) Internal Audit Indikator : Independensi. Kemampuan Profesional. Lingkup Pekerjaan. Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan. Manajemen Bagian Internal Audit Variabel Dependen (Y) Pengendalian Internal Aset Tetap Indikator : Lingkungan Pengendalian Penilaian Resiko Aktifitas Pengendalian Informasi & Komunikasi Pemantauan