Pengembangan Model Pembelajaran 3D Display System Berbasis Holografi

dokumen-dokumen yang mirip
Interferometer Fabry Perot : Lapisan optis tipis, holografi.

TEKNOLOGI HOLOGRAFI UNTUK PEMBELAJARAN VIRTUAL PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Beberapan hasil kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian

Teknologi Hologram sebagai Media Pembelajaran di Masa Depan

DASAR-DASAR OPTIKA. Dr. Ida Hamidah, M.Si. Oleh: JPTM FPTK UPI Prodi Pend. IPA SPs UPI

PEMBUATAN HOLOGRAM TRANSMISI

Suasana Perkantoran di Masa Depan

MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS MODEL ASSURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STRUCTURED QUERY LANGUANGE (SQL)

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

3D HOLOGRAM SEBAGAI MEDIA INTERAKTIF PENGENALAN HEWAN PURBAKALA DINOSAURUS

Pengertian dan Perkembangan Konsep Media Pembelajaran serta Teori Belajar yang Melandasinya

DAFTAR ISI. 1. Pendahuluan Analyze Learners Karakteristik Umum Kemampuan Awal Siswa...2

Kegiatan Belajar-4 Perancangan dan Pemanfaatan Media Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suparno Retno Pamungkas, 2014

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVII/Mei 2013 PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

MODEL GERAKAN MEMBACA BERORIENTASI TEMA DI SEKOLAH DASAR

Proses penyimpanan data dalam holographic memory

Pengaruh Desain Pembelajaran Assure Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. hal ini komunikasi sangat diperlukan siswa dalam berinteraksi dengan siswa

ANALISA PEREKAMAN DAN REKONSTRUKSI HOLOGRAFI DIGITAL MIKROSKOPIK PADA KACA PREPARAT MENGGUNAKAN METODE IN-LINE. Mahasiswa Jurusan Fisika 2

BAB II LANDASAN TEORI. pada permukaannya digoreskan garis-garis sejajar dengan jumlah sangat besar.

BAB 1 PENDAHULUAN. perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software), hampir sebagian

Slamet Riyanto 1 dan Fatim Nugrahanti 2 1,2

Perancangan dan pemanfaatan media pembelajaran.

Annisa Ratna Sari MEDIA PEMBELAJARAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan

LAPORAN FISIKA LABORATORIUM OPTOELEKTRONIKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Tepatnya Pada divisi penerimaan dan pembayaran, karena PT SEMEN GRESIK ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBELAJARAN ORGANISASI MAKHLUK HIDUP BERBASIS GAMIFICATION MENGGUNAKAN MOBILE AUGMENTED REALITY

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu lingkungan belajar. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang

Kriptografi Visual Pada Berkas Video

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STARTEGI PEMBELAJARAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KELAYAKAN PERMAINAN TIGER CHEMISTRY SEBAGAI SARANA BERLATIH SISWA (DRILL) PADA MATERI ATOM, ION, DAN MOLEKUL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Animasi berasal dari kata Animation yang ada dalam kata bahasa inggris to

2015 PENGEMBANGAN COURSEWARE MULTIMED IA INTERAKTIF D ENGAN TAHAPAN PEMBELAJARAN 5M PAD A MATERI PENGGOLONGAN D AN TATA NAMA SENYAWA HID ROKARBON

Kompetensi Dasar 1.1 Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang secara umum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar. perantara atau pengantar. Association for Education and Communication

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian Research and Development (R&D) merupakan suatu

FP-39: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN LISTRIK DINAMIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA

P E M B E L A J A R A N

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan, baik metode pembelajaran secara personal, media pembelajaran

PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR

Dunia Nyata atau Maya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam multimedia interaktif adalah suatu media

MEDIA PEMBELAJARAN. Dengan Metode ASSURE

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hasil observasi awal pada tanggal 17 Februari 2016, Lampiran II, hlm. 191

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, fitur dan layanan teknologi komunikasi sudah demikian maju.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KD Standar Kompetensi 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi (TIK), dan lahirnya masyarakat berbasis ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar.

SCANNER OBJEK TIGA DIMENSI DENGAN LASER

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses

VI. KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS

Sifat-sifat gelombang elektromagnetik

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN POWER POINT

PENGARUH APLIKASI MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMA Negeri... Semarang

BAB III METODE PENELITIAN. dan kemudian menguraikannya secara keseluruhan. Data yang digunakan

Desain Teknologi Pembelajaran

Pengembangan Modul Pembelajaran Pengolah Lembar Kerja Excel Berbasis Multimedia

1.6 Sistematika Penulisan Dalam penulisan tugas akhir ini digunakan susunan bab sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tugas Desain Pembelajaran 2 (Materi Konsep dan prinsip desain pembelajaran)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. competitive advantage dalam persaingan bisnis. Penerapan sistem teknologi

RANCANG BANGUN ALAT PERAGA PEMANTULAN DAN PEMBIASAN CAHAYA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR (SD) Jl. Lontar no 1 Semarang, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and

Assure sebagai sebuah model Desain Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Peningkatan Komunikasi Matematik Melalui Model Desain Pembelajaran Assure Berbasis Visual Basic

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. obyek perancangan yang akan dilakukan, yaitu Sekolah Tinggi Teknik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN MEDAN MAGNET UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS MAHASISWA

BAB III METODE PERANCANGAN. ide yang mendasari dilakukannya perancangan tersebut, hingga konsep rancangan

S E M I N A R A S E A N 2 nd PSYCHOLOGY & HUMANITY Psychology Forum UMM, Februari 2016

`PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS SIMULASI PADA STANDAR KOMPETENSI DASAR FOTOGRAFI. Reza Bagus A, I Made Wirawan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era digital seperti sekarang ini

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Abdul Latip, 2015

STMIK GI MDP ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS WEB PADA SMA NEGERI 7 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Pengembangan Model Pembelajaran 3D Display System Berbasis Holografi Citra Kurniawan, S.T., M.M Program Studi Teknik Elektronika Sekolah Tinggi Teknik Malang ABSTRAK Perkembangan teknologi digital mempengaruhi proses pembelajaran bagi setiap tingkatan pendidikan. Kemajuan teknologi pendidikan maupun teknologi pembelajaran menuntut penggunaan media pembelajaran yang berbasis teknologi. Penggunaan teknologi dalam model pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan minat mahasiwa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Minat seseorang untuk mengikuti proses belajar mengajar pada lingkungan pendidikan dipengaruhi oleh cara seorang pengajar dalam mempresentasikan materi pembelajaran. Penggunaan teknologi diharapkan dapat mengembangkan model pembelajaran yang menarik. Model pembelajaran yang dipakai dalam penelitian ini adalah 3D Display System Berbasis Teknologi Holografi. Teknologi 3D Display System adalah sebuah teknologi yang menampilkan bentuk tiga dimensi (3D) ke dalam sebuah media. Proses pembentukan 3D Display System berasal dari bentuk dua dimensi (2D) yang diolah dengan memanfaatkan posisi dan orientasi tampilan bentuk. Holografi adalah teknik rekonstruksi objek yang sebelumnya sudah direkam dan kemudian ditampilkan kembali sebagai sebuah objek gambar yang berubah posisi dan orientasi sistem pandangan sehingga seakan- akan objek yang ditampilkan adalah bentuk refleksi tiga dimensi dari objek asli. Penggunaan teknologi 3D Display System sebagai model pembelajaran adalah bentuk perpaduan teknologi yang mendukung media pembelajaran efektif. Media pembelajaran efektif dikemukakan oleh Heinich, Molenda, dan Russel (1982) dalam bukunya Instructional Media and The New Technologies of Instructions bahwa dalam menyusun suatu model prosedural diperlukan sebuah perencanaan sistematik untuk penggunaan media. Metode tersebut biasanya disebut sebagai metode ASSURE yaitu Analyze, State, Select, Utilize, Response, dan Evaluate.Perencanaan sistematik terdiri dari Analyze Learner, Characteristics, State Objectives, Select, Modify or Design Materials, Utilize Materials, Require Learner Response dan Evaluate. Alasan dilakukan pengembangan media pembelajaran adalah adanya korelasi antara proses belajar aktif dengan minat dan ketertarikan seseorang terhadap bentuk dari media pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Merancang model pembelajaran 3D Display

System berbasis Holografi. (2) Menghasilkan model pembelajaran 3D Display System berbasis Holografi yang dapat digunakan untuk proses belajar mengajar. (3) Meningkatkan minat dan proses belajar aktif dengan media pembelajaran holografi. Dalam proses pengembangannya maka diperoleh sebuah bentuk model pembelajaran holografi dan source materi holografi. Berdasarkan hasil penelitian, pengembangan model pembelajaran holografi, didapatkan kesimpulan sebagai berikut : (1) Model pembelajaran holografi merupakan integrasi teknologi dengan metode pembelajaran. (2) Penggunaan teknologi pada media pembelajaran meningkatkan metode proses belajar aktif. (3) Model pembelajaran holografi memiliki kelebihan jika dibandingkan model pembelajaran konvensional. Kata Kunci : 3D Display System, holografi, model pembelajaran, proses belajar aktif. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi yang begitu cepat mempengaruhi bidang pendidikan. Penggunaan teknologi dalam bidang pendidikan seiring dengan berkembangnya teknologi informasi internet yang menawarkan berbagai banyak hal. Kemajuan teknologi dapat menciptakan perubahan proses belajar mengajar. Proses belajar saat ini banyak dilakukan dengan proses integrasi dengan konten konten digital. Materi pembelajaran dibuat dengan kemasan yang menarik diharapkan dapat meningkatkan proses belajar aktif. Proses belajar aktif sangat dipengaruhi oleh tingkat minat peserta didik terhadap materi pembelajaran. Minat belajar adalah salah satu faktor yang mempengaruhi peserta didik untuk belajar. Minat peserta didik terhadap materi pembelajaran merupakan dorongan kuat untuk belajar dan proses belajar aktif. Oleh karena itu perlu dikembangkan sebuah model pembelajaran yang menarik. Media pembelajaran merupakan hal wajib pada proses pembelajaran. Media pembelajaran membantu pengajar untuk menyampaikan pikiran, infomasi dan materi ilmu kepada peserta didik. Media pembelajaran harus dirancang dengan menyesuaikan minat peserta didik terhadap materi yang diberikan. Media pembelajaran berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik. Ketika media pembelajaran yang disajikan tidak menarik maka secara tidak langsung peserta didik tidak akan memperhatikan setiap materi yang dibawakan. Model pembelajaran yang dikembangkan pada penelitian ini adalah holografi. Media holografi yang digunakan sebagai media pembelajaran berbentuk hologram. Hologram adalah bentuk teknologi yang memanfaakan perbedaan sudut pandang chaya koheren, dimana objek yang kita lihat seakan-akan menjadi

nyata 3D tiga dimensi. Model pembelajaran holografi dibuat dengan menggunakan bentuk piramida sebagai bidang pantul untuk menampilkan gambar hologram. Penerapan teknologi hologram pada media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan minat peserta didik dalam proses belajar aktif. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana merancang model pembelajaran 3D Display System berbasis Holografi (2) Bagaimana bentuk model pembelajaran 3D Display System berbasis Holografi yang dapat digunakan untuk proses belajar mengajar. (3) Bagaimana cara meningkatkan minat dan proses belajar aktif dengan media pembelajaran holografi. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Merancang model pembelajaran 3D Display System berbasis Holografi (2) Menghasilkan model pembelajaran 3D Display System berbasis Holografi yang dapat digunakan untuk proses belajar mengajar. (3) Meningkatkan minat dan proses belajar aktif dengan media pembelajaran holografi. Dalam proses pengembangannya maka diperoleh sebuah bentuk model pembelajaran holografi dan source materi holografi. 1.4 Manfaat Manfaat yang ingin diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Model pembelajaran dapat menyelesaikan permasalahan minat belajar (2) Model pembelajaran berbasis holografi diharapkan menjadi model pembelajaran interaktif yang menarik untuk meningkatkan proses belajar aktif BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah sebuah prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Suparman dan Zuhairi dalam Bambang (2008 : 10), dalam buku Teknologi Pembelajaran, Landaran dan Aplikasinya, menjelaskan bahwa teknologi pembelajaran mempunyai tujuan untuk memecahkan

masalah belajar dan memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Teknologi pembelajaran sebagai perangkat lunak (software technology) yang berbentuk cara-cara yang sistematis dalam memecahkan masalah pembelajaran semakin canggih dan mendapatkan tempat secara luas dalam dunia pendidikan. 2.2 Holografi Holografi adalah sebuah metode yang menghasilkan tiga dimensi (3-D) citra objek. Holografi dalam implementasinya biasanya disebut hologram. Hologram adalah sebuah rekaman perbedaan dua berkas cahaya koheren. Gelombang koheren adalah gelombang-gelombang yang mempunyai beda fase tertentu yang tidak berubah terhadap waktu. Cahaya koheren dalam fase adalah gelombang yang bergetar dan bepergian bersama-sama dalam arah yang sama. Untuk membuat hologram, sinar laser (cahaya koheren) dibagi dalam dua: satu berkas yang tetap tidak terganggu, disebut balok referensi, pemogokan piring fotografi. Sinar kedua, yang disebut berkas objek, pemogokan subjek dan kemudian memantul ke piring. Subjek mengganggu balok kedua menyebabkan dua balok menjadi keluar dari fase. Perbedaan fase yang disebut ini gangguan-adalah apa yang dicatat pada pelat fotografi. Ketika hologram kemudian diterangi dengan cahaya koheren frekuensi yang sama yang menciptakannya, gambar tiga dimensi dari subjek muncul. Hologram menggunakan prinsip-prinsip difraksi dan interferensi, yang merupakan bagian dari fenomena gelombang. Menurut Wikipedia, Hologram adalah produk dari teknologi holografi. Hologram terbentuk dari perpaduan dua sinar cahaya yang koheren dan dalam bentuk mikroskopik. Hologram bertindak sebagai gudang informasi optik. Informasiinformasi optik itu kemudian akan membentuk suatu gambar, pemandangan, atau adegan. Hologram merupakan jelmaan dari gudang informasi (information storage) yang mutakhir. Kelebihan hologram ialah ia mampu menyimpan informasi, yang di dalamnya memuat objek-objek 3 dimensi (3D). Hologram, memiliki karakteristik yang unik. Beberapa diantaranya yaitu: Cahaya, yang sampai ke mata pengamat, yang berasal dari gambar yang direkonstruksi dari sebuah hologram adalah sama dengan yang apabila berasal dariobjek aslinya. Seseorang, dalam melihat gambar hologram, dapat melihat kedalaman, paralaks, dan berbagai perspektif berbeda seperti yang ada pada skema pemandangan yang sebenarnya. Hologram dari suatu objek yang tersebar dapat direkonstruksi dari bagian kecil hologram. jika sebuah hologram pecah berkeping-keping, masing-masing bagian dapat

digunakan untuk mereproduksi lagi keseluruhan gambar. Walau bagaimanapun, penyusutan dari ukuran hologram, dapat menyebabkan penurunan perspektif dari gambar, resolusi, dan tingkat kecerahan dari gambar. Dari sebuah hologram dapat direkonstruksi dua jenis gambar, biasanya gambar nyata (pseudoscopic) dan gambar maya (orthoscopic) Sebuah hologram tabung dapat memberikan pandangan 360 derajat dari objek Lebih dari satu gambar independen yang dapat disimpan dalam satu pelat fotografi yang sama yang dapat dilihat dari satu per satu dalam satu kesempatan. Berikut kelebihan dan kekurangan teknologi hologram : Tabel 1. Kelebihan dan Kekurangan Teknologi Hologram Kelebihan Tampilan 3D hologram mewakili bentuk aslinya. Memberikan simulasi real terhadap materi pembelajaran Media hologram merupakan teknologi pembelajaran baru sehingga dapat menumbukan motivasi peserta didik untuk selalu ingin tahu. Kekurangan Komunikasi cenderung berjalan satu arah, karena kita tidak dapat bertanya dan berinteraksi dengan objek dalam hologram Membutuhkan alatalat pendukung teknologi Teknologi hologram memerlukan integrasi multimedia yang lengkap dan cenderung sedikit rumit. 2.3 Pengembangan Model Pembelajaran Holografi Terhadap Proses Belajar Aktif dengan metode ASSURE Pembelajaran aktif adalah belajar yang memperbanyak aktivitas peserta didik dalam mengakses berbagai informasi dari berbagai sumber, untuk dibahas dalam proses pembelajaran dalam kelas, sehingga memperoleh berbagai pengalaman yang tidak saja menambah pengetahuan, tapi juga kemampuan analisis dan sintesis. Proses pembelajaran aktif merupakan metode belajar. Pembelajaran aktif suatu kegiatan pembelajaran dimana terdapat keterlibatan pelajar dalam melakukan kegiatan dan memikirkan apa yang sedang dilakukan. Pembelajaran aktif secara tidak langsung menganjurkan untuk menciptakan inovasi dalam proses pembelajaran supaya lebih menyenangkan dan mudah diterima. Hal ini harus diperhatikan mengingat cara belajar dan memahami setiap orang berbeda, namun dalam belajar peserta didik harus aktif untuk menggali pengetahuan. Proses pembelajaran aktif ini dilakukan dengan menggunakan teknologi multimedia sebagai materi pada holografi. Proses pengembangan modem pembelajaran holografi dilakukan dengan proses pembuatan model holografi. Pengembangan model mengacu pada metode ASSURE. Media pembelajaran efektif dikemukakan oleh Heinich,

Molenda, dan Russel (1982) dalam bukunya Instructional Media and The New Technologies of Instructions bahwa dalam menyusun suatu model prosedural diperlukan sebuah perencanaan sistematik untuk penggunaan media. Perencanaan sistematik terdiri dari ASSURE : Analyze, State, Select, Utilize, Response, dan Evaluate. Tahapan-Tahapan Perencanaan dan Penggunaan Media Pembelajaran holografi dilakukan dengan meperhatikan metode ASSURE : (1) Analyze (Analisis) Proses merancang penggunaan sebuah media pembelajaran adalah melakukan analisis karakteristik peserta didik. (2) State (Menyatakan) Proses perencanaan penggunaan media pembelajaran adalah menyatakan atau menentukan tujuan pembelajaran apa yang ingin dicapai. (3) Fase 3 : Select (Memilih) Pendidik dapat melakukan tahapan ketiga dengan memilih media pembelajaran apa yang paling cocok dan sekiranya efektif untuk digunakan di kelas. Ini bila tersedia media pembelajaran yang memadai. Bila tidak maka pada tahap ini guru dapat memodifikasi, merancang, hingga mengembangkan sendiri media pembelajaran yang sesuai. (4) Utilyze (Menggunakan) Penggunaa media pembelajaran yang telah dipilih tersebut pada saat pembelajaran berlangsung. (5) Response (Respon) Proses perencanaan dan penggunaan media menurut Heinich dan kawan-kawan ini adalah meminta respon (tanggapan) dari peserta didik tentang media pembelajaran yang telah digunakan selama kegiatan pembelajaran (6) Evaluate (Evaluasi) Setiap pembelajaran selalu harus dievaluasi, termasuk pembelajaran yang menggunakan media tertentu. Pengembangan model pembelajaran holografi dibuat dengan model piramida dengan memanfaatkan pantulan cahaya koheren pada bidang piramida sehingga dihasilkan sebuah tampilan tiga dimensi (3D).

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka pemikiran padaa penelitian ini adalah sebagai berikut : Gambar 1. Bentuk proyeksi cahaya pada piramida hologram Gambar 2. Kerangka pemikiran

3.2 HIPOTESIS Dalam penelitian ini, pengembangan model pembelajaran holografi, didapatkan hipotesis sebagai berikut : (1) Model pembelajaran holografi merupakan integrasi teknologi dengan metode pembelajaran. (2) Penggunaan teknologi pada media pembelajaran meningkatkan metode proses belajar aktif. (3) Model pembelajaran holografi memiliki kelebihan jika dibandingkan model pembelajaran konvensional. BAB IV METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dikembangkan adalah sebagai berikut : 1. Studi Literatur Metode penelitian dengan studi literatur dilakukan dengan mengambil data-data sekunder dari jurnal dan buku yang mendukung penelitian ini. 2. Perancangan dan Pembuatan Alat Perancangan dan pembuatan alat dimulai dengan menyiapkan materi hologram dan pembuatan media paramida hologram 3. Metode Wawancara Proses wawancara dilakukan untuk mengetahui minta peserta didik setelah mendapatkan metode pembelajaran holografi. 4. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi ialah metode pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen dan lain-lain. DAFTAR PUSTAKA Elmorshidy. 2010. Holographic Projection Technology. Journal Of Telecommunications, Volume 2, Issue 2, May 2010. Ghuloum, Husain. 2010. 3D Hologram Technology in Learning Environment. Proceedings of Informing Science & IT Education Conference (InSITE) 2010. Heinich, Molenda, and Russel. 1982. Instructional Technology And Media For Learning. Ohio : Prentice Hall. Keis. 2012. Applications of Digital Holography: From Microscopy to 3D-Television. J. Europ. Opt. Soc. Rap. Public. 7, 12006 (2012). Muhson. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 Tahun 2010, Hlm. 1 10.

Seifi, Fournier, Denis. 2012. Threedimensional reconstruction of particle holograms. Journal of Optical Society of America. Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran. Jakarta :Penerbit Rineka Cipta.