Nilai Sebuah Persahabatan By Tangguh Gumilar A Based on story by Tangguh Gumilar A Mr. Thang Picture Tangguh Gumilar A (09.11.3487) uchihagumilar@yahoo.co.id STMIK AMIKOM YOGYAKARTA North Ring Road Condongcatur, Sleman, Yogyakarta
SCENE 1 INT.SEKOLAH [PLEASEINSERT\PRERENDERUNICODE{ÂĂŞ}INTOPREAMBLE] SIANG HARI Jam menunjukan pukul 2 siang, anak anak sekolah mulai berlarian untuk pulang ke rumahnya masing masing. Kemudian terlihat Nisa yang berlari mengejar Amanda. Amanda, Amanda, tunggu aku sebentar. Amanda sedang berjalan pulang ketika mendengar suara seseorang memanggilnya. Dia menoleh ke belakang. Terlihat Nisa berlari mengejarnya dengan tergopoh-gopoh. Ada apa Nisa?, tanya Amanda keheranan. ( kata Nisa sambil mengangsurkan sebuah tas plastik kepada Amanda) Begini, aku mau mengembalikan ini, Amanda, melihat isi tas plastik tersebut, lalu bertanya. Lho, kenapa dikembalikan, kamu tidak suka sepatu ini ya? Tidak, ee..., maksudku, aku suka sepatu itu. Lantas mengapa sepatu ini kamu kembalikan kepadaku, apakah kamu tidak memerlukannya?, (tanya Amanda menyelidik.) ( suara Nisa terhenti, dia ragu-ragu untuk meneruskannya)
CONTINUED: 2. Sebenarnya aku sangat memerlukan sepatu itu, tapi..., Tapi apa Nisa?, tanya Amanda lagi. INTERCUT WITH/INTERCUT BETWEEN: SCENE 2 INT.RUMAH - SIANG HARI Nisa teringat dengan kejadian kemarin. Ketika itu, dia baru saja pulang dari sekolah. Saat masuk rumah, segera ditemuinya Ibunya yang sedang memasak di dapur. ( sambil berjingkat-jingkat penuh kegirangan Nisa mendatangi Ibunya.) Bu...Bu... lihat Ibunya menengok sebentar ke arah Nisa, kemudian kembali sibuk mengaduk-aduk masakannya di panci. IBU Lihat apanya? Lihat ini dong Bu, bagus sekali kan, kata Nisa sambil mengangkat kaki kirinya, menunjukkan sepatu baru yang sedang dipakainya. IBU Ibunya menengok sekali lagi sambil berkata, Iya, bagus sekali sepatu yang kau pakai. Omong-omong, sepatu itu pinjam dari siapa? Ah Ibu, ini sepatu milikku, (kata Nisa dengan nada gembira.)
CONTINUED: 3. IBU O begitu. Lho, jadi kamu sudah membuka tabunganmu ya...? Memangnya sudah terkumpul banyak uang tabunganmu?, Tidak, uang tabunganku masih utuh di dalam celengan. Sepatu ini aku dapat dari Amanda. Dia yang memberikannya untukku IBU Ah masak sih, kok bisa begitu?, tanya ibunya tidak percaya. Ingat, kamu jangan suka meminta-minta lho pada teman-temanmu, lanjutnya. Tentu tidak dong Bu, sergah Nisa, ceritanya begini: kebetulan Amanda membeli sepatu baru minggu lalu, tapi ternyata sepatu itu kebesaran sedikit. Karena itu Amanda menawarkannya kepadaku. Lantas aku coba, kok pas sekali untukku. Lalu Amanda memberikannya untukku. IBU Wah beruntung sekali kamu Nisa. Apakah ayah dan ibu Amanda mengetahuinya?, tanya ibu Nisa. Tentu saja Bu. Mana berani Amanda memberikannya tanpa sepengetahuan orang tuanya. Mereka baik sekali ya Bu, kata Nisa. IBU Iya. Tapi aku yakin Bapakmu tidak akan suka, kata ibu Nisa sambil tetap memasak. Tidak mungkin dong Bu, kata Amanda yakin, Bapak pasti juga akan gembira. IBU Tunggu saja kalau Bapak pulang nanti, wanti-wanti ibunya.
4. SCENE 3 INT.RUMAH - CONTINUE Benar. Ketika ayahnya pulang ke rumah setelah seharian mengemudi becak, Nisa langsung menyambutnya dengan memamerkan sepatu barunya. Tapi jawaban ayahnya seperti perkiraan ibunya tadi. AYAH Apa? Kau diberi sesuatu lagi oleh temanmu. Cepat kembalikan. Kita sudah menerima pemberian terlalu banyak dari mereka Nisa. Dulu tas dan peralatan tulis-menulis. Bulan lalu seragammu juga diberi oleh ayah Amanda serta uang sekolahmu dilunasinya ketika Bapak tidak punya uang. Sudah tidak terhitung lagi pemberian mereka kepada kita Tapi Pak, Amanda memberikannya dengan ikhlas kepadaku, kata Nisa membela diri. AYAH (kata ayah Nisa dengan sedih.) Betul. Bapak tidak menyangkal ketulusan hati mereka. Tapi ini sudah terlalu banyak. Mereka selalu membantu kita, tapi apa yang bisa kita berikan kepada mereka? Tidak ada, (Nisa mencoba meyakinkan ayahnya.) Mereka tidak mengharapkan balasan dari kita Pak, AYAH Tidak. Pokoknya sepatu tersebut harus dikembalikan segera, jawab ayah Nisa dengan tegas. Dan jangan menerima lagi pemberian mereka. Keluarga Pak Ahmad memang baik sekali, tetapi kita tidak bisa terus-menerus menerima bantuan dari mereka tanpa kita bisa membalasnya. Apa yang bisa kita berikan kepada mereka, mereka itu kaya sekali dan tidak memerlukan sesuatu dari kita yang miskin ini.
CONTINUED: 5. (Nisa mencoba menawar.) Tapi Pak..., AYAH Tidak ada tetapi, ini sudah menjadi keputusan Bapak. Sepatu itu sudah harus dikembalikan besok. Ya Pak, (kata Nisa menyerah) INTERCUT WITH/INTERCUT BETWEEN: SCENE 4 INT.SEKOLAH - CONTINUE Amanda memandang wajah Nisa yang sedih ketika menceritakan alasannya mengembalikan sepatu pemberiannya tersebut. (Amanda mencoba menghibur) Ya sudah, nggak usah sedih. Bagaimana kalau sepatu ini tetap kamu simpan saja, tidak usah bilang ayahmu Tidak bisa. Aku sudah janji pada Bapak untuk mengembalikan sepatu ini, OK. Aku simpankan dulu ya sepatu ini, nanti jika ayahmu sudah tidak marah lagi, kamu boleh mengambilnya lagi ( Nisa sambil memeluk sahabat karibnya itu) Baiklah Amanda, kamu baik sekali. Kamu memang sahabatku yang sejati,
6. SCENE 5 INT.SEKOLAH - PAGI HARI Keesokan harinya, Amanda tidak masuk sekolah. Nisa mencari-cari ke manapun di sekolah tapi Nisa tetap tidak tampak juga. Pada jam pelajaran ketiga Pak Guru memberi pengumuman kepada murid-murid sekelas Nisa. PAK GURU Anak-anak, ada kabar buruk. Pak Ahmad, ayah Amanda mengalami kecelakaan mobil pagi tadi. Beliau terluka parah dan sekarang berada di rumah sakit memerlukan darah yang cukup banyak. Bapak akan segera meminta guru-guru untuk mendonorkan darah bagi Pak Ahmad. Kalian dibolehkan pulang lebih awal. Anak-anak segera berebut keluar kelas untuk pulang. Nisa juga segera keluar ruangan dan berlari menuju ke tempat ayahnya biasa mangkal. Terlihat ayahnya masih duduk di atas becaknya menunggu calon penumpang. Nisa bergegas menemuinya dan menceritakan pengumuman Pak Guru tadi. "Ayah ayah ayah..." AYAH "Loh adapa nak???ko kamu sudah pulang" "Gini yah, tadi pak guru bilang kalo Ayah Amanda kecelakaan mobil, dan sekarang dirawat dirumah sakit" AYAH "Apa??Terus gimana?" "Kata Pak Guru, Ayah Amanda memerlukan banyak sumbangan darah" AYAH "Ooo begitu... ya sudah ayo kita kesana melihat keadaanya"
CONTINUED: 7. "Ayo yah..." Mereka berdua segera menuju ke rumah sakit. SCENE 6 INT.RUMAH SAKIT - PAGI HARI Sesampainya mereka dirumah sakit, mereka langsung menuju ke receptionis untuk bertanya. AYAH "Permisi sus mau tanya..." SUSTER "O iya pak ada yang bisa saya bantu??" AYAH "Saya mau tanya tentang Pak Ahmad dirawat diruang mana ya sus??" SUSTER "Sebentar pak saya cek dulu..." Suster meencari daftar pasien baru di buku pasiennya. Tak lama kemudian suster menemukan daftar Pak Ahmad yang baru tadi pagi mengalami kecelakaan. SUSTER "O ya pak,pak Ahmad yang tadi pagi kecelakaan mobil itu ya??" AYAH "Iya sus bener...!!!" SUSTER "Beliau masih di UGD Pak...Ruangannya dari sini lurus saja, kemudian belok kiri lalu terus setelah itu belok kanan"
CONTINUED: 8. AYAH "Oooo ya,terima kasih sus..." SUSTER "Iya sama - sama" Ayah Nisa dan Nisa langsung bergegas menuju ke ruangan UGD. SCENE 7 INT.DEKAT RUANG UGD Setelah melihat ruang UGD terlihat pula Amanda, Ibunnya dan keluarga yang sedang menunggu di depan UGD. "Amanda!!" "Nisa.." Amanda menghampiri Nisa dan memeluk Nisa serta menangis di pundak Nisa. "Sabar ya nda semua akan berjalan dengan baik..ayah kamu pasti sembuh nda..." AMANNDA "Iya Nis makasih ya udah mau datang kesini..." "Iya,tadi setelah aku tau Ayah kamu kecelakaan, aku langsung ke tempat Ayahku terus ngasih tau keadaan Ayah kamu...kemudian kami bergegas kesini." Tak lama kemudian kerabat Pak Ahmad (Ayah Amanda) yang bernama Pak Yanto mendekati Ayah Nisa. "Ehmmm...Pak. monggoh pak duduk sini.."
CONTINUED: 9. AYAH "O iya pak,terima kasih.." SCENE 8 INT.RUANG TUNGGU UGD Kemudian mereka berdua berbincang - bincang tentang keadaan Ayah Amanda. "Kasihan sekali Ayah Amanda itu...," AYAH "Sebenarnya kejadiaanya gimana pak??" "Tadi, waktu pagi hari seperti biasa beliau berangkat ke kantor,..ketika sedang menyetir, bos kantor nya menelpon. Ketika dia hendak mengangkat telepon, handphone nya tak sengaja jatuh dan dia berusaha mengambilnya. Ketika dia hendak mengambil handphone tersebut dengan tangan satunya ternyata di arah berlawanan ada truck barang yang sedang ngebut. Sekilas Ayah Amanda tak mengamati karena sedang mengambil handphone yang jatuh..ehhh tak lama mobilnya menabrak truck itu..." AYAH "Ohhh begitu ya...malang sekali..." "Sekarang beliau sedang membutuhkan banyak sekali darah. Darah dari keluarga belum cukup juga, karena darah yang dikeluarkan Ayah Amanda begitu banyak" AYAH "Kalo boleh tau golongan darahnya apa ya??"
CONTINUED: 10. "Golongan darahnya O pak..." AYAH "Ooo kebetulan sekali golongan darah saya juga O pak... klo begitu saya akan turut menyumbang darah sya untuk Ayah Amanda..." "O Alhamdulillah,terima kasih banyak pak..." AYAH "Ah...jangan sungkan pak...kita semua ini kan saudara...lagi pula Ayah Amanda sudah banyak membantu keluarga saya.." "Ayo pak kita keruangan PMI" Setelah itu, Pak Yanto menunjukkan jalan ke ruang PMI untuk donor darah. Setelah darahnya diambil, terlihat para guru sekolah Amanda berdatangan dan sebagian mendonorkan darahnya. SCENE 9 INT.RUANG PMI - CONTINUE Terlihat suster sudah menyiapkan peralatan untuk pengambilan darah. AYAH "Sus saya mau menyumbangkan darah buat Pak Ahmad..." SUSTER "O iya duduk dulu pak..." Tak lama kemudian suster mengambil darahnya. Setelah itu Ayah Nisa bergegas keluar dan diluar nampak Pak Yanto yang sedang menunggunya. Dan tak lam rombongan guru - guru juga ada yang mendonorkan darahnya.
CONTINUED: 11. "Oooo sudah pak??" AYAH "Ooo iya sudah.." "Terima kasih banyak pak..." AYAH "Iya sama - sama. Kalau begitu saya pamit pulang dulu. Nanti klo sudah sadar saya akan datang lagi kemari..." Kemudian Ayah Nisa memanggil Nisa dan kemudian pulang. SCENE 10 EXT.JALAN KE RUMAH - SIANG HARI Saat di jalan pulang terlihat Nisa dan Ayahnya sedang mengobrol. "Ayah tadi dari mana sama Pak Yanto..???" AYAH "Oo itu...ayah habis dari ruang PMI. Tadi ayah mendonorkan darah buat Ayah Amanda" "Ooo iya kah??" "Iya..." AYAH SCENE 11 INT.RUMAH - PAGI HARI Tiba - tiba Nisa lari dan menemui Ayahnya yang akan berangkat kerja untuk memberitahukan keaadaan ayyah amanda yang sudah sadar.
CONTINUED: 12. "Ayah ayah..." AYAH "Kenapa Nis???" "Tadi Toni bilang kalau Ayahnya Amanda sudah sadar yah..." AYAH "Oo benarkah??? Alhamdulillah ya sesuatu..." "Iya yah sesuatu banget...nanti kita kesana ya yah njenguk Ayah Amanda..." AYAH "Iya,habis kamu pulang sekolah kita kesana" "OK..." Siang harinya sesudah Nisa pulang sekolah mereka berdua pergi ke Rumah sakit untuk menjenguk Ayah Amanda. SCENE 12 INT.RUMAH SAKIT - SIANG HARI Sesampainya di rumah sakit mereka berdua langsung menuju ke ruang Pak Ahmad dirawat. AYAH "Assalamualaikum..." AYAH DAN "Waalaikumsalam..." AYAH "Ooooo Nisa sama Ayahnya ya..." "Iya pak..."
CONTINUED: 13. AYAH "Bagaimana keadaannya Pak????apa sudah baikan???" AYAH Alhamdulillah, sudah mendingan,terima kasih banyak, Pak Arif... Berkat bantuan Pak Arif, saya bisa pulih kembali seperti sediakala. AYAH Ah tidak Pak, semua itu karena Allah yang sudah memberikan kesembuhan.. Lagi pula itu memang sudah kewajiban saya untuk membantu sesama. Apalagi kan selama ini keluarga Pak Ahmad sudah sangat sering membantu kami, tanpa kami mampu membalasnya. AYAH Pak Arif tidak perlu memikirkan untuk membalasnya. Kami melakukan semuanya selama ini dengan ikhlas. Nisa kan teman Amanda yang paling akrab dan sering membantu Amanda dalam belajar dan mengerjakan tugas-tugasnya. Saya kira itu sudah cukup. Karena itu terima kasih Pak Arif telah menyelamatkan nyawa saya, kata ayah Amanda sambil tersenyum. AYAH Sama-sama Pak, kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang tak terhitungkan selama ini Nisa dan Amanda saling berpandangan dengan gembira mendengar percakapan kedua orang tua mereka. Kalau begitu, boleh kan saya memberikan sepatu saya kepada Nisa AYAH Tentu saja, tentu saja Amanda. Begitu kan Pak Arif. Ini sebagai ungkapan terima kasih kami, kata ayah Amanda cepat-cepat.
CONTINUED: 14. AYAH Baiklah, jawab ayah Nisa tidak mampu menolaknya. DAN Horeeeeeeeeee, teriak Amanda dan Nisa bersama-sama sambil melompat-lompat gembira. AYAH DAN AYAH Ha...ha...ha..., Ayah Amanda dan Ayah Nisa tertawa berderai melihat kelakuan kedua anak itu.