ARTIKEL OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
memerintahkan untuk merancang Banjarbaru sebagai alternatif ibukota Provinsi Kalimantan Selatan.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Temuan penelitian menggambarkan bahwa kondisi objektif implementasi

BAB I PENDAHULUAN. berkebutuhan khusus. Permasalahan pendidikan sebenarnya sudah lama

SOSIALISASI PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSIF NUFA (Nurul Falah) Bekasi, 22 Juni PSG Bekasi

I. PENDAHULUAN. dan berjalan sepanjang perjalanan umat manusia. Hal ini mengambarkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INOVASI MODEL PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH DASAR OLEH AGUNG HASTOMO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 24 TAHUN

INOVASI MODEL PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH DASAR Oleh AGUNG HASTOMO

BAB I PENDAHULUAN. Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) membutuhkan fasilitas tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. untuk semua (Education For All) yang berarti pendidikan tanpa memandang batas

BAB I PENDAHULUAN. orang termasuk anak berkebutuhan khusus, hal ini dapat pula diartikan sebagai

PELAKSANAAN PENDIDIKAN INKLUSI DI KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU TAHUN Oleh

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF SDN No MEDAN MARELAN

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

MENUJU SEKOLAH INKLUSI BERSAMA SI GURUKU SMART

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan. dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH INKLUSI

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pancasila, dan dituntut untuk menjunjung tinggi norma Bhinneka Tuggal Ika,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu ;

PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI PESERTA DIDIK YANG MEMILIKI KELAINAN DAN MEMILIKI POTENSI KECERDASAN DAN/ATAU BAKAT ISTIMEWA

BAB I PENDAHULUAN. kuat, dalam bentuk landasar filosofis, landasan yuridis dan landasan empiris.

BAB V PENUTUP. kurikulum di sekolah inklusi antara SMP Negeri 29 Surabaya dan SMP Negeri. 3 Krian Sidoarjo. Dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian ini dilakukan untuk memformulasikan kompetensi GPK dalam

KAJIAN PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL KOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN Oleh M. MUHAMAD RUSMIN NURYADIN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH NOMOR : 10/D/KR/2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2009

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Balai Lelang PT. TRIAGUNG LUMINTU

BUPATI CIAMIS PROVISI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG. PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF Dl KABUPATEN CIAMIS

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF KABUPATEN BANYUWANGI

Bab 5: 5.1 AREA BERESIKO SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan No. 002/U/1986, pemerintah telah merintis

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan penegasan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk menjamin

SISTEM JARINGAN PENGIMBAS TERIMBAS DALAM MENGOPTIMALKAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI TAHUN 2016

PERKEMBANGAN KOTA BANJARMASIN MENUJU

WALIKOTA PROBOLINGGO

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan segala aktifitas di berbagai bidang. Sesuai dengan UUD 1945

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GURU PEMBIMBING KHUSUS (GPK): PILAR PENDIDIKAN INKLUSI

BAB I PENDAHULUAN. manusia, tidak terkecuali bagi anak luar biasa atau anak berkebutuhan khusus.

PENGUATAN EKOSISTEM PENDIDIKAN MELALUI BATOBO SEBAGAI OPTIMALISASI PENDIDIKAN INKLUSI DI PAUD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan bernegara, ada yang namanya hak dan kewajiban warga

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk memperoleh pelayanan pendidikan. Hak untuk. termasuk anak yang memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus.

BIODATA DOSEN IDENTITAS DIRI

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi diantara umat manusia itu sendiri (UNESCO. Guidelines for

BAB I PENDAHULUAN. dengan jalan merubah cara pandang dalam memahami dan menyadari. memperoleh perlakuan yang layak dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. inklusif menjamin akses dan kualitas. Satu tujuan utama inklusif adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kesiapan Guru dalam Pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun di Sekolah Inklusi

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI SEKOLAH DASAR TAMAN MUDA IBU PAWIYATAN YOGYAKARTA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya yang bertanggung jawab terhadap Pendidikan siswa siswi yang berada

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelayanan pendidikan di sekolah terdekat.

PERAN GPK DALAM PELAYANAN SISWA ABK DI SEKOLAH INKLUSI PASCA DEKLARASIKAN PROVINSI BALI SEBAGAI PENYELENGARA PENDIDIKAN INKLUSI


SURAT EDARAN. Banjarbaru, 17 Mei 2017

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 116 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI

BAB I. sosialnya sehingga mereka dapat hidup dalam lingkungan sekitarnya. Melalui

DATA, PROGRAM, DAN KEGIATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO KUALA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA PAREPARE

SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ARTIKEL PELAN TAPI PASTI MELAYANI PENDIDIKAN INKLUSIF TIADA HENTI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Penyelenggaraan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, sehingga dapat memfungsikan diri sesuai dengan kebutuhan

1 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Pertama Negeri (SMPN) inklusif di Kota Yogyakarta, tema ini penting

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

EVALUASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD NEGERI BANGUNREJO 2 YOGYAKARTA SKRIPSI

Laporan TELAH MENGIKUTI KEGIATAN WORKSHOP PENINGKATAN MUTU LAYANAN PKLK TINGKAT PROPINSI sd. 14 Oktober 2016 di Palangka Raya

PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SMA NEGERI 2 KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018

BAB 1 PENDAHULUAN. merealisasikan hak-hak asasi manusia lainnya. Pendidikan mempunyai peranan

PERSEPSI GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TENTANG KURIKULUM DAN PEMBELAJARANNYA DI SEKOLAH INKLUSI SD AL FIRDAUS SURAKARTA (STUDI KASUS)

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan dan strategi agar sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Mohammad Effendi. Pengantar Pdikopedagogik Anak Berkelainan.(Jakarta: Bumi Aksara. 2006). hlm 1

PANDUAN HIBAH INOVASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS DI PERGURUAN TINGGI TAHUN 2018

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

P 37 Analisis Proses Pembelajaran Matematika Pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Tunanetra Kelas X Inklusi SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU ( PPDB ) TINGKAT SMP KOTA BANJARMASIN TAHUN PELAJARAN 2017/2018

MEMBENTUK SUMDER DAYA MANUSIA BERKUALITAS MELALUI LEADER CLASS

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkecuali bagi anak luar biasa atau anak berkebutuhan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. harus dapat merasakan upaya pemerintah ini, dengan tidak memandang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan, sekolah dasar (SD) merupakan salah satu jenjang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. istilah ini dikenal Cerdas Istimewa adalah bentuk alternatif pelayanan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya

Transkripsi:

ARTIKEL OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN OLEH FAIZAH ABDIAH, S.Pd

OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA BANJARBARU PENGANTAR Sesuai dengan isi Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka dari itu setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang sama tanpa diskriminasi. Termasuk bagi warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental dan sosial. Dengan adanya pendidikan inklusif diharapkan dapat memberikan layanan pendidikan dalam upaya pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan. Pendidikan inklusif secara falsafah adalah pendidikan yang dapat mengakomodasi semua peserta didik sesuai dengan kebutuhannya. Pendidikan yang memberikan layanan terhadap semua pesesrta didik tanpa mendiskriminasikan konsidi fisik, mental, intelektual, sosial, emosi dan sebagainya. Semua peserta didik belajar bersama-sama dalam satu lingkungan yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing peserta didik. Implementasi konsep dan system pendidikan inklusif merupakan kebijakan strategis dalamupaya menjawab tuntutan perluasan akses dan peningkatan mutu pendidikan yang holistik. Menciptakan lingkungan pendidikan inklusif yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam mengembangkan potensinya adalah mutlak dilakukan. Baik dalam bentuk lingkungan fisik (sarana dan prasarana) dan non fisik (program/kegiatan/kurikulum) harus aksesibilitas. Sekolah beserta komponennya harus memiliki pemahaman dan komitmen yang sama tentang penyelenggaraan pendidikan inklusif yang dilaksanakan. MASALAH Kalimantan Selatan dinyatakan sebagai provinsi pelopor pendidikan inklusif pada tahun 2012. Sejalan dengan pernyataan sebagai provinsi pelopor inklusif maka penyelenggaraan pendidikan inkusif di Kota dan kabupaten di pacu perkembangannya. Penyelenggaraan pendidikan inklusif di Kota Banjarbaru terlaksana dari tahun 2013. Berdasarkan Surat Keputusan Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru tentang Penunjukan Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif Kota

Banjarbaru, terdapat sebanyak 11 Sekolah Dasar dan 5 Sekolah Menengah Pertama. Data Sekolah Inklusif Kota Banjarbaru N O NAMA SEKOLAH NSS ALAMAT 1 SDN 2 KOMET 101150110001 Jl. Mawar No 2. Banjarbaru 2 SDN 3 CEMPAKA 101150130005 Jl. Mistar Cokrokusumo Cempaka 3 SDN 1 GUNTUNG PAYUNG 101150120008 Jl. Bina Putra Guntung Payung 4 SDN 1 LANDASAN ULIN Jl. A. Yani Km 21. Landasan 101156120005 BARAT Ulin Jl. Beringin no 69 RT 28 RW 5 SDN 1 SUNGAI BESAR 101150110010 05. Simpang Empat. Banjarbaru 6 Jl. Karamunting no 6. SDN 1 GUNTUNG 101151001003 Kelurahan Guntung Paikat. PAIKAT Kec. Banjarbaru Selatan 7 Jl. Peramuan Belakang Makam SDN 1 LANDASAN ULIN 101150120002 Syuhada Haji. Landasan Ulin TIMUR Timur. Banjarbaru 8 SDN 1 LOKTABAT Jl. Ahmad Yani km 32,5 No. 03. 10115011002 UTARA Loktabat. Banjarbaru 9 SDN 3 SUNGAI BESAR 1011501110033 Jl. Sagitarius Banjarbaru 10 SDN BANGKAL 1 101151003007 JL. Mistar Cokrokusumo - Cempaka 11 SDN 5 SUNGAI ULIN 101150110026 JL. PM Noor. Komplek Barata. Sungai Ulin. Banjarbaru Utara. 12 SMPN 3 BANJARBARU 201150113037 Jl. Mistar Cokrokusumo Cempaka 13 SMPN 4 BANJARBARU 201150112038 Jl. Peramuan RT 10 RW 11. Landasan Ulin Tengah. NO SK PENYELENGGARA INKLUSIF No 080 Tahun 2013 No 081 Tahun 2013 No 081 Tahun 2013 No 081 Tahun 2013 No 012 Tahun 2014 No 152 Tahun No 152 Tahun No 152 Tahun No 152 Tahun No 081 Tahun 2013 No 012 Tahun 2014 Tanggal 23 Januari 2014 No 152 Tahun No 012 Tahun 2014 Tanggal 23 Januari 2014 No 152 Tahun

14 SMPN 5 BANJARBARU 201151002054 15 SMPN 14 BANJARBARU 201156102014 16 SMPN 10 BANJARBARU 201151012071 Jl. RO Ulin KM 33 Loktabat Selatan Banjarbaru Selatan Jl. Trikora RT 32 RW 05 Kel. Guntung Manggis Kec. Landasan Ulin. Banjarbaru Jl. Sejahtera no 01 RT 11 RW 9 km 19.200. Liang Anggang. Banjarbaru No 080 Tahun 2013 No 152 Tahun Perhatian dan komitmen pemerintah daerah terhadap pendidikan inklusif semakin tumbuh, hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dari tahun 2013 sampai tahun. Peningkatan jumlah sekolah penyelenggara pendidikan inklusif menimbulkan tantangan dan permasalahan baru bagi pemerintah daerah. Dengan bertambahnya jumlah sekolah penyelenggara pendidikan inklusif, maka terjadi peningkatan jumlah kebutuhan terhadap penyediaan guru pembimbing khusus. Sekolah yang akan ataupun sudah melaksanakan pendidikan inklusif masih mengalami kesulitan dalam melakukan identifikasi dan asessmen, penempatan, modifikasi kurikulum dan program pembelajaran individual. Pemahaman Kepala Sekolah, guru dan pengambil kebijakan di daerah terhadap pendidikan inklusif masih terbatas dan bervariasi. PEMBAHASAN DAN SOLUSI Upaya pemerintah daerah Banjarbaru dalam optimalisasi pendidikan inklusif dengan membangun dan kerjasama antar berbagai pihak yang terkait. Pihak-pihak yang dimaksud antara lain adalah sekolah inklusif, sekolah luar biasa, perguruan tinggi, pokja pendidikan inklusif, dinas pendidikan, komite sekolah, orang tua murid, kementerian pendidikan, Sistem dukungan merupakan aktifitas bantuan professional dan operasional dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif. Sistem dukungan dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif antara lain dukungan regulasi (perundangundangan/peraturan-peraturan), dukungan dana/biaya, sarana prasarana dan dukungan kerjasama kemitraan dengan pihak terkait. Jenis dukungan dapat berupa bantuan dalam pengidentifikasian dan perekrutan peserta didik berkebutuhan khusus, penyelenggaraan asessmen bagi peserta didik berkebutuhan khusus,

penyusunan program pendidikan individual (PPI), penyusunan strategi dan metodologi pembelajaran, layanan intervensi dan rehabilitasi, penyediaan materi dan media belajar serta sarana pendidikan lainnya yang sesuia, penyediaan prasarana dan lingkungan yang aksesibel dan penyediaan biaya. Sistem dukungan berupa regulasi perundang-undangan yaitu Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 65 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Khusus, Pendidikan Layanan Khusus, Pendidikan Inklusif, Pendidikan Anak Cerdas Istimewa dan/atau Bakat Istimewa, Lembaga Pendukung Pendidikan. Sistem dukungan lain yang dilakukan di Banjarbaru adalah dengan membentuk Kelompok Kerja Pendidikan Inklusif. Kelompok Kerja (POKJA) pendidikan inklusif adalah suatu tim yang bertugas untuk membantu pemerintah dalam mengendalikan pelaksanaan pendidikan inklusif di suatu daerah/wilayah. Tugas utama POKJA pendidikan inklusif adalah merancang konsep pengembangan pendidikan inklusif, memantau pelaksanaannya serta mengkoordinasikan berbagai elemen untuk mengoptimalkan pelaksanaan pendidikan inklusif. POKJA pendidikan inklusif Banjarbaru dibentuk oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota atas nama walikota. Dinas pendidikan Kota Banjarbaru juga membentuk Kelompok Kerja Guru Pendidikan Khusus Layanan Khusus Pendidikan Dasar yang bertujuan membantu percepatan dan perluasan akses pendidikan inklusif. Keanggotaan KKG PKLK DIKDAS merupakan penggabungan antara guru di sekolah luar biasa, guru pembimbing khusus dan guru kelas di sekolah inklusif. KKG PKLK DIKDAS dibentuk pada tahun 2013 dengan tujuan meningkatkan kompetensi guru pembimbing khusus, memberdayakan guru pembimbing khusus, memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi di sekolah inklusif, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru pembimbing khusus, meningkatkan kualitas pendidikan inklusif di kota Banjarbaru, meningkatkan kompetensi dan kinerja KKG dalam mengembangkan profesionalisme guru. Menjawab tantangan yang ada pada penyelenggaraan pendidikan inklusif di kota Banjarbaru adalah dengan salah satunya menjalin kerja sama dengan Sekolah Luar Biasa (SLB). Di Kota Banjarbaru terdapat SLB Kota Banjarbaru dan SLB - C Negeri Pembina Provinsi Kalsel. SLB merupakan institusi yang dapat menjadi pusat sumber bagi pendidikan inklusif. Salah satu dukungan yang dapat diberikan SLB adalah program pendampingan sekolah inklusif yang dilaksanakan dari tahun 2013. Tujuan kegiatan pendampingan adalah untuk mempercepat perluasan akses dan

peningkatan mutu layanan pendidikan inklusif yang diselenggarakan oleh suatu lembaga/sekolah. Program pendampingan yang diberikan dalam bentuk pelatihan guru-guru di sekolah, melakukan identifikasi dan asessmen, penempatan, modifikasi kurikulum dan program pembelajaran individual. Data Guru Pembimbing Khusus di Banjarbaru Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Latar Belakang Pendidikan No Sekolah Bahasa Lain-Lain PLB BK PGSD SMU Inggris 1 SDN 2 KOMET 2 2 2 2 SDN 2 CEMPAKA 8 1 3 SDN 1 GUNTUNG PAYUNG 2 4 SDN 1 LANDASAN ULIN BARAT 1 5 SDN 1 GUNTUNG PAIKAT 1 1 6 SDN 1 SUNGAI BESAR 1 7 SDN1 LANDASANULIN TIMUR 1 8 SDN 1 LOKTABAT UTARA 1 9 SDN 1 BANGKAL 1 10 SDN 3 SUNGAI BESAR 2 11 SDN 5 SUNGAI ULIN 1 12 SMPN 3 1 13 SMPN 4 1 14 SMPN 5 1 15 SMPN 10 1 16 SMP 14 1 1 1

KESIMPULAN Optimalisasi penyelenggaraan pendidikan inklusif di Kota Banjarbaru dapat dilihat dari perhatian dan komitmen pemerintah daerah. Pelaksanaan pendidikan inklusif di Kota Banjarbaru telah mendapat dukungan regulasi yang tertuang dalam Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 65 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Khusus, Pendidikan Layanan Khusus, Pendidikan Inklusif, Pendidikan Anak Cerdas Istimewa dan/atau Bakat Istimewa, Lembaga Pendukung Pendidikan. Dengan adanya dukungan dan perhatian dari pemerintah daerah, jumlah sekolah penyelenggara inklusif terjadi peningkatan. Peningkatan jumlah sekolah penyelenggara pendidikan inklusif berdampak pada peningkatan kebutuhan guru pembimbing khusus. Sedangkan guru pembimbing khusus dengan latar belakang pendidikan khusus masih sedikit. Mengatasi hal tersebut maka dilakukan maka dibentuk sistem dukungan, antara lain pembentukkan POKJA, KKG dan meningkatkan hubungan kerja sama dengan sekolah luar biasa (SLB). Bentuk dukungan POKJA berupa merancang konsep pengembangan pendidikan inklusif, memantau pelaksanaannya serta mengkoordinasikan berbagai elemen untuk mengoptimalkan pelaksanaan pendidikan inklusif. KKG PKLK DIKDAS dibentuk dengan tujuan meningkatkan kompetensi guru pembimbing khusus, memberdayakan guru pembimbing khusus, memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi di sekolah inklusif, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru pembimbing khusus, meningkatkan kualitas pendidikan inklusif di kota Banjarbaru, meningkatkan kompetensi dan kinerja KKG dalam mengembangkan profesionalisme guru. Salah satu dukungan yang dapat diberikan SLB adalah program pendampingan sekolah inklusif yang dilaksanakan dari tahun 2013. Tujuan kegiatan pendampingan adalah untuk mempercepat perluasan akses dan peningkatan mutu layanan pendidikan inklusif yang diselenggarakan oleh suatu lembaga/sekolah HARAPAN PENULIS Sebanyak 8 orang guru melakukan pendampingan mulai tahun 2013, 3 orang pada tahun 2014, 12 orang pada tahun 2015 dan 3 orang pada tahun. Harapan penulis khususnya terhadap guru pembimbing khusus adalah lebih dmendapatkan perhatian pada sistem pendataan tenaga pendidik agar GPK juga bisa mengikuti Uji Kompetensi Guru. Latar belakang GPK Kota Banjarbaru yang variatif harus

mendapat perhatian dan penanganan, harapannya adalah dengan diberikan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan tugas dan kewajiban GPK di sekolah inklusif. Selain mendapat kesempatan diklat GPK, harapan penulis agar GPK kota Banjarbaru mendapat pendidikan strata 1 pendidikan khusus di Universitas Negeri Lambung Mangkurat. Menyamakan persepsi antara kepala sekolah, guru dan pengambil kebijakan di daerah yang masih variatif juga harus mendapatkan perhatian. Dengan peningkatan kapasitas sumber daya manusia, penyelenggaraan pendidikan inklusif di kota Banjarbaru

DAFTAR PUSTAKA Ditjen Dikdas Dit PKLK (2013). StrategiUmumPembudayaan Pendidikan Inklusif di Indonesia. Jakarta : Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar Kustawan Dedy (2012). Pendidikan Inklusif dan Upaya Implementasinya. Bandung : Luxima Kustawan Dedy (2013). Manajemen Pendidikan Inklusif. Bandung : Luxima Kustawan Dedy (2013). Model Implementasi Pendidikan Inklusif Ramah Anak. Bandung : Luxima. Pemerintah Provinsi Jawa Timur (2012), Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif di Jawa Timur. Surabaya : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : FAIZAH ABDIAH,S.Pd NIP : 19810102 200903 2 008 Pangkat, Gol/ruang : Penata, III/c Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 02 Januari 1981 Alamat Tempat Tinggal : Persada Permai XX No 35. Alalak. Batola Instansi : UPTD SLB-C NEGERI PEMBINA PROV KALSEL Alamat kantor : Jl. A. Yani KM 20. Liang Anggang. Banjarbaru. Kalsel Dengan ini menyatakan bahwa : 1. Semua artikel yang saya ajukan adalah benar dan sesuai dengan aslinya. apabila dikemudian hari ditemukan kekeliruan/kesalahan atau artikel yang saya sampaikan tidak benar, maka segala akibat yang terjadi secara hukum akan menjadi tanggung jawab saya. 2. Artikel merupakan hasil karya saya. 3. Artikel belum pernah dipublikasikan dan/atau tidak sedang diikutkan dalam perlombaan tingkat nasional atau sejenis. Mengetahui Kepala UPTD SLB-C NEGERI PEMBINA KALSEL Banjarbaru,07 November Yang membuat pernyataan Drs. A. RIYADI, M.Pd Pembina Tk.I NIP 19630503 199003 1 012 FAIZAH ABDIAH, S.Pd NIP 19810102 200903 2 008