HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

dokumen-dokumen yang mirip
Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan. pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Teknologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Tujuan : Menentukan suhu pemasakan dan range jumlah dekstrin yang digunakan.

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

BAB III METODOLOGI. 3.2 Alat dan Bahan Alat Penelitian Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini ditampilkan pada Tabel 2.

REGRESI LANJUTAN RETNO DWI ANDAYANI, SP. MP

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat B. Bahan dan Alat C. Tahapan Penelitian 1. Persiapan bahan

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Pengaruh Lot Benih dan Kondisi Tingkat Kadar Air Benih serta Lama Penderaan pada PCT terhadap Viabilitas

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Bahan Alat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

DAFTAR TABEL. 1. Kandungan gizi tepung ubi jalar per 100 g Karakteristik amilosa dan amilopektin... 11

Blok I Blok II Blok III 30 cm

Desikator Neraca analitik 4 desimal

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH BAHAN KEMAS SELAMA PENYIMPANAN TERHADAP PERUBAHAN KADAR AIR GULA KELAPA (Cocos Nucifera Linn) PADA BERBAGAI SUHU DAN RH LINGKUNGAN SKRIPSI

PENENTUAN KADAR AIR LAPIS TUNGGAL MENGGUNAKAN PERSAMAAN BRUNAUER-EMMETT-TELLER (BET) DAN GUGGENHAIM-ANDERSON-deBOER (GAB) PADA BUBUK TEH

III. METODE PENELITIAN. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Teknologi

III. METODE A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. 1.1 Lokasi dan Waktu. 1.2 Alat dan Bahan Alat Bahan

KADAR AIR KESETIMBANGAN (Equilibrium Moisture Content) BUBUK KOPI ROBUSTA PADA PROSES ADSORPSI DAN DESORPSI

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. yang optimum untuk gum arabika dan tapioka yang kemudian umur simpannya akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Bahan dan Alat Metode Pelaksanaan

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

III. METODELOGI. Penelitian dilaksanakan di laboratorium PT KH Roberts Indonesia dan

TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti

Lampiran 1. Tata Letak Wadah Penelitian

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

Rekristalisasi Garam Rakyat Untuk Meningkatkan Kualitas

MATERI DAN METODE PENELITIAN

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

TATA CARA PENELITIAN

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Persiapan Bahan Baku

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

Sumber Pustaka Hilman. Y. A. Hidayat, dan Suwandi Budidaya Bawang Putih Di Dataran Tinggi. Puslitbang Hortikultura. Jakarta.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

Lampiran 2. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai Hubungan Konsumsi Bahan Kering dan Protein Pakan

Lampiran 1. Analisis Sifat-sifat Fisik dan Mekanik Edible film. Analisis terhadap sifat-sifat fisik, mekanik dan biologis edible filmini meliputi:

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh konsentrasi dan lama perendaman kolkhisin terhadap tinggi tanaman,

PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat

Parameter Satuan Alat Sumber Fisika : Suhu

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PASCA PANEN BAWANG MERAH

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan

UJI F Tabel transformasi arcsin data kelangsungan hidup larva ikan nilem. Perlakuan Ulangan Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) =

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur afkir yang digunakan pada penelitian ini berasal dari peternakan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini adalah merancang suatu instrumen pendeteksi kadar

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kemampuan yang ingin dicapai:

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan

III. MATERI DAN METODE. Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu Tanah dan 2). Laboratorium Ilmu Nutrisi

BAB 2 LANDASAN TEORI. satu variabel yang disebut variabel tak bebas (dependent variable), pada satu atau

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. yang didapatkan dari puyuh Coturnix-cotunix japonica pada umur 15 minggu yang

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

LAPORAN AKHIR PKM-P PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium cepa var ascalonicum (L) Back) merupakan sejenis tanaman

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... I. PENDAHULUAN... 1

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAHAN DAN METODE. Kegiatan penelitian terdiri dari tiga percobaan. Percobaan pertama yaitu

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Transkripsi:

IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Percobaan Percobaan pendahuluan dilaksanakan pada bulan Juli 011 di Laboratorium Pasca Panen D3 Agribisnis, Fakultas Pertanian, dan Laboratorium Keteknikan Pengolahan Pangan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran. Penelitian utama dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 01 di Laboratorium Pasca Panen D3 Agribisnis, Fakultas Pertanian, Laboratorium Keteknikan Pengolahan Pangan, dan Laboratorium Kimia Pangan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran. 4.. Bahan dan Alat Percobaan Bahan yang digunakan pada percobaan utama adalah bawang merah varietas Bima Brebes dengan umur panen 60 hari setelah tanam yang didapatkan dari petani di daerah Klampok, Brebes, Jawa Tengah. Larutan garam jenuh yang digunakan adalah MgCl (Magnesium klorida), K CO 3 (Kalium karbonat), NH 4 NO 3 (Amonium nitrat), NaNO (Natrium nitrit), NaCl (Natrium klorida), dan KCl (Kalium klorida). Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah cabinet dryer, termometer air raksa, toples kaca, kawat kasa alumunium, higrometer, neraca analitik, desikator, jangka sorong, pyro magnetic stirrer, beaker glass, spatula, alat destilasi, dan komputer dalam program Microsoft Office Excel 007, SPSS versi 17, dan Adobe Photoshop CS3. FTIP001630/001

4.3. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan analisis deskriptif (Explanatory Research) dan dilanjutkan dengan analisis regresi dan korelasi dengan variabel sebagai berikut : Y X : Variabel terikat (kriteria pengamatan bawang merah) : Variabel bebas (kelembaban relatif (RH)) Penelitian ini terdiri dari 6 perlakuan kelembaban relatif (RH) sebagai berikut : A : Kelembaban relatif (RH) yang dihasilkan larutan garam jenuh MgCl B : Kelembaban relatif (RH) yang dihasilkan larutan garam jenuh K CO 3 C : Kelembaban relatif (RH) yang dihasilkan larutan garam jenuh NH 4 NO 3 D : Kelembaban relatif (RH) yang dihasilkan larutan garam jenuh NaNO E F : Kelembaban relatif (RH) yang dihasilkan larutan garam jenuh NaCl : Kelembaban relatif (RH) yang dihasilkan larutan garam jenuh KCl Analisis regresi yang digunakan dipilih dari berbagai model regresi yang dianggap dapat mewakili hasil pengamatan yaitu model regresi yang memiliki nilai R (koefisien determinasi) paling besar. Berikut adalah persamaan matematis dari beberapa model regresi yang digunakan yaitu (Sudjana, 1989) : Linier : Ŷ a bxi Kuadratik : Ŷ a bx i cx i Kubik : Ŷ a bx i cx i dx 3 i Logaritmik : Ŷ a b lnx i Eksponensial : Ŷ ae b Xi FTIP001630/00

Keterangan: Y = nilai variabel terikat (nilai pengaruh dari perlakuan) X i = nilai variabel bebas (perlakuan) a = konstanta regresi (intercept) b,c = angka arah atau koefisien regresi (slope). Bila b (+) maka terjadi kenaikan dan bila b (-) maka terjadi penurunan. e =,7188 Menurut Sudjana (1989), nilai r (-1 r 1) mengindikasikan besarnya tingkat kecocokan data x dan y yang diplotkan pada koordinat kartesian dengan persamaan regresi. Semakin nilai r mendekati nilai ekstrim (1 atau -1), maka tingkat kecocokan data semakin tinggi. Nilai koefisien korelasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Nilai Koefisen Korelasi Nilai Koefisien Korelasi Keterangan 0,00-0,199 Sangat Rendah 0,0-0,399 Rendah 0,40-0,599 Cukup 0,60-0,799 Kuat 0,80-1,000 Sangat Kuat Sumber: Sudjana (1989) Selanjutnya dilakukan pengujian keberartian model regresi dan koefisien korelasi pada tingkat kepercayaan α = 5%. Uji keberartian model regresi dilakukan dengan uji F berdasarkan tabel sidik ragam (Tabel 5). Hipotesisnya adalah H o : β = 0 (variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen/model regresi tidak berarti) dan H 1 : β 0 (variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen/model regresi berarti). FTIP001630/003

Tabel 5. Tabel Sidik Ragam No Sumber Ragam db JK KT F hitung 1 Regresi ordo Residu n-ordo-1 3 Total n-1 Sumber : Sudjana, 1989 JK db JK db reg reg res res KT KT reg res Jika nilai F hitung lebih besar daripada F tabel maka hipotesis H o ditolak dan H 1 diterima. Jika nilai F hitung lebih kecil daripada F tabel maka hipotesis H o diterima dan H 1 ditolak. Pengujian keberartian koefisien korelasi dilakukan dengan uji statistik. Hipotesis untuk menguji keberartian ini yaitu H o : korelasi tidak berarti dan H 1 : korelasi berarti. Kaidah pengujian pada α = 0,05 adalah sebagai berikut: t hitung = r n 1 r Jika t 1 t 1 hitung t 1 1 maka H o diterima (tidak signifikan) sedangkan jika t thitung atau t t 1 1 1 1 hitungmaka H o ditolak (signifikan). Untuk mempercepat pengolahan dan analisis data, digunakan alat bantu berupa program Microsoft Office Excel 007 dan SPSS versi 17. FTIP001630/004

4.4. Pelaksanaan Percobaan Pelaksanaan percobaan dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kelembaban relatif (RH) dengan kadar air bawang merah. Adapun percobaan dilakukan dalam dua tahap yaitu percobaan pendahuluan dan percobaan utama. 4.4.1. Percobaan Pendahuluan Percobaan pendahuluan dimaksudkan untuk menentukan perlakuan dasar yang mendukung percobaan utama. Percobaan pendahuluan yang dilakukan yaitu : 1. Tahap I (Curing bawang merah secara mekanis) Tujuan : untuk menetapkan lama curing hingga karakteristik akhir curing tercapai dan untuk mengetahui cara penggunaan alat pengering kabinet. Curing bawang merah secara mekanis menggunakan alat pengering kabinet dengan pengukuran perubahan diameter leher dan diameter umbi pada bawang merah dengan sampel yang digunakan bawang merah varietas Sembrani berumur panen 74 hari setelah tanam yang didapatkan dari Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) Lembang.. Tahap II (Curing bawang merah secara tradisional) Tujuan : untuk menetapkan lama curing hingga karakteristik akhir curing tercapai. Curing bawang merah secara tradisional dengan penjemuran dibawah sinar matahari langsung dengan pengukuran perubahan diameter leher dan diameter umbi pada bawang merah dengan sampel yang digunakan bawang merah varietas Bima Brebes yang berumur panen 60 hari setelah tanam yang didapatkan dari petani di daerah Klampok, Brebes, Jawa Tengah. 3. Tahap III (Pembuatan larutan garam jenuh) FTIP001630/005

Tujuan : untuk menetapkan larutan garam jenuh yang akan digunakan pada penelitian utama. Pembuatan larutan garam jenuh dengan cara melarutkan enam jenis garam kimia masingmasing dengan akuades sampai garam kimia tidak larut lagi yang menandakan bahwa larutan sudah jenuh kemudian diukur kelembabannya menggunakan higrometer. Prosedur pelaksanaan dan hasil percobaan pendahuluan dapat dilihat pada Lampiran 1c. 4.4.. Percobaan Utama Pelaksanaan percobaan ini akan dibagi menjadi empat tahap, yaitu : 1. Persiapan sampel. Curing bawang merah secara mekanis 3. Penentuan kadar air kesetimbangan (EMC) bawang merah 4. Penentuan konstanta sorpsi bawang merah. a. Persiapan sampel Sampel yang digunakan adalah bawang merah varietas Bima Brebes. Tahapan persiapannya adalah : 1. Bawang merah segar dibersihkan hingga terlepas kotorannya. Bawang merah disortasi menurut bentuk dan ukuran umbi serta kondisi leher umbi dan kulit terluar relatif seragam. FTIP001630/006

Bawang merah (Varietas Bima Brebes, 60 hst) Pembersihan Kotoran Sortasi (diameter umbi seragam, bentuk agak bulat) Bawang merah hasil sortasi Gambar 3. Diagram Proses Persiapan Sampel b. Curing bawang merah 1. Bawang merah hasil sortasi. Umbi bawang merah dihamparkan diatas rak dalam cabinet dryer 3. Proses curing dilakukan sampai kriteria akhir curing tercapai (kulit terluar umbi terbentuk sisik kering, daun rontok, dan leher umbi menyempit) selama 43 jam pada suhu 45 C 4. Analisa hasil curing (fisik, kimia, deskripsi inderawi dan foto). FTIP001630/007

Bawang merah hasil sortasi Proses curing (cabinet dryer T = 45 C, t = 43 jam) Bawang merah hasil curing Analisa hasil curing : - Deskripsi inderawi Fisik Kimia (Kadar air) Foto Gambar 4. Diagram Proses Curing Bawang Merah c. Penentuan kadar air kesetimbangan HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG Setelah proses curing, umbi bawang merah kemudian diberi perlakuan sorpsi isotermis. Adapun tahapan perlakuan sampai didapat kadar air kesetimbangannya adalah : 1. Penimbangan awal bawang merah hasil curing. Penyimpanan dalam desikator pada suhu ruang (±30 C) dengan enam tingkat RH yang berbeda yang dihasilkan dari larutan garam jenuh 3. Penimbangan bawang merah setiap 4 jam sekali, sampai perubahan berat kurang dari 0,005 gram 4. Penentuan kadar air kesetimbangan (EMC) 5. Input data ke model persamaan GAB Bawang merah hasil curing Penimbangan sampel Penyimpanan dalam desikator yang berisi larutan garam jenuh sesuai perlakuan pada suhu ruang FTIP001630/008

Gambar 5. Diagram Proses Penentuan Kadar Air Kesetimbangan (EMC) Bawang Merah d. Penentuan konstanta sorpsi bawang merah Persamaan untuk menentukan konstanta sorpsi isotermis bawang merah dinyatakan dalam persamaan regresi linear. Adapun bentuk persamaan regresi linear adalah (Gomez dan Gomez, 1995) : Dimana : = variabel terikat (diketahui nilainya dari data hasil percobaan) X= variabel bebas (kelembaban relatif (RH)) = koefisien regresi yang menyatakan intersep (nilai konstanta bahan) = koefisien regresi yang menyatakan nilai kemiringan (nilai konstanta bahan) FTIP001630/009

4.5. Kriteria Pengamatan 4.5.1. Pengamatan Utama 1. Kelembaban relatif (RH) larutan garam jenuh menggunakan higrometer (ASTM 1975 Part 15). Kadar air kesetimbangan bawang merah metode destilasi (Sudarmadji, dkk, 1996) 3. Sorpsi isotermis bawang merah model persamaan GAB (Van der Berg, 1981) 4.5.. Pengamatan Penunjang 1. Susut bobot umbi bawang merah (Muchtadi, 199). Perubahan diameter leher dan umbi bawang merah menggunakan jangka sorong 3. Perubahan warna umbi dan kulit terluar dengan metode CIE-Lab (Yam dan Papadakis, 004) FTIP001630/010