DAFTAR PUSTAKA. , Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi, Palembang: USB, 2010.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian murni (Eksperimen) didalam

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan apa-apa yang akan terjadi bila variabel-variabel tertentu dikontrol

BAB III METODE DAN PROSEDUR. adanya perlakuan yang diberikan pada objek yang diteliti serta adanya kontrol

BAB III METODE PENELITIAN. (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya kontrol penelitian. 23

BAB III METODE PENELITIAN. (TREATMENT) TERHADAP OBJEK PENELITIAN SERTA ADANYA KONTROL PENELITIAN. 50

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang penting bagi kehidupan manusia

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap kualitas mikrobiologi air minum isi ulang. ulang berbahan baku air tanah (sumur bor).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya kontrol penelitian. 50

BAB III METODE PENELITIAN. sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

BAB IV HASIL PENELITIAN. penghambatan pertumbuhan. Daerah hambat yaitu jarak antara koloni

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan terhadap objek dan adanya kontrol sebagai pembanding. Penelitian

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi

III BAHAN, ALAT, DAN METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan persoalan yang diteliti, yang bertujuan untuk meneliti pengaruh perlakuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

BAB III METODE PENELITIAN. Rancanngan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Pada penelitian ini digunakan 2

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODE PENELITIAN. dan dilanjutkan dengan identifikasi jenis bakteri Escherichia coli, Salmonella sp,

III. MATERI DAN METODE

RESPIRASI BAKTERI LAPORAN PRAKTIKUM. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi. Yang dibina oleh Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si, M.

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 2

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya kontrol penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

II. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Kultur Starter (modifikasi Koroleva, 1991) S. thermophillus (St) L. bulgaricus (Lb) atau Bifidobacterium BBIV (Bb)

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

Alat dan Bahan : Cara Kerja :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. MIPA dan Laboratorium Universitas Setia Budi Surakarta. B.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Medium Potato Dextrose Agar (PDA) (Fardiaz,1993).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

Transkripsi:

117 DAFTAR PUSTAKA Akhmadi, Analisis Data Berdasarkan Rancangan Percobaan, Makalah, Palangka Raya: Universitas Palangka Raya, 1999. Ali Hanafiah, Kemas, Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi, Jakarta: Rajawali Pers, 211. USB, 21., Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi, Palembang: Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2. Budi Cahyono, Icuk, Pengaruh Penambahan Berbagai Dosis Ragi Terhadap kadar glukosa pada tape talas, Skripsi, Tidak diterbitkan, Semarang : Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP Semarang, (dalam bentuk pdf diakses : 19 Februari 214). Departemen agama, Qur an dan terjemahannya, Bandung: CV Diponegoro, 28. Direktor Jendral PPM & PLP Departemen Kesehatan, 1977, Pedoman Teknis (Dalam penyusunan peraturan daerah TK II) tentang Pengawasan Kualitas Air, (http://www.diskes.tolitolikab.go.id/download/dokumen/kualitas%2air. pdf diakses pada Tanggal 27 Maret 214). Dwidjoseputro, D., Dasar-Dasar Mikrobiologi, Jakarta: Djambatan, 25. Direktor Jendral PPM & PLP Departemen Kesehatan, 1977, Pedoman Teknis (Dalam penyusunan peraturan daerah TK II) tentang Pengawasan Kualitas Air, (http://www.diskes.tolitolikab.go.id/download/dokumen/kualitas%2air. pdf diakses pada Tanggal 27 Maret 214). Fitria Helmiyati, Ayu, Pengaruh Konsentrasi Tawas Terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif dan Negatif, Jurnal, Tidak diterbitkan, Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang, 21 (http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/16/jtptunimus-gdl-ayufitriah- 5262-1-abstrak.pdf pada tanggal 26 Maret 213). Ghufran H. Kordi K, M., Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budi Daya Perairan, Jakarta : Rineka Cipta Hujjatusnaini, Noor, Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Palangka Raya: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Palangka Raya, 213. Http://journal.uii.ac.id/index.php/jkki/article/view/543/467. (Pdf diakses: 23 Desember 213). 117

118 Jaedun, Amat, Metodologi Penelitian Eksperimen, Tanpa diterbitkan, Yogyakarta, 211. Jawetz, Melnick, & Adelberg s., Mikrobiologi Kedokteran (terjemahan), Jakarta : Salemba Medika, 25. Juliantina R, Farida, Manfaat Sirih Merah (Piper crocatum) Sebagai Agen Anti Bakterial Terhadap Bakteri Gram Positif Dan Gram Negatif, Tidak diterbitkan, Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Indonesia. (http://journal.uii.ac.id/index.php/jkki/article/view/543/467.pdf diakses : 23 Desember 213, Pukul 23:14 WIB) Jr, M. J Pelczar dan E. C. S. Chan, Dasar-dasar Mikrobiologi jilid 1, Jakarta: Universitas Indonesia, 1988., Dasar-dasar Mikrobiologi jilid 2, Jakarta: Universitas Indonesia, 1988. Kementrian Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahan, Semarang: PT Karya Toha Abadi, 1998. Kharismajaya, Theo, Pengawasan Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Banyumas Terhadap Kualitas Air Minum Usaha Depot Air Minum Isi Ulang (Tinjauan Yuridis Pasal 1 Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 736/MENKES/PER/VI/21), Skripsi, Tidak diterbitkan, Purwokerto, 213. Kusuma Dewi, Fajar, Aktifitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia, Linnaeus) Terhadap Bakteri Pembusuk Daging Segar, Surakarta : Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 21. Mustofa Al Maragi, Ahmad, Tafsir A l-maragi, Semarang: CV. Toha Putra Semarang, 1992. Mukhlisoh, Wardatul, Pengaruh Ekstrak Tunggal dan Gabungan Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn) Terhadap Efektifitas Antibakteri Secara In Vitro, Malang : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 21. Narita, Kadek, dkk, Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan untuk Penentuan Dosis Tawas Pada Proses Koagulasi Sistem Pengolahan Air Bersih, Skripsi, Surabaya: Institut Teknologi Industri Keputih Sukolilo, 211. Notodarmojo, Suprihanto, Pencemaran Tanah dan Air Tanah, Bandung: ITB, 25.

119 Oktriandana, Muhamad, Pengaruh Ekstrak Daun Meniran (Phyllanthus niruri, L.) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus, Skripsi, Palangka Raya : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Palangka Raya, 214. Rabiah, Pengaruh cahaya dan ph medium Terhadap Frekuensi Mitosis Sel-Sel Ujung Akar Bawang Merah (Alium ascalonicum L.) Sebagai Penunjang Belajar Pada Pokok Bahasan Reproduksi Sel Di Sekolah Menengah Umum (SMU) Kelas 3, Skripsi, Palangka Raya: Universitas Palangka Raya, 1996. Rahman, Aulia, Pengaruh Ekstrak Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.) Terhadap Pertumbuhan Pityrosporum ovale, Sripsi, Palangka Raya : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Palangka Raya, 213. Sari Randa, Mirna, Analisis Bakteri Coliform (Fekal dan Non Fekal) Pada Air Sumur di komplek Raudi Monokwari, Skripsi, Monokwiri: Universitas Negeri Papua, 212. Subandi, Drs., Ir., MP, Dr. H. M, Mikrobiologi Perkembangan, Kajian dan Pengamatan dalam Perspektif Islam, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 21. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung : Alfabeta. Supardi, Imam, dan Sukamto, Mikrobiologi Dalam Pengolahan Dan Keamanan Pangan, Bandung: Alumni, 1999. Suripin, M. Eng, Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air, Yogyakarta: Andi, 24. T. Sylvia, Pratiwi, Mikrobiologi Farmasi, Jakarta: Erlangga, 28. Theo Kharismajaya, Pengawasan Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Banyumas Terhadap Kualitas Air Minum Usaha Depot Air Minum Isi Ulang (Tinjauan Yuridis Pasal 1 Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 736/MENKES/PER/VI/21), Skripsi, Tidak diterbitkan, Purwokerto, 213, h. 6). Tim Penyusun, Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Dasar, Universitas Jenderal Sudirman: Purwokerto, 28. Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Sekolah Tinggi agama Islam Negeri (STAIN) Palangka Raya, Stain : Palangka Raya, 213. Yoesnita Affianti, Fresti, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sombung (Blumea bjalsamifera [L] DC) Terhadap Pertumbuhan Salmonella Sp dan Escherichia coli), Palangka Raya: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Palangka Raya, 213.

12 Lampiran 1 1) Tabulasi Data ANALISIS DATA Tabel 1a. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus pada Umur 1 x 24 Jam No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 1. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Perlakuan Kombinasi Ulangan Kapur Tawas 1 2 K (%) T (%) T 1 (2%) 2,3 2,1 T 2 (4%) 2,8 2,9 T 3 (6%) 3,2 3,4 K 1 (5%) T (%) T 1 (2%) T 2 (4%) T 3 (6%) K 2 (1%) T (%) T 1 (2%) T 2 (4%) T 3 (6%) K 3 (15%) T (%) T 1 (2%) T 2 (4%) T 3 (6%),3,3,5,5,3,4,5,8,5,6 1,1,8,4,4,5,4,4,3,5,6,6,7,7 1,1 Total 4,4 5,7 6,6,7,7 1,,9,7,7 1, 1,4 1,1 1,5 1,8 1,9 x 2,2 2,85 3,3,35,35,5,45,35,35,5,7,55,75,9,95

121 Tabel 1b. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus pada Umur 1 x 24 Jam setelah Ditransformasikan ke X + 1 2 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 1. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Perlakuan Kombinasi Ulangan Kapur Tawas 1 2 K (%) T (%),77 T 1 (2%) 1,673 T 2 (4%) 1,817 T 3 (6%) 1,923 K 1 (5%) T (%) T 1 (2%) T 2 (4%) T 3 (6%) K 2 (1%) T (%) T 1 (2%) T 2 (4%) T 3 (6%) K 3 (15%) T (%) T 1 (2%) T 2 (4%) T 3 (6%),894,894 1, 1,,894,949 1, 1,14 1, 1,49 1,265 1,14,77 1,612 1,844 1,975,949,949 1,,949,949,894 1, 1,49 1,49 1,95 1,95 1,265 Total 1,414 3,285 3,661 3,898 1,843 1,843 2, 1,949 1,843 1,843 2, 2,189 2,49 2,144 2,36 2,45 x,77 1,643 1.83 1,949,921,921 1,,975,921,921 1, 1,95 1,25 1,72 1,18 1,23 Total 18,345 18,381 36,726 18,363 Lampiran 1a. Hasil Analisis Varians dan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Daerah Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus pada Umur 1 x 24 Jam setelah Ditransformasikan ke X + 1 2 2) Menghitung Faktor Korelasi (FK) Faktor korelasi (FK) = Ʃ X total 2 n (t x r) = 36,726 2 (16 x 2) = 1,348,799 32 = 42,15 3) Menghitung Jumlah Kuadrat (JK) JK total = (Ʃ X total ) 2 FK = (x a1 ) 2 + (x a2 ) 2 +.... + (x p2 ) 2 FK = [(,77) 2 + (1,673) 2 + (1,817) 2 + (1,923) 2 + (,894) 2 + (,894) 2 + (1,) 2 + (1,) 2 + (,894) 2 + (,949) 2 + (1,) 2 + (1,14) 2 +

122 (1,) 2 + (1,49) 2 + (1,265) 2 + (1,14) 2 + (,77) 2 + (1,612) 2 + (1,844) 2 + (1,975) 2 + (,949) 2 + (,949) 2 + (1,) 2 + (,949) 2 + (,949) 2 + (,894) 2 + (1,) 2 + (1,49) 2 + (1,49) 2 + (1,95) 2 + (1,95) 2 + (1,265) 2 ] - 42,15 = 45,896-42,15 = 3,746 JK perlakuan kombinasi = X [ total.a 2+ X total.b 2+.... + X total. p 2 ] FK n ulangan = [(1,414) 2 + (3,285) 2 + (3,661) 2 + (3,898) 2 + (1,843) 2 + (1,843) 2 + (2,) 2 + (1,949) 2 + (1,843) 2 + (1,843) 2 + (2,) 2 + (2,189) 2 + (2,49) 2 + (2,144) 2 + (2,36) 2 + (2,45) 2 ] - FK = 91,715 2-42,15 = 3,77 Tabel 1c. Two Way Table untuk Variasi Faktor Kapur dan Tawas terhadap Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus pada Umur 1 x 24 Jam Kapur (K) Tawas (T) Total Kapur T T 1 T 2 T 3 (K) K K 1 K 2 K 3,35,35,55 2,2,35,35,75 2,85,5,5,9 3,3,45,7,95 8,35 1,65 1,9 3,15 Total Tawas (T) 1,25 3,65 4,75 5,4 15,5 Tabel 1d. Two Way Table untuk Variasi Faktor Kapur dan Tawas terhadap Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus pada Umur 1 x 24 Jam setelah Ditransformasi ke X + 1 2 Kapur (K) T Tawas (T) T 1 T 2 T 3 Total Kapur (K) K K 1 K 2 K 3 1,414 1,843 1,843 2,49 3,285 1,843 1,843 2,144 3,661 2, 2, 2,36 3,898 1,949 2,189 2,45 12,258 7,635 7,875 8,958 Total Tawas (T) 7,149 9,115 1,21 1,441 36,726

123 JK kapur = [ Ʃ X total.k 2+ Ʃ X total.k1 2+ ƩX total.k 2 2+ ƩX total.k 3 2 n ulangan X Tawas = 12,258 2+(7,635)2+ 7,875 2+ 8,958 2-42,15 2 X 4 ] FK = 15,259 + 58,293 + 62,16 + 8,246 8-42,15 = 35,814 8-42,15 = 43,852-42,15 = 1,72 JK tawas = = [ Ʃ X total.t 2+ Ʃ X total.t1 2+ ƩX total.t2 2+ ƩX total.t3 2 ] - FK n ulangan X Kapur [ 7,149 2+ 9,115 2+ 1,21 2+ 1,441 2 2 X 4 ] - 42,15 = 51,18 + 83,83 + 1,42 + 19,14 8 = 343,625 8-42,15 = 42,953-42,15 =,83-42,15 JK interaksi KxT = JK Perlakuan Kombinasi - JK Kapur - JK Tawas = 3,77-1,72 -,83 = 1,22 JK acak = JK total - JK perlakuan kombinasi = 3,746-3,77 =,39 4) Menghitung Derajat Bebas (db) Db kapur = t a - 1 = (4-1) = 3 db tawas = t b - 1 = (4-1)

124 = 3 db interaksi kxt = (t a - 1) (t b - 1) = (4-1) (4-1) = 9 db acak = t (r - 1) = 16 (2-1) = 16 5) Menghitung Kuadrat Tengah (KT) KT kapur KT tawas = JK kapur db kapur = 1,72 3 =,567 = JK tawas db tawas =,83 3 =,268 KT interaksi kxt = JK interaksi kxt db interaksi kxt = 1,22 9 =,133 KT acak = JK acak db acak =,39 16 =,2 6) Menghitung harga F hitung F-hitung kapur = F-hitung tawas KT kapur KT acak =,567,2 = 283,5 = KT tawas KT acak =,268,2 = 134 KT interaksi kxt F-hitung interaksi kxt = KT acak =,133,2 = 66,5 7) Menghitung Koefisien Keragaman (KK) KK = KT Galat x X 1%

125 =,2 1,148 X 1% = 3,92 % 8) Tabel Ringkasan Analisis Sidik Ragam (ANAVA) Ringkasan Analisis Variansi untuk pengaruh pemberian variasi faktor kapur dan tawas terhadap pertumbuhan bakteri gram positif (Staphylococcus aureus) pada umur 1 x 24 Jam setelah ditransformasikan ke X + 1 2 Tabel 1e. Ringkasan Analisis Sidik Ragam Faktorial Sumber Keragaman db JK KT F- hitung Perlakuan kombinasi Kapur Tawas Interaksi KxT Acak (galat) 15 3 3 9 16 Total 31 Keterangan : * = Berbeda Nyata ** = Berbeda Sangat Nyata tn = Tidak Berbeda Nyata 3,77 1,72,83 1,22,39,567,268,133,2 283,5 ** 134 ** 66,5 ** F-tabel 5% 1% 3,24 3,24 2,54 5,29 5,29 3,78 9) Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 1% dan 5% untuk Variasi Faktor Kapur BNT 1% = t.1% (db galat ) x 2 KT acak n ulangan x level tawas = 2,921 x 2 x,2 2 x 4 BNT 5% = 2,921 x,22 =,64 = t.5% (db galat ) x = 2,12 x,22 =,47 2 KT acak n ulangan x level tawas

126 Taraf Kapur Total (mm) Rata-rata (mm) Notasi K 1 K 2 7,635 7,875,954,984 a a K 3 8,958 1,12 b K 12,258 1,532 c Hasil uji BNT 1% =,64 1) Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 1% dan 5% untuk Variasi Faktor Tawas BNT 1% = t.1% (db galat ) x 2 KT acak n ulangan x level tawas = 2,921 x 2 x,2 2 x 4 = 2,921 x,22 =,64 BNT 5% = t.5% (db galat ) x 2 KT acak n ulangan x level tawas = 2,12 x,22 =,47 Taraf Tawas Total (mm) Rata-rata (mm) Notasi T 7,149,894 a T 1 9,115 1,139 b T 2 T 3 1,21 1,441 1,253 1,35 c c Hasil uji BNT 1% =,64 11) Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 1% dan 5% untuk Interaksi Kapur x Tawas BNT 1% = t.1% (db galat ) x 2 KT acak n ulangan = 2,921 x 2 x,2 2 = 2,921 x,45 =,131 BNT 5% = t.5% (db galat ) x = 2,12 x,45 2 KT acak n ulangan

127 =,95 Perlakuan Kombinasi Kapur dan Tawas Total (mm) K T 1,414 K 1 T 1,843 K 1 T 1 1,843 K 2 T 1,843 K 2 T 1 1,843 K 1 T 3 1,949 K 1 T 2 2, K 2 T 2 2, K 3 T 2,49 K 3 T 1 2,144 K 2 T 3 2,189 K 3 T 2 2,36 K 3 T 3 2,45 K T 1 3,285 K T 2 3,661 K T 3 3,898 Hasil uji BNT 1% =,131 Rata-rata (mm),77,921,921,921,921,975 1, 1, 1,25 1,72 1,95 1,18 1,23 1,643 1,83 1,949 a b b b b b c b c b c b c c d c d e d e e f g g Notasi

128 Lampiran 2 ANALISIS DATA 1) Tabulasi Data Tabel 2a. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus pada Umur 2 x 24 Jam No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 1. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Perlakuan Kombinasi Ulangan Kapur Tawas 1 2 K (%) T (%) T 1 (2%) 2,1 2, T 2 (4%) 2,7 2,6 T 3 (6%) 2,9 3,1 K 1 (5%) T (%) T 1 (2%) T 2 (4%) T 3 (6%) K 2 (1%) T (%) T 1 (2%) T 2 (4%) T 3 (6%) K 3 (15%) T (%) T 1 (2%) T 2 (4%) T 3 (6%),3,4,3,4,7,4,5,9,7,3,2,3,3,3,4,5,4,6,6,9 Total 4,1 5,3 6,,3,2,6,7,3,3,8 1,2,8 1,1 1,5 1,6 x 2,5 2,65 3,,15,1,3,35,15,15,4,6,4,55,75,8

129 Tabel 2b. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus pada Umur 2 x 24 Jam setelah Ditransformasikan ke X + 1 2 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 1. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Perlakuan Kombinasi Ulangan Kapur Tawas 1 2 K (%) T (%),77 T 1 (2%) 1,612 T 2 (4%) 1,789 T 3 (6%) 1,844 K 1 (5%) T (%) T 1 (2%) T 2 (4%) T 3 (6%) K 2 (1%) T (%) T 1 (2%) T 2 (4%) T 3 (6%) K 3 (15%) T (%) T 1 (2%) T 2 (4%) T 3 (6%),77,77,894,949,77,894,949 1,95,949 1, 1,183 1,95,77 1,581 1,761 1,897,894,837,894,894,894,77,949 1,,949 1,49 1,49 1,183 Total 1,414 3,193 3,55 3,741 1,61 1,544 1,788 1,843 1,61 1,61 1,898 2,95 1,898 2,49 2,232 2,278 x,77 1,597 1,775 1,87,8,772,894,921,8,8,949 1,47,949 1,25 1,116 1,139 Total 17,81 17,245 34,326 1,73 Lampiran 2a. Hasil Analisis Varians dan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Daerah Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus pada Umur 2 x 24 Jam setelah Ditransformasikan ke X + 1 2 2) Menghitung Faktor Korelasi (FK) Faktor korelasi (FK) = Ʃ X total 2 n (t x r) = 34,326 2 16 x 2 = 1,178,274 32 = 36,821 3) Menghitung Jumlah Kuadrat (JK) JK total = (Ʃ X total ) 2 FK

13 = (x a1 ) 2 + (x a2 ) 2 +.... + (x p2 ) 2 FK = [(,77) 2 + (1,612) 2 + (1,789) 2 + (1,844) 2 + (,77) 2 + (,77) 2 + (,894) 2 + (,949) 2 + (,77) 2 + (,894) 2 + (,949) 2 + (1,95) 2 + (,949) 2 + (1,) 2 + (1,183) 2 + (1,95) 2 + (,77) 2 + (1,581) 2 + (1,761) 2 + (1,897) 2 + (,894) 2 + (,837) 2 + (,894) 2 + (,894) 2 + (,894) 2 + (,77) 2 + (,949) 2 + (1,) 2 + (,949) 2 + (1,49) 2 + (1.49) 2 + (1,183) 2 ] - 36,821 = 4,793-36,821 = 3,972 JK perlakuan kombinasi = X [ total.a 2+ X total.b 2+.... + X total. p 2 ] FK n ulangan = [(1,414) 2 + (3,193) 2 + (3,55) 2 + (3,741) 2 + (1,61) 2 + (1,544) 2 + (1,788) 2 + (1,843) 2 + (1,61) 2 + (1,61) 2 + (1,898) 2 + (2,95) 2 + (1,898) 2 + (2,49) 2 + (2,232) 2 + (2,278) 2 ] FK = 81,421 2-36,821 = 3,972 Tabel 2c. Two Way Table untuk Variasi Faktor Kapur dan Tawas terhadap Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus pada Umur 2 x 24 Jam Kapur (K) T Tawas (T) T 1 T 2 T 3 Total Kapur (K) K K 1 K 2 K 3,15,15,4 2,5,1,15,55 2,65,3,4,75 3,,35,6,8 7,7,9 1,3 2,5 Total Tawas (T),7 2,85 4,1 4,75 12,4

131 Tabel 2d. Two Way Table untuk Variasi Faktor Kapur dan Tawas terhadap Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus pada Umur 2 x 24 Jam setelah Ditransformasi ke X + 1 2 Kapur (K) T Tawas (T) T 1 T 2 T 3 Total Kapur (K) K K 1 K 2 K 3 1,414 1,61 1,61 1,898 3,193 1,544 1,61 2,49 3,55 1,788 1,898 2,232 3,741 1,843 2,95 2,278 11,898 6,776 7,195 8,457 Total Tawas (T) 6,514 8,387 9,468 9,957 34,326 JK kapur = [ Ʃ X total.k 2+ Ʃ X total.k1 2+ ƩX total.k 2 2+ ƩX total.k 3 2 n ulangan X Tawas = 11,898 2+(6,776)2+ 7,195 2+ 8457 2-36,821 2 X 4 ] - FK = 141,562 + 45,914 + 51,768 +71,512 [ ] - 36,821 2 X 4 = 31,765 8-36,821 = 38,846-36,821 = 2,25 JK tawas = = [ Ʃ X total.t 2+ Ʃ X total.t1 2+ ƩX total.t2 2+ ƩX total.t3 2 ] - FK n ulangan X Kapur [ 6,514 2+ 18,387 2+ 9,468 2+ 9,957 2 2 X 4 ] - 36,821 = 42,432 + 7,342 + 89,643 + 99,142 8 = 31,559 8-36,821 = 37,695-36,821 =,874-36,821 JK interaksi KxT = JK Perlakuan Kombinasi - JK Kapur - JK Tawas

132 = 3,889-2,25 -,874 =,99 JK acak = JK total - JK perlakuan kombinasi = 3,972-3,889 =,83 4) Menghitung Derajat Bebas (db) db kapur = t a 1 = (4-1) = 3 db tawas = t b - 1 = (4-1) = 3 db interaksi kxt = (t a - 1) (t b - 1) = (4-1) (4-1) = 9 db acak = t (r - 1) = 16 (2-1) = 16 5) Menghitung Kuadrat Tengah (KT) KT kapur KT tawas = JK kapur db kapur = 2,25 3 =,675 = JK tawas db taw as =,874 3 =,291 KT interaksi kxt = JK interaksi kxt db interaksi kxt =,99 9 =,11 KT acak = JK acak db acak =,83 16 =,5 6) Menghitung harga F hitung F-hitung kapur = KT acak =,675,5 = 135 KT kapur

133 F-hitung tawas = KT tawas KT acak =,291,5 = 58,2 KT interaksi kxt F-hitung interaksi kxt = KT acak =,11,5 = 22 7) Menghitung Koefisien Keragaman (KK) KK = KT Galat x X 1% =,5 1,74 X 1% = 6,611 % 8) Tabel Ringkasan Analisis Sidik Ragam (ANAVA) Ringkasan Analisis Variansi untuk pengaruh pemberian variasi faktor kapur dan tawas terhadap pertumbuhan bakteri gram positif (Staphylococcus aureus) pada umur 2 x 24 Jam setelah ditransformasikan ke X + 1 2 Tabel 2e. Ringkasan Analisis Sidik Ragam Faktorial Sumber Keragaman db JK KT F- hitung Perlakuan kombinasi Kapur Tawas Interaksi KxT Acak (galat) 15 3 3 9 16 Total 31 Keterangan : * = Berbeda Nyata ** = Berbeda Sangat Nyata tn = Tidak Berbeda Nyata 3,889 2,25,874,99,83,675,291,11,5 135 ** 58,2 ** 22 ** F-tabel 5% 1% 3,24 3,24 2,54 5,29 5,29 3,78 9) Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 1% dan 5% untuk Variasi Faktor Kapur BNT 1% = t.1% (db galat ) x 2 x,5 = 2,921 x 2 x 4 = 2,921 x,35 2 KT acak n ulangan x level tawas

134 =,12 BNT 5% = t.5% (db galat ) x = 2,12 x,35 =,74 2 KT acak n ulangan x level tawas Taraf Kapur Total (mm) Rata-rata (mm) Notasi K 1 K 2 6,776 7,195,847,899 a a K 3 8,457 1,57 b K 11,898 1,487 c Hasil uji BNT 1% =,12 1) Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 1% dan 5% untuk Variasi Faktor Tawas BNT 1% = t.1% (db galat ) x 2 KT acak n ulangan x level tawas 2 x,5 = 2,921 x 2 x 4 = 2,921 x,35 =,12 BNT 5% = t.5% (db galat ) x = 2,12 x,35 2 KT acak n ulangan x level tawas =,74 Taraf Tawas Total (mm) Rata-rata (mm) Notasi T 6,514,814 a T 2 T 1 T 3 8,387 9,468 9,957 1,48 1,183 1,245 b c c Hasil uji BNT 5% =,12 11) Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 1% dan 5% untuk Interaksi kapur x tawas BNT 1% = t.1% x 2 KT acak n ulangan = 2,921 x 2 x,26 2

135 = 2,921 x,71 =,27 BNT 5% = t.5% (db galat ) x 2 KT acak n ulangan = 2,12 x,71 =,15 Perlakuan Kombinasi Kapur dan Tawas Total (mm) K T 1,414 K 1 T 1,544 K 1 T 1 1,61 K 2 T 1,61 K 2 T 1 1,61 K 1 T 2 1,788 K 1 T 3 1,843 K 2 T 2 1,898 K 3 T 1,898 K 3 T 1 2,49 K 2 T 3 2,95 K 3 T 2 2,232 K 3 T 3 2,278 K T 1 3,193 K T 2 3,55 K T 3 3,741 Hasil uji BNT 1% =,27 Rata-rata (mm),77,771,8,8,8,894,921,949,949 1,25 1,47 1,116 1,139 1,597 1,775 1,87 a a b a b a b a b a b c b c d b c d e b c d e c d e c d e d e e f f g g Notasi

136 Lampiran 3 1) Tabulasi Data ANALISIS DATA Tabel 3a. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus pada Umur 3 x 24 Jam No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 1. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Perlakuan Kombinasi Ulangan Kapur Tawas 1 2 K (%) T (%) T 1 (2%) 1,9 1,8 T 2 (4%) 2,5 2,5 T 3 (6%) 2,7 2,9 K 1 (5%) T (%) T 1 (2%) T 2 (4%) T 3 (6%) K 2 (1%) T (%) T 1 (2%) T 2 (4%) T 3 (6%) K 3 (15%) T (%) T 1 (2%) T 2 (4%) T 3 (6%),2,3,3,3,5,3,4,7,6,2,2,2,3,2,3,4,3,4,5,8 Total 3,7 5, 5,6,2,2,4,6,2,3,6,9,6,8 1,2 1,4 x 1,85 2,5 2,8,1,1,2,3,1,15,3,45,3,4,6,7

137 Tabel 3b. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus pada Umur 3 x 24 Jam setelah Ditransformasikan ke X + 1 2 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 1. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Perlakuan Kombinasi Ulangan Kapur Tawas 1 2 K (%) T (%),77 T 1 (2%) 1,549 T 2 (4%) 1,732 T 3 (6%) 1,789 K 1 (5%) T (%) T 1 (2%) T 2 (4%) T 3 (6%) K 2 (1%) T (%) T 1 (2%) T 2 (4%) T 3 (6%) K 3 (15%) T (%) T 1 (2%) T 2 (4%) T 3 (6%),77,77,837,894,77,894,894 1,,894,949 1,95 1,49,77 1,517 1,732 1,844,837,837,837,894,837,77,894,949,894,949 1, 1,14 Total 1,414 3,66 3,464 3,633 1,544 1,544 1,674 1,788 1,544 1,61 1,788 1,949 1,788 1,898 2,95 2,189 x,77 1,533 1,732 1,817,772,772,837,894,772,8,894,975,894,949 1,47 1,95 Total 16,44 16,575 32,979 1,31 Lampiran 3a. Hasil Analisis Varians dan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Daerah Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus pada Umur 3 x 24 Jam setelah Ditransformasikan k X + 1 2 e 2) Menghitung Faktor Korelasi (FK) Faktor korelasi (FK) = Ʃ X total 2 n (t x r) = 32,979 2 (16 x 2) = 1,87,614 32 = 33,988 3) Menghitung Jumlah Kuadrat (JK) JK total = (Ʃ X total ) 2 FK = (x a1 ) 2 + (x a2 ) 2 +.... + (x p2 ) 2 - FK = [(,77) 2 + (1,549) 2 + (1,732) 2 + (1,789) 2 + (,77) 2 + (,77) 2 +

138 (,837) 2 + (,894) 2 + (,77) 2 + (,894) 2 + (,894) 2 + (1,) 2 + (,894) 2 + (,949) 2 + (1,95) 2 + (1,49) 2 + (,77) 2 + (1,517) 2 + (1,732) 2 + (1,844) 2 + (,837) 2 + (,837) 2 + (,837) 2 + (,894) 2 + (,837) 2 + (,77) 2 + (,894) 2 + (,949) 2 + (,894) 2 + (,949) 2 + (1,) 2 + (1,14) 2 ] - 33,988 = 37,695-33,988 = 3,77 JK perlakuan kombinasi = X [ total.a 2+ X total.b 2+.... + X total. p 2 ] FK n ulangan = [(1,414) 2 + (3,66) 2 + (3,464) 2 + (3,633) 2 + (1,544) 2 + (1,544) 2 + (1,674) 2 + (1,788) 2 + (1,544) 2 + (1,61) 2 + (1,788) 2 + (1,949) 2 + (1,788) 2 + (1,898) 2 + (2,95) 2 + (2,189) 2 ] - FK = 75,297 2-33,988 = 3,661 Tabel 3c. Two Way Table untuk Variasi Faktor Kapur dan Tawas terhadap Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus pada Umur 3 x 24 Jam Kapur (K) T Tawas (T) T 1 T 2 T 3 Total Kapur (K) K K 1 K 2 K 3,1,1,3 1,85,1,15,4 2,5,2,3,6 2,8,3,45,7 7,15,7 1, 2, Total Tawas (T),5 2,5 3,6 4,25 1,85

139 Tabel 3d. Two Way Table untuk Variasi Faktor Kapur dan Tawas terhadap Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus pada Umur 3 x 24 Jam setelah Ditransformasi ke X + 1 2 Kapur (K) T Tawas (T) T 1 T 2 T 3 Total Kapur (K) K K 1 K 2 K 3 1,414 1,544 1,544 1,788 3,66 1,544 1,61 1,898 3,464 1,674 1,788 2,95 3,633 1,788 1,949 2,189 11,577 6,55 6,882 7,97 Total Tawas (T) 6,29 8,19 9,21 9,559 32,979 JK kapur = [ Ʃ X total.k 2+ Ʃ X total.k1 2+ ƩX total.k 2 2+ ƩX total.k 3 2 n ulangan X Tawas = 11,577 2+(6,55)2+ 6,882 2+ 7,97 2-33,988 2 X 4 ] - FK = 134,27 + 42,93 + 47,362 + 63,52 8-33,988 = 287,812 8-33,988 = 35,977-33,988 = 1,989 JK tawas = = [ Ʃ X total.t 2+ Ʃ X total.t1 2+ ƩX total.t2 2+ ƩX total.t3 2 ] - FK n ulangan X Kapur [ 6,29 2+ 8,19 2+ 9,21 2+ 9,559 2 2 X 4 ] - 33,988 = 39,564 + 65,756 + 81,378 + 91,374 8 = 278,72 8-33,988 = 34,759-33,988 =,771-33,988 JK interaksi KxT = JK Perlakuan Kombinasi - JK Kapur - JK Tawas

14 = 3,661-1,989 -,771 =,91 JK acak = JK total - JK perlakuan kombinasi = 3,77-3,661 =,46 4) Menghitung Derajat Bebas (db) Db kapur = t a - 1 = (4-1) = 3 db tawas = t b - 1 = (4-1) = 3 db interaksi kxt = (t a - 1) (t b - 1) = (4-1) (4-1) = 9 db acak = t (r - 1) = 16 (2-1) = 16 5) Menghitung Kuadrat Tengah (KT) KT kapur KT tawas = JK kapur db kapur = 1,989 3 =,663 = JK tawas db tawas =,771 3 =,257 KT interaksi kxt = JK interaksi kxt db interaksi kxt =,91 9 =,1 KT acak = JK acak db acak =,46 16 =,3 6) Menghitung harga F hitung F-hitung kapur = KT acak =,663,3 = 221 KT kapur

141 F-hitung tawas = KT tawas KT acak =,257,3 = 85,667 KT interaksi kxt F-hitung interaksi kxt = KT acak =,1,3 = 33,333 7) Menghitung Koefisien Keragaman (KK) KK = KT Galat x X 1% =,3 1,31 X 1% = 5,335 % 8) Tabel Ringkasan Analisis Sidik Ragam (ANAVA) Ringkasan Analisis Variansi untuk pengaruh pemberian variasi faktor kapur dan tawas terhadap pertumbuhan bakteri gram positif (Staphylococcus aureus) pada umur 3 x 24 Jam setelah ditransformasikan ke X + 1 2 Tabel 3e. Ringkasan Analisis Sidik Ragam Faktorial Sumber Keragaman db JK KT F- hitung Perlakuan kombinasi Kapur Tawas Interaksi KxT Acak (galat) 15 3 3 9 16 Total 31 Keterangan : * = Berbeda Nyata ** = Berbeda Sangat Nyata tn = Tidak Berbeda Nyata 3,661 1,989,771,91,46,663,257,1,3 221 ** 85,667 ** 33,333 ** F-tabel 5% 1% 3,24 3,24 2,54 5,29 5,29 3,78 9) Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 1% dan 5% untuk Variasi Faktor Kapur BNT 1% = t.1% (db galat ) x 2 KT acak n ulangan x level tawas = 2,921 x 2 x,3 2 x 4 = 2,921 x,35

142 =,12 BNT 5% = t.5% (db galat ) x = 2,12 x,35 =,74 2 KT acak n ulangan x level tawas Taraf Kapur Total (mm) Rata-rata (mm) Notasi K 1 K 2 6,55 6,882,819,86 a a K 3 7,97,996 b K 11,577 1,447 c Hasil uji BNT 1% =,79 1) Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 1% dan 5% untuk Variasi Faktor Tawas BNT 1% = t.1% (db galat ) x 2 KT acak n ulangan x level tawas = 2,921 x 2 x,3 2 x 4 = 2,921 x,27 =,79 BNT 5% = t.5% (db galat ) x = 2,12 x,27 =,57 2 KT acak n ulangan x level tawas Taraf Tawas Total (mm) Rata-rata (mm) Notasi T T 1 T 2 T 3 6,29 8,19 9,21 9,559,786 1,14 1,128 1,195 a b c c Hasil uji BNT 1% =.79 11) Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 1% dan 5% untuk Interaksi Kapur x Tawas BNT 1% = t.1% (db galat ) x 2 KT acak n ulangan

143 = 2,921 x 2 x,3 2 = 2,921 x,55 =,161 BNT 5% = t.5% (db galat ) x 2 KT acak n ulangan = 2,12 x,55 =,117 Perlakuan Kombinasi Kapur dan Tawas Total (mm) K T 1,414 K 1 T 1,544 K 1 T 1 1,544 K 2 T 1,544 K 2 T 1 1,61 K 1 T 2 1,674 K 1 T 3 1,788 K 2 T 2 1,788 K 3 T 1,788 K 3 T 1 1,898 K 2 T 3 1,949 K 3 T 2 2,95 K 3 T 3 2,189 K T 1 3,66 K T 2 3,464 K T 3 3,633 Hasil uji BNT 1% =,161 Rata-rata (mm),77,772,772,772,8,837,894,894,894,949,975 1,47 1,95 1,533 1,732 1,817 a a b a b a b a b c a b c d b c d e b c d e b c d e c d e f d e f e f f g h h Notasi

144 Lampiran 4 ANALISIS DATA 1) Tabulasi Data Tabel 4a. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus pada Umur 4 x 24 Jam No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 1. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Perlakuan Kombinasi Ulangan Kapur Tawas 1 2 K (%) T (%) T 1 (2%) 1,3 1,4 T 2 (4%) 1,8 1,9 T 3 (6%) 2,1 2,4 K 1 (5%) T (%) T 1 (2%) T 2 (4%) T 3 (6%) K 2 (1%) T (%) T 1 (2%) T 2 (4%) T 3 (6%) K 3 (15%) T (%) T 1 (2%) T 2 (4%) T 3 (6%),2,2 Total 2,7 3,7 4,5,2,2 x 1,35 1,85 2,25,1,1

145 Tabel 4b. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus pada Umur 4 x 24 Jam setelah Ditransformasikan ke X + 1 2 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 1. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Perlakuan Kombinasi Ulangan Kapur Tawas 1 2 K (%) T (%),77 T 1 (2%) 1,342 T 2 (4%) 1,517 T 3 (6%) 1,612 K 1 (5%) T (%) T 1 (2%) T 2 (4%) T 3 (6%) K 2 (1%) T (%) T 1 (2%) T 2 (4%) T 3 (6%) K 3 (15%) T (%) T 1 (2%) T 2 (4%) T 3 (6%),77,77,77,77,77,77,77,77,77,77,837,77,77 1,378 1,549 1,73,77,77,77,77,77,77,77,77,77,77,77,837 Total 1,414 2,72 3,66 3,315 1,414 1,414 1,414 1,414 1,414 1,414 1,414 1,414 1,414 1,414 1,544 1,544 X,77 1,36 1,533 1,657,77,77,77,77,77,77,77,77,77,77,772,772 Total 13,792 13,951 27,743,867 Lampiran 4a. Hasil Analisis Varians dan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Daerah Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus pada Umur 4 x 24 Jam setelah Ditransformasikan ke X + 1 2 2) Menghitung Faktor Korelasi (FK) Faktor korelasi (FK) = Ʃ X total 2 n (t x r) = 27,743 2 16 x 2 = 769,674 32 = 24,52 3) Menghitung Jumlah Kuadrat (JK) JK total = (Ʃ X total ) 2 FK = (x a1 ) 2 + (x a2 ) 2 +.... + (x p2 ) 2 - FK = [(,77) 2 + (1,342) 2 + (1,517) 2 + (1,612) 2 + (,77) 2 + (,77) 2 + (,77) 2 + (,77) 2 + (,77) 2 + (,77) 2 + (,77) 2 + (,77) 2 +

146 (,77) 2 + (,77) 2 + (,837) 2 + (,77) 2 + (,77) 2 + (1,378) 2 + (1,549) 2 + (1,73) 2 + (,77) 2 + (,77) 2 + (,77) 2 + (,77) 2 + (,77) 2 + (,77) 2 + (,77) 2 + (,77) 2 + (,77) 2 + (,77) 2 + (,77) 2 + (,837) 2 ] - 24,52 = 27,299-24,52 = 3,247 JK perlakuan kombinasi = X [ total.a 2+ X total.b 2+.... + X total. p 2 ] FK n ulangan = [(1,414) 2 + (2,72) 2 + (3,66) 2 + (3,315) 2 + (1,414) 2 + (1,414) 2 + (1,414) 2 + (1,414) 2 + (1,414) 2 + (1,414) 2 + (1,414) 2 + (1,414) 2 + (1,414) 2 + (1,414) 2 + (1,544) 2 + (1,544) 2 ] - FK = 54,544 2 = 3,22-24,52 Tabel 4c. Two Way Table untuk Variasi Faktor Kapur dan Tawas terhadap Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus pada Umur 4 x 24 Jam Kapur (K) T Tawas (T) T 1 T 2 T 3 Total Kapur (K) K K 1 K 2 K 3 1,35 1,85,1 2,25,1 5,45,2 Total Tawas (T) 1,35 1,95 2,35 5,65 Tabel 4d. Two Way Table untuk Variasi Faktor Kapur dan Tawas terhadap Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus pada Umur 4 x 24 Jam setelah Ditransformasi ke X + 1 2 Kapur (K) T Tawas (T) T 1 T 2 T 3 Total Kapur (K) K K 1 K 2 K 3 1,414 1,414 1,414 1,414 2,72 1,414 1,414 1,414 3,66 1,414 1,414 1,544 3,315 1,414 1,414 1,544 1,515 5,656 5,656 5,916 Total Tawas (T) 5,656 6,962 7,438 7,687 27,743

147 JK kapur = = JK tawas = [ Ʃ X total.k 2+ Ʃ X total.k1 2+ ƩX total.k 2 2+ ƩX total.k 3 2 n ulangan X Tawas 1,515 2+(5,656)2+ 5,656 2+ 5,916 2 [ 2 X 4 = 11,565 + 31,99 +31,99+ 34,999 8 = 29,544-24,52 8 = 26,193-24,52 = 2,141 = - 24,52 ] - 24,52 ] FK [ Ʃ X total.t 2+ Ʃ X total.t1 2+ ƩX total.t2 2+ ƩX total.t3 2 ] FK n ulangan X Kapur [ 5,656 2+ 6,962 2+ 7,438 2+ 7,687 2 2 X 4 = 31,99 + 48,469 + 55,324 + 59,9 8 = 194,873 8-24,52 = 24,359-24,52 =,37-24,52 ] -24,52 JK interaksi KxT = JK Perlakuan Kombinasi - JK Kapur - JK Tawas = 3,22-2,141 -,37 =,772 JK acak = JK total - JK perlakuan kombinasi = 3,247 3,22 =,27 4) Menghitung Derajat Bebas (db) db kapur = t a - 1 = (4-1) = 3 db tawas = t b - 1 = (4-1) = 3 db interaksi kxt = (t a - 1) (t b - 1) = (4-1) (4-1) = 9

148 db acak = t (r - 1) = 16 (2-1) = 16 5) Menghitung Kuadrat Tengah (KT) KT kapur KT tawas = JK kapur db kapur = 2,141 3 =,714 = JK tawas db tawas =,37 3 =,12 KT interaksi kxt = JK interaksi kxt db interaksi kxt =,772 9 =,86 KT acak = JK acak db acak =,27 16 =,2 6) Menghitung harga F hitung F-hitung kapur = F-hitung tawas KT kapur KT acak =,714,2 = 357 = KT tawas KT acak =,12,2 = 51 KT interaksi kxt F-hitung interaksi kxt = KT acak =,86,1 = 43 7) Menghitung Koefisien Keragaman (KK) KK = KT Galat x X 1% =,2,867 X 1% = 5,158 %

149 8) Tabel Ringkasan Analisis Sidik Ragam (ANAVA) Ringkasan Analisis Variansi untuk pengaruh pemberian variasi faktor kapur dan tawas terhadap pertumbuhan bakteri gram positif (Staphylococcus aureus) pada umur 4 x 24 Jam setelah ditransformasikan ke X + 1 2 Tabel 4e. Ringkasan Analisis Sidik Ragam Faktorial Sumber Keragaman db JK KT F- hitung Perlakuan kombinasi Kapur Tawas Interaksi KxT Acak (galat) 15 3 3 9 16 Total 31 Keterangan : * = Berbeda Nyata ** = Berbeda Sangat Nyata tn = Tidak Berbeda Nyata 3,22 2,141,37,771,27,714,12,86,2 357 ** 51 ** 43 ** F-tabel 5% 1% 3,24 3,24 2,54 5,29 5,29 3,78 9) Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 1% dan 5% untuk Variasi Faktor Kapur BNT 1% = t.1% (db galat ) x 2 KT acak n ulangan x level tawas = 2,921 x 2 x,2 2 x 4 = 2,921 x,22 =,64 BNT 5% = t.5% (db galat ) x = 2,12 x,22 =,47 2 KT acak n ulangan x level tawas Taraf Kapur Total (mm) Rata-rata (mm) Notasi K 1 K 2 K 3 5,656 5,656 5,916,77,77,739 a a a K 1,515 1,314 b Hasil Uji BNT 1% =,64

15 1) Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 1% dan 5% untuk Variasi Faktor Tawas BNT 1% = t.1% (db galat ) x 2 KT acak n ulangan x level tawas = 2,921 x 2 x,2 2 x 4 = 2,921 x,22 =,64 BNT 5% = t.5% (db galat ) x = 2,12 x,22 =,47 2 KT acak n ulangan x level tawas Taraf Tawas Total (mm) Rata-rata (mm) Notasi T 5,656,77 a T 1 T 2 T 3 6,962 7,438 7,687,87,93,961 b b c c Hasil Uji BNT 1% =,64 11) Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 1% dan 5% untuk Interaksi kapur x tawas BNT 1% = t.1% x 2 KT acak n ulangan = 2,921 x 2 x,2 2 = 2,921 x,45 =,131 BNT 5% = t.1% x 2 KT acak n ulangan = 2,12 x,45 =,95

151 Perlakuan Kombinasi Kapur dan Tawas Total (mm) K T 1,414 K 1 T 1,414 K 1 T 1 1,414 K 1 T 2 1,414 K 1 T 3 1,414 K 2 T 1,414 K 2 T 1 1,414 K 3 T 1,414 K 2 T 2 1,414 K 3 T 1 1,414 K 2 T 3 1,414 K 3 T 2 1,544 K 3 T 3 1,544 K T 1 2,72 K T 2 3,66 K T 3 3,315 Hasil Uji BNT 1% =,131 Rata-rata (mm),77,77,77,77,77,77,77,77,77,77,77,772,772 1,36 1,533 1,657 a a a a a a a a a a a a a b c c Notasi

152

153

154

155

156

157

158

159

16

161

162

163

164

165

166

167 LAMPIRAN FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN Pembuatan medium Menimbang bahan Sterilisasi Penyimpanan media Stok bakteri Inokulasi bakteri Pemberian perlakuan Pengukuran lebar zona hambat

168 konsentrasi K T Konsentrasi K T 1 Konsentrasi K T 2 konsentrasi K T 3 konsentrasi K 1 T konsentrasi K 1 T 1 konsentrasi K 1 T 2 konsentrasi K 1 T 3

169 konsentrasi K 2 T konsentrasi K 2 T 1 konsentrasi K 2 T 2 konsentrasi K 2 T 3 konsentrasi K 3 T konsentrasi K 3 T 1 konsentrasi K 3 T 2 konsentrasi K 3 T 3

FOTO MUNAQASAH SKRIPS 17

171 Lampiran : Petunjuk Praktikum Mikrobiologi PENGARUH KONSENTRASI KAPUR (CaCO 3 ) DAN TAWAS [Al 2 (SO 4 ) 3 ] TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus A. Dasar Teori Mikroorganisme dapat disingkirkan, dihambat atau dibunuh dengan sarana atau proses fisik, dan dengan bahan kimia tertentu. Suatu sarana fisik dapat diartikan sebagai keadaan atau sifat fisik yang menyebabkan suatu perubahan. Beberapa contoh sarana fisik ialah suhu, tekanan, radiasi dan penyaringan. Suatu proses fisik ialah suatu prosedur yang mengakibatkan perubahan, misalnya sterilisasi, pembakaran dan sanitasi. Suatu bahan kimia ialah suatu substansi (padat, cair, atau gas) yang dicirikan oleh komposisi molekular yang pasti menyebabkan terjadinya reaksi, contohnya ialah senyawa-senyawa fenolik, alkohol, klor, iodium, dan etilen oksida. Cara kerja bahan kimia ada yang dapat mematikan bentuk-bentuk vegetatif bakteri, yang disebut bateriosida, dan ada juga yang hanya menghambat pertumbuhan bakteri, yang disebut bakteriostatis. B. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan kapur (CaCO 3 ) terhadap pertumbuhan bakteri gram positif (Staphylococcus aureus). 2. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan tawas (Al 2 (SO 4 ) 3 ) terhadap pertumbuhan bakteri gram positif (Staphylococcus aureus).

172 3. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan kombinasi kapur (CaCO 3 ) dan tawas (Al 2 (SO 4 ) 3 ) terhadap pertumbuhan bakteri gram positif (Staphylococcus aureus). C. Alat dan Bahan Alat: Autoklaf Kulkas Inkubator Laminar Air Flow (LAF) Timbangan digital Kompor Lampu Bunsen Korek Api Jangka Sorong Tabung Reaksi Rak Tabung Reaksi Mikropipe Hand Sprayer Beaker Glass (5 ml, 1 ml, 2 ml, 25 ml, 5 ml) Labu Erlenmeyer (5 ml dan 1 ml) Gelas Ukur Pipet Tetes Pinset Cawan Petri Botol spesimen 1 ml Jarum Inokulasi Bahan: Kapur (CaCO 3 ) Tawas (Al 2 (SO 4 ) 3 ) Kultur murni bakteri Staphylococcus aureus Agar Powder Beef Extract Spiritus Alumunium foil Kertas saring Kasa Kertas Kraf

173 Bacto pepton Alkohol 7% Aquades Cotton buds Kertas tempel Karet gelang Kapas Vaselin Lysol D. Prosedur Kerja 1. Penyiapan Medium a. Pembuatan medium miring NA (Nutrient Agar) 1) Siapkan alat-alat bersih, kering dan steril. 2) Buatlah medium miring NA (Nutrient Agar), dengan formula: Beef extract... 3 gr Bacto peptone... 5 gr Agar powder... 15 gr Aquades... 1 ml Catatan : Perlu dihitung terlebih dahulu dengan seksama bahan yang diperlukan dengan menggunakan perbandingan di atas.. 3) Masukkan beef extract, bacto peptone, agar powder dan aquades tersebut ke dalam elmenmeyer 5 ml lalu homogenkan dengan menggunakan hot plate stirrer sampai homogen. 4) Siapkan 2 tabung reaksi dan 2 cawan petri untuk setiap kelompok kerja.

174 5) Tuangkan 5 ml medium ke dalam tiap tabung reaksi dan 1 ml medium ke dalam cawan petri. Lakukan dengan cepat sebelum medium dingin. 6) Sumbatlah seluruh tabung reaksi dengan mengunakan kapas yang dibungkus kain kasa, kemudian letakkan didalam gelas selai kaca. Tutup seluruh cawan petri dengan menggunakan kertas sampul, lalu ikat dengan menggunakan karet gelang. 7) Sterilkan kembali semua medium dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121 o C dengan tekanan 15 lb (pound) selama 15 menit. 8) Setelah sterilisasi selesai, letakkan tabung reaksi dalam keadaan miring (dengan kemiringan 45 o sampai medium padat). 9) Simpan semua medium tersebut dalam kulkas (lemari pendingin) dan biarkan selama 2 x 24 Jam. Jika medium tetap bersih dan tidak terkontaminasi, maka medium telah siap untuk digunakan. b. Pembuatan Medium NB (Nutrient Broth) 1) Siapkan alat-alat yang bersih, kering dan steril. 2) Buatlah medium NB (Nutrient Broth), dengan formula: Beef extract... 3 gr Bacto peptone... 5 gr Aquades...1 ml Catatan : Perlu dihitung terlebih dahulu dengan seksama bahan yang diperlukan dengan menggunakan perbandingan di atas.

175 3) Larutkan medium tersebut di atas ke dalam labu erlenmeyer 5 ml, kemudian panaskan sampai larutan homogen. 4) Siapkan 2 tabung reaksi untuk setiap kelompok. 5) Masukkan medium tersebut ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml per tabung. Lakukan dengan cermat sebelum medium dingin. 6) Sumbatlah semua tabung reaksi dengan menggunakan kapas yang telah dibungkus kain kasa, dan letakkan di dalam gelas selai kaca. 7) Sterilkan seluruh tabung dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121 o C dengan tekanan 15 lb (pound) selama 15 menit. 8) Simpan semua medium dan biarkan selama 2 x 24 Jam di dalam lemari pendingin. Jika medium bersih dan tidak terkontaminasi, maka medium dapat digunakan. Jika medium belum dipakai dalam waktu dekat, medium dapat disimpan di dalam lemari pendingin. c. Pembuatan Kultur Stok Bakteri Staphylococcus aureus 1) Sediakan 1 buah medium lempeng dan 1 medium miring. 2) Siapkan koloni bakteri Staphylococcus aureus yang akan diremajakan. 3) Tulis nama koloni bakteri pada tutup cawan medium lempeng dan medium miring yang telah dipersiapkan. 4) Secara aseptik inokulasikan koloni bakteri tersebut ke dalam: a) Medium lempeng: dengan arah zig-zag menggunakan jarum inokulasi lurus (setiap medium hanya diinokulasikam dengan satu macam koloni bakteri).

176 b) Medium miring: dengan arah lurus mulai dari permukaan medium miring bagian bawah menuju ke atas (tiap medium hanya diinokulasikan dengan satu macam koloni bakteri). 5) Simpan koloni tersebut bakteri tersebut ke dalam inkubator pada suhu yang telah disesuaikan yaitu 33 o C, selama 2 x 24 Jam. d. Pembuatan kultur murni bakteri Staphylococcus aureus 1) Siapkan 2 medium NB (Nutrient Broth). 2) Siapkan koloni bakteri Staphylococcus aureus yang akan dikultur. 3) Tulis nama koloni bakteri pada medium NB (Nutrient Broth) yang telah dipersiapkan. 4) Bakar bagian ujung jarum inokulasi sampai memijar dan tunggu dingin (hitungan 15 kali). 5) Secara aseptik inokulasikan koloni bakteri Staphylococcus aureus ke dalam medium NB (Nutrient Broth). 6) Setelah itu bakar ujung tabung reaksi NB, tujuannya agar kontaminan dari proses transfer hilang, lalu tutup kedua tabung menggunakan kapas yang dibungkus oleh kain kasa. 7) Bakar kembali bagian ujung jarum inokulasi untuk membunuh bakteri sisa. 8) Simpan koloni bakteri tersebut ke dalam lemari penyimpan biakan mikroba dan melakukan pengamatan setelah biakan bakteri berumur 2x24 jam, setelah itu kultur murni bakteri Staphylococcus aureus siap untuk digunakan dalam penelitian.

177 e. Pembuatan medium lempeng Nutrient Agar (NA) 1) Siapkan alat-alat yang bersih, kering dan steril. 2) Timbanglah komponen medium Nutrient Agar (NA) dengan menggunakan timbangan analitis dengan formula: Beef extract...3 gr Bacto Peptone...5 gr Agar Powder...15 gr Aquades...1 ml Catatan : Perlu dihitung terlebih dahulu dengan seksama bahan yang diperlukan dengan menggunakan perbandingan di atas. 3) Masukkan medium tersebut ke dalam labu erlenmeyer 5 ml, kemudian panaskan medium sampai larutan homogen. 4) Siapkan 5 cawan petri untuk setiap kelompok. 5) Tuangkan 1 ml medium Nutrient Agar (NA) untuk setiap cawan petri dan tuangkan 5 ml medium ke dalam tiap tabung reaksi. Lakukan dengan cermat sebelum medium dingin. 6) Tutup seluruh cawan petri mengunakan kertas sampul dan mengikat menggunakan karet gelang, sumbat semua tabung reaksi menggunakan kapas yang telah dibungkua kain kasa, dan masukkan ke dalam gelas selai. 7) Sterilkan seluruh cawan petri yang sudah berisi medium menggunakan autoklaf pada suhu 121 o C dengan tekanan 15 lb (pound) selama 15 menit.

178 8) Diamkan seluruh cawan petri yang berisi medium sampai medium padat. 9) Setelah proses sterilisasi selesai, selanjutnya medium dibiarkan selama 2x24 jam di dalam lemari pendingin. Tujuannya untuk melihat, apakah medium terkontaminasi atau tidak, jika terkontaminasi maka medium tidak bisa digunakan, dan jika medium tidak terkontaminasi maka medium siap digunakan. f. Menyiapkan stok induk larutan kapur dan tawas 1) Menyiapkan stok induk larutan kapur a) Siapkan 2 gram kapur, kemudian campur dengan aquades hingga semua kapur larut, perbandingan yang digunakan adalah 5 gram kapur dengan menambahkan air 2 ml. b) Diamkan selama kurang lebih 1x24 jam, tujuannya agar larutan kapur terpisah dan mengendap di bawah. 2) Menyiapkan stok induk larutan tawas a) Menyiapkan 5 gram tawas, kemudian campur dengan aquades hingga semua tawas larut, perbandingan yang digunakan adalah 1 gram tawas dengan menambahkan air 2 ml. b) Diamkan selama kurang lebih 1x24 jam, tujuannya agar larutan tawas terpisah dan mengendap dibawah. 3) Siapkan larutan kapur dengan konsentrasi %, 5%, 1% dan 15% sedangkan konsentrasi tawas %, 2%, 4% dan 6%.

179 4) Pemberitahuan di dalam perbandingan yang akan ditentukan diperoleh 1 ml setiap perlakuan. 5) Timbang kapur dan tawas sesuai dengan konsentrasi yang telah ditentukan, dengan menggunakan rumus : V 1 M 1 = V 2 M 2. 6) Perbandingan kapur dan tawas terlihat pada tabel 3.2 berikut: Tabel 1.1 Perbandingan Kapur dan Tawas: No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 13 14 15 16 Perlakuan Kombinasi K T K T 1 K T 2 K T 3 K 1 T K 1 T 1 K 1 T 2 K 1 T 3 K 2 T K 2 T 1 K 2 T 2 K 2 T 3 K 3 T K 3 T 1 K 3 T 2 K 3 T 3 Kombinasi Perlakuan Perlakuan Konsentrasi Konsentrasi (%) Kapur Tawas Kapur Tawas 5 5 5 5 1 1 1 1 15 15 15 15 2 4 6 2 4 6 2 4 6 2 4 6 5 5 5 5 1 1 1 1 15 15 15 15 2 4 6 2 4 6 2 4 6 2 4 6 7) Homogenkan larutan kapur dan tawas tersebut, dengan cara mengaduk menggunakan pengaduk. 8) Dari perbandingan yang telah ditentukan diatas, diperoleh 1 ml setiap perlakuan. 2. Tahapan perlakuan pada bakteri Staphylococcus aureus a. Pemberian kapur dan tawas pada koloni biakan Staphylococcus aureus.

18 1) Siapkan 7 medium NA (Nutrien Agar) dan memberikan kode-kode perlakuan pada setiap cawan. 2) siapkan Paper disc dengan diameter 2 cm sebanyak 7 lembar, kemudian rendam ke dalam9 beaker glass yang masing-masing beaker glass berisi 1 ml kombinasi larutan kapur dan tawas sesuai dengan konsentrasi yang telah ditentukan, kapur yaitu %, 5%, 1%, 15%. Sedangkan untuk konsentrasi tawas yaitu %, 2%, 4%, dan 6%. Pada konsentrasi % yang berfungsi sebagai kontrol. Perendaman dilakukan selama 3 menit. 3) Goyang-goyangkan kultur murni Staphylococcus aureus secara perlahan selama 3 menit, sehingga penyebarannya merata. 4) Inokulasikan secara merata biakan murni bakteri Staphylococcus aureus yang telah berumur 2x24 jam ke 7 medium NA. Caranya dengan mencelupkan ujung cutton bud dalam medium cair NB (Nutrient Broth), kemudian mengoleskan pada permukaan 7 medium lempeng NA (Nutrient agar) sampai rata secara aseptik. 5) Letakkan masing-masing 1 buah paper disc yang telah direndam selama 3 menit tersebut ke bagian tengah permukaan cawan yang berisi medium NA (Nutrien Agar) secara aseptik menggunakan pinset steril, sesuai dengan kode perlakuan yang diberikan pada 7 cawan. 6) Simpan semua cawan petri ke dalam inkubator dengan suhu kamar (37 o ).

181 7) Lakukan pengambilan data pada saat kultur Staphylococcus aureus berumur 1 x 24 jam, 2 x 24 jam, 3 x 24 jam dan 4 x 24 jam setelah pemberian perlakuan. E. Hasil Pengamatan Tabel Hasil Pengamatan Gambar Hasil Pengamatan Gambar Pembanding F. Pertanyaan 1. Bagaimana pengaruh dari faktor kapur, tawas dan kombinasi terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus? Jelaskan? 2. Adakah perbedaan pengaruh dari faktor pemberian kapur, tawas dan kombinasi terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus?

182 RIWAYAT HIDUP Nama penulis MARNI lahir di Pangkoh pada tanggal 22 Agustus 1992, anak pertama dari dua bersaudara Bapak SUGIMIN dan Ibu SRIYATUN. Saya memulai studi ketika berumur enam tahun pada Sekolah Dasar (SDN Wono Agung II, Pangkoh IX) pada tahun 1998-24. Kemudian saya melanjutkan studi di Sekolah Menengah Pertama (SMPN-3 Maliku) pada tahun 24-27. Kemudian melanjutkan studi di Madarasah Aliyah Negeri (MAN-I Maliku) pada tahun 27-21. Kemudian saya juga melanjutkan studi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya pada Program Studi Tadris Biologi. Saya memiliki satu saudara bernama Defri Sugiannur. Suami saya bernama Nur Safin, S. Pd.I, dan satu orang anak Hafizar Mu iz As Safa. Hobi saya membaca dan memasak dll. Saya ingin sekali menjadi seorang Guru, karena seorang guru/dosen itu sangat mulia dan akan dikenang disepanjang hidup siswa/siswi nya dengan begitu sabar dalam membimbing mahasiswanya sampai berhasil dan juga dikarenakan oleh dorongan dari kedua orang tua sehingga saya memilih untuk mencapai cita-cita saya untuk menjadi seorang guru. Semoga keinginan saya dapat terpenuhi dengan begitu saya bisa menyampaikan ilmu yang saya dapatkan dari guru dan dosen-dosen saya kepada orang lain. Besar harapan saya untuk bisa melanjutkan kuliah kejenjang berikutnya, Amiin