CEDERA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA MANADO

dokumen-dokumen yang mirip
JENIS KEKERASAN DAN POLA LUKA PADA KORBAN MATI KECELAKAAN LALU LINTAS DI RSUD ARIFIN ACHMAD PERIODE

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Jessica R. Labora Erwin G. Kristanto James F. Siwu

POLA LUKA PADA KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS DI BLU RSU PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO PERIODE

Angka Kejadian Korban Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Luar Visum Et Repertum

Gambaran Luka Korban Kecelakaan Lalu Lintas yang Dilakukan Pemeriksaan di RSUP Dr. M. Djamil Padang

Gambaran Kasus Kematian dengan Asfiksia di Bagian Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado Periode

Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia The Indonesian Association of Forensic Medicine

1 Kevin G. Pitojo 2 Adrian Tangkilisan 2 Alwin Monoarfa.

Kata kunci : Pola luka kecelakaan lalu lintas, DOA, rawat meninggal

Gambaran Penderita Trauma Kepala di Rumah Sakit Umum Haji Medan Periode Januari Desember 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kasus bunuh diri di Indonesia belakangan ini. dinilai cukup memprihatinkan karena angkanya cenderung

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda (Undang-undang

Gambaran cedera kepala yang menyebabkan kematian di Bagian Forensik dan Medikolegal RSUP Prof Dr. R. D. Kandou periode Juni Juli 2016

Pola Kekerasan Senjata Api di Sulawesi Utara Periode

Kematian akibat kecelakaan lalu lintas Kota Tomohon tahun

Prevalensi dan Gambaran Pola Luka Korban Kecelakaan Sepeda Motor di Instalasi Forensik RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2013

POLA LUKA PADA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA TERHADAP PEREMPUAN DI RS BHAYANGKARA MANADO PERIODE 2013

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keselamatan lalu lintas jalan saat ini. sudah merupakan masalah global yang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kematian yang disebabkan oleh kecelakaan lalu. lintas banyak terjadi di dunia. Tidak hanya di dunia,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Cedera atau trauma adalah permasalahan yang berkembang

HANDOUT KETERAMPILAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

Gambaran Tanda Kardinal Asfiksia Pada Kasus Kematian Gantung Diri di Departemen Forensik RSU Dr. Muhammad Hoesin Palembang Periode Tahun

GAMBARAN PASIEN CEDERA KEPALA DI RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2013

PROFIL KASUS AUTOPSI PADA ANAK DI PROVINSI RIAU PERIODE TAHUN

CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekitar 1,27 juta orang meninggal di jalan setiap tahunnya di dunia, dan 20 -

GAMBARAN CT SCAN KEPALA PADA PENDERITA CEDERA KEPALA RINGAN DI BLU RSUP Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Kejahatan merupakan perilaku anti sosial dan juga

ABSTRAK. Trauma kapitis merupakan salah satu kasus yang paling sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian tidak wajar yang kadang-kadang belum. diketahui penyebabnya saat ini semakin meningkat.

ASPEK MEDIKOLEGAL TATALAKSANA KEMATIAN DI KOTA MANADO

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

ABSTRAK GAMBARAN BUKTI MEDIS INFANTICIDE YANG DIPERIKASA DI INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK RSUP SANGLAH PERIODE TAHUN

PENGARUH PEMAKAIAN HELM TERHADAP DERAJAT CEDERA KEPALA PADA PENGENDARA SEPEDA MOTOR YANG MENGALAMI KECELAKAAN LALU LINTAS YANG DIRAWAT DI RSUP H

PEMBEKAPAN. Disusun oleh : Shinta Febriana Yustisiari G Pembimbing : dr. Hari Wujoso, Sp. F, MM

Abdul Gafar Parinduri Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam / FK UMSU

Kualitas Visum et Repertum Perlukaan di RSUD Indrasari Kabupaten Indragiri Hulu Periode 1 Januari Desember 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Di rumah sakit Dr. Sardjito, angka kejadian kasus forensik klinik (hidup) yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan kendaraan, salah satunya berupa kendaraan bermotor. Semakin meningkatnya penggunaan alat transportasi maka akan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Dengan meningkatnya jumlah penduduk dunia, jumlah. kriminalitas yang disertai kekerasan juga ikut

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab. terbanyak terjadinya cedera di seluruh

BAB V HASIL PENELITIAN

Luka Akibat Trauma Benda Tumpul a Luka Lecet (Abrasi)

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Menurut Badan Pusat Statistik BPS (2010), diketahui jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sebab, menempati urutan kesepuluh penyebab semua kematian dan

Bantuan Hidup Dasar. (Basic Life Support)

BAB I PENDAHULUAN. cedera serta hubungannya dengan berbagai kekerasan (ruda paksa). Luka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Fenomena maraknya kriminalitas di era globalisasi. semakin merisaukan segala pihak.

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan lalu lintas adalah fraktur yang lebih dikenal dengan patah tulang.

DAFTAR ISI PERSETUJUAN PEMBIMBING PENETAPAN PANITIA PENGUJI PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ABSTRAK ABSTRACT RINGKASAN SUMMARY KATA PENGANTAR

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Infantisid yaitu pembunuhan dengan sengaja. terhadap bayi baru lahir oleh ibunya (Knight, 1997).

TINJAUAN MEDIKOLEGAL PERKIRAAN SAAT KEMATIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Epidemiologi Kecelakaan Lalu Lintas PERTEMUAN 9 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di era globalisasi terus berkembang, khususnya

Karakteristik kasus pada Visum et Repertum di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

BAB I PENDAHULUAN. Trauma toraks merupakan trauma yang mengenai dinding toraks atau

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Sepeda motor merupakan salah satu sarana. transportasi yang tidak asing lagi bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa dijalan yang melibatkan kendaraan atau pemakai jalan lainnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan kepadatan penduduk mengakibatkan peningkatan akan

KARAKTERISTIK PENDERITA CEDERA KEPALA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS DARAT RAWAT INAP DI RSUD DR. H. KUMPULAN PANE TEBING TINGGI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleknya masalah dibidang kesehatan yang timbul dewasa ini, disertai

TREND KECELAKAAN LALU LINTAS DI INDONESIA ( ) 12/8/2014. Pertemuan Kesebelas. Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada

Pola Luka Korban Kecelakaan Lalu Lintas pada Pejalan Kaki dan Pengendara Sepeda Motor

BIOMEKANIK TRAUMA. Oleh : Sudiharto *) mengetahui bagaimana proses kejadian dan memprediksi kemungkinan bagian tubuh atau

Thompson-Epstein Classification of Posterior Hip Dislocation. Type I Simple dislocation with or without an insignificant posterior wall fragment

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

VISUM ET REPERTUM No : 15/VRJ/06/2016

PERUBAHAN KADAR GULA DARAH POST MORTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang

FORMAT LAPORAN KASUS FORENSIK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. W POST OP CRANIATOMY HARI KE- 2 DENGAN CEDERA KEPALA BERAT DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

EPIDEMOLOGI TRAUMA SECARA GLOBAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

CEDERA OLAHRAGA PADA SENAM DAN UPAYA P3K. Oleh: Dr. Sugeng Purwanto Dosen PJKR FIK UNY

KELENGKAPAN ADMINISTRASI STAF MEDIS KEDOKTERAN FORENSIK RSUP Dr. KARIADI SEMARANG MENGHADAPI AKREDITASI RUMAH SAKIT

Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia The Indonesian Association of Forensic Medicine

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia menurut laporan hak asasi manusia

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tangan terentang. Sebagian besar fraktur tersebut ditangani dalam unit

ANGKA KEJADIAN LUKA BACOK DI RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE NOVEMBER 2011-DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

BAB III PUTUSAN PENGADILAN NEGERI TANJUNGPINANG NOMOR: 308/PID.B/2015/PN.TPG TENTANG KELALALAIAN YANG MENYEBABKAN LUKA BERAT

P U T U S A N NOMOR : 612/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BIAYA KECELAKAAN LALULINTAS JALAN DI INDONESIA DAN VIETNAM

ANATOMI DAN FISIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. jalan yang cukup serius, menurut data dari Mabes Polri pada tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

PREVALENSI FRAKTUR HUMERUS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH PADA BULAN APRIL 2015 DESEMBER

Transkripsi:

CEDERA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA MANADO Erwin Kristanto 1 Johannis F. Mallo 1 Aria Yudhistira 2 1 Bagian Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2 Bagian Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani Bandung Email: gk_erwin@yahoo.com Abstract: Nowadays, the incidence of traffic accidents increases annually. Injuries caused by traffic accidents show specific patterns, which differ from that of injuries due to other causes. Information of injury patterns due to accidents can be very useful in the management of treatment. The aim of this retrospective study is to describe the kinds of injuries in autopsied victims due to traffic accidents, which were autopsied, and in some cases handled in Prof.Dr.R.D.Kandou Manado General Hospital from 2004 until 2008. The results showed that 77.7% of deaths were due to traffic accident head injuries, and 22.2% to chest injuries. We observed that they had obvious internal organ damage, especially in the abdomen, which observation could not have been predicted just from external examination. Therefore, it can be concluded that not only deaths by traffic accidents, but all fatalities should undergo autopsy to verify the exact cause of death. Keywords: injury pattern, retrospective study, forensic autopsy Abstrak: Angka kecelakaan lalu lintas tiap tahun meningkat. Cedera yang ditimbulkan memiliki pola tertentu yang berbeda dengan cedera akibat kekerasan lain. Informasi mengenai pola cedera pada kecelakaan lalu lintas dapat digunakan dalam pengobatan. Studi retrospektif ini mendeskripsi-kan cedera yang ditemukan pada autopsi korban kecelakaan lalu lintas di rumah sakit umum Prof.dr.R.D Kandou di Manado, periode tahun 2004 2008. Hasil survei menemukan bahwa 77,7% kasus kematian akibat kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh cedera kepala, dan 22,2 % akibat cedera pada dada. Dari pengamatan penulis tampak dengan jelas kerusakan organ dalam, terutama pada perut tidak dapat diperkirakan hanya dengan pemeriksaan luar mayat. Perlu dipikirkan bersama agar dapat diciptakan kondisi di mana korban meninggal pada kasus kecelakaan lalu lintas maupun untuk kasus yang lain dapat menerima pelayanan autopsi forensik. Kata kunci: Pola cedera, studi retrospektif, autopsi forensik Di Indonesia, angka kecelakaan lalu lintas tiap tahun meningkat. Manado sebagai salah satu kota di Indonesia juga menunjukkan kecenderungan yang sama. Peningkatan yang paling nyata tampak dari angka kematian akibat kecelakaan pada tahun 2007 yang mencapai dua kali lipat angka kematian akibat kecelakaan pada tahun 2005 yang terekam di Poltabes Manado. 1 Pola cedera akibat kecelakaan lalu lintas memiliki perbedaan dengan pola cedera akibat kekerasan lain. Informasi mengenai pola cedera ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu acuan dalam tata laksana medis kasus kecelakaan lalu lintas. Dinamika gaya fisika yang terlibat pada suatu cedera akibat 180

Kristanto, Mallo, Yudhistira; Cedera Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Manado 181 gaya mekanik telah dijelaskan secara terperinci oleh DeHaven untuk memberi konsep dasar dalam menjelaskan dan memperkirakan jejas yang diasosiasikan dengan trauma dan mekanisme yang mendasarinya. Walaupun demikian tetap diperlukan suatu studi mengenai pola cedera yang diharapkan dapat melengkapi manfaatnya untuk kepentingan praktis. 2 Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof.dr.R.D Kandou sebagai pusat rujukan propinsi Sulawesi Utara diambil sebagai tempat studi, karena dipandang mampu mewakili gambaran rumah sakit lain di kota Manado. RSUP Prof.dr.R.D Kandou saat ini merupakan rumah sakit yang memiliki sumber daya yang paling memadai untuk melakukan autopsi forensik, sehingga pada kondisi wajar semua autopsi forensik terkait kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi di kota Manado dilaksanakan di RS ini. Studi ini dilakukan untuk mengetahui pola cedera akibat kecelakaan lalu lintas di kota Manado melalui autopsi forensik yang dilakukan pada korban sesuai dengan permintaan penyidik. METODE PENELITIAN Studi ini adalah cross-sectional retrospective study yang mencatat gambaran hasil autopsi korban kecelakaan lalu lintas periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. Pada studi ini tidak dibedakan antara pengendara roda dua, empat, atau kendaraan bermotor lainnya. Data diambil dari rekam medis semua kasus kecelakaan lalu lintas yang diautopsi di RSUP Prof.dr.R.D Kandou periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. Jumlah total sampel adalah sembilan kasus; semua kasus pada studi ini adalah pengendara kendaraan bermotor, baik pengemudi maupun penumpangnya. Objek studi terdiri atas tujuh laki-laki dan dua perempuan, dengan rentang umur 15 tahun sampai 54 tahun. Pada tahun 2004 dan 2005 masing-masing dilakukan dua autopsi, tiga kasus pada tahun 2006, dan masing-masing satu kasus pada tahun 2007 dan 2008. Autopsi dilakukan dengan insisi I, diteruskan dengan membuka rongga kepala, dada, dan perut. Organ dalam dikeluarkan menurut sistemnya, dan diperiksa satu per satu. HASIL PENELITIAN Cedera pada kepala dan leher Cedera kepala adalah cedera yang paling dominan ditemukan pada studi ini, yakni 88% dari keseluruhan kasus dan diidentifikasi sebagai penyebab kematian pada 77% kasus. Pada studi ini tidak ditemukan kasus dengan cedera pada leher. (tabel 1). Cedera pada dada Cedera pada dada ditemukan pada 66% dari keseluruhan kasus dan menjadi penyebab kematian pada 22 % kasus. Cedera pada jantung terjadi pada 11 % kasus dalam studi ini. Pada salah satu kasus dalam studi ini juga ditemukan luka bakar derajat 2 yang meliputi 16% permukaan tubuh. Cedera pada perut dan panggul Cedera pada perut ditemukan pada 55% dari keseluruhan kasus. Pada 1/5 kasus cedera abdomen ditemukan robeknya hati, dan pada 1/5 kasus cedera abdomen yang lain ditemukan robeknya ginjal kiri. Pada studi ini tidak ditemukan kasus dengan kerusakan anatomis limpa. Juga tidak ditemukan cedera pada perut sebagai penyebab kematian. Cedera pada panggul ditemukan pada 33% dari keseluruhan kasus; sepertiga diantaranya ditemukan cerai sendi pada daerah panggul. Cedera pada ekstremitas Cedera pada ekstremitas ditemukan pada semua kasus. Pada 11% kasus ditemukan patahnya kedua tulang tungkai bawah, dan 11% lainnya ditemukan terkudungnya bagian dari ekstremitas.

182 Jurnal Biomedik, Volume 1, Nomor 3, November 2009, hlm. 180-184 Tabel 1. Gambaran hasil autopsi korban kecelakaan lalu lintas periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 di kota Manado. Data diambil dari rekam medis semua kasus kecelakaan lalu lintas yang diautopsi di RSUP Prof.Dr.R.D Kandou dalam periode waktu tersebut. Tanda + menunjukan terdapatnya cedera. Tag Kepala Leher Dada Abdomen Panggul Ext Cause of Death (COD) PR + + + Fr. Basis Cranii JW + + + Robeknya otak besar DK + + + + Robeknya Vent. Jantung WG + + + Memar otak PB + + + + Hematothorax RK + + + Epidural hematom BP + + + Epidural hematom LS + + + + Udema otak RT + + + + Robekan otak besar PEMBAHASAN Dalam memandang autopsi forensik harus disadari, bahwa selain membawa manfaat bagi proses penegakan keadilan, autopsi forensik juga dapat membawa manfaat besar bagi perkembangan ilmu dasar dan ilmu klinik kedokteran. Mengingat masih minimnya angka autopsi klinis yang dilakukan di pusat-pusat pendidikan kedokteran di Indonesia, maka untuk perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia perlu disosialisasikan autopsi forensik. Salah satu manfaat yang dapat diambil dari autopsi forensik untuk perkembangan ilmu kedokteran, sesuai judul tulisan ini adalah pemahaman mengenai pola cedera pada para pengguna kendaraan bermotor pada saat terjadi kecelakaan lalu lintas. Cedera pada kecelakaan lalu lintas memiliki pola yang berbeda dengan cedera karena kejadian atau kekerasan lainnya, sebagai contoh adalah pola dimana trauma mekanik dan luka bakar ditemukan pada korban yang sama, akibat gesekan tangki bahan bakar dengan aspal pada saat sepeda motor terlempar. Walau pola cedera ini dapat dipelajari di text book atau literatur luar negeri lainnya, harus disadari bersama adanya kemungkinan perbedaan pola mengingat perbedaan berbagai variabel antar negara. Adanya gambaran pola cedera yang diteliti di Indonesia sendiri menjadi suatu kebutuhan bagi dunia kedokteran. Pemahaman akan pola cedera ini akan dapat membantu deteksi dan tata laksana cedera pada tiap anggota tubuh korban yang dirawat. Pemahaman yang salah dari praktisi hukum mengenai manfaat autopsi forensik menyebabkan penurunan angka autopsi forensik pada kasus kecelakaan lalu lintas. Pemeriksaan luar kemudian dianggap adekuat untuk menggantikan manfaat autopsi forensik pada kasus kecelakaan lalu lintas. Saat ini bagaikan sebuah tren, angka kasus kecelakaan lalu lintas yang dimintakan pemeriksaan luar oleh penyidik memiliki proporsi yang amat besar. Cedera pada kepala dan leher Cedera kepala adalah cedera yang paling sering terjadi pada pengendara sepeda motor. Pada dua kasus ditemukan adanya serpihan helm yang merusak bagian otak besar. Perhatian perlu diberikan pada helm standar yang diwajibkan oleh kepolisian dan penegakannya. Juga menjadi perhatian dokter saat mengekplorasi luka pada kepala akibat kecelakaan lalu lintas. Pada cedera kepala, yang paling ditakuti adalah terjadinya pembengkakan pada otak setelah terkena trauma. Perdarahan di bawah selaput otak yang sering terjadi pada beberapa kasus mungkin tidak menyebabkan kematian, namun pembengkakan otak yang terjadi dapat menyebabkan peningkatan tekanan di dalam rongga kepala se-

Kristanto, Mallo, Yudhistira; Cedera Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Manado 183 hingga mencederai otak. Kondisi ini ditemukan pada salah satu kasus pada studi ini. Gambaran kerusakan pada tulang tengkorak sedikit banyak juga dapat memberikan petunjuk mengenai dampak kekerasan yang terjadi terhadap organ otak, besaran daya yang digunakan, arah datangnya kekerasan dan lain-lain. Secara konvensional, kerusakan tulang terbagi menjadi dua kategori yakni kerusakan akibat kekerasan tumpul dan akibat kekerasan tajam, didasari atas ada tidaknya gambaran terpotong pada permukaan tulang. Kerusakan akibat kekerasan tumpul menghasilkan tanda-tanda benturan, patah tulang hingga serpihan tulang. Dapat pula ditentukan besaran daya yang dihantarkan untuk menghasilkan kekerasan tersebut, dilihat dari jumlah fragmen tulang yang terbentuk dan perubahan bentuk kelenturan tulang. Baik kekerasan tumpul maupun tajam, tanda-tanda bekas benturan, patah tulang atau tanda terpotong dapat mengindikasikan diantaranya bentuk obyek yang mengenai tulang saat benturan dan tipe cedera. 5 Cedera Pada Dada Pada studi ini penulis melihat adanya kemungkinan dimana cedera pada dada sebagai penyebab kematian tidak terdeteksi. Pada keadaan dimana terjadi benturan kuat pada dada, dapat timbul memar pada jantung. Memar ini dapat membuat terbentuknya gumpalan darah (trombosis) yang menyumbat pembuluh nadi jantung, jalur suplai makanan dan oksigen pada jantung (arteri coronaria), hingga terjadi kematian mendadak. Karena kondisi ini, pada kasus kecelakaan lalu lintas dengan cedera pada dada, seyogyanya dilakukan pemeriksaan patologi anatomi pada otot jantung yang akan dapat membantu memberi gambaran adanya kerusakan pada otot jantung. Pengamatan seksama pada otot jantung saat autopsi dapat membantu deteksi kerusakan otot jantung, walau tidak memiliki sensitifitas yang sama dengan pemeriksaan patologi anatomis. Demikian juga pada kondisi dimana terjadi tekanan atau himpitan yang kuat pada dada korban, pernafasan dapat terhenti karena dinding dada tidak dapat mengembang. Pada autopsi kondisi ini harus diperhatikan dengan seksama, mengingat, di daerah dada kadang hanya terdapat memar, informasi tambahan pada tahap persiapan autopsi harus dimaksimalkan untuk dapat mendeteksi dengan baik asfiksia mekanik ini. 2 Cedera Pada Perut Pada beberapa kasus dalam studi ini, cedera perut dan organ dalamnya akan sukar dideteksi bila hanya dilakukan pemeriksaan luar dan atau inspeksi saja, karena kerusakan sering tidak nampak dari luar. Bagian perut yang elastis secara fisika menyebabkan sering tidak tampaknya lecet, luka terbuka atau luka lain yang berbahaya bagi pengendara yang mengalami kecelakaan. Dengan kata lain presentasi luar daerah abdomen tidak dapat dijadikan petunjuk mengenai ada tidaknya kelainan yang terjadi pada organ dalam. Bagian depan perut yang paling sering mengalami benturan pada saat kecelakaan sering menimbulkan kerusakan pada hati. Kematian tidak terjadi segera, namun terjadi beberapa jam setelah kejadian karena penumpukan darah (hematoma hepatik) di bawah selaput pembungkus hati (kapsula) yang akhirnya memecahkan kapsula. Cedera Pada Panggul Patahnya tulang atau cerai sendi yang merobek pembuluh nadi besar di daerah panggul seperti arteri iliaka dapat menyebabkan kematian, namun pada kasus-kasus dalam studi ini tidak ditemukan. Cedera Pada Ekstremitas Dislokasi sendi maupun patahnya tulang pada ekstremitas pada studi ini memang tidak ada yang menyumbangkan angka sebab kematian, namun deteksinya penting dalam pemahaman mekanisme cedera dan pengobatannya. Pada beberapa kasus, pemeriksaan radiologis akan amat membantu dalam deteksi cedera.

184 Jurnal Biomedik, Volume 1, Nomor 3, November 2009, hlm. 180-184 Berbagai cedera ini bisa terjadi tunggal atau bersama-sama sehingga pemeriksaan yang teliti dan menyeluruh sangat diperlukan untuk menentukan mekanisme terjadinya cedera, organ yang cedera dan cedera yang menjadi penyebab kematian. KESIMPULAN Dengan adanya kemajuan dalam bidang transportasi dan peningkatan jumlah kendaraan, maka angka kejadian cedera akibat kecelakaan lalu lintas juga turut meningkat. Pola cedera yang terjadi dapat bervariasi di berbagai kota, daerah atau negara. Pemahaman akan pola cedera ini akan dapat membantu deteksi dan tata laksana cedera pada tiap anggota tubuh korban yang dirawat. Pada studi ini kasus kematian akibat kecelakaan lalu lintas umumnya akibat cedera kepala. Tanpa autopsi forensik terjadinya cedera pada organ dalam akan sulit ditentukan. Dengan demikian adanya ketidakselarasan pemahaman dari yang berkepentingan mengenai manfaat autopsi forensik korban kecelakaan lalulintas serta anggapan bahwa pemeriksaan luar dianggap adekuat untuk menggantikan autopsi tersebut akan menyulitkan penentuan organ/bagian tubuh yang cedera, terutama sebagai penentu penyebab kematian. SARAN Oleh karena jumlah kasus pada studi ini tidak banyak maka belum dapat memberi pola gambaran yang mewakili seluruh kasus kecelakaan lalu lintas di kota Manado. Diharapkan hasil studi ini dapat memberi pijakan bagi penelitian lanjut mengenai cedera yang terjadi pada kecelakaan lalu lintas di kota Manado dan di kota/daerah lainnya. Perlu dipikirkan untuk terciptanya pemahaman bersama mengenai pentingnya autopsi forensik baik pada kasus kecelakaan lalu lintas maupun untuk kasus lainnya. DAFTAR PUSTAKA 1. Rompas N, Mallo JF, Tomuka DT. Angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas di kota Manado yang masuk bagian forensik FK UNSRAT Prof.dr.R.D Kandou periode 2005-2007. Manado: Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, 2009; Hal. 12-33. 2. Tedeschi CG, Eckert WG, Tedeschi LG. Forensic medicine, a study in trauma and enviromental hazards. Volume 2. Philadelphia: W.B Saunders, 1977; p.853 64. 3. Mant AK. Injuries and death in road traffic accident. In: Mason JK. The Pathology of trauma. 2nd edition. London: Hodder and Stongtan, 1993; p.15-40. 4. Idries AM. Kecelakaan, bunuh diri atau pembunuhan. Dalam: Idries AM, Tjiptomartono AL ed. Penerapan ilmu kedokteran forensik dalam proses penyidikan. Jakarta: Sagung Seto, 2008; hal.53-112. 5. Dolinak D, Matshes E. Medicolegal Neuropathology: A Color Atlas. Chapter 02: Skull Fracture. Toronto: Mosby; p.20 42.