BAB III DESKRIPSI UMUM DESA PANGKAH KULON DAN LEMBAGA KEUANGAN PEREMBPUAN SUMBER REJEKI. Desa Pangkah Kulon merupakan sebuah Desa yang masuk dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV POLA PERLAWANAN LEMBAGA KEUANGAN PEREMPUAN PADA RENTENIR DAN PEMILIK MODAL. A. Perlawanan Melalui Lembaga Keuangan Perempuan

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. Pemberdayaan merupakan salah satu bentuk usaha yang dilakukan. individu maupun kelompok untuk mensejahterakan sebuah komunitas yang

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN

BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

1. PENDAHULUAN. negara di dunia yang memiliki potensi sumber daya alam terbesar di sektor

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG DENGAN SISTEM NGAMBAK DI DUKUH BURAN KELURAHAN BABAT JERAWAT KECAMATAN PAKAL KOTA SURABAYA

KEADAAN UMUM DAERAH PENELIITIAN. berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. Letaknya antara Lintang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

Oleh: Elfrida Situmorang

BAB I PENDAHULUAN. kampung ini warganya adalah sangat ramai dikunjungin para wisatawan, dan

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MEKANISME JUAL BELI IKAN LAUT DALAM TENDAK DI DESA BLIMBING KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB VI REFLEKSI HASIL PENDAMPINGAN BERSAMA KELOMPOK TANI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai nelayan. Masyarakat nelayan memiliki tradisi yang berbeda. setempat sebagai referensi perilaku mereka sehari-hari.

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

Pemberdayaan masyarakat nelayan melalui pengembangan perikanan tangkap di Desa Majakerta, Indramayu, Jawa Barat

BAB III PELAKSANAAN JAM KERJA KARYAWAN DI TB. SEDERHANA DI DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN

BAB III PRAKTIK ARISAN BERSYARAT DI DUSUN WATUKARAS DESA JENGGRIK KECAMATAN KEDUNGGALAR KABUPATEN NGAWI

BAB I PENDAHULUAN. adalah lautan. Luas daratan Indonesia adalah km² yang menempatkan

BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

PEDOMAN OBSERVASI DAN DESKRIPSI HASIL OBSERVASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

KWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lebak merupakan salah satu kabupaten yang terletak di

BAB III PRAKTIK GANTI RUGI PADA PROSES BORONGAN IKAN LAUT DI KELURAHAN BRONDONG KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

I PENDAHULUAN. dengan mengelola sumber daya perikanan. Sebagai suatu masyarakat yang tinggal

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2003 SERI E

Gagasan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Nelayan melalui Pendekatan Sistem

BAB III PRAKTEK SISTEM PENYEWAAN KOLAM PANCING HARIAN DAN KILOAN DI PEMANCINGAN LESTARI DESA CERME LOR KEC. CERME KAB. GRESIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Desa Limehe Timur adalah salah satu dari sembilan desa di Kecamatan

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo.

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. klasifikasi data rendah. Dusun Mojosantren merupakan dusun yang strategis

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

BAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah Dusun Bunder (Padukuhan III), secara geografis merupakan bagian

BAB III PENERAPAN ANTARA PEMILIK KAPAL DAN NELAYAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. swadaya masyarakat Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) tersisa 2,2 juta nelayan dari total jumlah penduduk Indonesia.

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Trimulyo Mataram telah terbentuk sejak tanggal 21 Juni Penduduk

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

MENGELOLA DESA SECARA PARTISIPATIF REFLEKSI STUDI BANDING DESA MUARA WAHAU KE WILAYAH DIY. Oleh: Sri Purwani Konsultan

BAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Adapun jarak Desa Weru

RINTISAN MIKRO INDUSTRI KUE KERING DALAM WADAH UPPKS DI DESA BANGUNSARI KECAMATAN PAGERUYUNG KABUPATEN KENDAL

BAB II KONDISI DESA ADIREJA WETAN. Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah. Desa Adireja Wetan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian kredit telah diatur dalam undang-undang yang berlaku di Indonesia

BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB IV SELAYANG PANDANG DESA PARAKAN. Kecamatan Trenggalek. Desa ini berdekatan dengan alun-alun kota atau pusat

Desa Karang Agung berada di pesisir utara Jawa sehingga wilayah

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pendapatan asli daerah Sulawesi Selatan. Potensi perikanan dan kelautan meliputi

BAB V POTRET BURAM PEREMPUAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT WONOREJO. A. Profil Gerakan Perempuan dan Lingkungan Hidup di Wonorejo

BAB II GAMBARAN UMUM DESA

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

1. PENDAHULUAN. tiga prasyarat yaitu kompetisi didalam merebutkan dan mempertahankan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Pada Bab sebelumnya peneliti telah menjelaskan beberapa metode yang

IX. PROFIL IBU YANG MENDAPATKAN KREDIT

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pada penelitian yang berjudul Pasar Tradisional Mandiraja, Banjarnegara

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pelelawan dengan luas daerah km2, yang terdiri dri 6 RW dan 27 RT,

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BABADAN LOR DAN PRAKTEK UTANG PIUTANG PADA KELOMPOK TANI DI DESA BABADAN LOR. A. Letak Geografis Desa dan Kecamatan

BAB IV DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB II KONDISI UMUM KELURAHAN LOMANIS. kelurahan di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap.Lokasinya

BAB I PENDAHULUAN. ataupun budidaya. Mereka pada umumnya tinggal di sebuah lingkungan. pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya 1.

BAB III PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Desa Wayang yaitu 271,673 Ha yang terdiri dari:

Transkripsi:

BAB III DESKRIPSI UMUM DESA PANGKAH KULON DAN LEMBAGA KEUANGAN PEREMBPUAN SUMBER REJEKI A. Deskripsi Desa Pangkah Kulon 1. Keadaan Umum Desa Pangkah Kulon Desa Pangkah Kulon merupakan sebuah Desa yang masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik, Propinsi Jawa Timur. Desa ini dibagi menjadi 4 ( empat ) Dusun yaitu : Dusun Krajan 1, Dusun Krajan 2, Dusun Kalingapuri dan Dusun Druju, dari 4 Dusun tersebut dibagi menjadi 11 RW dan 42 RT. Sedangkan Secara geografis batas Desa adalah : a. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Banyu Urip b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pangkah Wetan c. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kebon Agung Menurut data kependudukan tahun 2010 jumlah penduduk Desa sekitar 2027 KK yang terdiri dari 4061 jiwa laki-laki, dan 4010 jiwa perempuan (50,31% laki-laki dan 49,68%), sedangkan sebaran penduduk dimasing masing dusun dalam jiwa adalah: a) Dusun Krajan 1 terdiri dari 1022 jiwa laki-laki dan 1467 jiwa perempuan.

b) Dusun Krajan 2 terdiri dari 1483 jiwa laki-laki dan 1467 jiwa perempuan. c) Dusun Kalingapuri terdiri dari 334 jiwa laki-laki, dan 319 jiwa perempuan. d) Dusun Druju terdiri dari 1222 jiwa laki-laki dan 1232 jiwa perempuan. 1 Dari jumlah tersebut mayoritas penduduk yang usianya 35 tahun keatas kebanyakan berpendidikan SMP dan sedikit SMA, sedangkan yang usia 35 kebawah saat ini sudah ada beberapa yang lulusan S1 dan beberapa orang yang saat ini menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Namun demikian menurut data dari Desa ternyata angka putus sekolah pada anak usia sekolah (wajib belajar) masih cukup tinggi. Mayoritas masyarakat Desa Pangkah Kulon bekerja sebagi nelayan dan petani tambak, hal itu dikarenakan lokasi Desa yang berdekatan dengan laut sehingga penggunaan lahan di Desa Pangkah Kulon sebagian besar diperuntukkan sebagai tambak dan pertanian. Namun hal ini tidak lantas membawa dampak yang signifikan terhadap perekonomian masyarakat, hal itu disebabkan sebagian besar nelayan di Desa ini tidak mempunyai sarana sendiri (Perahu, jaring, dan lain-lain) sehingga dengan kondisi tersebut mereka harus menjual hasil tangkapannya kepada pemilik kapal (perahu) dengan harga yang sudah ditentukan oleh juragan (perahu), 1 Sumber data diambil dari profil desa Pangkah kulon kecamatan ujung pangkah kabupaten gresik

sudah pasti harga tersebut jauh lebih murah dari harga yang ada di pasaran. 2 Beberapa lembaga keuangan yang ada saat ini adalah Kopwan, PNPM, UP2K (usaha peningkatan pendapatan keluarga), UED (Usaha Ekonomi Desa), HESS (simpan pinjam), LKP (Lembaga Keuangan Perempuan) dan Bank harian. a. Keadaan umum nelayan dan pemilik modal Kondisi nelayan pangkah kulon secara umum termasuk dalam kelompok nelayan tradisional. nelayan ujung pangkah masih menggunakan alat-alat yang masih tradisional, penggunaan jaring, pancing dan jebakan kepiting adalah alat yang kebanyakan dipakai nelayan ujung pangkah untuk mencari ikan dan kepiting dipinggiran pantai. Nelayan ujung pangkah cenderung individual baik dalam urusan melaut maupun bertetangga. Individualitas nelayan disebabkan pola pikir nelayan tentang hasil yang akan dicapai ketika mereka harus berbagi dengan kelompok melaut mereka. Individualitas nelayan juga terjadi pada urusan permodalan mereka yang selalu ada pada pemilik modal, pemilik modal secara terbuka membuka peluang bagi nelayan untuk meminjam modal padanya. Persaingan antar pemilik modal untuk manggaet nelayan agar mau terikat dengan mereka sangat ketat, persaingan antar pemilik modal Hasil Wawancara Dengan Masruroh Warga Desa Pangkah kulon. Hari Sabtu 01 Juni 2013. Pukul 08.30 WIB

ini sangat dinikmati oleh nelayan. kenikmatan yang dirasakan oleh nelayan adalah pada tingkat persaingan kenaikan harga yang diterapkan oleh pemilik modal. Pemilik modal secara besar-besaran menerapkan harga yang menarik nelayan untuk terikat pada mereka, dengan menyediakan modal bagi nelayan yang mau berpindah kerja sama dengan juragan yang menerepakan harga ikan yang cukup tinggi. 3 Penerapan harga oleh pemilik modal merupakan sebuah keuntungan tersendiri bagi nelayan, karena nelayan merasa diuntungkan dengan naiknya harga ikan akibat persaingan harga pemilik modal. Semakin tingginya harga yang diterapkan oleh pemilik modal, maka akan semakin banyak pula nelayan yang datang padanya. Berbagai usaha dilakukan oleh pemilik modal untuk menggaet nelayan pada pemilik modal lainnya, usaha yang dilakukan pemilik modal pun tidak mainmain, pemilik modal mampu menyediakan dana bagi nelayan yang ingin pindah pada seorang pimik modal dengan menyediakan dana bagi nelayan untuk melunasi hutang mereka pada juragan atau pemilik modal sebelumnya. Hutang merupakan sebuah kebiasaan bagi nelayan, baik untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga maupun melaut. Hutang bagi nelayan merupakan sebuah hobi yang tidak dapat dipisahkan dari nelayan. untuk memenuhi kebutuhan skunder saja, nelayan lebih memilih hutang pada juragan untuk mencukupinya dari pada menggunakan uang Hasil wawancara dengan Cinong Warga Desa Pangkah Kulon. Hari Jumat 14 Juni Pukul 13.30 Wib.

tabungan yang didapat dari hasil melaut. 4 Kebiasaan nelayan akan hutang meruapakan sebuah sikap dimana nelayan merasa sayang apabila mereka harus memakai uang yang didapat dari hasil melaut, lebih baik hutang pada pemilik modal, karena lagi-lagi pemilik modal tidak pernah menagih hutang dari para nelayan yang menjadi anggotanya sebagai bentuk kontrak kerja. Kebiasaan demikian sangat diamanfaatkan betul oleh pemilik modal yang mempunyai dana besar untuk berbagai kebutuhan nelayan. Untuk mengurangi tingkat kebutuhan nelayan terhadap pemilik modal. Lembaga membuat gerakan strategis diterapkan oleh lembaga keuangan perempuan adalah dengan mengaktifkan para perempuan nelayan yang mempunyai potensi untuk membuat sebuah usaha-usaha kecil sebagai alternatif dalam mencukupi kebutuhan ketiaka tiba musim paceklik. Kegiatan perempuan ini dapat dianggap sebagai pekerjaan sampingan untuk perempuan nelayan, mereka tidak terikat kontrak dengan siapapun dalam bekerja dan mereka mempunyai kebebasan untuk memodifikasi usah-usaha yang mereka jalani. Lembaga keungan perempuan tidak bergerak layaknya pemilik modal yang menyediakan dana untuk modal nelayan, lembaga keuangan perempuan lebih pada bagaimana lembaga ini mampu memfasilitasi anggotanya agar dapat mengembangkan usaha-usaha dari permodalan yang didapat dari lembaga. Fasilitas yang diberikan lembaga tidak semata hanya 4 Hasil wawancara dengan Bu Khulub ketua Lembaga Keuangan Perempuan Sumber Rejeki. Hari Minggu 16 Juni Pukul 13.30 Wib.

penyediaan modal bagi perempuan nelayan, lembaga juga memfasilitasi perempuan dalam menggerakkan usahanya dan memonitor sebagai bahan evaluasi ketika mereka mengadakan perkumpulan satu bulan sekali. B. Deskripsi Lembaga Keuangan Perempuan Lembaga Keuangan Perempuan Sumber Rejeki adalah lembaga desa yang menaungi perempuan nelayan dan kegiatan-kegiatannya. Dalam melakukan kegiatan anggoat Lembaga Keuangan Perempuan taat kepada aturan organisasi serta kesepakatan yang telah disepakati bersama. Semua kegiatan Lembaga Keuangan Perempuan tercatat dengan baik pada buku administrasi yang ada di lembaga keuangan perempuan, kerjasama terjalin dengan baik antar anggota dan pengurus lembaga, hal ini yang menjadikan kelembagaan keuangan perempuan yang ada di Desa Pangkah Kulon menjadi kuat dan berkembang dengan baik. Pengembangan sumberdaya manusia terus dilakukan oleh pihak lembaga, ini dilakukan sesuai dengan kondisi dan aspirasi serta kebutuhan anggotanya. 5 Setiap anggota mempunyai usaha yang didampingi dan disediakan pinjaman modal bagi mereka. Anggota lembaga dapat mengembangkan usahanya melalui permodalan yang didapat dari lembaga serta dampingan terhadap apapun usaha yang dijalani. Lembaga tidak menyediakan modal secara cuma-cuma kepada anggotanya, peminjam modal harus mempunyai usaha, baik pertokoan maupun kerajiinan yang dapat menjamin kembalinya modal yang dipinjam oleh anggota. Lembaga melakukan pengawasan 5 Hasil Wawancara Dengan Khulub Ketua Lembaga Keuangan Perempuan. Pukul 18.15 Senin 3 Juni 2013.

terhadap usaha-usaha anggotanya sebagai dampingan dan bentuk kerekatan antara anggota dan pengurus lembaga. Lembaga keuangan perempuan dibentuk sebagai antisipasi bagi keluarga nelayan ketika menghadapi musim paceklik agar tidak menambah hutang mereka pada pimilik modal. Selain untuk mengantisipasi musim paceklik, lembaga keuangan perempuan juga berguna sebagai wadah bagi perempuan untuk meningkatkan kapasitas yang ada pada diri mereka yang selama ini terkekang oleh ketidak mampuan dan ketidak beranian perempuan untuk mencoba hal-hal baru di luar kebiasaan mereka. Hal-hal baru yang dilakukan oleh lembaga sabagai kegiatan perempuan sangat disambut antusias oleh anggota lembaga, mendapatkan masukan, motivasi dari anggota lainnya juga sekaligus sebagai ajang berdiskusi bagi perempuan untuk membahas hal-hal yang menyangkut lembaga maupun pemerintahan desa. 1. Sejarah berdirinya Lembaga Keuangan Perempuan Sumber Rejeki Lembaga Keungan Perempuan Sumber Rejeki di desa Pangkah Kulon Ujung Pangkah Gresik telah berdiri sejak tahun 2010. Sebelumnya lembaga keuangan perempuan merupakan paguyuban dengan nama P3K (Paguyuban Perempuan Pangkah Kunon) sebuah jaringan kelompok yang pembentukannya difasiilitasi oleh LSM yang bernama LWD (Lembaga Widya Darma), LWD adalah sebuah lembaga yang bergerak pada bidang pemberdayaan masyarakat melului usaha kecil bekerja sama dengan ASPUK (Asosiasi Perempuan Usaha Kecil).

Akan tetapi P3K hanya bertahan seumur jagung atau tidak bertahan lama, karena pada saat itu P3K tidak apa tujuan dan maksut pembentukan paguyuban perempuan. Perempuan nelayan merasa tidak ada efek yang dirasakan ketika bergabung dalam paguyuban tersebut. Setelah P3K gagal dan hanya bertahan seumur jagung, maka LWD bekerja sama dengan ASPUK untuk membuat sebuah lembaga yang memberikan dampak pada sosial, ekonomi dan buda di wilayah nelayan yakni LKP (Lembaga Keuangan perempuan). Sementara itu terbentuknya lembaga keuangan perempuan merupakan sebuah jawaban terhadap cibiran yang diungkapkan oleh perangkat desa dan masyarakat sekitar serta sebagai revolusi dari P3K menjadi LKP yang lebih efektif dan menarik perhatian masyarakat untuk ikut bergabung dan bergerak melawan pemilik modal melalui usahausaha kecil. Masyarakat dan perangkat desa menganggap bahwa berdirinya LKP hanya mencapai seumur jagung dan tidak memberikan efek apa-apa terhadap kondisi perekonomian masyarakat. berdirinya LKP ditujukan untuk mewadai perempuan nelayan yang selama ini fakum dan tertutup yang hanya berurusan dengan urusan rumah tangga. Dalam lembaga ini perempuan nelayan mempuanyai hak untuk menyuarakan apa yang diinginkan, lembaga keuangan perempuan menampung aspirasi-aspirasi perempuan nelayan sebagai jawaban mereka terhadap anggapan bahwa perempuan nelayan hanyalah sebatas ibu rumah tangga

yang tidak mampu membantu suami untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Bertahannya Lembaga Keuangan Perempuan hingga saat ini, merupakan bukti nyata bahwa lembaga yang berdiri dari keinginan anggotanya untuk memperoleh perubahan dengan apa yang dimiliki tampa bantuan dari pihak luar lah yang dapat bertahan dan berkembang. Kemandirian yang diterapkan oleh lembaga keuangan perempuan, membuatnya menjadi lembaga yang independent tampa adanya kerja sama yang mengikat dengan pihak luar. Keswadayaan yang dibangun oleh LKP menjdi landasan bagi anggota untuk mampu merubah keadaan diri sendiri tampa bantuan dari pihak luar, bantuan yang dimaksut adalah bantuan dalam bentuk pemberian dan pinjaman modal tampa pengarahan pengguanaan. Saat ini Lembaga Keuangan Perempuan memiliki sekitar 80an anggota yang masih aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh lembaga, lembaga ini dulu sempat mempunya sekitar 120an anggota yang terdaftar. Akan tetapi lambat laun banyak anggota yang keluar dari lembaga akibat adanya isu bahwa lembaga ini dibentuk atas dasar kepentingan pribadi, dari 120 orang sekarang hanya tinggal 80 orang anggota.