Arsitektur Nusantara yang Tanggap Iklim: Paradigma dalam Penentuan Potensi Keberlanjutannya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG. I Latar Belakang Perancangan. Pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan primer.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung di dalam kelas merupakan usaha sadar dan terencana untuk

TANGGAPAN TERHADAP IKLIM SEBAGAI PERWUJUDAN NILAI VERNAKULAR PADA RUMAH BUBUNGAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebagai strategi passive cooling dengan prinsip ventilasi, strategi night

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia terletak pada 6 08 LU sampai LS sehingga memiliki

KARAKTERISTIK TERMAL PADA UMA LENGGE DI DESA MBAWA NUSA TENGGARA BARAT

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

Perumahan Golf Residence 2 Graha Candi Golf Semarang (dengan Penekanan Desain Arsitektur Tropis)

Asrama dan Gedung Kegiatan Mahasiswa UAJY Dengan Pendekatan Arsitektur Tropis

INFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (36-42)

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

Materi 04 Pertimbangan dalam Pemilihan Komoditas. Benyamin Lakitan

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/

MENDEFINISIKAN KEMBALI ARSITEKTUR TROPIS DI INDONESIA

`BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

mempunyai sirkulasi penghuninya yang berputar-putar dan penghuni bangunan mempunyai arahan secara visual dalam perjalanannya dalam mencapai unit-unit

LANTING. Journal of Architecture DEWAN REDAKSI

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : FERIA ETIKA.A.

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi manusia di Jakarta,

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta sebagai kota metropolitan bertumbuh sangat pesat terutama dari segi

Temperatur dan Kelembaban Relatif Udara Outdoor

BAB III ELABORASI TEMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Judul Proyek. Kota Jakarta adalah tempat yang dianggap menyenangkan oleh mayoritas

ADAPTASI IKLIM PADA HUNIAN RUMAH TINGGAL YANG MENGHADAP MATAHARI

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kenyamanan termal manusia terhadap ruang (Frick, 2007:

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Ujian Tesis. DISTRIBUSI ALIRAN UDARA PADA PERUMAHAN BERPOLA GRID DI LAHAN BERKONTUR (Kampung Jacky Chan di Aceh Besar) QURRATUL AINI

Identifikasi Pengaruh Material Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal (Studi kasus bangunan dengan material bambu dan bata merah di Mojokerto)

global warming, periode iklim dapat dihitung berdasarakan perubahan setiap 30 tahun sekali.

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi Judul

Air dalam atmosfer hanya merupakan sebagian kecil air yang ada di bumi (0.001%) dari seluruh air.

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG.

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH SISTEM VEGETASI VERTIKAL TERHADAP KELEMBABAN DAN ALIRAN UDARA PADA HUNIAN TINGKAT RENDAH DI DAERAH TROPIS LEMBAB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

PENGARUH IKLIM DALAM PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB II LANDASAN TEORITIS

PENGARUH LUAS BUKAAN VENTILASI TERHADAP PENGHAWAAN ALAMI DAN KENYAMANAN THERMAL PADA RUMAH TINGGAL HASIL MODIFIKASI DARI RUMAH TRADISIONAL MINAHASA

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Penerapan metode..., Novi Indriyani, FASILKOM UI, Universitas Indonesia

DAMPAK PENGGUNAAN DOUBLE SKIN FACADE TERHADAP PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN DI RUANG KULIAH FPTK BARU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA:

MODUL I RPKPS DAN TUGAS BANGUNAN PINTAR PENGAMPU : DR. AGUNG MURTI NUGROHO ST, MT.

Konstruksi Atap. Pengertian, fungsi dan komponen konstruksi atap

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

AD1. FAKTOR IKLIM 1. FAKTOR IKLIM 2. FAKTOR KESUBURAN TANAH 3. FAKTOR SPESIES 4. FAKTOR MANAJEMEN/PENGELOLAAN 1. RADIASI SINAR MATAHARI

BAB V KAJIAN TEORI. Menurut Frick (1997), Ekologi dapat didefinisikan sebagai Ilmu yang. mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pathologi Bangunan dan Gas Radon Salah satu faktor paling populer penyebab terganggunya kesehatan manusia yang berdiam

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK

SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur

BAB III ELABORASI TEMA

Tempat Kebugaran Tubuh Di Surabaya

IV KONDISI UMUM TAPAK

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk Kabupaten Malinau beragama Kristen yang menyebar di seluruh

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

SIMULASI PENERANGAN ALAM BANGUNAN PENDIDIKAN

Gambar 1. Peta Prakiraan Cuaca Hujan Mei 2018 (Sumber : Stasiun Klimatologi Karangploso Malang)

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

Iklim, karakternya dan Energi. Dian P.E. Laksmiyanti, S.T, M.T

KINERJA TERMAL RUMAH TRADISIONAL UMA KBUBU THERMAL PERFORMANCE OF TRADITIONAL HOUSE UMA KBUBU

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

aktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa

Arsitektur Vernakuler

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA

I. PENDAHULUAN. negara yang sampai saat ini belum dapat mengakses air bersih walaupun

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... i. PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR... ii. PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR...

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KAJIAN TEORI Kajian Teori Penekanan Desain. Arsitektur Tropis. Arsitektur tropis dipilih sebagai tema desain pada pondok retret di

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN

Eksplorasi Pembandingan Karakteristik Termal Ruang Dalam Bangunan Tradisional Raja Thie Dan Limbadale Di Kabupaten Rote Ndao

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Belakang Latar. yaitu. Kota. yang. dan dekat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami

BAB III METODOLOGI. 2. Mengumpulkan data, yaitu data primer dan data sekunder

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Faktor-faktor Pembentuk Iklim Indonesia. Perairan laut Indonesia Topografi Letak astronomis Letak geografis

RUMAH LANTING ARSITEKTUR VERNAKULAR SUKU BANJAR YANG MULAI PUNAH

Identifikasi Geometri sebagai Dasar Bentuk pada Arsitektur Tradisional Nusa Tenggara Barat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

Arsitektur Nusantara yang Tanggap Iklim: Paradigma dalam Penentuan Potensi Keberlanjutannya Jurnal Sumber: Nur Endah Nuffida Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS, Jurusan Arsitektur nuffida@arch.its.ac.id disampaikan dalam Seminar Nasional 111213 SAN-2 Jurusan Arsitektur FTUB Malang NAMA : M.ICHWANUDIN NBI : 1441401922 KELAS : B

Masalah Penelitian 1. Iklim sebagai Elemen Pembentuk Penelitian yang Arsitektur dilakukan oleh Said dan Aufa (2012) memberikan definisi variabel iklim sebagai elemen pembentuk arsitektur vernakular, yaitu arsitektur yang bersifat asli lokal. Dalam hal ini perwujudannya berkaitan sangat erat dengan seluruh kondisi setempat dimana ia tumbuh. Arsitektur vernakular bisa dilihat sebagai naungan pengendali kenyamanan termal. Rumah Bubungan Tinggi di Kalimantan bahwa bangunan vernakular mempertimbangkan faktor iklim untuk mencapai kenyamanan termal. Tanggapan tersebut disesuaikan dengan konteks iklim lokal yaitu pada hal-hal berupa bentuk, material, dan konstruksi; serta elemen-elemen pengendali iklim.

2.Arsitektur sebagai Ungkapan Teknologi untuk Menanggapi Iklim Adaptasi terhadap iklim mempengaruhi penentuan bentuk pada arsitektur (Rapoport, 1969 dalam Said dan Aufa, 2012). Rapoport menguraikan bahwa aspek mendasar dalam mengatasi permasalahan iklim ada pada kemampuan masyarakat melakukan pemilihan tapak, material yang sesuai dengan iklim lokal, menggunakan sumber daya minimum untuk mendapatkan kenyamanan maksimum, dan adaptasi model tradisional terhadap kondisi iklim. Herniwati (2008), melakukan penelitian dengan studi kasus pada arsitektur rumah panggung Suku Kaili (Saoraja) yang ternyata sangat adaptif terhadap iklim tropis lembab. Teknologi masyarakat Kaili memberikan pilihan kenyamanan penghuni dengan pengaliran udara secara bebas, temperatur yang ideal untuk beraktivitas, dan material lokal yang menjamin ketersediaan dan keberlanjutannya.

Penelitian yang dilakukan Said dan Aufa (2012) dan penelitian yang dilakukan oleh Suwantara, Damayanti dan Suprijanto (2012) memberikan gambaran pengaruh iklim terhadap bentuk arsitektur hunian melalui beberapa metode. 1, Melalui analisis terhadap tipe-tipe iklim dan relevansi tipe-tipe tersebut dengan persyaratan bangunan, bentuk, dan material. 2, Analisa kondisi dan posisi berbagai tipe hunian dalam rentang skala iklim. Dan ketiga, alternatif desain arsitektur hunian dalam batasan beberapa kombinasi variabel iklim. 3.Bentuk Arsitektur dan Tanggapan terhadap Iklim Variabel-variabel iklim seperti temperatur, kelembaban, angin, curah hujan, serta radiasi dan pencahayaan menjadi pertimbangan utama dalam tanggapan bangunan terhadap iklim (Suwantara, Damayanti dan Suprijanto, 2012). Tanggapan tersebut bisa dikelompokkan ke dalam faktor-faktor bentuk, material, dan elemen pengendalinya (Said dan Aufa, 2012). Daerah tropis lembab, dicirikan oleh curah hujan yang tinggi, kelembaban tinggi, temperatur sedang dengan rentang harian dan musiman yang kecil, dan intensitas radiasi yang tinggi. Menurut Alexander (1977) dalam Mentayani dan Ikaputra (2012), bentuk yang bagus itu bukan hanya indah, tetapi juga bisa cocok dengan keadaan sekitarnya, bukan hanya memikirkan bangunan itu saja, tetapi harus memikirkan konteksnya.

Bersumber pada data dalam literatur 1.Tahap perumusa n data Metode Penyelesaian 2. Tahap analisis Tahap penarikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis 3.Tahap Sintesis Analisis data, secara kualitatif dan grafis, merumuskan konsep tanggapan terhadap iklim dari segi bentuk, material, dan elemen-elemen pengendali termal dan kemudian dilakukan pengkajian terhadap penerapan konsepkonsep tersebut dalam literatur Penelitian ini dilakukan secara deskriptif-kualitatif, dengan melakukan kajian terhadap literatur untuk membentuk sebuah landasan konseptual. Literatur yang digunakan untuk kajian arsitektur nusantara yang tanggap iklim adalah : Tanggapan terhadap Iklim sebagai Perwujudan Nilai Vernakular pada Rumah Bubungan.Penelitian Said dan Aufa (2012) Karakteristik Termal pada Uma Lengge di Desa Mbawa Nusa Tenggara Barat.Penelitian oleh Suwantara, Damayanti dan Suprijanto (2012) Menggali Makna Arsitektur Vernakular: Ranah, Unsur dan Aspek- Aspek Vernakularitas. Penelitian Mentayani dan Ikaputra (2012)

Kesimpulan Karakteristik dasar arsitektur tanggap iklim yang ditemukan pada beberapa contoh arsitektur tradisional Indonesia dalam beberapa literatur adalah naungan dan pengendali kenyamanan termal. Variabel iklim yang menjadi pertimbangan adalah temperatur, kelembaban udara, kecepatan angin, radiasi sinar matahari, dan curah hujan. Tanggapan tersebut pada arsitektur diwujudkan melalui bentuk, pemilihan material, dan rancangan elemenelemen pengendali iklim. Dapat disimpulkan bahwa temuan dari kajian teoritis dalam paparan ini adalah nilai adaptif dan fleksibel terhadap tempat sebagai dasar berarsitektur di wilayah tropis lembab seperti Indonesia.