EKONOMI SYARIAH PERTEMUAN KE LIMA

dokumen-dokumen yang mirip
Dari pengertian diatas maka ada tiga unsur agar suatu perbuatan dapat dinyatakan sebagai judi. Yaitu adanya unsur :

I. PENDAHULUAN. sangat sering kita jumpai di lingkungan sekitar kita bahkan kita sendiri pernah melakukan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN HADIAH JALAN SEHAT DARI HASIL PENJUALAN KUPON. Kupon Di Desa Made Kecamatan Sambikerep Surabaya

BAB IV. Setelah dipaparkan pada bab II tentang fatwa Dewan Syariah Nasional dan

Khutbah Jum'at. Hukum & Bahaya Minuman Keras. Bersama Dakwah 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 52 Tahun 2012 Tentang HUKUM HEWAN TERNAK YANG DIBERI PAKAN DARI BARANG NAJIS

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PREKTEK ARISAN DI KOPERASI MITRA BAHAGIA DINOYO DEKET LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pedoman Umum Asuransi Syariah

Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Urgensi Menjaga Lisan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada. 1. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar

Judi Dizaman Dulu dan Sekarang

Renungan tentang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah penggunaan dan penjualan minuman beralkohol dirasa sudah

BAB IV ANALISA DATA. jual beli lada melalui perantara Tengkulak, diperkenankan oleh syara ; apabila

MAKANAN HALAL THAYYIBAN

KAIDAH FIQHIYAH. Pendahuluan

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 17 Tahun 2013 Tentang BERISTRI LEBIH DARI EMPAT DALAM WAKTU BERSAMAAN

HALAL, HARAM & SYUBHAT

Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari Puasanya itu kecuali lapar dan dahaga.

BAB IV. asusila di Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya. kegiatan maupun praktik asusila, baik yang dilakukan di jalan-jalan yang

Bahaya Minuman Keras. Khutbah Pertama:

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 13 Tahun 2011 Tentang HUKUM ZAKAT ATAS HARTA HARAM

Dialah yang telah menciptakan semua apa-apa yang ada dibumi untuk kalian.

Tafsir Surat Al-Kautsar

Islam Mencela Judi. Muhammad Haniff Hassan

BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

Perundangan Zaman Rasulullah. Prinsip2 Asas Perundangan Islam:

MAKALAH SUMBER HUKUM DAN AJARAN ISLAM

Pendidikan Agama Islam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME JUAL BELI IKAN LAUT DALAM TENDAK

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 02 Tahun 2012 Tentang SARANG BURUNG WALET

BAB IV ANALISIS MAS{LAH{AH MURSALAH TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI JANGKRIK DENGAN SISTEM PERKIRAAN DI DESA KACANGAN KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI

KAYA TAPI ZUHUD. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. (Dosen PKn dan Hukum FIS UNY)

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

SMS BERHADIAH. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 9 Tahun 2008 Tentang SMS BERHADIAH

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain. Dalam kehidupan sehari-hari manusia pasti saling. memenuhinya sendiri, sehingga memerlukan orang lain.

Adab Makan Yang Dilupakan Muhammad Abu Hamdan

SUMBER SUMBER HUKUM ISLAM

Dan Janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfa at) sampai ia dewasa penuhilah janji; sesungguhnya janji

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN Gambar 1.1 Persentase Penduduk Miskin di Kota Bandung Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB I PENDAHULUAN. misalnya kecanduan alkohol, obat-obatan terlarang, Narkotika Nasional (BNN), jumlah kasus penyalahgunaan alkohol dan

Bab 2 LANDASAN ETIKA DALAM ISLAM

INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG

BAB IV ANALISIS DATA

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

Objektif. Topik yang akan dipelajari SIMPOSIUM 2015 METODOLOGI PENGELUARAN HUKUM DALAM ISLAM. Ciri-Ciri Syariat Islam Ustaz Sayid Sufyan b Jasin

$!%#&#$ /0.#'()'*+, *4% :;< 63*?%: #E Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

HUKUM DAN HAM DALAM ISLAM

Adab Makan dan Minum. Di unduh dari : Bukupaket.com. Aspek Akhlak

KESEHATAN REPRODUKSI KELUARGA BERKUALITAS MENURUT AGAMA ISLAM

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 33 Tahun 2011 Tentang HUKUM PEWARNA MAKANAN DAN MINUMAN DARI SERANGGA COCHINEAL

Kaidah-Kaidah Tibbun Nabawi

BAB I PENDAHULUAN. Surat al-baqarah ayat 2 yang artinya: Kitab (al-quran) ini tidak ada keraguan. padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

FATWA NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN UMUM MENURUT PERSPEKTIF ISLAM MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. berarti "diizinkan" atau "boleh ". Istilah ini dalam kosakata sehari-hari lebih sering

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

pemanfaatan kulit binatang buas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Kerjasama Pada Usaha Jahit Pakaian Antara Alfi-Aldi Tailor Dengan

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

TAFSIR AL QUR AN UL KARIM

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup lainnya, seperti kebutuhan sandang dan papan. Secara etimologi

Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang bukan urusan kami (tidak ada contohnya) maka (amalan tersebut) tertolak (Riwayat Muslim)

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam merupakan agama yang membawa kesejahteraan, kedamaian,

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

RIBA DAN BUNGA BANK Oleh _Leyla Fajri Hal. 1

- Hakekat Tersembunyi Syi'ah Rafidhoh ٢

HUKUM PIDANA TRANSNASIONAL. Dr Trisno Raharjo, S.H. M.Hum

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang sebagian besar dari penduduknya

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH

MAKALAH NARKOBA. : Bpk.Kalis Purwanto : Hadi Syah Putra NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Nations Office Drugs and Crime pada tahun 2009 melaporkan ada 149

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN CUTI BERSYARAT DI RUTAN MEDAENG MENURUT UU NO. 12 TENTANG PEMASYARAKATAN

Muhammadiyah dan Implementasi Tujuan Syari at Islam

EFEK KESEHARIAN TAKWA

HUKUM JUAL BELI DENGAN BARANG-BARANG TERLARANG. Djamila Usup ABSTRAK

Otopsi Jenazah Dalam Tinjauan Syar'i

F A T W A MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH NOMOR : 8 TAHUN 2010 TENTANG PENGUATAN EKONOMI SYARIAH DAN

Modul ke: Akhlak Islami. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM

) **+*&,'**- *** *.'/ %$!. 01&2*3+*&41&**5$ (+2 Hai orang-orang yang beriman tunaikanlah akad-akad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yan

HUKUM MENGENAKAN SANDAL DI PEKUBURAN

FATWA-FATWA LEMBAGA TETAP UNTUK RISET ILMIAH DAN FATWA, KERAJAAN SAUDI ARABIA :

Adab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran

Konversi Akad Murabahah

Transkripsi:

EKONOMI SYARIAH PERTEMUAN KE LIMA

RAMBU-2 POKOK YANG HARUS DITINGGALKAN OLEH SETIAP MUSLIM (3) Terhindar Dari Unsur Judi Judi (maysir) merupakan bentuk objek yang diartikan sebagai tempat untuk memudahkan sesuatu. Dikatakan memudahkan sesuatu karena seseorang yang seharusnya menempuh jalan susah-payah akan tetapi mencari jalan pintas dengan harapan dapat mencapai apa yang dikehendaki, walaupun jalan pintas tersebut bertentangan dengan nilai serta aturan syariah.

Dalam kitab Al-Muj am al-wasith, kata maysir dimuradifkan dengan kata qimar. Sedangkan lafal qimar diartikan sebagai : setiap bentuk permainan yang mengandung unsur pertaruhan (judi). Dalam Al-Muj am al-wasith, judi maysir adalah salah satu bentuk perjudian orang Arab pada masa Jahiliah dengan menggunakan azlam (anak panah yang belum pakai bulu), atau sebuah permainan yang menggunakan qidah (pertaruhan uang atau barang) dalam segala sesuatu. Dan dikatakan juga bahwa maysir adalah segala sesuatu yang mengandung unsur qimar, bahkan hingga permainan seorang anak kecil dengan jauz.

Allah SWT dan Rasulullah SAW telah melarang segala jenis perjudian: Hai orang2 beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan azlaam, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan2 itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang. Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). ( Al-Mai dah : 90-91).

Maysir orang Arab Jahiliah mempunyai kebiasaan menyimpan 3 buah anak panah di dalam Ka bah yang dibalut kertas atau kain yang bertuliskan: lakukan, jangan lakukan, dan kosong. Biasanya sebelum melakukan perjalanan jauh. Mereka menemui juru kunci Ka bah dan minta diambilkan salah satu anak panah. Bila yang terambil anak panah bertuliskan lakukan, mereka akan melakukan perjalanan jauh dan menganggap perjalanan mereka akan mendapat keselamatan. Ini merupakan game of change yang dilakukan tanpa usaha. Dalam ayat di atas tidak disebutkan illatnya, hanya mengemukakan perbuatan kotor dan perbuatan setan, dimana perbuatan tersebut tidak dapat dijadikan illat.

Mengenai illat judi menurut bahasa Arab adalah permainan yang mengandung unsur taruhan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara langsung atau ber-hadap2-an di dalam suatu majelis. Sifat yang dijadikan illat harus sbb: a. Merupakan sifat yang jelas (kongkrit) yang dapat ditangkap panca indra. b. Merupakan sifat yang mundhabit, artinya mantap, tetap, pasti, tidak ber-ubah2, karena situasi dan kondisi. c. Sifat munasif (relevan), artinya sifat yang dijadikan illat tadi mengandung hikmah. d. Sifat harus dibawa/dikembangkan pada kasus2 yang timbul kemudian, ini dilakukan untuk diqiyaskan.

Selanjutnta dikemukakan oleh Ibrahim Husen bahwa yang pertama kali berhasil menemukan ilat maysir adalah Imam Syafi i. Menurut imam Syafii illat maysir adalah ber-hadap2an secara langsung. Daslam fiqh mazhab Syafi i ada 3 macam yang dibenarkan oleh agama islam: 1. Apabila yang mengeluarkan barang atau harta yang dipertaruhkan adalah pihak ketiga 2. Taruhan yang bersifat sepihak 3. Taruhan yang dilakukan oleh kedua orang atau lebih dengan ketentuan siapa saja yang kalah harus membayar atau memberikan sesuatu kepada seseorang yang menang. Akan tetapi cara ini harus dengan yang menghalalkan (muhallil).

Menurut Muhammad Abduh dalam tafsir Al-Manar dalam Ibrahim Husen berpendapat bahwa lotere (undian) berbeda dengan judi (maysir) sebab undian (lotere) dilakukan tidak berhadap2an secara langsung. Assy-Saukani (1994:258)Juz VIII dalam Kitab Nailul Authar menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan maysir, adalah: setiap permainan yang pemainnya tidak sunyi dari menang atau kalah, maka disebut dengan maysir. Dalam kitab Fathul Barry Juz V dalam Ibrahim Husen yang disebut judi adalah apabila masing2 kedua pihak mengeluarkan taruhan, siapa yang menang akan mengambil benda2 yang dijadikan taruhan tersebut.

Kesimpulan yang dikemukakan Ibrahim Husen, bahwa yaang dimaksud dengan maysir adalah permainan baik yang lama maupun yang baru timbul yang mengandung unsur2 taruhan dan dilakukan secara berhadap-hadapan secara langsung. Sedangkan apabila unsur ber-hadap2an secara langsung tidak ada atau unsur taruhannya itu ada, tetapi tidak dilakukan secara ber- hadap-2an secara langsung, maka jelas permainan itu tidak bisa dikategorikan sebagai unsur judi (maysir). Judi yang kita kenal dan sangat merugikan berbagai pihak dan marak keberadaannya tak terkecuali di negara kita. Yang menjadi masalah adalah apakah permainan itu termasuk unsur judi atau bukan. Dan ini biasanya dibuat fatwa oleh MUI.

Dulu DKI membangun Kota Metropolitan zamannya Ali Sadikin adalah hasil dari Nasional Lotere (Nalo) namun keberadaannya banyak ditentang oleh para pemuka agama, dan berangsur-angsur perjudian tersebut (yang secara legal) itu ditutup, meskipun ternyata banyak juga muncul perjudian ilegal. Seperti halnya Judi Buntut, Togel, Nomor-nomor Kendaraan yang lewat dijadikan sebagai sarana judi. Adapun jdi yang kita kenal yang nyata2 hal tersebut dilarang oleh pemerintah: a. Judi di Kasino b. Sabung ayam, adu domba c. Greyhound

d. Gaple atau domino e. Bakarat f. Permainan ketangkasan, kecepatan g. Rolet h. Totalisator (pertaruhan menang-kalah) dalam olah raga i. Pertaruhan angka kekalahan/kemenangan h. Dan lain-lain Sifat manusia yang pada hakekatnya ingin sesuatu yang tanpa perjuangan tapi menghasilkan sesuatu. Dan judilah yang bisa dilakukan meskipun baik negara maupun agama melarangnya. Mereka kadang harus sembunyi2 menghindari kejaran polisi.

(4) Terhindar Dari Unsur Haram Investasi yang dilakukan oleh seorang investor muslim diharuskan terhindar dari unsur haram. Sesuatu yang haram merupakan segala sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT dan Rasul-Nya dalam Al-Qur an dan Hadits-Nya. Secara etimologi haram berarti... melarang atau tidak boleh. Haram didefinisikan dalam kaidah ushul fiqh : Haram adalah sesuatu yang disediakan hukuman ( iqab) bagi yang melakukan dan disediakan pahala bagi yang meninggalkan karena diniatkan untuk menjalankan syariat-nya.

Dalam Hadits Riwayat Imam Turmudzi dari Salman dinyatakan: Sesuatu yang halal adalah apa yang telah dihalalkan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam kitab-nya dan sesuatu yang haram adalah apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam kitab-nya, dan apa yang didiamkan (tidak diatur), maka tergolong sesuatu yang dimaafkan. Secara garis besar sesuatu yang haram dikategorikan menjadi 2 : (a) Haram secara zatnya, babi, khamar, darah, bangkai, perjudian dan segala sesuatu yang dipersembahkan bagi selain Allah SWT adalah contoh sesuatu yang haram secara zat. (b) Haram karena proses yang ditempuh dalam memperoleh sesuatu. Haram, makanan/barang yg diperoleh secara bathil.

(5) Terhindar Dari Unsur Syubhat Kata syubhat bermakna mirip, serupa, semisal dan bercampur. Dalam terminologi syariah syubhat diartikan: sesuatu perkara yang tercampur (antara halal dan haram), akan tetapi tidak diketahui secara pasti apakah ia sesuatu yang halal atau haram, dan apakah hal itu hak atau bathil. Hadits Riwayat Imam Bukhari dan muslim dinyatakan sbb: Yang halal itu telah jelas, dan yang haram juga telah jelas, diantara keduanya ada hal-2 yantg syubhat (tidak jelas) yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Barang siapa yang menjaga/menghindari syubhat, maka telah benar2 selamat agama dan kehormatannya.

Seorang muslim menjauhi aktivitas bisnis atau investasi yang mengarah atau beraroma syubhat, karena jika hal tersebut tetap dilakukan, maka pada hakikatnya telah terjerumus pada sesuatu yang haram, sebagaimana apa yang telah dinyatakan oleh para ulama dan fuqaha dalam sebuah kaidah fiqh sbb: Apabila berkumpul antara halal dan yang haram dimenangkan yang haram. Secara harfiah diartikan bahwa apabila kita ragu2 mendefinisikan halal dan haram ketika melakukan sesuatu maka lebih baik untuk menghindarinya atau tidak melakukan apa2.

IMPLEMENTASI EKONOMI KELEMBAGAAN SYARIAH Dalam implementasi ekonomi kelembagaan syari ah harus memperhatikan aturan main yang berkaitan dengan kondisi yang harus dilakukan dan kondisi yang harus ditinggalkan (dihindari) dalam sistem perekonomian yang islami, untuk mencapai kebaikan yang bernuansa jasmani dan rohani atau kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Hal tersebut tercermin dengan firman Allah: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat. Dan janganlah kamu bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah

(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang2 yang berbuat kerusakan (Al-Qashas:77) Selanjutnya juga dalam firman Nya: Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak2 supaya kamu beruntung (Al-Ju muah : 10) Dari uraian tsb implementasi ekonomi kelembagaan syariah selalu menciptakan keseimbangan sistem ekonomi yang mengedepankan masalah jasmani dann rohani atau kondisi material dan kondisi spiritual.