Seminar Nasional Ke III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. Pendahuluan Tanah longsor merupakan sebuah bencana alam, yaitu bergeraknya sebuah massa tanah dan/atau batuan menuruni lereng akibat adanya gaya

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau menurunnya kekuatan geser suatu massa tanah. Dengan kata lain, kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Daerah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 METODOLOGI DAN KAJIAN PUSTAKA...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 1.1 Jalur tektonik di Indonesia (Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2015)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : Buku 1 ISSN (E) :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

GERAKAN TANAH DI KAMPUNG BOJONGSARI, DESA SEDAPAINGAN, KECAMATAN PANAWANGAN, KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. utama dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng. Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan hasil alam.

BAB II Geomorfologi. 1. Zona Dataran Pantai Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. pandang geologi. Wilayah ini dikontrol oleh hasil aktifitas tumbukan dua

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

GERAKAN TANAH DAN BANJIR BANDANG DI WILAYAH KECAMATAN TAHUNA DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SANGIHE, SULAWESI UTARA

BENCANA GERAKAN TANAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI COVER HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1. I.1.

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB II DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masyarakat yang terkena harus menanggapinya dengan tindakan. aktivitas bila meningkat menjadi bencana.

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam

BAPPEDA Kabupaten Probolinggo 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB VI KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN

KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI: Proses Pembentukan, dan Dampaknya Terhadap Kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II. METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Indeks Rawan Bencana Indonesia Tahun Sumber: bnpb.go.id,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempengan dunia yaitu Eurasia,

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pada 6`LU- 11` LS dan antara 95` BT - 141` BT1. Sementara secara geografis

BAB I PENDAHULUAN. atau Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2016), bencana tanah longsor

BAB I PENDAHULUAN. 1. Menerapkan ilmu geologi yang telah diberikan di perkuliahan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, terutama Pulau Jawa. Karena Pulau Jawa merupakan bagian dari

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa

BENCANA GERAKAN TANAH AKIBAT GEMPABUMI JAWA BARAT, 2 SEPTEMBER 2009 DI DESA CIKANGKARENG, KECAMATAN CIBINONG, KABUPATEN CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV GEOMORFOLOGI DAN TATA GUNA LAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga

BAB I PENDAHULUAN. banyak dipengaruhi oleh faktor geologi terutama dengan adanya aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum kondisi geologi menyimpan potensi kebencanaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan Bumi mempunyai beberapa bentuk yaitu datar, berbukit. atau bergelombang sampai bergunung. Proses pembentukan bumi melalui

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berpotensi rawan terhadap bencana longsoranlahan. Bencana longsorlahan akan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan mereka, termasuk pengetahuan bencana longsor lahan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN PEMANFAATAN LAHAN PADA DAERAH RAWAN LONGSOR DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Bencana geologi merupakan bencana yang terjadi secara alamiah akibat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bencana banjir dan longsor (Fadli, 2009). Indonesia yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat suatu bencana.

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Geologi dan Analisis Struktur Daerah Cikatomas dan Sekitarnya, Kabupaten Lebak, Banten. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan geologi Papua diawali sejak evolusi tektonik Kenozoikum

BAB I PENDAHULUAN. empat lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia di bagian utara,

A. PROSES PEMBENTUKAN KEKAR, SESAR, DAN LIPATAN

KEJADIAN GERAKAN TANAH DAN BANJIR BANDANG PADA TANGGAL 20 APRIL 2008 DI KECAMATAN REMBON, KABUPATEN TANA TORAJA, PROVINSI SULAWESI SELATAN

POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA. Oleh : Hendro Murtianto*)

TINJAUAN PUSTAKA. Longsor. Gerakan tanah atau lebih dikenal dengan istilah tanah longsor adalah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

PEDOMAN TEKNIS PEMETAAN ZONA KERENTANAN GERAKAN TANAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Gambar 2.1 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.

Zonasi Tingkatan Kerentanan Lahan Berdasarkan Analisis Kemiringan Lereng dan Analisis Kelurusan Sungai di Daerah Salopa, Kabupaten Tasikmalaya

MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR FAKTOR GOELOGI DALAM PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian

Perancangan Perkuatan Longsoran Badan Jalan Pada Ruas Jalan Sumedang-Cijelag KM Menggunakan Tiang Bor Anna Apriliana

BAB I PENDAHULUAN. karena itu Indonesia memiliki potensi bencana gempa bumi dan dapat menimbulkan ancaman bencana yang sangat besar.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2010 TENTANG MITIGASI BENCANA DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

ANALISA BENTANG ALAM

UJI KOMPETENSI SEMESTER I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban paling tepat!

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

LANDSLIDE OCCURRENCE, 2004 STRATEGI MITIGASI DAN SIFAT GERAKAN TANAH PENYEBAB BENCANA DI INDONESIA. BENCANA GERAKAN TANAH 2005 dan 2006

BAB II TATANAN GEOLOGI DAN HIDROGEOLOGI REGIONAL

Kuliah ke 5 BAB V PENATAAN RUANG KAWASAN BENCANA LONGSOR[11,12] 5.1. Pengertian dan Istilah

Gempa atau gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang terjadi pada lokasi tertentu pada permukaan bumi, dan sifatnya tidak berkelanjutan.

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL

Bencana Longsor yang Berulang dan Mitigasi yang Belum Berhasil di Jabodetabek

BAB I PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

DAFTAR ISI. SKRIPSI... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Transkripsi:

Studi Kebencanaan Geologi dan Kawasan Geowisata Desa Siki, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur Mohammad Gunadhi Rahmadi 1, Adventino 2 dan Djohan Rizal Prasetya 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Geologi, Universitas Trisakti, jl. Kyai Tapa No. 1 Grogol, Jakarta Barat, 11440, DKI Jakarta E-mail: adventino96@yahoo.com/djohan.rizal@gmail.com

Studi Kebencanaan Geologi dan Kawasan Geowisata Desa Siki, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur Mohammad Gunadhi Rahmadi 1, Adventino 2 dan Djohan Rizal Prasetya 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Geologi, Universitas Trisakti, jl. Kyai Tapa No. 1 Grogol, Jakarta Barat, 11440, DKI Jakarta E-mail: adventino96@yahoo.com/djohan.rizal@gmail.com ABSTRAK Indonesia mempunyai curah hujan yang tinggi, sehingga menyebabkan batuan menjadi lapuk dan terjadinya rawan longsor. Faktor likuifaksi juga menentukan terjadinya bencana longsor akibat pergerakan tanah di karenakan gempa bumi. Selain alam yang bekerja, faktor manusia juga bisa menjadi penyebab terjadinya bencana longsor. Sistem peringatan dini harus di realisasikan supaya dapat meminimalisir, sehingga tidak merenggut banyak kerugian secara material dan non material. Salah satu daerah yang berpotensi kebencanaan ialah Desa Siki, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur. Melalui metode pengambilan data primer berupa pemetaan secara langsung dan analisa indra jarak jauh, didapatkan satuan geomorfologi pegunungan lipatan, satuan geomorfologi pegunungan sesar dan satuan geomorfologi gunung api. Serta litologi penyusunnya terdiri dari tiga satuan batuan antara lain Satuan Batutufa, Satuan Breksi Monomik dan Intrusi Diorite. Selain tentang masalah kebencanaan geologi, juga menyimpan aspek-aspek geowisata yang sangat menguntungkan secara materi antara lain memberikan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar, memperkenalkan lokasi tersebut kepada pengunjung sehingga semakin luas dikenal, serta meningkatkan pendapatan daerah tersebut. Kata kunci : kebencanaan geologi, sistem peringatan dini, geowisata, Desa Siki, Trenggalek Pendahuluan Latar Belakang Geologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang bumi, baik dalam aspek pemanfaatan sumberdaya mineral maupun energi. Karena memberikan suatu informasi, maka bidang geologi sangat dibutuhkan didalam aspek untuk mengidentifikasi kebencanaan geologi agar pemanfaatan sumberdaya mineral berjalan dengan optimal. Di lihat dari aspek geografis, Indonesia merupakan wilayah kepulauan yang terletak di antara tiga lempeng yaitu: Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Selain terletak diantara tiga lempeng, Indonesia juga terletak di garis khatulistiwa yang beriklim tropis dan memiliki curah hujan tinggi. Dilihat dari aspek tersebut, Indonesia termasuk kedalam kategori rawan bencana. Guna untuk mengatasi kebencanaan, dibutuhkan pembangunan yang berbasis mitigasi bencana supaya untuk mengurangi resiko dampak dari bencana tersebut serta memberikan rasa aman, tentram, nyaman dan produktif. Kabupaten Trenggalek terletak di sebelah Selatan wilayah Jawa Timur dengan fisiografi termasuk kedalam zona Pegunungan Selatan (Van Bemmelen, 1949). Secara tektonik, wilayah ini diapit oleh dua lempeng yaitu lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia.

Batas lempeng tersebut mengakibatkan dimana zona lemah terjadi, sehingga zona tersebut yang mengakibatkan terjadinya suatu rawan bencana atau dalam kata lain mengakibatkan kebencanaan geologi dan memberikan aspek keuntungan (manfaat). Disekitar wilayah kontak tumbukan lempeng terdapat adanya zonasi-zonasi yang meliputi Zonasi vulkanisme, Zonasi magmatisme, Zonasi gempa, Zonasi mineralisasi, Zonasi gerakan tanah dan Zonasi endapan hidorkarbon (Zakaria, 2008). Zonasi dapat terjadi dan bergantung dari letak daerah secara struktur tektonik. 1. Permasalahan dan Tujuan Penelitian Berdasarkan dari aspek sumberdaya, Desa Siki Kabupaten Trenggalek merupakan bagian dari wilayah tektonik di Indonesia yang memiliki potensi yang menguntungkan baik mineral dan energi dari kewilayahannya. Karena berada di jalur tektonik tentunya rentan dengan adanya kendala berupa kebencanaan geologi. Sehingga diperlukan identifikasi dan mitigasi kebencanaan geologi di Desa Siki Kabupaten Trenggalek agar sumberdaya dapat dioptimalkan dan menjadi sumber pendapatan guna untuk pembangunan berkelanjutan. 1.1 Perumusan Masalah 1. Apakah didaerah tersebut dapat terjadi tanah longsor? 2. Bagaimana dampak pengaruh tanah longsor? 3. Apakah didaerah tersebut memiliki potensi daerah wisata? 4. Bagaimana besar potensi geowisata yang dimiliki? Jawab: 1. Desa Siki dapat terjadi tanah longsor, hal ini dapat kita lihat dengan susunan litologinya batuan tuff dan memiliki kemiringan lereng yang sangat terjal sehingga dapat memungkinkan terjadinya longsor. 2. Karena litologi batuan tuff dan desa Siki terletak berada didataran tinggi maka pengaruh tanah longsor sangat begitu besar. 3. Desa Siki memiliki potensi geowisata yang sangat besar, karena terletak didataran tinggi sehingga memiliki pemandangan alam yang indah serta menghadap kearah Samudera Hindia. 4. Potensi geowisata yang dimiliki sangat begitu besar, karena keindahan alam di desa Siki masih sangat alamiah sehingga kenyamanan dan ketentraman masih sangat terjamin. 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk menganalisis suatu bencana yang ada di desa Siki,Trenggalek, Jawa Timur, serta melakukan kegiatan mitigasi bencana untuk mengurangi kerugian secara material dan imaterial. Selain menganalisa studi kebencanaan, kita juga menganalisa potensi geowisata di daerah tersebut. Untuk membuka lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat sekitar, meningkatkan perekonomian dan mengenalkan daerah tersebut kepada wisatawan baik dalam maupun luar negeri. 2. Dasar Teori 2.1 Kebencanaan Geologi Jenis Kebencanaan Geologi Kebencanaan geologi dapat diartikan sebagai suatu bencana alam yang diakibatkan oleh pengaruh faktor interaksi geologi. Peristiwa tersebut mengakibatkan kerugian harta benda, merusak sarana dan prasarana, merusak fasilitas umum lainnya serta mengakibatkan banyak korban manusia serta makhluk hidup lainnya. Adapun jenis-jenis dari kebencanaan geologi berupa pergerakan tanah, gempa tektonik, gempa volkanik, letusan gunung api serta tsunami. Ada pula jenis kebencanaan geologi yang diakibatkan oleh faktor eksogen (cuaca, hujan, dll) kondisi geologi berupa : a. Erosi dan Sedimentasi b. Banjir dan banjir bandang c. Subsidence (penurunan tanah) faktor akibat pengaruh pembebanan. d. Liquifaction berkaitan dengan gempa bumi.

Faktor-faktor adanya gaya endogen dan eksogen yang saling berhubungan sehingga menyebabkan terjadinya kebencanaan geologi diwilayah tersebut. 2.2 Kebencanaan Geologi akibat aktivitas tektonik Aktivitas tektonik berkaitan erat dengan pergerakan lempeng atau pergerakan sesarsesar aktif. Daerah yang memiliki zona lemah memiliki kerentanan terhadap bencana. Beberapa kebencanaan geologi yang melibatkan aktivitas tektonik adalah tsunami, gempa bumi, letusan gunung api dan tanah longsor. 2.3 Identifikasi kebencanaan Tanah Longsor Di daerah Kabupaten Trenggalek, Desa Siki tentunya memiliki kerawanan longsor yang begitu tinggi, menurut data pada litologi dan kelerengan. Tanah longsor terjadi karena gaya pendorong lebih besar dari gaya penahan. Gaya pendorong meliputi intesitas air hujan, dan ketebalan lereng. Sedangkan pada gaya penahan meliputi kekuatan suatu batuan (Sidle dan Dakkal, 2003) menurun akibat sudut lereng curam atau tinggi lereng bertambah akibat erosi maupun akibat pemangkasan atau penimbunan lereng. Metodologi Penelitian Mulai Perumusan Masalah 1. Apakah didaerah tersebut dapat terjadi tanah longsor? 2. Bagaimana dampak pengaruh tanah longsor? 3. Apakah didaerah tersebut memiliki potensi daerah wisata? 4. Bagaimana besar potensi geowisata yang dimiliki? Studi Literatur 1. Fisiografi 2. Geologi regional Pengumpulan Data 1. Melakukan pemetaan 2. Pengambilan sampel 3. Pengambilan Foto Pengolahan Data 1. Analisa petrografi 2. Pembuatan Peta Geologi dan Geomorfologi Pembahasan Gambar 2.3.1. Bentuk - Bentuk Longsor (Varnes & Cruden, 1996; USGS, 2004; BGS, 2013). Kekuatan menahan dari tubuh lereng dapat menurun akibat kenaikan kadar air tanah. Hujan sering penyebab pemicu naiknya kadar air dan akan memperlemah sifat fisik mekanik tanah dan menurunkan faktor keamanan lereng. Selain itu, kekuatan menahan dapat 1. Peta wilayah terhadap rawan bencana longsor 2. Pengelompokan potensi wilayah geowisata Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 6. Bagan alur penelitian

Diskusi Desa Siki, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur dengan fisiografi termasuk kedalam zona Pegunungan Selatan (Van Bemmelen, 1949) dan litologi penyusunnya terdiri dari tiga satuan batuan antara lain Satuan Batutufa, Satuan Breksi Monomik dan Intrusi Diorite. Gambar 7.0 Zona Pegunungan Selatan (Van Bemmelen, 1949) Hal ini memungkinkan bahwa desa Siki memiliki tingkat kerawanan longsor yang begitu tinggi karena memiliki litologi penyusun batuannya berupa batuan Tuff. Gambar 7.2 Sesar Sinistral batuan tuff dengan batuan sampingnya Pada gambar diatas, adanya sesar dengan arah sinistral yang kontak langsung dengan batuan tuff serta dengan kontak batuan disampingnya. Tidak hanya ditujukan pada pergeseran sesar sinistral, kemiringan lereng juga sangat mempengaruhi bahwa lokasi desa Siki memiliki kerentanan terhadap rawan longsor. Kemiringan lereng dapat kita lihat pada gambar 7.3 Gambar 7.2 Komposisi Batuan Tuff dan Breksi Gambar 7.3 Pengaruh kemiringan lereng terhadap kerawanan longsor Adanya triangular facet juga memperkuat bukti bahwa desa Siki memiliki kerawanan longsor yang begitu tinggi. Triangular facet menunjukan adanya aktifitas seperti sesar naik dan dan sesar turun sehingga menyebabkan batuan atau lapisan penyusunnya mengalami gangguan sehingga

dapat merubah ketahanan dan menyebabkan longsor. Seperti dapat kita lihat pada gambar 7.4 yang menunjukan adanya triangular facet pada perbukitan, terjadinya pergerakan lapisan batuan dan tanah sehingga menyebabkan luncuran atau peluruhan lapisan tanah pada bagian atas. Gambar 7.4 Triangular Facet Karena terletak didataran tinggi, tentunya Desa Siki memiliki kerawanan longsor yang begitu tinggi sehingga dibutuhkan mitigasi bencana untuk mengatasi bencana longsor tersebut. Adapun langkahlangkah mitigasi terhadap longsor yang dapat dilakukan berupa: 1. Jangan membuat kolam atau sawah diatas lereng. Adanya pembebanan yang berat pada bagian lereng, dan air pada kolam atau sawah dapat hilang terserap kedalam tanah sehingga menyebabkan ketahanan tanah menjadi berkurang dan tekanan dari atas yang begitu berat karna adanya pembebanan sehingga menyebabkan longsor. 2. Tidak mendirikan rumah di bawah tebing karena jika terjadi longsor maka dapat tertimpa timbunan longsor dari atas bukit. 3. Jangan menebang pohon di sekitar lereng, karena akan menyebabkan hilangnya akar pohon sehingga air tidak terserap kepohon melainkan kedalam tanah 4. Jangan memotong tebing secara tegak lurus, karena akan mengurangi daya penahan tanah terhadap tanah yang berada di atasnya. Walaupun di atas lereng masih dipenuhi oleh pohon namun jika badan tebing sudah terpotong secara dalam justru tanah di bagian bawah yang akan kehilangan penopang sehingga akan mudah menimbukkan terjadinya tanah longsor. 5. Tidak mendirikan bangunan di sekitar sungai, semakin tinggi jarak antara bibir tebing terhadap sungai maka akan semakin besar peluangterjadinya longsor. Terjadinya erosi tanah tidak langsung namun tanah yang terus tergerus oleh erosi tanah akan menyebabkan semakin habisnya tanah ada di sekitar sungai. Dan jika saat proses terjadinya hujan pada musim hujan dimana aliran sungai sangat deras dan volumenya besar maka dengan mudah terjadinya erosi. 6. Membuat terasering, memperlambat run off (aliran permukaan) ketika hujan serta membuat aliran air agar tidak tergenang. 7. Lakukan Upaya Preventif, dengan cara mengecek keadaan tanah apakah terdapat retakan atau tidak. Jika ditemukan retakan, segera tutup celah retakan dengan tanah lempung supaya tidak banyak air masuk kedalam celah retakan tersebut. 8. Teknik Bore Pile, berfungsi meneruskan beban struktur bangunan diatasnya dari permukaan tanah sampai lapisan tanah keras di bawahnya. Pondasi bore pile memiliki fungsi yang sama dengan pondasi tiang pancang atau pondasi dalam lainya 9. Memberikan penyuluhan kepada Masyarakat tentang penebangan pohon secara sembarangan, karena

dapat mengganggu struktur tingkat ketahanan tanah. Jadi jika dimasukan kedalam sebuah sistem sketsa aliran tentang bencana geologi, maka sketsanya dapat ditunjukan dibawah ini: Gambar 7.5 sketsa aliran bencana geologi Kesimpulan Desa Siki, Kabupaten Trenggalek, Povinsi Jawa Timur secara fisiografi terletak ke dalam zona Pegunungan Selatan (Van Bemmelen, 1949). Karena letak zonanya berada diwilayah rawan terhadap kebencanaan terutama kebencanaan berupa tanah longsor, hal ini dapat kita cegah atau hindarkan sesuai yang telah di bahas dalam bagian diskusi tentang langkah-langkah mitigasi terhadap longsor. Bencana alam longsor memang tidak dapat bisa kita hentikan, namun dapat kita cegah atau atasi dengan langkah-langkah yang tepat. Berada diwilayah zona Pegunungan Selatan, tentunya desa Siki memiliki view atau pemandangan yang begitu indah. Terletak berada didataran tinggi tentunya langsung bisa melihat pemandangan bukit, lembah serta pemandangan langsung melihat Samudera Hindia. Gambar 8.1 Kondisi pemandangan Desa Siki. Karena dapat menarik parawisatawan, sehingga Desa Siki dapat dijadikan sebagai tempat objek wisata alam dan tentunya dapat menambah pendapatan guna untuk pembangunan yang berkelanjutan di daerah Desa Siki. Selain dapat dimanfaatkan untuk menikmati keindahan alamnya, di Desa Siki juga terdapat banyak intrusi-intrusi magma, intrusi tersebut berupa kekar. Sehingga dapat dimanfaatkan untuk studi geologi. Hal ini dapat kita lihat dengan adanya kekar sheeting joint dengan komposisinya adalah batuan beku. Gambar 8.2 Sheeting joint

Daftar Pustaka Zakaria, Z., 2004, Kebencanaan Geologi dan Hubungannya dengan Aktifitasnya Sutikno, & Untung S., 1996, Peran Geologi dalam penanggulangan Bencana Bandono, dan Brahmantyo, Budi., 2006 (Jurnal Geoaplika Vol. 1 No. 2, 2006, hal. 71-78). Bandono, dan Brahmantyo, B., 1992. Peta Geomorfologi, Masalah dan Penggunaannya dalam Pembangunan Berwawasan Lingkungan di Indonesia. Pros. PIT IAGI XXI, Yogyakarta, hal. 777-783. Sumber lain : http://ilmugeografi.com/ilmubumi/tanah/cara-mencegah-tanahlongsor http://www.borepile.info/2014/09/pondasibored-pile-strauss.html