Rezim Neolib Bergaya Merakyat Wednesday, 26 November :40

dokumen-dokumen yang mirip
Bukan berarti rencana tersebut berhenti. Niat pemerintah membatasi pembelian atau menaikkan harga BBM subsidi tidak pernah berhenti.

Mayoritas masyarakat menolak kenaikan BBM, termasuk mayoritas para pemilih partai yang mendukung kebijakan kenaikan BBM.

Karena banyak kalangan yang protes atas kebijakan perpanjangan kontrak tambang gas Blok

Arim Nasim, Ketua Lajnah Maslahiyah DPP HTI

Gagasan lahirnya UU BPJS itu karena keinginan asing mengambil alih pangsa pasar industri asuransi sosial.

[107] Akal-Akalan Cari Alasan Tuesday, 10 September :39

BAB I PENDAHULUAN. menuntut produsen BBM untuk menyediakan BBM ramah lingkungan. Produk

Maklumat Perlawanan Kenaikan Harga BBM. Tolak Kenaikan Harga BBM! Nasionalisasi Industri Migas di Bawah Kontrol Rakyat! Ganti Rezim, Ganti Sistem!

[108] Demokrasi, Sistem Buruk Thursday, 12 September :06

BAB V PENUTUP. Dari penjelasan pada bab-bab sebelumnya dari analisis berbagai data dan fakta yang

"Pemilu bukan lagi menjadi variabel yang menentukan asing semakin mencengkeram Indonesia atau tidak, katanya.

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin menarik untuk dicermati, karena terjadi fluktuasi harga BBM

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab V merupakan kesimpulan dari pembahasan bab sebelumnya

Arim Nasim, Ketua Lajnah Maslahiyah DPP HTI

Peran Asosiasi Bisnis dalam Mencegah Korupsi di sektor usaha Migas

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 71 TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari fosil hewan dan tumbuhan yang telah terkubur selama jutaan tahun.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191 TAHUN 2014 TENTANG PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN DAN HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK

BAB I PENDAHULUAN. 2015, bahwa saat ini jumlah penduduk dunia mencapai 7,3 Milyar jiwa. Jumlah

REKOMENDASI KEBIJAKAN Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Jakarta, 13 Mei 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 46 SERI E

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAHAN BAKAR. Minyak. Harga Jual Eceran.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SUMMARY REPORT SEMINAR TATA NIAGA GAS BUMI DAN BBM Forum Energizing Indonesia (FEI) Jakarta, 22 November 2017

Oleh : Dr. Hempri Suyatna FISIPOL UGM

NPM 1C Prodi Sistem Informasi (SI) Page 1 of 5 Nama Niko Arwenda Matkul Ilmu Sosial Dasar Kelas 1KA25 Kode HM011102

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi, terutama energi fosil dalam hal ini minyak bumi. Kebutuhan

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 36 SERI E

Dampak terbesar dari jual beli undang-undang adalah tergadaikannya negeri ini dan kembali bercokolnya penjajah di bawah lindungan bangsa sendiri.

SUBSIDI BBM DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

POLITIK KETIMPANGAN DAN PERANAN MASYARAKAT SIPIL. Oleh : Hempri Suyatna - UGM

KEBIJAKAN DAN ALOKASI ANGGARAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK TAHUN 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Minyak Bumi dan Gas Alam mengandung asas-asas dari prinsip-prinsip

Aneh jika ada orang yang mengaku Muslim tapi takut terhadap penerapan syariah.

Mengapa Harga BBM Harus Naik?

Ichsanuddin Noorsy, Pengamat Kebijakan Publik

Pidato Presiden RI tentang Pelaksanaan Penghematan Energi Nasional, Jakarta, 29 Mei 2012 Selasa, 29 Mei 2012

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan. Salah satu sumber energi utama adalah bahan bakar. Bentuk bahan bakar

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan kegiatan hilir minyak dan gas di Indonesia memasuki babak baru

Pengaturan Tata Kelola Gas Bumi dalam UU Migas dan Kesesuaiannya dengan Konstitusi

BAB I PENDAHULUAN. Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber energi yang sangat dibutuhkan

WAJIBKAN INDUSTRI MEMRODUKSI MOBIL BER-BBG: Sebuah Alternatif Solusi Membengkaknya Subsidi BBM. Oleh: Nirwan Ristiyanto*)

Ratu Erma Rahmayanti, Ketua DPP Muslimah HTI

Sejak awal pengelolaan panas bumi memang diberikan kepada Chevron. Proses tender yang dilakukan hanya dagelan biar terkesan transparan.

BAB II EKSPLORASI ISU BIS IS

DESAIN TATA KELOLA MIGAS MENURUT PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI 1

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Catatan Atas Harga BBM: Simulasi Kenaikan Harga, Sensitivitas APBN dan Tanggapan terhadap 3 Opsi Pemerintah

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

SUBSIDI BBM : PROBLEMATIKA DAN ALTERNATIF KEBIJAKAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191 TAHUN 2014 TENTANG PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN DAN HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG HARGA JUAL ECERAN DAN KONSUMEN PENGGUNA JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA KEGIATAN USAHA HILIR MIGAS

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 16/PUU-XIV/2016 Subsidi Energi (BBM) dan Subsidi Listrik dalam UU APBN

Headline Berita Hari Ini Periode: 17/11/2014 Tanggal terbit: 17/11/2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang. peranan sangat vital dalam menggerakkan semua aktivitas ekonomi.

10JAWABAN BBM BERSUBSIDI HARGA TENTANG KENAIKAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG HARGA JUAL ECERAN DAN KONSUMEN PENGGUNA JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU

ENERGI DAN KESEJAHTERAAN

Perjuangan menegakkan khilafah di Indonesia beresonansi ke seluruh dunia.

Tanggapan Anda dengan pernyataan Rektor UGM yang menyebut persen aset

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini seluruh perusahaan beroperasi dalam lingkungan usaha yang terus

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usa

BAB I PENDAHULUAN. minyak dunia yang turun, dollar yang menguat dan revolusi shale gas oleh Amerika

BAB I PENDAHULUAN. telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2005 TENTANG KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK BIDANG EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK

KEBIJAKAN EKONOMI PADA MASA PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (SBY) DAN JUSUF KALLA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan minyak tanah dalam kehidupannya sehari hari.

MUNGKINKAH ADA HARGA BBM BERAZAS KEADILAN DI INDONESIA?

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan bisnis transportasi yang kian meningkat

BAB I PENDAHULUAN Dasar Hukum BPH Migas

Mengapa Amerika menyebarkan demokrasi ke negeri-negeri Muslim termasuk Indonesia?

BPH MIGAS. Bahan Bakar Minyak. Tertentu. Jenis. Penyalur. Pendaftaran.

1. PENDAHULUAN. perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti

Kapitalisme adalah ideologi yang cacat dan terbukti gagal membawa kebahagiaan bagi manusia di muka bumi ini.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Faktor Minyak & APBN 2008

Tindakan Amerika di negeri-negeri Muslim itu berarti AS telah secara sengaja memusuhi umat Islam

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 17/P/BPH Migas/VIII/2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. negara kapitalis seperti Inggris dan Amerika Serikat. Kebijakan privatisasi

PROGRAM EKONOMI PDI PERJUANGAN Oleh : Muhammad Islam

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2005 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU

FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENELAAHAN PRIORITAS BESARAN CADANGAN BAHAN BAKAR NASIONAL. Agus Nurhudoyo

EVALUASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK TAHUN 2004 DAN PROSPEK TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN. Industri Hilir Migas merupakan penyediaan jasa/kegiatan usaha yang

WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2013

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 42/PUU-X/2012 Tentang Penentuan Harga BBM Bersubsidi

Transkripsi:

Ini berarti pemerintah memberikan uang cuma-cuma kepada asing. Sudah mereka mengambil migas Indonesia, diberi pasar dalam negeri, ditambah diberi subsidi, dan dilindungi lagi. Sedikit demi sedikit, harga bahan bakar minyak (BBM) akan mencapai harga pasar internasional. Setelah dinaikkan oleh rezim Susilo Bambang Yudhoyono pada Juni 2013, rezim Joko Widodo (Jokowi) melanjutkan kebijakan kenaikan harga BBM itu. Kalau dulu bahasanya menyesuaikan kenaikan harga minyak dunia, kini bahasanya diubah menjadi mengalihkan subsidi kepada yang lebih tepat sasaran dan untuk hal-hal yang lebih produktif. Langkah rezim mencabut subsidi, menurut Ketua Lajnah Maslahiyah DPP HTI Arim Nasim adalah bentuk ketundukan pemerintah kepada asing. Semua adalah bentuk liberalisasi sektor migas. "Ini kebijakan neoliberal sehingga kepentingan asing terakomodasi," katanya. Agustus 2010 Bank Pembangunan Asia (ADB) menyarankan pemerintah agar menghapus subsidi bahan bakar minyak. Demikian salah satu poin rekomendasi kajian Indonesia: Critical Development Constraints yang dikeluarkan oleh ADB, Bank Pembangunan Islam (IDB), dan Organisasi Buruh Internasional (ILO). 1 / 5

Apalagi Indonesia telah terikat dengan LoI (Letter of Intent) yang ditandatangani pemerintah Indonesia dengan International Monetery Fund (IMF). Indonesia harus 'menghapuskan setahap demi setahap subsidi minyak dan memperbaiki tarif listrik agar tingkat perdagangan dapat berjalan.' Sejak reformasi, pemerintah telah menyusun rencana penghapusan tersebut. Pada awalnya, penghapusan subsidi BBM itu akan kelar pada tahun 2010. Proses liberalisasi itu sendiri dimulai tahun 2005. Kemudian rencana itu diundur dengan alasan ketidakmampuan masyarakat untuk membeli BBM jika pemerintah sudah melepas harga BBM sesuai pasar internasional. Semua itu telah dituangkan dalam Blue Print Regulasi Hilir Migas. Menteri ESDM Kabinet Indonesia Bersatu I Purnomo Yusgiantoro secara gamblang mengemukakan, tahun 2010 harga BBM murni akan diserahkan kepada mekanisme persaingan usaha yang sehat dan wajar. Purnomo seperti dikutip Kompas, (14/5/ 2003) menyatakan: "Liberalisasi sektor hilir migas membuka kesempatan bagi pemain asing untuk berpartisipasi dalam bisnis eceran migas. Namun, liberalisasi ini berdampak mendongkrak harga BBM yang disubsidi pemerintah. Sebab kalau harga BBM masih rendah karena disubsidi, pemain asing enggan masuk." Setelah lama pemerintah belum berhasil menghapus subsidi BBM, SPBU asing yang sudah kadung membuka pompa-pompa bensin pun menuntut bisa menjual BBM bersubsidi. Selama ini mereka dilarang menjual BBM bersubsidi. Dan benar saja, pemerintah memberi lampu hijau. Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) mengklaim empat Ketua Komite Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) akan meliberalisasi bisnis distribusi SPBU di Jawa-Bali pada 2013. Hal itu dikemukakan oleh Ketua Hiswana Migas Eri Purnomohadi pada akhir 2012 lalu. Ia mempertanyakan, apa benefit (keuntungan) yang didapat negara dari proses liberalisasi ini? Bahkan sebelum itu, sumber di BPH Migas mengemukakan, pada 2012 pemerintah memberikan kuota sebesar 0,5 persen dari kuota BBM subsidi yang diberikan sebesar 40 juta KL (kiloliter) kepada beberapa perusahaan SPBU asing di luar Jawa dan Bali seperti PT Petronas Niaga Indonesia, PT Surya Parna Niaga dan PT Aneka Kimia Raya Corporindo (AKR) untuk bersama-sama PT Pertamina menyalurkan BBM subsidi. 2 / 5

Ini berarti pemerintah memberikan uang cuma-cuma kepada asing. Sudah mereka mengambil migas Indonesia, diberi pasar dalam negeri, ditambah diberi subsidi, dan dilindungi lagi. Lengkap sudah penderitaan rakyat yang melarat karena terjerat para penguasa pengkhianat. Lha, apa ini mencintai rakyat? Liberalisasi Haram Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia Muhammad Ismail Yusanto menjelaskan, dalam prinsip ekonomi Islam, BBM adalah hak rakyat dan bagian dari kepemilikan umum. Dari tiga prinsip kepemilikan dalam Islam (individu, umum, dan negara), energi itu adalah bentuk kepemilikan umum, jelasnya. Ia kemudian mengutip hadits Rasulullah, Kaum muslimin berserikat dalam tiga hal; air, rumput dan api. Para ulama, jelasnya, mengatakan bahwa naar (api) di sini adalah energi yang itu menjadi milik rakyat, baik kaya maupun miskin. Dan negara dalam pandangan Islam wajib mengelolanya atas nama rakyat untuk dikembalikan kepada rakyat, kata Ismail. Karena itu, Ismail mengungkapkan, secara syariah liberalisasi migas adalah sesuatu yang diharamkan oleh Islam. Mestinya MUI mengeluarkan fatwa haramnya liberalisasi migas, tandas alumni geologi UGM ini. Solusi Lebih jauh Arim menawarkan solusi sistemik terhadap karut marut pengelolaan migas di Indonesia. Pertama, mengembalikan pengelolaan migas kepada negara karena dalam Islam hanya negara yang boleh mengelola dan mengambil untung. Untungnya ini kemudian dipergunakan untuk kepentingan umum. Kedua, efisiensi di seluruh mata rantai produksi dan distribusi. Bila minyak mentah masih harus diimpor, maka pemerintah seharusnya melakukannya langsung, tanpa melalui ker. Bersamaan dengan itu, mafia migas harus diberantas secara tuntas. bro 3 / 5

Ketiga, pembenahan transportasi publik.karena dari sisi konsumsi, lanjutnya, bila transportasi publik dibangun dengan massif, maka konsumsi BBM untuk transportasi dapat ditekan, kemacetan diurai, dan sekaligus polusi dan pemanasan global juga dapat diturunkan. Keempat, segera mewujudkan energi alternatif selain fosil secara serius misalnya optimalisasi energi terbarukan (geotermal, surya, angin, ombak dan bahan bakar nabati) untuk lebih banyak diusahakan. Potensi geotermal yang 27 GW hampir sama dengan seluruh daya PLN saat ini. Dan itu semua sulit diwujudkan oleh sistem pemerintahan demokrasi kapitalis yang hanya berpikir lima tahunan karena ini merupakan proyek jangka panjang, tandasnya. Selain itu, lanjutnya, perlu ada perubahan politik anggaran secara total dan mendasar. Ini terkait dengan kebijakan dan struktur anggaran, termasuk mekanisme penganggaran. Ia menawarkan, sistem penganggaran dalam Islam. Perubahan ini hanya bisa terwujud dalam sistem Islam. Di sinilah urgensi membangun kembali khilafah Islamiyah, tandasnya. [] emje UU Migas, Biang Liberalisasi Siapapun pemimpin negeri ini, jika tunduk pada konstitusi, dapat dipastikan akan melakukan liberalisasi migas. Sistem memaksanya untuk itu. Ini terkait dengan keberadaan UU No 22 Tahun 2001 tentang Migas. Kewajiban meliberalkan sektor migas dengan melepaskan monopoli negara kepada swasta digariskan dalam Pasal 9 ayat 1 yang berbunyi : Kegiatan Usaha Hulu dan Kegiatan Usaha Hilir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 angka 1 dan angka 2 dap at dilaksanakan oleh: Badan Usaha Milik Negara; Badan Usaha Milik Daerah; Koperasi; Usaha Kecil; Badan Usaha Swasta. 4 / 5

Kata dapat pada pasal 9 ayat 1 inilah yang menyebabkan adanya liberalisasi migas karena ekplorasi migas itu boleh dilakukan oleh BUMN dan swasta. Sebelumnya, pengelolaan migas dilakukan oleh pemerintah melalui Pertamina. Maka jika tak ingin ada liberalisasi, UU itu harus dibatalkan. Pertanyaannya, beranikah? [] 5 / 5