BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) telah mendapat perhatian yang relative cukup besar dari pemerintah,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Perkembangan penyaluran kredit UMKM BPD di Indonesia. mencapai 304,492 milyar rupiah atau meningkat sebesar 13,02 persen

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan dan terus berkembang di tengah krisis, karena pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian daerah. Dinas Koperasi dan UKM DIY mencatat hingga

I. PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam menopang perekonomian nasional. Hal ini

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

BAB I PENDAHULUAN. Januari Diakses melalui http// Tanggal 12 Oktober Undang-Undang Perbankan Syariah.

APBNP 2015 belum ProRakyat. Fadel Muhammad Ketua Komisi XI DPR RI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian. karena sektor ini akan banyak menyerap tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran inbal jasa penjaminan oleh Pemerintah. ini dapat tercermin dari eksistens UMKM yang cukup dominan di Indonesia.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang besar terhadap perekonomian. Setiap bank memiliki cara untuk

I. PENDAHULUAN. Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya,

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kegagalan usaha (Kemendag,2013). yang dianggap penting dan mampu menopang perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perekonomian adalah salah satu sektor yang menjadi fokus

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar. Mikro, Kecil dan Menengah ,55 47, ,93 47, ,75 46,25

EVALUASI PERTUMBUHAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI SURAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Kecil Menengah (UKM) sangat berperan penting dalam

BAB II TINJAUAN UMUM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dinamis dan kontribusi nyata dari sektor perbankan. Ketika sektor

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

Dr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim di

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

BAB I PENDAHULUAN. usaha akan mendukung pemulihan ekonomi indonesia, menciptakan lapangan

I. PENDAHULUAN. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, peternakan serta jasa sangat erat kaitan dan apabila telah terjalin kerjasama yang

I. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank

I.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kriteria Usaha. Kriteria No Uraian. > 300 Juta-2,5 Milyar 3

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat secara merata- Penyebaran yang merata

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak mampu bertahan dengan baik ketika krisis ekonomi yang mengarah pada krisis

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia

Peran Bank Indonesia Dalam Perekonomian BANK INDONESIA KREDIT. SIMPANAN : Giro Deposito Tabungan

Sektor perbankan dapat dikatakan menjadi salah satu sektor paling. fleksibel dalam merespons kondisi perekonomian nasional dibanding sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Nawacita Joko Widodo dan Jusuf Kalla tahun tentang

BAB II TELAAH PUSTAKA. tersebut. Mengingat besarnya pengaruh bank terhadap perekonomian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibanding usaha besar yang hanya mencapai 3,64 %. Kontribusi sektor

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Skala Usaha, Jumlah, dan Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2007

BAB I PENDAHULUAN telah menembus angka 6,6 % pada bulan November, dan diperkirakan akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kredit tersebut mempunyai suatu kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu

I. PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Perbankan dan Lembaga Kredit Mikro (LKM) berusaha meningkatkan perekonomian di Indonesia. Bukti bahwa pemerintah

Dampak Positif UMKM Perempuan Kurangi Angka Kemiskinan

Boks 3 Memperkuat Daya Saing dan Kelembagaan Bank Pembangunan Daerah

A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi, potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. jatuhnya perekonomian nasional. Sehingga banyak usaha-usaha berskala besar

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan

96% responden telah beroperasi antara 4 tahun hingga lebih dari 10 tahun, hanya 4% yang baru beroperasi selama 1-3 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting bagi suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. keamanan dan ketertiban negara. Upaya untuk memenuhi pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu elemen

BAB 1 PENDAHULUAN. (UMi), Usaha Kecil (UK), Usaha Menengah (UM) dan Usaha Besar (UB) berdasarkan ketiga alat ukur ini berbeda di setiap negara.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sajikan data-data yang terkait dengan sektor - sektor yang akan di teliti,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang berubah cepat dan kompetitif dengan

BAB I PENDAHULUAN. berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranannya

INDUSTRI BPR BPRS SEBAGAI PILAR EKONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi dan keuangan syariah yang tumbuh dan berkembang pesat dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber terpenting sebagai penghasilan bagi Negara. Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal pemberian kredit modal kerja. Koperasi adalah salah satu badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyaluran Kredit Perbankan Tahun (Rp Miliar).

BAB I PENDAHULUAN. forum, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Ramainya

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. stabilitas ekonomi pada khususnya (Ardiana dkk, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang lebih dikenal dengan (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika krisis ekonomi terjadi di tahun 1998 usaha kecil menengah relatif mampu bertahan dibanding perusahaan besar. Alasannya karena mayoritas usaha berskala kecil tidak bergantung kepada modal besar dan pinjaman luar negeri dalam kurs dollar (Kementrian Perdagangan, 2013). Kredit UMKM adalah kredit yang diberikan kepada debitur UMKM yang memenuhi definisi dan kriteria sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Berdasarkan UU tersebut, UMKM adalah usaha produktif yang memenuhi kriteria usaha dengan batasan tertentu kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan. Berdasarkan laporan Bank Indonesia hingga akhir tahun 2010 Statistik kredit UMKM didasarkan pada definisi plafon, yaitu: 1. Kredit mikro dengan plafon s.d Rp50 juta 2. Kredit kecil dengan plafon lebih dari Rp50 juta s.d Rp500 juta, dan 3. Kredit menengah dengan plafon lebih dari Rp500 juta s.d Rp5 milyar. Berdasarkan data BPS sampai dengan tahun 2012, pertumbuhan jumlah UMKM di Indonesia mencapai 56,5 juta unit atau meningkat 2,41% dari tahun 2011. Di 1

samping itu sektor UMKM memiliki pengaruh besar terhadap penyerapan tenaga kerja yaitu 107,6 juta jiwa atau tumbuh 5,83% dari tahun sebelumnya. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki potensi yang besar untuk pengembangan UMKM karena DIY dikenal sebagai kota pelajar dan kota wisata sehingga keberadaan pelaku usaha kecil menengah menjadi penopang perekonomian di DIY. Berdasarkan data UMKM sampai dengan Triwulan II Tahun 2014 yang diperoleh dari Seksi UKM, Bidang Koperasi dan UKM, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Pemda DIY ditunjukkan oleh tabel berikut: Tabel 1. 1 Data UMKM Berdasarkan Sektor Ekonomi Se-Daerah Istimewa Yogyakarta Posisi Per 31 Juni 2014 T a h u n 2014 No. Jenis Usaha Jumlah Unit Usaha Jumlah Tenaga Kerja ( orang ) Laki-laki Perempuan Jumlah Omset ( Rp) Jumlah Asset ( Rp) 1 Aneka Usaha 23,670 88,878 79,857 644,043,700 247,829,850 2 Perdagangan 43,087 105,376 110,730 903,493,100 538,193,000 3 Industri Pertanian 4 Industri Non Pertanian 36,526 98,064 103,248 293,875,550 181,285,050 32,271 87,168 90,779 489,215,450 184,852,800 JUMLAH 135,554 379,486 384,614 2,330,627,800 1,152,160,700 Sumber: Disperindagkop DIY Posisi 22 Oktober 2014, UMKM tercatat ada 135.554 unit usaha dan menyerap 764.100 tenaga kerja. Dapat disimpulkan bahwa sampai dengan awal Triwulan IV Tahun 2014 dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2013, posisi 2

UMKM DIY telah mencapai 66% dan penyerapan tenaga kerja 99,5% (Disperindagkop DIY, 2014). Lemahnya kemampuan sektor UMKM di DIY untuk mengakses permodalan masih menjadi permasalahan yang krusial hingga saat ini. Keterbatasan informasi dan kemampuan kewirausahaan menjadi persoalan yang dihadapi usaha kecil menengah untuk mendapatkan sumber modal. OJK bersama dengan Bank Indonesia dan pemerintah telah meluncurkan strategi nasional Inklusi Keuangan untuk meningkatkan akses masyarakat miskin dan UMKM di Indonesia pada layanan perbankan (Hadad, 2014). Peningkatan akses keuangan untuk sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan pengembangan Bank Pembangunan Daerah (BPD) menjadi hal penting dalam upaya mendorong kemajuan perekonomian di daerah. Sebagai bank-nya masyarakat DIY, BPD DIY dapat menguasai pangsa pasar perbankan di DIY dan memberi kontribusi yang nyata terhadap pendapatan asli daerah. Berdasarkan gambar 1.1 grafik total aset Bank BPD DIY menunjukkan pertumbuhan yang baik, terlihat dari total aset tahun 2014 tumbuh sebesar Rp7.821.133 miliar. Dari total aset yang dimiliki oleh Bank BPD DIY 94,23% merupakan aset produktif dan 6,13% merupakan aset lainnya. Berdasarkan gambar 1.2 di bawah, tahun 2014 Bank BPD DIY terlihat menunjukkan pertumbuhan laba sebelum pajak meningkat menjadi sebesar Rp211.073 miliar atau tumbuh sebesar 21,10%. 3

Gambar 1.1 Grafik Jumlah Aset Bank BPD DIY (Dalam Jutaan Rupiah) Sumber: Laporan Tahunan BPD DIY Gambar 1.2 Grafik Laba Sebelum Pajak Bank BPD DIY (Dalam Jutaan Rupiah) Sumber: Laporan Tahunan BPD DIY Provinsi Jawa Tengah juga memiliki potensi pengembangan sektor UMKM yang cukup mengesankan dimana selama kurun waktu lima tahun terakhir jumlah UMKM mengalami peningkatan dan diikuti dengan penyerapan tenaga kerja, sehingga tingkat pengangguran berkurang. Perbankan khususnya BPD Jawa Tengah berperan dalam menyalurkan kredit bagi sumber modal sektor UMKM masih terbuka lebar (Dinperindagkop Jateng, 2014). 4

Tabel 1.2 Data UMKM Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan Sektor Ekonomi Posisi Per 30 April 2014 NO TAHUN PERKEMBANGAN 2012-2013 DESKRIPSI DATA SATUAN 2010 2011 2012 2013 % TW I 2014 JUMLAH 1 JUMLAH UMKM unit 67.616 70.222 80.583 90.339 9.756 12,11% 93.591 Produksi/Non Pertanian unit 21.205 23.374 26.171 30.103 15,02% 31.812 1.709 Pertanian unit 9.775 10.097 13.242 15.819 19,46% 16.507 688 Perdagangan unit 28.247 28.362 32.055 33.958 5,94% 34.498 540 Jasa unit 8.389 8.389 9.115 10.459 14,74% 10.774 315 2 PENYERAPAN orang TENAGA KERJA 285.335 293.877 345.622 480.508 134.886 39,03% 526.765 3 Asset Rp Milyar 4.448 5.266 6.816 9.634 2.818 41,35% 10.852 4 Omzet Rp Milyar 10.463 14.476 18.972 20.345 20.345 7,24% 6.945 Sumber: Dinperindagkop Jawa Tengah Dari laporan keuangan tahunan BPD Jawa Tengah, kinerja keuangan mengalami peningkatan dilihat dari jumlah aset yang dimiliki selama lima tahun terakhir seperti terlihat pada grafik jumlah aset di bawah. Pencapaian total aset tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan pada giro bank lain-bersih, beban dibayar dimuka dan lain-lain. Berdasarkan gambar 1.3 di bawah, tahun 2014 Bank BPD Jawa Tengah terlihat menunjukkan pertumbuhan laba sebelum pajak sebesar Rp1.034,689 miliar, meningkat sebesar 8,59% dari capaian akhir tahun 2013 sebesar Rp952,799 miliar. 5

Gambar 1.3 Grafik Jumlah Aset Bank BPD Jawa Tengah Sumber: Laporan Tahunan BPD Jateng Gambar 1.4 Grafik Laba Sebelum Pajak Bank BPD Jateng Sumber: Laporan Tahunan BPD Jateng Bank Pembangunan Daerah selain memiliki peran strategis dalam mendorong perekonomian daerah diharapkan juga mampu berperan sebagai agen of regional development guna meningkatkan kredit skala kecil dan mikro ke sektor industri yang produktif. Secara historis, BPD pun memiliki ikatan emosional yang sangat kuat dengan masyarakat di daerah sehingga BPD dapat menjadi penggerak dalam mendorong program pro growth, pro poor, dan pro job lewat penyaluran kredit yang produktif di daerah. Dari 26 BPD seluruh Indonesia dengan total aset sebesar Rp176,279 triliun, sebagian besar berkinerja mengesankan. Dari sisi efisiensi, BPD cukup efisien dibanding perbankan nasional. BPD juga masih berpeluang untuk mendorong kredit mengingat rasio kredit terhadap dana (loan to 6

deposit ratio) masih rendah, yakni 63,2 persen (Bank Indonesia, 2012). Berdasarkan uraian di atas maka tugas akhir ini berjudul Analisis Perbandingan Penyaluran Kredit UMKM Studi Kasus Bank BPD DIY dengan Bank BPD Jawa Tengah Tahun 2010-2014. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang menjadi fokus utama dalam penulisan adalah bagaimana perbandingan penyaluran kredit UMKM Bank BPD DIY dengan Bank BPD Jawa Tengah tahun 2010-2014? 1.3 Tujuan Penulisan Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka penulisan ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan: a. Pertumbuhan Total Kredit Bank BPD DIY dengan Bank BPD Jawa Tengah Tahun 2010-2014. b. Pertumbuhan Penyaluran Kredit UMKM Bank BPD DIY dengan BPD Jawa Tengah Tahun 2010-2014. c. Persentase Kredit UMKM Terhadap Total Kredit Bank BPD DIY dengan Bank BPD Jawa Tengah Tahun 2010-2014. d. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Bank BPD DIY dengan Bank BPD Jawa Tengah Tahun 2010-2014. e. Persentase Kredit UMKM Terhadap Dana Pihak Ketiga Bank BPD DIY dengan Bank BPD Jawa Tengah Tahun 2010-2014. 7

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis, penelitian ini sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan pengaplikasian ilmu-ilmu maupun teori-teori yang diperoleh selama di bangku perkuliahan. 2. Bagi akademis, penelitian ini dapat memberi informasi tentang perbandingan penyaluran kredit UMKM Bank BPD DIY dengan Bank BPD Jateng tahun 2010-2014. 3. Bagi pembaca, penelitian ini sebagai bahan referensi dan infomasi tambahan untuk penelitian selanjutnya. 8

1.5 Kerangka Penulisan Kerangka penulisan ini sebagai dasar untuk merumuskan penelitian yang menunjukkan perbandingan kinerja kredit UMKM Bank BPD DIY dengan Bank BPD Jawa Tengah tahun 2010-2014. Gambar 1.5 Kerangka Penulisan Latar Belakang: 1. Pertumbuhan jumlah usaha sektor UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah 2. Kurangnya kemampuan dan informasi sektor UMKM untuk bisa mengakses permodalan 3. Peningkatan jumlah aset dan laba sebelum pajak pada Bank Pembangunan Daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah tahun 2010-2014 Rumusan Masalah: Bagaimana perbandingan penyaluran kredit UMKM Bank BPD DIY dengan Bank BPD Jawa Tengah tahun 2010-2014? Tujuan Penelitian, untuk mengetahui perbandingan: 1. Pertumbuhan total kredit Bank BPD DIY dengan Bank BPD Jawa Tengah tahun 2010-2014 2. Pertumbuhan penyaluran kredit UMKM Bank BPD DIY dengan BPD Jawa Timur tahun 2010-2014 3. Persentase kredit UMKM terhadap total kredit Bank BPD DIY dengan Bank BPD Jawa Timur tahun 2010-2014 4. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Bank BPD DIY dengan Bank BPD Jawa Tengah tahun 2010-2014 5. Persentase kredit UMKM terhadap Dana Pihak Ketiga Bank BPD DIY dengan Bank BPD Jawa Timur tahun 2010-2014 Alat Analisis: Deskriptif Kuantitatif 9