Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. layanannya dalam mencapai customer value (nilai pelanggan) yang paling tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang

Key Performance Indicators Perusahaan

ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK

BAB V PENUTUP. berbasis Balanced Scorecard dengan menggunakan keempat perspektif Balanced

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT KANGSEN KENKO INDONESIA CABANG SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

Perancangan Key Performance Indicators (KPI) Menggunakan Metode Balanced Scorecard di PT. Aston System Indonesia

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan akan mampu bersaing dan berkembang dengan baik. perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang

BAB II LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik

Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus: PT. MCA)

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat, yaitu Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Saat itu mereka diberikan tugas yang

USULAN PERANCANGAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PADA PT. MI (Studi Kasus Pada Departemen Produksi)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu

ANALISIS DAN PERANCANGAN KINERJA SISTEM INFORMASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di saat ini, sehingga pelaku bisnis harus menyusun dan merancang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: USULAN PENGUKURAN KINERJA STUDI KASUS DI CV CIHANJUANG INTI TEKNIK CIMAHI

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Utara, baik yang dikelola oleh BUMN seperti PTPN 2, PTPN 3, dan PTPN 4

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengevaluasi kinerjanya sebagai bagian dari aktifitas perencanaan dan

PERANCANGAN DASHBOARD KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD DAN KEY PERFORMANCE INDICATOR DI PT. X

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA KANTOR CAPEM BANK XYZ DI BANGKALAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

ANALISIS PROSES BISNIS PADA AGENCY FOTOGRAFI DAN MODELING FASHIONTOGRAFIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk

PENGGUNAAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALTERNATIF ALAT UKUR KINERJA BKK KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK CABANG MAKASSAR SKRIPSI

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN DAN ANALISA KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DI PT. X

BAB. VI. Pengukuran kinerja dengan pendekatan balanced scorecard menerjemahkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang

STRATEGI EKSEKUSI DAN BALANCE SCORE CARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kinerja usahanya yang dapat bertahan dan menghasilkan keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. sumber, yakni informasi finansial dan informasi nonfinansial. Informasi finansial

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

BAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena rumah sakit memberikan pelayanan medik dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah

PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA BISNIS UNIT. di PT. XYZ

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. harta yang berharga bagi perusahaan (Intangible Assets) serta berguna untuk

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Semakin meningkatnya proses globalisasi, menjadikan manajemen suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis telah mengalami pergeseran yang sangat ekstrim. Persaingan abad

The Balanced Scorecard. Amalia

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad informasi saat ini, kita dihadapkan pada semakin ketatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam perusahaan dengan tujuan untuk memotivasi karyawan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada PT. BHANDA GHARA REKSA KANTOR PUSAT JAKARTA)

Integrasi Balanced Scorecard dan Data Envelopment Analysis dalam Pengukuran Kinerja dan Efisiensi

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sumber Daya Air dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin melesat cepat sekarang ini, ikut UKDW

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini pengukuran kinerja semata-mata hanya berfokus pada aspek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

BAB 1 PENDAHULUAN. ditunjukkan banyak sekolah swasta yang terakreditasi A. Para pelanggan (orang

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan untuk mencapai tujuan strategis, mengeliminasi pemborosanpemborosan

Pengukuran Kinerja Bulog Sub Divre Dumai dengan Konsep Balanced Scorecard

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar...

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCE SCORE CARD BERBASIS ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) PADA PT. MULIAOFFSET PACKINDO

Transkripsi:

Performa (2008) Vol. 7, No.2: 31-36 Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card Murman Budijanto, Dwi Lia Indriani Laboratorium Sistem Logistik dan Bisnis Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik UNS Abstrak Sistem pengukuran performansi diperlukan bagi perusahaan maupun organisaasi untuk mengetahui kondisi, hasil yang dicapai, dan potensi perusahaan. Sama halnya dengan kondisi di PT. Pondok Indah Tower dengan tingkat hunian hotelnya yang masih belum optimal, dituntut mampu untuk menyusun suatu rencana strategis agar mampu bertahan dan memiliki keunggulan bersaing dalam pelayanan.beberapa praktisi dan kalangan akademis berpendapat bahwa diperlukan model-model baru dalam pengukuran performansi seperti Balanced Score Card yang diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton pada tahun 1996. Perancangan sistem pengukuran performansi dengan metode Balanced Score Card pertama kali dilakukan dengan menerjemahkan dimulai dari visi, misi, dan strategi perusahaan ke dalam key performance indicators. Perspektif pelanggan memiliki bobot yang paling besar menjadi perhatian yaitu sebesar 51,1%. Perspektif keuangan memiliki bobot sebesar 28,2%, perspektif proses bisnis dan internal memiliki bobot sebesar 12,3%, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran memiliki bobot sebesar 8,3%. Produktivitas karyawan dapat ditingkatkan dengan menciptakan kepuasan kerja dan memberikan akses informasi yang mendukung tercapainya produktivitas. Keywords: Sistem Pengukuran Performansi, Balanced Scorecard, Key Performance Indicators. 1. Pendahuluan Berbagai pendekatan manajemen dan program pengembangan organisasi telah dilakukan perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk tetap dapat menikmati keunggulan kompetitif, namun sebagian besar dari memperoleh hasil yang mengecewakan. Sebagian program yang telah dijalankan sering terkotak-kotak (fragmented) karena masing-masing fungsi atau departemen organisasi menjalankan programnya secara terpisah tanpa ada tujuan yang jelas bagi organisasi secara keseluruhan. Disamping itu juga, program-program yang dijalankan berfokus pada sasaran jangka pendek, terutama sektor keuangan. Sedikit sekali upaya dalam hal pembangunan jangka panjang kapabilitas kompetitif organisasi ataupun individu-individu yang terkait dengan organisasi Kondisi objektif yang sedang dihadapi oleh PT. Pondok Indah Tower sebagai salah satu perusahaan yang sedang berpacu dalam kompetisi, yaitu kesehatan dan daya saing bisnis perhotelan yang relatif sedang lemah, adanya pengaruh situasi keamanan dan ketertiban yang kurang baik saat ini, kualitas pelayanan Sumber Daya Manusia yang masih terbatas, aktivitas promosi perusahaan yang masih terbatas ditambah belum terpadu, tingkat hunian yang belum optimal, standar fasilitas dan pelayanan yang belum optimal, serta strategi dalam menghadapi image dan publikasi negatif (prostitusi, judi, serta narkoba) sehingga PT. Pondok Indah Tower dituntut mampu untuk menyusun suatu rencana strategis agar mampu bertahan dan memiliki keunggulan dalam bersaing. Correspondence: murman.budijanto@gmail.com

32 Performa Vol.7, No.2 Tingkat hunian PT. Pondok Indah Tower perbulan selama tahun terakhir dapat dikatakan masih belum optimal karena dari total 74 kamar belum terisi sepenuhnya. Menghindari terjadinya kekosongan kamar yang berkepanjangan maka perusahaan dituntut untuk mampu menyusun manajemen strategis dalam rangka mengembangkan organisasinya agar mampu bertahan dan memenangkan persaingan. Agar dapat berhasil dalam persaingan, tiap perusahaan harus menggunakan sistem pengukuran strategis yang terstruktur sehingga mampu merefleksikan performansi perusahaannya secara komprehensif, koheren, seimbang, dan terukur. Hasil performansi ini nantinya dapat dijadikan sebagai landasan dalam proses pengambilan keputusan yang ikut melibatkan tim dalam PT. Pondok Indah Tower, dengan data yang akurat dan sesuai dengan kondisi perusahaan. Pengukuran performansi PT. Pondok Indah Tower yang berfokus pada performansi finansial seperti yang selama ini berlangsung mempunyai kelemahan, yaitu tidak menggambarkan kondisi riil perusahaan secara keseluruhan, tidak menginformasikan upayaupaya apa yang harus diambil saat ini dan masa mendatang untuk peningkatan performansi jangka panjang dan informasi nilai ekonomi yang dibuat atau dibatalkan oleh manajer dalam periode perencanaan. Pengukuran hasil cenderung hanya dilakukan pada akhir periode perencanaan dengan memberikan penekanan berlebihan pada aspek finansial jangka pendek. Melihat pentingnya sasaran strategis yang komprehensif, koheren, seimbang, dan terukur terutama yang berkaitan dengan peningkatan laba perusahaan di masa datang, maka dalam penelitian ini dirancang sistem pengukuran performansi PT. Pondok Indah Tower dengan menggunakan metode Balanced Scorecard. Hasil pengukuran kinerja saat ini belum memberikan informasi mengenai performansi perusahaan secara berkelanjutan. 2. Metode Penelitian Perancangan sistem pengukuran performansi PT. Pondok Indah Tower menggunakan metode Balanced Scorecard seperti digambarkan pada gambar 1 dibawah ini. Gambar 1. Metodologi pembahasan

Budijanto dan Indriani - Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan 33 3. Hasil dan Pembahasan Menentukan objectives sesuai dengan visi, misi, perusahaan maka dilakukan wawancara ataupun diskusi dengan pihak manajemen. usulan awal pengukuran performansi diterima pada rancangan Balanced Scorecard PT. Pondok Indah Tower. Gambar 2. Pola dasar perancangan balanced scorecard Adapun pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut masing-masing perspektif pengukuran performansi dengan menggunakan Balanced Scorecard, adalah: 1. Perspektif finansial Apa yang harus kita perhatikan untuk menunjukkan kesuksesan finansial kepada para pemegang saham?. 2. Perspektif pelanggan Respon konsumen seperti apa yang kita perlukan untuk mencapai financial objectives sebelumnya dan seperti apa customer value proposition yang bisa memberikan respon yang diharapkan?. 3. Perspektif proses bisnis internal Dalam aktivitas apa saja kita harus meraih yang terbaik untuk memberikan value proposition seperti yang disebutkan pada perspektif pelanggan dan pada akhirnya memenuhi financial objectives?. 4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Apa saja yang harus kita lakukan, baik di bidang infrastruktur maupun intelectual capital dalam mencapai internal business process objectives?.

34 Performa Vol.7, No.2 3.1. Pemilihan dan Perancangan Ukuran Performansi Indikator yang dapat mengukur tingkat pencapaian seluruh objectives pada masingmasing perspektif dianalisis dari identifikasi objectives perusahaan berdasarkan hasil wawancara, dan diskusi yang telah dilakukan sebelumnya dan kemudian dilakukan penstrukturan key performance indicators. Ukuran-ukuran performansi tersebut dirumuskan berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Diharapkan ukuran performansi itu dapat menggambarkan perolehan dan pencapaian hasil atas tujuan-tujuan tersebut. Baik berupa outcome measure maupun driver measure. Tabel 1. Identifikasi key performance indicator Matrik perbandingan berpasangan dapat diketahui bahwa perspektif pelanggan memiliki kontribusi yang paling penting terhadap performansi PT. Pondok Indah Tower dengan bobot 51,1% menandakan tetap menitikberatkan pada perspektif pelanggan dan perspektif finansial. Gambar 3. Hasil penilaian bobot overall performance

Budijanto dan Indriani - Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan 35 3.2 Perspektif Finansial Perspektif keuangan memiliki bobot kriteria sebesar 28,2% yang diperoleh dari hasil kuesioner perbandingan berpasangan, tingkat kepentingan dari perspektif Balanced Scorecard. Gambar 4. Hasil penilaian bobot kpi pada perspektif finansial Indikator kinerja net profit margin dengan bobot 28,1% mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan pada perspektif ini. 3.3. Perspektif Pelanggan Perspektif yang paling berpengaruh atau memiliki tingkat kepentingan paling tinggi terhadap kinerja perusahaan yaitu sebesar 51,1 %, yang berhubungan dengan pelanggan sangat berpengaruh terhadap peningkatan keberhasilan perusahaan. Gambar 5. Hasil penilaian bobot KPI pada perspektif pelanggan 3.4. Perspektif Proses Bisnis Internal Perspektif proses bisnis internal berpengaruh atau memiliki tingkat kepentingan terhadap kinerja perusahaan sebesar 12,3%. Meskipun pengaruh yang diberikan perspektif bisnis internal terhadap kinerja perusahaan kecil, tetapi perusahaan tetap memperhatikan yang baik pada perspektif ini khususnya indikator-indikator didalamnya. Gambar 6. Hasil penilaian bobot KPI pada perspektif proses bisnis internal

36 Performa Vol.7, No.2 3.5. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran memiliki bobot kriteria sebesar 8,3% yang diperoleh dari hasil kuesioner perbandingan berpasangan untuk mencari tingkat kepentingan dari perspektif Balanced Scorecard. Gambar 7. Hasil penilaian bobot KPI pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran Skill karyawan sangat penting karena berpengaruh langsung terhadap kinerja karyawan itu sendiri yang nantinya juga mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan. 4. Kesimpulan Objectives yang terbentuk 20 key performance indicator (KPI) yaitu 6 KPI perspektif finansial, 5 KPI perspektif pelanggan, 3 KPI perspektif proses bisnis internal, dan 6 KPI perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Perspektif yang memiliki pengaruh paling besar pada perspektif pelanggan dengan bobot 51,1%. net profit margin (28,1%) pada perspektif keuangan, tingkat pertumbuhan pelanggan 29,7% pada perspektif pelanggan, pencapaian penanganan pelanggan (64,3%) pada perspektif proses bisnis internal, dan karyawan yang memiliki skill (33,7%) pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Daftar Pustaka Ciptani, M., Kussetya. (2000), Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja Masa Depan: Suatu Pengantar. http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/, Surabaya. Kaplan, S., Robert dan David P. N. (1996), The Balanced Scorecard: Translating Strategy Into Action, 1st Edition, Harvard Business School Press, Boston. Kaplan, S., Robert dan David P. N. (2000), Balanced Scorecard: Menerapkan Strategi Menjadi Aksi, Edisi Indonesia. Penerbit Erlangga, Jakarta. Kristanto, B., (2005), Pengukuran Efektivitas Pembinaan Industri Besar/Sedang Terhadap Industri Kecil dengan Pendekatan Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada: Industri Kecil Pengecoran Logam di Ceper Klaten), Tugas Akhir Strata-1 Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Nasution, Derlini., (2002), Perancangan Sistem pengukuran Kinerja Unit Bisnis Kartu Bebas PT. Telkom Divre V Menggunakan Metode Balanced Scorecard dan Sistem Penilaian Omax. Thesis S2 Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya. Yuwono S., Edy S., dan Ichsan M. (2002), Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.