PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO (PLTM) PALUMBUNGAN, PURBALINGGA Design of Mini Hydro Power Plant at Palumbungan, Purbalingga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii. Lembar Pernyataan Keaslian... iii. Lembar Pengesahan Penguji...

LAMPIRAN A DESKRIPSI PROYEK

Listrik Mikro Hidro Berdasarkan Potensi Debit Andalan Sungai

KAJI ANALITIK POTENSI DAYA LISTRIK PLTMH DI AIR TERJUN MUARA JAYA DESA ARGAMUKTI KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT

1. PENDAHULUAN 2. TUJUAN

HYDRO POWER PLANT. Prepared by: anonymous

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PENGUMPULAN DATA DAN PEMBUATAN RANCANG BANGUN SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)

ANALISA DAYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO TUKAD BALIAN, TABANAN MENGGUNAKAN SIMULINK

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.

SURVEY POTENSI PLTM KANANGGAR DAN PLTM NGGONGI

STUDI PERENCANAAN MIKRO HIDRO UNTUK MENJALANKAN MESIN PEMBUAT BROWN SUGAR DI DESA KELABU, PASAMAN, SUMATERA BARAT Wati A. Pranoto.

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI SALURAN IRIGASI MATARAM

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

BAB I PENDAHULUAN. juga untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) SUMBER MARON DUA DESA KARANGSUKO KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN MALANG TUGAS AKHIR

STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI DESA GUNUNG RINTIH KECAMATAN STM HILIR KABUPATEN DELI SERDANG

Survei, Investigasi dan Disain Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi NusaTenggara Timur

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI III UMUM

BAB II PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

PRA - STUDI KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PLTMH SUBANG

Kata Kunci : Waduk Diponegoro, Rekayasa Nilai.

LAMPIRAN B BATASAN TEKNIS

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO PADA DAERAH NON-CAT DI DAS BEKASI

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), 2. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), 3. Pembangkit Listrik Tenaga Angin,

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menikmati listrik. Akibat sulitnya lokasi yang tidak dapat

MENGATASI TINGKAT KEMISKINAN DESA DENGAN AIR

REVITALISASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO SEWON. Laporan Tugas Akhir. Atma Jaya Yogyakarta. Oleh : WELLY EKA CHARISMA NPM.

Optimasi Energi Terbarukan (Mikrohidro)

STUDI AWAL PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL DAN KELISTRIKAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI-HIDRO

I. PENDAHULUAN. listrik. Dimanapun kita tinggal, listrik sudah menjadi kebutuhan primer yang

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir

BAB VI PENUTUP. untuk menjawab rumusan masalah antara lain: Penelitian tugas akhir ini meninjau debit andalan (Q 80) dan debit andalan (Q 90)

ANALISIS SKEMA PLTM DAN STUDI OPTIMASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR. Analisa Dan Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hindro ( PLTMH ) Berdasarkan Perhitungan Beban

LAPORAN TUGAS SARJANA

Bab PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

PERENCANAAN BENDUNG PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO DI KALI JOMPO SKRIPSI

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR...

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya kecil sedangkan Hidro

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )

Kata Kunci : PLTMH, Sudut Nozzle, Debit Air, Torsi, Efisiensi

GALIH EKO PUTRA Dosen Pembimbing Ir. Abdullah Hidayat SA, MT

BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. Ditinjau dari sumber pengadaan energi saat ini, sumber bahan bakar minyak merupakan

PENERAPAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI DESA HUKURILA KOTA AMBON UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI

PERENCANAAN BENDUNGAN SALAK KABUPATEN KULON PROGO, YOGYAKARTA. Aprilia Cheni Hermawati 1, Arinda Puspitaningtyas 1 Suseno Darsono 2, Sugiyanto 3

BAB VI STUDI OPTIMASI

Pembangkit Listrik Tenaga Air. BY : Sulistiyono

REVITALISASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) (KASUS DAERAH PACITAN) (279A)

PERENCANAAN PUSAT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO PERKEBUNAN ZEELANDIA PTPN XII JEMBER DENGAN MEMANFAATKAN ALIRAN KALI SUKO

Analisis Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Studi Kasus : Sungai Air Anak (Hulu Sungai Way Besai)

SESSION 8 HYDRO POWER PLANT. 1. Potensi PLTA 2. Jenis PLTA 3. Prinsip Kerja 4. Komponen PLTA 5. Perencanaan PLTA

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kebutuhan energi listrik oleh masyarakat dan. dunia industri tidak sebanding dengan peningkatan produksi listrik

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) ISSN: Perencanaan Embung Bulung Kabupaten Bangkalan

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN DISAIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO ( PLTM ) CIMANDIRI SUKABUMI JAWA BARAT

LAPORAN PERJALANAN EKSKURSI WADUK CIRATA DAN JATILUHUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EVALUASI KINERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO AEK SIBUNDONG KECAMATAN SIJAMAPOLANG KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PROPINSI SUMATERA UTARA

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA NERACA AIR DAERAH PENGALIRAN SUNGAI LOGUNG. Disusun Oleh : Ir. Bambang Pudjianto, MT NIP.

BAB II LANDASAN TEORI...

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. Pembangkit listrik kecil yang dapat menggunakan tenaga air pada saluran

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI BENDUNGAN SEMANTOK, NGANJUK, JAWA TIMUR

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana

I. PENDAHULUAN. Kata kunci : Air Baku, Spillway, Embung.

TEKNOLOGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN TINGGI TEKAN KECIL DI SALURAN IRIGASI

BAB II DASAR TEORI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR SKALA PIKO

MODEL FISIK KINCIR AIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik

BAB V PERENCANAAN PLTMH

STUDI AWAL PERENCANAAN S

STUDI PENGARUH SEDIMENTASI KALI BRANTAS TERHADAP KAPASITAS DAN USIA RENCANA WADUK SUTAMI MALANG

ABSTRAK. energi listrik, khususnya di pedesaan yang tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLN. PLTMH merupakan alternatif yang sangat potensial bila

Tahapan Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 8,4% per

PERANCANGAN BENDUNG GERAK KARANGTALUN DI KABUPATEN KULON PROGO, YOGYAKARTA (Design of Karangtalun Barrage at Kulonprogo Regency, Yogyakarta)

Energi dan Ketenagalistrikan

DESAIN BENDUNG LANANG DI KABUPATEN GROBOGAN, JAWA TENGAH. Rizky Herdianto Singgih, Ryan Hermawan Nasrudin Robert J. Kodoatie, Sutarto Edhisono *)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

TUGAS AKHIR KAJIAN MENGENAI DIAMETER PIPA PESAT (PENSTOCK) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)

Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya

PERENCANAAN EMBUNG BLORONG KABUPATEN KENDAL, JAWA TENGAH. Muhammad Erri Kurniawan, Yudha Satria, Sugiyanto *), Hari Budieny *)

PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI SUNGAI CIKANIKI, DESA MALASARI, KECAMATAN NANGGUNG, KABUPATEN BOGOR FATMA NURKHAERANI

PENGARUH VARIASI PANJANG JARI-JARI (R) TERHADAP KOEFISIEN DEBIT (Cd) DENGAN UJI MODEL FISIK PADA PELIMPAH TIPE BUSUR

KATA PENGANTAR Perencanaan Pelabuhan Perikanan Glagah Kab. Kulon Progo Yogyakarta

PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO

PRA - STUDI KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PLTA GARUT

PENGARUH SEDIMENTASI TERHADAP SALURAN PEMBAWA PADA PLTMH

STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI SUNGAI JUJU DESA MUWUN KABUPATEN MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Kata kunci: debit andalan, diameter pipa, tinggi jatuh efektif, kelayakan ekonomi.

Transkripsi:

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO (PLTM) PALUMBUNGAN, PURBALINGGA Design of Mini Hydro Power Plant at Palumbungan, Purbalingga Oleh: Andi Prasetiyanto, Nizar Mahrus, Sri Sangkawati, Robert J. Kodoatie ABSTRAK Daerah Kabupaten Purbalingga yang berpotensi untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro, merupakan alasan mendasar untuk memberdayakan Sungai Klawing Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga menjadi sumber Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro. Dalam perencanaan PLTM ini meliputi perhitungan debit andalan, perhitungan daya yang bisa dihasilkan dan membuat desain bangunan tenaga air. Metode yang digunakan dalam perhitungan debit banjir rencana yaitu Metode Rasional, Perhitungan debit andalan menggunakan Metode Weibull. Debit andalan untuk PLTM adalah sebesar 1,8 m 3 /detik dan daya yang dihasilkan sebesar 641 kw. Kata kunci : Debit banjir, Debit andalan, Daya, Desain bangunan tenaga air ABSTRACT Conditions Purbalingga areas potential for the development of Mini Hydro Power Plant, is the fundamental reason for empowering Klawing River District Bobotsari Purbalingga became a source of Mini Hydro Power Plant. The objective of mini hydro power plant planning is to calculation of dependable flow, the calculation of the electricity which can be produced and made design of hydropower building. The method that apply for flood discharge plan calculation is Rational Method, Dependable flow analyzed by using Weibull Method. Dependable flow for mini hydro power plants amounted to 1.8 m 3 /s and the power produced is 641 kw. Keywords : Flow Discharge, Dependable Flow, Design of Hydropower Building. 1. PENDAHULUAN. Listrik merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting untuk meningkatkan kualitas kehidupan bangsa Indonesia yang berpenduduk kurang lebih 241 juta jiwa terbentang sepanjang 5100 km di daerah Khatulistiwa Asia Tenggara (Setyowati, 2012). Listrik menjadi sesuatu yang krusial saat ini. Karena keterbatasan

pasokan yang ada. Di Purbalingga, dari 150.415 Kepala Keluarga hanya 108.030 Kepala Keluarga yang telah mendapatkan pelayanan listrik dari PLN. Dapat dikatakan bahwa rasio elektrifikasi Kabupaten Purbalingga sebesar 71,82% (Setyowati, 2012). Untuk memenuhi kebutuhan listriknya, Kabupaten Purbalingga masih tergantung pada sumber pembangkit listrik dari luar daerah melalui jaringan interkoneksi Jawa Bali. Jaringan listrik interkoneksi tersebut, sampai saat ini masih mengandalkan sumber energi fosil (minyak, gas bumi dan batu bara) sebagai bahan bakar pembangkit listrik (Setyowati, 2012). Eksploitasi sumber energi fosil untuk pembangkit listrik dari tahun ke tahun semakin meningkat, seiring dengan meningkatnya konsumsi listrik. Di sisi lain, energi fosil merupakan energi yang tidak dapat diperbaharui, sehingga kemungkinan Indonesia tidak akan dapat memenuhi kebutuhan listrik untuk tahun-tahun yang akan datang apabila tetap mengandalkan energi fosil. Oleh karena itu, sumber energi alternatif (biomassa, angin, gelombang laut, surya dan air) perlu dimanfaatkan secara optimal (Setyowati, 2012). Kabupaten Purbalingga memiliki topografi dengan kemiringan yang sangat signifikan, dan juga memiliki sungai-sungai yang mengalir dari daerah tinggi di bagian utara Kabupaten Purbalingga menuju wilayah selatan yang relatif lebih rendah. Ketersediaan sungai yang cukup banyak dan adanya perbedaan ketinggian pada jalur sungai tersebut membuat Kabupaten Purbalingga memiliki banyak potensi untuk pengembangan PLTM dimana syarat untuk bisa dikembangkan PLTM adalah adanya debit air yang cukup dan adanya beda ketinggian. 2. TINJAUAN PUSTAKA Secara teoritis aliran sumber energi (air) pada bangunan PLTM adalah sebagai berikut : Gambar 2.1 Proses Aliran Air Pada PLTM Secara umum lay-out system PLTM merupakan pembangkit yang memanfaatkan aliran air permukaan sungai (run off river). Komponenkomponen system PLTM terdiri dari: 1. Bendung dan Intake ( Weir and Intake) Bendung berfungsi untuk menaikkan muka air sungai dan menambah tinggi terjun sehingga air dapat dialirkan menuju intake. 2. Kantong Lumpur (Sand Trap) Kantong Lumpur digunakan untuk memindahkan partikel-partikel pasir dari air. Fungsi bak pengendap sangat penting untuk melindungi komponen-komponen berikutnya dari dampak pasir.

3. Saluran Pembawa (Headrace) Saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi bukut untuk menjaga elevasi dari air yang disalurkan. 4. Bak penenang (Headtank) Bak penenang berfungsi untuk mengatur perbedaan keluaran air antara pipa pesat dan saluran pembawa, dan untuk pemisahan akhir kotoran dalam air, seperti pasir dan kayukayuan. 5. Pipa Pesat (Penstock) Penstock dihubungkan pada sebuah elevasi yang lebih rendah ke sebuah roda air (turbin). 6. Rumah Pembangkit (Power house) Adalah bangunan yang berisikan turbin, generator, dan mesin-mesin lain yang dioperasikan oleh operator. 7. Turbin dan Generator (Turbine and Generator) Turbin dan generator berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik untuk menghasilkan listrik. 8. Saluran Pembuangan (tail race) Saluran pembuangan mengalirkan air yang telah digunakan memutar turbin kembali ke sungai. Adapun persyaratan pembangunan PLTM antara lain adalah: 1. Ketersediaan aliran air yang konstan atau tetap dalam ukuran debit tertentu. Ukuran debit air akan menentukan besarnya energi yang mampu dihasilkan. Setiap ukuran turbin membutuhkan debit air tertentu. 2. Adanya turbin untuk memutar kumparan dinamo listrik. Ada berbagai macam jenis turbin yang sekarang dikembangkan oleh beberapa lembaga di Indonesia guna menyesuaikan dengan kebutuhan dan potensi alam yang beragam. 3. Dinamo, untuk mengubah energi yang dihasilkan oleh putaran turbin menjadi listrik. 4. Jaringan listrik dari rumah turbin ke pengguna. 3. ANALISA HIDROLOGI Data debit 10 tahun diperoleh dari PT. Purbalingga Energi. Data tersebut kemudian digunakan untuk menghitung : 1. Debit banjir rencana Q 100 tahun yang akan digunakan untuk acuan mendimensi bendung. Dari hasil perhitungan didapatkan Q 100 tahun sebesar 241 m 3 /s. Cara perhitungannya dengan bantuan software Ms. Excel (analisa frekuensi). 2. Debit andalan (Q design) yang akan digunakan untuk menggerakkan Turbin. Debit andalan adalah debit dengan prosentase ketersediaan air 80% kering. Dari hasil perhitungan prosentase ketersediaan air 80% kering adalah sebesar 1,8 m 3 /s, sehingga besar debit andalan (Q design ) adalah 1,8 m 3 /s.

4. PERENCANAAN BANGUNAN PLTM Struktur bangunan PLTM Palumbungan antara lain : 1. Bendung - Tipe bendung mercu Ogee - Tinggi mercu 2,5 meter - Kemiringan permukaan hilir 1:0,3 - Elevasi mercu bendung +228.65 m - Elevasi muka air banjir diatas mercu +231,29 m 2. Bangunan pengambilan (intake) - Panjang saluran 20 m - Tinggi bukaan pintu 1,5 m - Lebar bukaan 0,8 m - Kehilangan energi 0,08 m 3. Penangkap sedimen (sand trap) - Panjang saluran 21 m - Tinggi saluran 1 m - Lebar saluran 6 m 4. Saluran hantar (head race) - Panjang saluran 574 m - Tinggi saluran 1,5 m - Lebar saluran 1,8 m 5. Kolam penenang (head tank) - Panjang saluran 26 m 6. Bangunan pelimpas (spillway) - Panjang saluran 8,8 m - Elevasi awal saluran +228,30 - Elevasi akhir saluran +228,00 7. Pipa pesat (penstock) - Material pipa menggunakan plat baja - Panjang pipa 750 m - Diameter ekonomis pipa pesat 1 m - Tinggi terjun bruto 43 m - Total kehilangan energi 2,62 m - Tinggi jatuh netto 40 m - Tebal pipa 1cm 8. Turbin - Daya terbangkit 641 kw - Turbin digunakan tipe francis 9. Saluran Pembuangan (tail race) - Jenis saluran segi empat - Lebar saluran 1,8 m - Tinggi saluran 1,0 m 9. Rumah pembangkit (power house) - Luas 8,5 x20 m - Elevasi lantai pondasi +185.90 - Elevasi lantai panel control +186.50 - Elevasi tail race +184.90 - Tinggi saluran 1 m - Lebar saluran 6 m

5. Gambar Perencanaan Untuk membantu proses pelaksanaan pekerjaan bendung tersebut perlu dibantu dengan gambar desain konstruksi yang benar dan jelas. Proses ini tergantung dari perhitungan/perencanaan konstruksi yang telah dicek keamanannya terhadap beberapa gaya maupun dari konstruksi itu sendiri. Gambar 5.3 Potongan Melintang Pipa Penstok Gambar 5.1 Layout PLTM Palumbungan 6. Biaya Proyek Perkiraan biaya pembangunan PLTM Palumbungan adalah sebesar Rp. 15.443.000.000. Perincian biaya proyek adalah sebagai berikut : Gambar 5.2 Potongan memanjang PLTM Palumbungan

DAFTAR PUSTAKA Braja, M.Das.1998. Mekanika Tanah. Jakarta: Erlangga Perencanaan 01. Jakarta : Badan Penerbit Departemen Pekerjaan Umum. Perencanaan 02. Jakarta : Badan Penerbit Departemen Pekerjaan Umum. Perencanaan 03. Jakarta: Badan Penerbit Departemen Pekerjaan Umum. Perencanaan 04. Jakarta : Badan Penerbit Departemen Pekerjaan Umum. Hardihardjaja, J. dan Sangkawati, S. 2009. Buku Ajar Bangunan Tenaga Air. Semarang : Jurusan Teknik Sipil Undip Hinds, Creager, Justin. 1961. Engineering for Dams. London: John Wiley & Sons. Inc. Kodoatie. Robert J. dan Sugiyanto, 2001. Banjir. Semarang: Pustaka Pelajar, Kodoatie. Robert J. 2002. Hidrolika Terapan Aliran pada Saluran Terbuka dan Pipa. Yogyakarta : Andi. Loebis Joesron. Ir. M.Eng, 1987. Banjir Rencana untuk Bangunan Air. Jakarta: Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Mawardi, E. dan Memed, M. 2002. Desain Hidraulik Bendung Tetap. Bandung : Alfabeta. Nugroho, Hari Cipto. 2009. Feasibility Study of Palumbungan Hydro Power Plant.. Purbalingga: Purbalingga Energy Soedibyo. 1993. Perencanaan Bendung tetap. Jakarta : Pradnya Paramita. Soemarto.CD. Ir.B.E.I. Dipl H, 1995. Hidrologi Teknik, Jakarta :Usaha Nasional. Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data. Bandung: Nova. Sosrodarsono, Suyono. dan Ir, Takeda Kensaku, 2003. Hidrologi Untuk Pengairan, PT. Jakarta: Pradnya Paramita. Suripin. 2004. Buku Ajar Hidrolika. Semarang : Jurusan Teknik Sipil Undip. Tim Dosen Teknik Sipil Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta se-indonesia, 1997. Irigasi dan Bangunan Air. Jakarta : Gunadarma. Triatmodjo, Bambang. 1996. Hidrolika I. Yogyakarta : Beta Offset. Triatmodjo, Bambang. 1996. Hidrolika II. Yogyakarta : Beta Offset.