BAB V HASIL PENELITIAN. penelitian ini dilakukan studi preelimenery dengan mengunakan hewan coba yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL PENELITIAN. Study preliminary / uji pendahuluan dan proses penelitian ini telah

BAB V HASIL PENELITIAN. Study preliminary dalam penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium

HASIL PENELITIAN Penentuan waktu hewan coba mencapai DM setelah induksi STZ. Kriteria hewan coba mencapai DM adalah apabila kadar GDS 200

BAB VI PEMBAHASAN. salam dapat menurunkan ekspresi kolagen mesangial tikus Sprague dawley DM.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB VI PEMBAHASAN Pengaruh pemberian ekstrak etanol daun salam terhadap kadar GDS. absolut (DM tipe 1) atau secara relatif (DM tipe 2).

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan. menggunakan pendekatan post test only control group design.

BAB VI PEMBAHASAN Pengaruh Ekstrak Daun Salam Terhadap Kadar Glukosa Darah

BAB V HASIL PENELITIAN. Pembuatan ekstrak etanol Morinda citrifolia L dengan cara mengekstrak

BAB IV METODE PENELITIAN. pendekatan post test only control group design. Disain penelitian ini memberikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan the

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

Pemberian Ekstrak Etanol Daun Salam Untuk Menurunkan Ekspresi Laminin Mesangial Tikus Sprague Dawley DM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

Pemberian Ekstrak Etanol Daun Salam Untuk Menurunkan Ekspresi Fibronektin Mesangial Tikus Sprague Dawley DM

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB V HASIL. menghasilkan ekstrak kering sebanyak 45,60 gram (21,92%). Streptozotocin dua ekor tikus diambil lagi secara acak untuk diperiksa gula

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV METODA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dunia dengan prevalensi yang semakin meningkat. World health organisation

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Lampiran 1. Ethical Clearanc

DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... ii. SURAT PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. UCAPAN TERIMA KASIH... v. ABSTRAK...

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experiment menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test dan controlled group design pada hewan uji.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan pendekatan Pretest Posttest with Control Group Design menggunakan hewan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015.

Lampiran 2. Gambar Hasil Makroskopik. Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Badan Federasi Diabetes Internasional (IDF) memperkirakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu 4 (LPPT 4) Universitas

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2016 PENGARUH PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN SIMPUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

Deskripsi Bentuk Umbi Habitat Kandungan Kimia Kulit Umbi Bawang Putih Ekstraksi...

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet

I. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan pada hewan uji (Taufiqurrahman, 2004). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu subyek

PEMANFAATAN JENIS POHON. (Avicennia spp.) SEBAGAI BAHAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

Suharmiati Betty Roosihermiatie Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Jl. Indrapura 17 Surabaya

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PROSEDUR KERJA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI... Halaman. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii. DEKLARASI... iv KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR...

I. PENDAHULAN. memetabolisme dan mengekskresi zat kimia. Hati juga mendetoksifikasi zat

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian the post test only control group design. Yogyakarta pada tanggal 21 Desember Januari 2016.

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan bahan alam sebagai obat tradisional akhir-akhir ini sangat

Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini telah banyak diungkapkan bahaya lingkungan yang tidak sehat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL DEPAN... i. HALAMAN JUDUL...ii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iii. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iv

BAB I PENDAHULUAN. dari segi jumlah tanaman obat yang sebagian besar belum dapat dibuktikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. isolasi dari Streptomycespeucetius var. caesius. Doksorubisin telah digunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... PRAKATA...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: Halaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG PENELITIAN. dengan defisiensi sekresi dan atau sekresi insulin (Nugroho, 2012). Organisasi

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur prosedur kerja

Transkripsi:

BAB V HASIL PENELITIAN 5.1. Hasil Uji Pendahuluan Untuk menentukan kadar gula darah tetap stabil pada kondisi DM, pada penelitian ini dilakukan studi preelimenery dengan mengunakan hewan coba yang diinduksi STZ dan mengobservasi GDS tiap 2 hari yaitu hari kedua, keempat dan keenam. Studi ini dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada (LPPT-UGM) unit 4. Kondisi GDS stabil, pada hari keempat pasca induksi STZ. Study ini menggunakan empat sampel hewan coba yang terbagi menjadi dua sampel puasa dan dua sampel non puasa. NO Tabel 5.1. Karakteristik Gula Darah Sewaktu (GDS) Uji Pendahuluan Setelah Diinduksi STZ GDS 48 JAM GDS 96 JAM GDS 144JAM Rata-rata GDS KETERANGAN (mg/dl) (mg/dl) (mg/dl) (mg/dl) Tikus Puasa 1 258 494 359 370,33 Tikus Puasa 2 422 355 520 432,33 Tikus Non Puasa 1 445 349 405 399,67 Tikus Non Puasa 2 378 575 409 454 Tabel 5.1. Menunjukkan data GDS setelah hewan coba diinduksi dengan STZ secara ip. Pada 48 jam setelah induksi sudah terlihat adanya peningkatan GDS dan mencapai lebih dari 200 mg/dl baik untuk hewan uji yang dipuasakan maupun lii

yang tidak dipuasakan. GDS tetap mencapai lebih dari 200 mg/dl pada 96 jam dan 144 jam setelah induksi STZ, sehingga penelitian ini menggunakan waktu 96 jam(4 hari) untuk menentukan hewan coba pada kondisi DM setelah dipuasakan 12 jam. 5.1.2. Pemberian Ekstrak Etanol Daun Salam Daun salam (Syzygium polyanthum ( Wight. ) dideterminasi di Bagian Biologi Farmasi UGM. Metode maserasi yang digunakan untuk pembuatan ekstrak daun salam dilakukan di LPPT Unit 3 UGM dengan hasil ekstraksi berupa supernatan bioaktif daun salam dan dilarutkan menggunakan etanol 70% dengan berat serbuk daun salam 455,10 gr dan berat ekstrak daun salam 79,38 gr. Uji Fitokimia ekstrak etanol daun salam dilakukan di Laboratorium kimia organik jurusan kimia fakultas sains dan matematika Universitas Diponegoro. Zat yang terkandung dalam daun salam melalui uji fitokimia berupa alkaloid, saponin, fenolik, triterpenoid, steroid dan flavonoid yang dapat dijadikan sebagai zat anti oksidatif, yang dapat berfungsi menurunkan gula darah. Tabel 5.1.2. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Salam Parameter Alkaloid Saponin Quinon Fenolik Triterpenoid Ekstrak liii

Steroid Flavonoid Hasil uji antioksidan dengan metode difenilpikril hidrasil ( DPPH ) pada ekstrak etanol daun salam yaitu IC50 = 89.627, konsentrasi senyawa antioksidan yang terkandung dalam daun salam memyebabkan lebih dari 50% DPPH mengalami penurunan karakter radikal bebas lebih besar dari vitamin C yaitu IC50= 7.587. Ekstrak daun salam dilarutkan dalam larutan Carboxy Methyl Cellulose Natrium (CMC Na) 0,5% untuk mempermudah homogenisasi. Ekstrak daun kemudian dikemas sesuai dosis sebanyak 15 botol dan disimpan dalam lemari pendingin. Pemberian ekstrak daun salam dilakukan peroral dengan disonde selama 15 hari. Pemberian ekstrak ini dimulai pada hari ke empat pasca induksi STZ yang menunjukkan GDS hewan coba dalam kondisi stabil diabetes melitus. 5.1.3. Karakteristik Gula Darah Sewaktu, Pre EEDS dan Post EEDS Penelitian Awal Hewan coba sebanyak 20 ekor digunakan sebagai sampel dibagi menjadi empat kelompok. Selama perlakuan terdapat empat hewan coba yang mati sehingga di masukkan dalam kategori drop out. Hewan coba yang mati terdapat pada masing masing kelompok perlakuan, yaitu dua pada kelompok pertama dan satu pada kelompok perlakuan dua dan tiga, sehingga jumlah hewan coba hanya 16 ekor. liv

Dosis EEDS saat penelitian awal adalah EEDS 18,1 mg/ 200 gr berat badan untuk kelompok perlakuan 1, dosis EEDS 36,2 mg/ 200 gr berat badan untuk perlakuan 2 dan Perlakuan 3, dosis EEDS 72,4 mg/ 200 gr berat badan. Hasil penelitian menggunakan dosis awal tersebut ditunjukkan pada tabel 5.3 Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa rata-rata gula darah sewaktu Post EEDS pada kelompok perlakuan dosis 1 adalah 493 mg/dl, sedangkan pada dosis 2 adalah 527,75 mg/dl, dan perlakuan dosis 3 adalah 522 mg/dl. Tabel 5.1.3. Karakteristik Gula Darah Sewaktu Mean, Median, Standart deviasi dan Nilai minimal maksimal Pre EEDS dan Post EEDS Penelitian Awal Karakteristik Kelompok Mean ± SD Median Minimal- Maximal GDS Pre EEDS Kontrol 530,6 ± 111,76 557 373 659 Dosis 1 522 ± 32,18 526 488 552 Dosis 2 493,25 ± 74,39 494,5 419 565 Dosis 3 542,5 ± 42,15 530 507 603 GDS Post EEDS Kontrol 538,6 ± 194,63 625 247 701 Dosis 1 493 ± 156,77 511 328 640 Dosis 2 527,75 ± 97,31 532 425 621 Dosis 3 522 ± 122,42 486,5 428 687 lv

Tabel 5.1.4 Perbandingan Karakteristik Gula Darah Sewaktu Mean, dan Standart deviasi Pre EEDS dan Post EEDS Penelitian Awal GDS Mean ± SD p value Jumlah Pre EEDS 522,62 ± 72,71 Post EEDS 523,18 ± 136,15 0,275 16 Penelitian awal menunjukkan pemberian ekstrak daun salam tidak dapat meregulasi gula darah, hal ini dilihat dari hasil analisa dengan menggunakan uji t dependent terhadap perbedaan rata-rata GDS Pre EEDS dengan GDS Post EEDS. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara GDS Pre EEDS dengan GDS Post EEDS (p value : 0,275). Hasil analisis statistik menunjukan bahwa rata-rata GDS Pre EEDS adalah 522,62 mg/dl dengan standard deviasi 72,71 mg/dl. Dengan demikian dilakukan ekstraksi maserasi ulang daun salam dengan berat serbuk 700gr, dengan berat ekstrak daun salam 45,12 gr yang dilarutkan dalam etanol 70%. Dosis ekstrak daun salam ditingkatkan sebagai berikut : Perlakuan 1 : EEDS 150 mg/ 200 gr berat badan, perlakuan 2 : EEDS 300 mg/ 200 gr berat badan dan dosis perlakuan 3 : EEDS 450 mg/ 200 gr berat badan 2. lvi

5.2. Hasil Penelitian Karakteristik berat badan, gula darah sewaktu sebelum pemberian EEDS pada penelitian dengan dosis yang telah ditingkatkan sebanyak tiga kali lipat dari dosis penelitian awal dapat dilihat pada tabel 5.5. Tabel 5.2.1. Karakteristik Berat Badan, Gula Darah Sewaktu, Pre EEDS Karakteristik Kelompok Mean ± SD Median Minimal-Maximal Berat badan Kontrol 119,76 ± 40,29 147,1 66,5-150,8 Dosis 1 98,7 ± 39,99 87,5 65,5-143,1 Dosis 2 95,65 ± 45,84 84,4 56,4-157,4 Dosis 3 98,47 ± 49,83 77,9 65,4-172,7 GDS Kontrol 344,4 ± 112 393 209 469 Dosis 1 360 ± 171,02 304 224 552 Dosis 2 365,5 ± 155,97 354,5 202 515 Dosis 3 369 ± 112,9 347 259 523 Dari tabel 5.5 tersebut menunjukkan bahwa rata-rata gula darah sewaktu Pre EEDS pada kelompok perlakuan dosis 1 adalah 360 mg/dl, sedangkan pada dosis 2 adalah 365,5 mg/dl, dan perlakuan dosis 3 adalah 369 mg/dl. lvii

5.2.2. Karakteristik Berat Badan, Gula Darah Sewaktu, dan HbA1c Post Pemberian EEDS Karakteristik berat badan, gula darah sewaktu dan HbA1c setelah pemberian EEDS pada penelitian dengan dosis yang telah ditingkatkan dapat dilihat pada tabel 5.6 sebagai berikut: Tabel 5.2.3. Karakteristik Berat Badan, Gula Darah Sewaktu, dan HbA1c Post Pemberian EEDS Karakteristik Kelompok Mean ± SD Median Minimal-Maximal Berat Badan Kontrol 132,96 ± 29,71 144,9 96,4-165,6 Dosis 1 125,26 ± 14,34 124 111,6-140,2 Dosis 2 119,62 ± 26,31 120,4 90,5-147,2 Dosis 3 129,62 ± 32,11 118,5 104,7 176,8 GDS Kontrol 411 ± 195,9 434 217 686 Dosis 1 344,33 ± 75,83 328 278 427 Dosis 2 271,75 ± 141,94 275 140 397 Dosis 3 286,25 ± 133,75 291 135 428 lviii

HbA1c Kontrol 17,12 ± 25,69 6,9 4 63 Dosis 1 5,7 ± 1,5 5,7 4,2 7,2 Dosis 2 5,85 ± 2,49 5,15 3,9 9,2 Dosis 3 4,85 ± 2,49 4,5 4 6,4 Dari tabel 5.6 tersebut menunjukkan bahwa rata-rata gula darah sewaktu post EEDS pada kelompok perlakuan dosis 1 adalah 344,33 mg/dl, dengan rata-rata HbA1c 5,7%, pada dosis 2 adalah 271,75 mg/dl, dengan rata-rata HbA1c 5,85% dan perlakuan dosis 3 adalah 286,5 mg/dl dengan rata-rata HbA1c 4,85%. 5.3. Perbandingan GDS Pre EEDS dan Post EEDS Pada Penelitian Akhir Tabel 5.3.1. Gula Darah Sewaktu Pre EEDS dan Post EEDS Pada Penelitian Akhir GDS Mean ± SD p value Jumlah Pre EEDS 356,5 ±121,47 Post EEDS 332,5 ± 149,15 0,006 16 lix

Hasil analisis menunjukan bahwa rata-rata GDS Pre EEDS adalah 356,5 mg/dl dengan standard deviasi 121,47 mg/dl. Setelah pemberian EEDS rata-rata GDS adalah 332,5 mg/dl dengan standard deviasi 149,15 mg/dl. Hasil analisis menggunakan uji t dependent terhadap perbedaan rata-rata GDS Pre EEDS dengan GDS Post EEDS menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara GDS Pre EEDS dengan GDS Post EEDS (p value : 0,006). Hal ini menunjukkan bahwa pada dosis daun salam yang ditingkatkan, dapat meregulasi gula darah. 5.4. Uji Statistik Reliabilitas Terhadap Allred Score Fibronektin glomerulus Pembaca 1 dan Pembaca 2 Ekspresi Fibronektin glomerulus dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan Allred Score yang dilakukan oleh 2 orang pembaca. Pembaca satu dr. Dididk Setyo Herianto dan pembaca dua dr. Nur hidayah. Uji reliabilitas digunakan untuk memastikan kesamaan dalam membaca allred score antara Pembaca 1 dan Pembaca 2. 5.5. Distribusi Score Ekpresi Fibronektin Hewan Uji Berdasarkan Dosis Pemberian EEDS Distribusi score ekspresi Fibronektin pada kelompok kontol dan kelompok perlakuan dosis satu, dosis dua dan dosis tiga setelah diberikan ekstrak daun salam selama 15 hari ditunjukkan pada tabel 5.8 sebagai berikut: lx

Tabel 5.5.1. Skor Fibronektin Hewan Uji Berdasarkan Dosis Pemberian EEDS Karakteristik Kelompok Mean ± SD Median P value Fibronektin Kontrol 5,6 ± 0,89 5 Dosis 1 6 ± 1 6 Dosis 2 5,25 ± 0,95 5,5 0,79 Dosis 3 5,75± 0,95 5,5 Uji Mann Whitney : - Kontrol vs Dosis 1 (150 mg/200 gr BB) p = 0,52 - Kontrol vs Dosis 2 (300 mg/200 gr BB) p = 0,69 - Kontrol vs Dosis 3 (450 mg/200 gr BB) p = 0,78 Berdasarkan tabel 5.8. diatas diketahui bahwa rata-rata skor Fibronektin kelompok kontrol adalah 5,6 ± 0,89, kelompok dosis 1 adalah 6 ± 1 dan kelompok dosis 2 adalah 5,25 ± 0,95 dan kelompok dosis 3 5,75± 0,95. Hasil uji statistik Krusskall-Wallis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan skor Fibronektin diantara masing-masing kelompok penelitian (p > 0,79). lxi