BAB I PENDAHULUAN. Kawasan Timur Tengah adalah salah satu topik bahasan paling menarik dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB.

BAB I PENDAHULUAN. pada awal tahun 1957 dengan dukungan dari Amerika Serikat. 1 Pada saat itu

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

dalam merespon serangkaian tindakan provokatif Korea Selatan dalam bentuk latihan gabungan dalam skala besar yang dilakukan secara rutin, dan

Bab V. Kesimpulan. Namun hal ini berubah di tahun 2005 saat Mahmoud Ahmadinejad terpilih sebagai Presiden

DIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN

BAB I PENDAHULUAN. listrik dalam wujud reaktor nuklir. Pengembangan teknologi nuklir tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir Perang Dunia II tepatnya tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, dunia

BAB IV FAKTOR-FAKTOR IRAN MEMPERTAHANKAN PROGRAM PENGEMBANGAN NUKLIR. Iran dibawah kepemimpinan Ahmadinejad memilih untuk mempertahankan

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kajian hubungan internasional, perkembangan dan bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

BAB I. PENDAHULUAN. negara dalam rangka mencapai tujuan tujuan tertentu telah banyak dipraktekan.

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang didirikan pada abad ke 12. Pada awalnya Rusia berbentuk

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.

Tuduhan Amnesty Internasional terhadap Sudan terkait penggunaan senjata kimia di Jabal Murrah

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

Realitas di balik konflik Amerika Serikat-Irak : analisis terhadap invasi AS ke Irak Azman Ridha Zain

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

BAB I PENDAHULUAN. dengan keterbatasan akan sumber energi tersebut, terutama sumber energi minyak

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

dalam membangun kekuatan pertahanan mengedepankan konsep pertahanan berbasis kemampuan anggaran (capability-based defence) dengan tetap

Semua yang terjadi di Mesir tak lepas dari kepentingan Amerika. Hubungan militer Mesir dan Amerika sangat erat.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Israel adalah negara yang penuh kontroversi sejak berdirinya negara

PROLIFERASI SENJATA NUKLIR DEWI TRIWAHYUNI

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya perang dunia kedua yang dimenangkan oleh tentara sekutu

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan kebijakan-kebijakan kapitalistik dan liberalistik Barat yang

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam hal ini adalah Amerika. Setelah kemenangannya dalam Perang

KAJIAN TERMINOLOGI TERHADAP PEMBERITAAN PERANG GAZA: TINJAUAN SEMANTIK SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar

BAB VI KESIMPULAN. Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Lomba Senjata China Versus Amerika Serikat

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB V KESIMPULAN. Laut China Selatan sebagai perairan semi tertutup telah berstatus konflik. Konflik yang

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan sumber daya lainnya. Berdasarkan Pasal 1 angka 3 Peraturan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

DUA BELAS FAKTA DAN KEKELIRUAN TENTANG KONVENSI MUNISI TANDAN (Convention on Cluster Munitions)

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III IMPLIKASI PENGEMBANGAN NUKLIR IRAN. Iran adalah salah satu negara yang memiliki nuklir dan sedang fokus untuk

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN. Rencana Iran menjadi tuan rumah KTT Non Blok mendapat perlawanan dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Serikat (telah menandatangani, namun belum bersedia meratifikasi), menguatkan keraguan akan perjanjian ini.

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan

Nuklir sebagai Energi Pedang Bermata Dua. Sarah Amalia Nursani. Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya

Pendahuluan. Selatan. Negara ini memiliki garis pantai sepanjang 1,046-kilometer

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni

Eksistensi Konvensi Jenewa di Masa Depan

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia Kedua yang dimenangkan oleh tentara Sekutu (dimotori oleh

Sambutan Presiden RI pd Farewell Presiden dg Perwira dan Prajurit TNI,di Magelang, tgl. 17 Okt 2014 Jumat, 17 Oktober 2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1978 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYEBARAN SENJATA-SENJATA NUKLIR

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. disusun dalam suatu sistem pertahanan semesta, tidak agresif dan tidak. besar Indonesia ke dalam jajaran militer terkuat di dunia.

BAB V KESIMPULAN. Islam, telah membawa pengaruh dala etnis dan agama yang dianut.

"Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia"

BAB 2 SEJARAH DAN KONTEKS

H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Kawasan Timur Tengah adalah salah satu topik bahasan paling menarik dan paling sering dibicarakan di dunia internasional. Salah satu sebabnya adalah sering sekali terjadi konflik baik yang dilatar belakangi permasalahan agama, teritorial, minyak maupun etnis di kawasan tersebut. Meski pada dasarnya mereka mayoritas memiliki latar belakang sejarah dan budaya yang sama yaitu kebudayaan Islam. Konflik yang terjadi di kawasan Timur Tengah tidak selalu disebabkan oleh faktor internal negara-negara Timur Tengah itu sendiri, tetapi juga sering disebabkan oleh negara di luar Timur Tengah yang memiliki kepentingan di kawasan tersebut. Negara yang sering melakukan campur tangan di wilayah ini adalah Amerika Serikat (AS). Salah satu bentuk campur tangan itu adalah dalam bidang proyek pembangunan reaktor nuklir di Iran yang telah dimulai sejak masa pemerintahan Syah Reza. Pembangunan itu berlangsung lancar sampai rezim Syah jatuh dan Iran dikuasai oleh pemerintahan Mullah yang sangat kontra dengan kebijakan-kebijakan barat terutama kebijakan AS di Timur Tengah. Pada awal pemerintahannya sebenarnya Iran tidak bisa mengembangkan proyek nuklirnya secara penuh dikarenakan embargo ekonomi dan militer yang diberlakukan oleh PBB, tetapi pada tahun 1990an lran berhasil menembus blokade dan melakukan kerjasama dengan Cina dan Rusia untuk membantu Iran menyempurnakan reaktor 1

nuklirnya bahkan mulai melakukan pembicaraan tentang pengembangan militer di masa mendatang. Kepemilikan terhadap nuklir memang menempatkan pemilknya pada posisi strategis, artinya nuklir tersebut memang bisa digunakan untuk pemberdayaan energi alternatif dan dapat dimanfaatkan sebagai energi listrik sehingga bisa menjadi kontributor yang kompetitif dengan sumber energi listrik lainnya seperti batu bara, minyak, gas, air, dan lainnya. Sekaligus dapat digunakan sebagai senjata konvensional jika diperlukan. Senjata nuklir terletak pada daya hancurnya yang dahsyat dan kemampuannya berfungsi sebagai sarana pengancam. Senjata nuklir juga dapat dikembangkan untuk merespon suatu ancaman, dan meningkatkan kebanggaan nasional. B. Tujuan Penulisan Penulisan skripsi ini ditujukan untuk mengetahui, memperluas wawasan cakrawala berpikir penulis dalam rangka memahami dan mengkaji masalah-masalah yang terjadi di Timur Tengah,dalam hal ini berkaitan dengan usaha apa saja yang dilakukan oleh Iran untuk memperkuat militernya sebagai antisipasi terhadap serangan Amerika Serikat terkait pembangunan proyek nuklir Iran. Pada akhirnya penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi tugas akhir yang merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pada jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2

C. Latar Belakang Masalah Sejak Mahmoud Ahmadinejad menjadi presiden, hubungan Iran dengan dunia Barat yang telah sedikit membaik pada kepemimpinan Rafsanjani kembali memburuk, dipicu pernyataannya tentang Israel dan pengembangan fasilitas nuklir di negara tersebut. Bahkan Ahmadinejad pada berjanji untuk mempertahankan negaranya dari perdebatan mengenai nuklir di negaranya. Ia juga mengatakan bahwa energi nuklir adalah hak bangsa Iran, dan hingga hak tersebut bisa diraih, Iran akan tetap tegak berdiri dalam menggapainya, karena energi nuklir terbukti sangat membantu perkembangan dunia ilmu pengetahuan, pertanian, kedokteran, dan perindustrian nasional. Karena itu, menurutnya, bangsa Iran tidak akan mungkin menyerah di hadapan arogansi kekuatan dunia yang tidak menghendaki Iran meraih teknologi tersebut. 1 Dalam masalah nuklir ini, Iran bertekad untuk meningkatkan industri uraniumnya meskipun Badan Atom Perserikatan Bangsa Bangsa/International Atomic Energy Agency (IAEA), telah menyerahkan permasalahan nuklir Iran kepada Dewan Keamanan PBB. Melalui Kepala negosiator nuklirnya Ali Larijani, Iran mengirim pernyataanya kepada Kepala IAEA, Mohamed El Baradei bahwa Iran saat ini memperkaya industri uraniumnya dengan teknologi tinggi dengan membuat bahan bakar reaktor inti. Memang teknologi nuklir dapat dikembangkan menjadi energi alternatif dan dapat dimanfaatkan sebagai energi listrik sehingga bisa menjadi kontributor yang kompetitif dengan sumber energi listrik lainnya seperti batu bara, minyak, gas, air, dan lainnya. Awal dari renaissance teknologi nuklir untuk saat ini dan masa datang ditandai dengan 1 Oleh Sidik Pramana, Artikel Iptek - Bidang Energi dan Sumber Daya Alam, http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2006-03-02-krisis-nuklir-iran:-kebutuhan-energi-vs- Pengembangan-Teknologi.shtm,l 3

kemajuan Non Proliferation Treaty (NPT) dan penghargaan Nobel sebagai penghargaan internasional bagi kemajuan International Atomic Energy Agency (IAEA). Krisis nuklir Iran yang menjadi sorotan yang kemudian menjadi isu hangat dikarenakan niat Iran untuk melanjutkan program nuklirnya untuk tujuan pembangkit tenaga listrik. Negara-negara maju seperti AS, beberapa negara Eropa, dan termasuk Rusia menolak program tersebut meskipun dengan alasan untuk mengembangkan teknologi nuklir. Alasan utama penolakan program nuklir Iran ini adalah kecurigaan penyalahgunaan program tersebut untuk tujuan persenjataan nuklir. Bahkan ketidaksetujuan negara-negara tersebut akan membawa masalah itu ke Dewan Keamanan PBB dan mendesak IAEA sebagai organisasi nuklir dunia untuk memberikan informasi terkait program nuklir Iran. Penolakan tersebut dilanjutkan oleh beberapa negara dengan berinisiatif melakukan pertemuan terbatas dalam rangka meluluskan keinginan agar permasalahan krisis nuklir Iran segera dibawa ke Dewan Keamanan PBB. Kebijakan politik AS juga mengalami perubahan cukup signifikan, setelah Presiden George W Bush dan Partai Republik naik ke tampuk kekuasaan di Washington. Di bawah pemerintahan Bush, AS menganggap program nuklir Iran suatu bahaya yang tidak dapat diterima dan diduga program nuklir Iran lebih besar dari yang diperkirakan semula bahkan AS memiliki bukti yang memperkuat tuduhannya itu. Meskipun dinas intelijen negara lain seperti intelijen Jerman, Inggris dan Perancis sepakat bahwa Iran masih membutuhkan beberapa tahun lagi sebelum mampu membuat senjata nuklir, Pemerintah AS terus meningkatkan provokasinya terhadap Iran menyangkut program senjata nuklir itu. 4

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Richard Boucher pada Mei 2003 lalu mengatakan, AS sangat cemas atas usaha intensif Iran untuk memperoleh senjata nuklir. Ia menyatakan mendukung IAEA melakukan pemeriksaan total atas aktivitas program nuklir Iran. Pemerintah AS telah menyampaikan kepada IAEA, masyarakat internasional, dan opini umum bahwa AS mendukung pemeriksaan intensif atas aktivitas nuklir Iran. 2 Kecemasan AS selama ini atas program nuklir Iran terfokus pada empat isu. Pertama, pusat-pusat riset dan reaktor nuklir yang sedang dalam pembangunan. Kedua, rencana Iran membangun program pengelolaan uranium dan terminal penyimpanan bahan plutonium. Ketiga, upaya sejumlah agen Iran membeli bahan yang bisa digunakan untuk tujuan ganda, yakni sipil dan militer. Keempat, program pengembangan rudal darat ke darat yang membawa kepala nuklir. Kubu garis keras AS yang memegang kendali kebijakan politik luar negeri, memicu kecemasan atas masa depan hubungan Iran-AS meskipun pemerintahan Iran telah menunjukkan sikap akomodatifnya terhadap realita baru di kawasan Timur Tengah. Para pejabat Iran sering kali menyampaikan keinginannya untuk menggelar dialog dengan Pemerintah AS, membahas semua aspek persoalan, termasuk isu nuklir. Namun, pemerintah AS belum memberikan reaksi positif atas sinyal keinginan dialog dari Pemerintah Iran itu. Wacana hubungan tegang Iran-AS terus menjadi perbincangan dalam waktu yang sulit diprediksi. Negara-negara Barat dengan komando AS terus menekan Iran agar menghentikan propram reaktor nuklirnya. Supaya dianggap lebih leluasa dan lebih resmi dalam memojokkan Iran dalam dunia internasional, AS dan negara-negara Barat mengemas isu 2 Artikel Iran Antara Ambisi Nuklir dan Tekanan AS, Kompas edisi Kamis 26 Juni 200 3 diakses dari http://kompas.com/kompas-cetak/0306/26/ln/379597.htm, 5

program nuklir Iran menjadi propaganda dengan bayangan yang amat menakutkan. Sehingga seakan badan pengawas nuklir PBB yang terpaksa harus turun tangan dan menyeret Iran ke sidang DK PBB. Padahal pihak Iran telah menegaskan bahwa negara tersebut tidak memiliki program pengembangan nuklir untuk persenjataan. Bahkan Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khemenei meyakinkan bahwa Iran tidak berniat membangun gudang senjata nuklir, menurutnya pengembangan senjata nuklir melanggar ajaran Islam dan mengancam kepentingan politik dan ekonomi negara. 3 Badan Tenaga Atom Internasional IAEA mendesak dibukanya sidang darurat tanggal 2 Februari 2005 lalu, untuk mendengarkan penjelasan negara-negara Eropa yang akan membawa kasus Iran dan dugaan program nuklirnya ke dewan keamanan PBB. IAEA memutuskan untuk menyerahkan persoalan program nuklir Iran kepada Perserikatan Bangsa Bangsa. Kemudian Badan Tenaga Atom Internasional melanjutkan pertemuan yang sudah bisa dipastikan sebelumnya akan memutuskan membawa isu nuklir Iran ke Dewan Keamanan PBB. Sidang darurat IAEA ini digelar khusus guna membicarakan rancangan resolusi untuk menyerahkan Iran ke forum Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa- Bangsa (DK PBB). Alasannya, Iran memiliki program nuklir yang dicurigai mengandung tujuan rahasia untuk memproduksi senjata nuklir. Maka pada tanggal 24 September 2005, IAEA mengeluarkan resolusi bahwa isyu Iran akan dipercayakan kepada Dewan Keamanan. Resolusi ini dikeluarkan dan disetujui melalui 22 suara, sedangkan suara tidak setuju hanyalah satu suara dan sisanya sebanyak 12 negara memberikan suara abstain. Keluarnya resolusi ini ternyata juga telah menjadi 3 ibid 6

saksi mata adanya pembagian antara negara-negara berkembang dan negara-negara maju. Berbagai negara, terutama Rusia, Cina, dan Afrika Selatan, tidak setuju dengan metode yang diinginkan oleh Amerika Serikat untuk menyelesaikan krisis Iran. Dalam hal ini, India adalah satu di antara banyak negara yang berhasil ditekan oleh Amerika sehingga memberikan suara untuk resolusi tersebut. Sedangkan Rusia dan Cina tidak memberikan suara untuk resolusi tersebut dan abstain dari pemungutan suara. Namun Iran melalui Ahmadinejad mengancam akan menghentikan semua kerja sama mereka dengan IAEA, jika badan itu tetap bersikukuh mempertahankan sikapnya. Iran tetap akan memasang ribuan alat pemutar uranium (centrifuge) guna mempercepat keberhasilan proyek nuklirnya. Di mata Iran, proyek nuklir Teheran adalah hak asasi yang tak boleh diganggu gugat, bahkan oleh Persatuan Bangsa- Bangsa (PBB) sekalipun. Karena teknologi memang menjadi kunci utama sebuah bangsa menjadi maju Seperti pada wawancara pada tanggal 13 April 2006, kantor berita Iran, IRNA, dikatakan: Teknologi nuklir lran bertujuan damai tidak akan memiliki ancaman bagi beberapa pihak, kerena kami (Iran) ingin damai dan stabilitas dan kita tidak akan menyebabkan ketidakadilan bagi setiap orang dan pada saat yang sama kita tidak akan tunduk pada ketidakadilan. Anehnya negara-negara Barat berdalih khawatir Iran mengembangkan senjata pemusnah massal, tapi di wilayah mereka justru penuh gudang bom atom. Gaya mereka yang arogan dengan menekan negara-negara kecil lebih berbahaya ketimbang keterbelakangan. Ahmadinejad menegaskan, Iran bakal bertahan 7

mati-matian dan tidak akan menyerahkan prinsipnya soal teknologi nuklir. Sebab, jika Iran mundur, negara Barat bakal menginjak dan menilai itu sebagai perdamaian. 4 Ketegangan makin meningkat setelah rencana serangan besar-besaran Amerika Serikat terhadap Iran dibuka oleh surat kabar The Washington Post. Menurut analis intelijen William Arkin, rencana aksi militer terhadap Republik Islam Iran tersebut mencakup serangan peluru kendali, invasi darat, dan operasi di laut, yang dikenal sebagai "Theater Iran Near Term" atau TIRANNT. 5 Para ahli strategi di Pentagon juga sedang merancang rencana untuk pengeboman yang menghancurkan dengan dukungan serangan rudal dari kapal selam. Sasarannya adalah fasilitas nuklir Iran. Serangan itu akan dijadikan sebagai pilihan terakhir untuk menghentikan Iran dari pembuatan senjata nuklir. Rencana serangan militer tersebut membuat AS kemungkinan berseberangan dengan Inggris yang khawatir bahwa serangan akan makin memicu meluasnya kekerasan di Timur Tengah, juga bisa memicu perlawanan balik di dalam Eropa sendiri, dan tidak bisa menghentikan Iran mengejar persenjataan nuklir. Akan tetapi rencana pembangunan kembali proyek nuklir Iran oleh Iran dan sikap kerasa Ahmadinejad telah membuat AS makin terdorong mengambil tindakan militer. Bahkan data lain menunjukkan pada Rabu 3 Maret 2007 lalu, Angkatan Laut Amerika Serikat berada di perairan barat Pasifik. Kapal Induk berkekuatan nuklir The USS Ronald Reagan tiba di Hongkong. Sebagai kapal induk, the USS Ronald Reagan ini 4 Oleh Rusydi Hikmawan, Penegakan Hak Nuklir Damai Iran, diakses dari http://pencerahanglobal.blogspot.com/2007/07/penegakan-hak-nuklir-damai-iran.html, 5 Suara Merdeka, Iran dalam Bayangan Agenda AS, edisi Rabu, 19 April 2006 8

memang tidak main-main, Sebagai kapal bertenaga nuklir seberat 97.000 ton itu, kapal ini bisa mengangkut sekitar 5000 pelaut, 80 pesawat tempur dan dapat beroperasi selama 20 tahun tanpa mengisi kembali bahan bakar. Dan The USS Ronal Reagan, yang mengabadikan nama seorang mantan Presiden Amerika Serikat pada era perang dingin itu, tercatat sebagai kapal berkekuatan nuklir kesembilan belas kelas Nimitz. Dan bisa difungsikan sebagai pembawa sekaligus landasan pacu pesawat jet tempur. 6 Namun Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad tidak takut atau bergerak mundur. Dia justru menyatakan, negaranya akan memotong tangan setiap agresor yang berani menyerang negaranya. Ia juga mengatakan, kekuatan militer Iran harus dilengkapi dengan teknologi modern. Hal itu diungkapkan Ahmadinejad dalam pidatonya pada peringatan hari angkatan bersenjata Iran, Selasa (18/4/06). "Kekuatan angkatan bersenjata kita tidak akan menjadi ancaman bagi negara manapun. Angkatan bersenjata kita membawa pesan perdamaian dan keamanan. Rendah hati di tengah kawan-kawan dan tembak langsung ke arah musuh," tegas Ahmadinejad. 7 Sebenarnya adalah wajar jika AS bersikeras dengan disertai ancaman agar Iran menghentikan pembangunan proyek nuklirnya. Menurut Ahmadinejad pula, karena kemajuan dan pengetahuan yang akan diperoleh Iran di bidang teknologi nuklir pasti akan meningkatkan kepercayaan diri bangsa terutama para pemuda Iran, seperti yang dimuat dalam harian IRNA tanggal 15 februari 2006. 8 Dan bagi AS, membiarkan Iran 6 Oleh Hendrajit, Strategi baru Bush di Iran, 18/03/2007 http://www.nu.or.id/page.php?lang=id&menu=news_view&news_id=8679 7 Artikel Presiden Iran Siap hadapi Agresor, Selasa, 18 Apr 06 http://www.channel4.com/player/v2/player.jsp?showid=9076 8 M. Labib, Ahnmadinejad, David di Tengah Angkara Goliath Dunia,Hikmah Populer, 2006, hal 189 9

memiliki teknologi nuklir berarti sama saja membiarkan bom waktu yang kelak akan menghancurkan hagemoni di Timur tengah yang selama ini mereka pegang Karena jika Iran berhasil mengembangkan teknologi nuklirnya, maka minimal Iran akan menggunakan kemampuan teknologi nuklirnya tersebut untuk meningkatkan pengaruh strategisnya di Timur Tengah. Ini berarti akan merubah peta konstelasi kekuasaan di Timur Tengah yang selama ini didominasi AS, karena Iran dikenal sangat kontra terhadap berbagai kebijakan AS terutama dalam masalah Israel. Penilaian sama juga disampaikan oleh Izntein, penanggung jawab rancangan operasi intelejen dan militer Pentagon. Ia menulis Jika Iran berhasil meraih teknologi nuklir, AS akan mendapatkan tantangan besar untuk mencegah Iran dari langkah memanfaatkan kemampuan nuklirnya untuk melebarkan pengaruh politik. 9. Dari alasan ini sudah cukup kuat bagi AS untuk melakukan tindakan militer jika Iran memang menolak untuk menghentikan proyek nuklirnya. Sedangkan bagi AS sendiri, Dengan melihat perkembangan situsi hubungan antara AS dan Iran yang semakin memburuk akhir-akhir ini, rencana operasi militer ke Iran yang selama ini hanya sebuah wacana, bukan tidak mungkin akan segera menjadi nyata. Dan jika memang benar demikian adanya, maka perang antara AS-Iran adalah hal yang tidak dapat dielakkan lagi. Dan untuk menggambarkan bagaimana pembangunan kekuatan militer itu akan sangat diperlukan dalam rangka menghadapi kemungkinan invansi AS, dapat digunakan tipologi strategi politik luar negeri untuk menggambarkan tipe strategi yang diambil oleh 9 Oleh Edy Can, Negara G8 Menekan Program Nuklir Korea Utara dan Iran, Washington Post, 3 Juni 2003 Diakses melalui www.tempointeraktif.com 10

Iran. Tipologi ini bisa dijelaskan dengan menelaah penilaian tentang strategi lawan dan perkiraan tentang kemampuan sendiri. Yang kemudian setelah saling disilangkan menghasilkan 4 tipe strategi : Konfrontatif, Leadership, Akomodatif, dan Konkordan. Gambar Tipologi Strategi Politik Luar negeri Penilaian Tentang Strategi Lawan Mengancam Mendukung Perkiraan Lebih kuat Konfrontasi Leadership kemampuan sendiri Lebih lemah Akomodasi Konkordan Sumber : John Lovel, Foreign Policy in Perspektive (moechtar Masoed, Ilmu Hubungan Internasional- Disilin dan Metodologi. LPP3Es, 1990, hal. 190. Dalam kasus Iran, seharusnya Iran dikatakan sebagai pihak lebih lemah dengan strategi AS sebagai lawan yang bersifat mengancam. Maka Iran juga seharusnya melakukan akomodasi terhadap keinginan AS, yaitu menghentikan dan menutup proyek pengembangan nuklirnya. Tetapi melihat dari latar belakang masalah yang menjelaskan bahwa Iran tidak akan menghentikan proyek nuklirnya apapun yang terjadi dan lebih memilih konfrontasi, maka perkiraan kemampuan sendiri juga harus dirubah menjadi lebih kuat. Karena fokus dalam skripsi ini adlah dalam hal kemiliteran, tentunya ukuran lebih lemah dan lebih kuat disini juga diukur berdasarkan kekuatan militernya. Dilihat secara sepintas dari perbandingan kekuatan militer, Iran bukanlah tandingan bagi kekuatan militer sebesar dan sekuat AS. Karenanya salah satu pilihan terbaik bagi Iran melakukan deteren atau penangkalan, lebih spesifiknya lagi deteren 11

secara militer sebagai antisipasi jika AS mengambil opsi tindakan militer untuk menghentikan pengembangan nuklir Iran. Penangkalan secara militer ini intinya hanya satu yaitu bagaimana menakuti pihak musuh dan calon musuh agar mereka tidak melakukan tindakan militer. D. Pokok Permasalahan Bagaimana upaya Iran membangun kekuatan militernya sebagai antisipasi terhadap serangan AS terkait proyek nuklir Iran E. Kerangka Dasar Pemikiran Dalam kasus Iran, tentunya untuk menakuti negara sebesar AS diperlukan sebuah kekuatan militer yang kuat dan efektif. Tidak harus besar tetapi punya cukup daya dan kontinuitas untuk meyakinkan pihak AS bahwa kekuatan militer Iran bisa menimbulkan kerusakan dan kehancuran yang hebat pada kekuatan militer AS. Tetapi untuk memiliki kekuatan militer yang kuat tidaklah murah dan mudah, sehingga setiap negara yang bermaksud melakukan deteren secara militer harus punya cukup kapabilitas secara militer maupun ekonomi. 10 Menurut US military dictionary, kapabilitas militer adalah kemampuan untuk mencapai dan memenuhi tujuan perang yang telah ditetapkan. 11 Kemampuan itu dibagi dalam 4 hal utama, yaitu: 10 Oleh Mayjen TNI (purn) Drs.S. Sumarsono,MBA, UU Komponen Cadangan Dihadapkan pada Kemampuan Penangkalan, diakses dari http://www.tni.mil.id/patriotweb/?action=newsdetail&id=178&catid=230&ed=17 11 US Military Dictionary. The Oxford Essential Dictionary by Oxford University Press, Inc. Diakses dari http://www.answers.com/topic/military-capability-military 12

1. Stuktur kekuatan militer, meliputi jumlah personil, ukuran dan susunan dari kekuatan militer itu sendiri. 2. Modernisasi, kemampuan teknis dari personil, kecanggihan sistem persenjataan dan peralatan militer. 3. Kesiapan personil, kemampuan untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan sesuai dengan fungsi tempur mereka masing-masing. 4. Kontinuitas, kemampuan untuk menjaga dan memelihara kesiapan personil, peralatan dan penyediaan logistik yang dibutuhkan selama perang berlangsung. Namun untuk membangun kapabilitas militer yang sempurna pada keempat kemampuan diatas akan membutuhkan biaya yang luar biasa besar. Biasanya secara umum tiap negara membangun kapabilitas militer cukup berdasarkan kemungkinan ancaman yang ada (calon musuh) dan kondisi geografisnya sehingga dapat meminimalisasi kelemahan dan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki. Karenanya ukuran dan pembangunan kapabilitas militer tiap negara akan berbeda-beda. Dalam kasus Iran pembangunan militernya difokuskan pada segi pertahanan karena Iran adalah pihak yang diserang dan geografi berbatasan langsung dengan banyak negara. Sedang kelebihannya memiliki tentara yang fanatik sebagai kekuatan militer dan minyak yang berlimpah sebagai sumber pembiayaan. Secara sederhana dapat dikatakan Iran akan menerapkan doktrin pertahanan teritorial (pertahanan di wilayah sendiri). Doktrin pertahanan teritorial adalah doktrin pengembangan dari teori Clausewitz. Jenderal Clausewitz yang merupakan bapak militer kekaisaran Prussia (Jerman) dengan teori Center of Gravity menyatakan barang siapa menguasai titik berat dialah yang 13

memenangkan perang. 12 Artinya siapa yang pasukannya menguasai wilayah strategis dengan kekuatan yang mendukung dan kuat akan memenangkan perang. Kuat disini tidak hanya merujuk pada salah satu kemampuan diatas tetapi kombinasi kemampuan secara keseluruhan. Semakin baik kombinasi kapabilitas militer suatu negara maka akan semakin kuatlah negara tersebut karena semakin sedikit sisi lemah yang dapat diserang. Dengan menerapkan doktrin pertahanan teritorial maka Iran akan lebih menekankan pada memperkuat sistem pertahanan dengan lebih mengutamakan struktur kekuatan militer dan modernisasi persenjataan untuk melindungi wilayah dan aset-aset penting. Peningkatan dari kapabilitas yang lain adalah sebagai pendukung dari kedua kapabilitas ini. Struktur kekuatan militer wajib diperbesar untuk mengimbangi kekuatan musuh karena bagian inilah yang akan terlibat langsung dalam perang. Jika kekuatan militer secara kuantitas hanya sedikit, akan sulit melawan musuh yang akan atau sudah masuk kedalam wilayah sendiri. Selain itu dengan dengan struktur militer yang tersistem baik akan memperjelas garis perintah antar divisi dari masing-masing angkatan perang. Wujud aplikasinya adalah Iran sering mengadakan latihan perang baik secara inetrnal maupun gabungan dengan negara lain. Latihan perang ini juga memperagakan operasi penyediaan jalur hubungan internal, operasi perlawanan terhadap perang mental secara masif dari pihak musuh, operasi penangkalan serangan udara, operasi militer serangan dari permukaan dari kapal-kapal musuh dan operasi penebaran ranjau di jalurjalur musuh. 12 Jenderal sekaligus penulis doktrin perang yang masih banyak Negara diikuti hingga sekarang. http://en.wikipedia.org/wiki/carl_von_clausewitz 14

Modernisasi, dalam hal ini tentu modernisasi persenjataan baik secara fisik maupun sistem teknologi wajib dilakukan dan bahkan memegang peranan penting dalam pembangunan kekuatan militer. Jenderal Fuller komandan sekutu Eropa Barat pada PD II berkata senjata jika berada di tangan yang tepat akan menentukan dari 99 persen kemenangan. Strategi, kepemimpinan, keberanian, pokoknya segala macam hal baik bersifat fisik maupun moral, tidak ada apa-apanya dibanding dengan superioritas persenjataan. Mereka hanya menentukan 1 persen dari kemenangan. 13 Wujud aplikasinya adalah dengan membeli teknologi sistem pertahanan, peralatan militer dan kekuatan tempur dari negara-negara besar. Pembelian persenjataan impor baik yang fisik maupun sistem adalah sebagai tolok ukur standar kemodernan senjata secara internasional, karena Iran juga mengembangkan industri kemiliteran domestik dan menciptakan sendiri berbagai jenis senjata dan kekuatan tempurnya sendiri. Latihan perang juga sekaligus menjaga tingkat kesiapan personil terhadap kemampuan tempur mereka, persenjataan yang mereka miliki dan melihat hingga seberapa lama tentara Iran mampu memelihara tingkat kontinuitas logistik. Selain itu juga agar tentara Iran lebih menguasai wilayah mereka sesuai dengan strategi pertahanan territorial yang mereka terapkan. F. Hipotesa Berdasar latar belakang masalah dan pokok permasalahan yang didasarkan pada kerangka dasar pemikiran, Iran telah melakukan pembangunan kapabilitas secara militer terutama dalam peningkatan kualitas tentaranya dengan rutin melakukan latihan militer sehingga diharap Tentara Nasional Iran mampu menghadapi pasukan AS yang dianggap 13 Chris H. Gray, Post Modern War, The New Politics of Conflict, 1997, hal.107 15

lebih kuat. Iran juga memodernisasi persenjataannya agar dapat menandingi kualitas persenjataan AS yang lebih modern. G. Batasan dan Jangkauan Penelitian Pembatasan penelitian dimaksudkan agar obyek penelitian menjadi jelas dan spesifik, juga agar permasalahan dan kajian melebur dan wacana yang telah ditetapkan untuk dikaji agar tidak terjadi penyimpangan. Batas-batas kajian akan mencegah timbulnya kerancuan pengertian dan kekaburan wilayah persoalan. Adapun jangkauan penelitian ini dibatasi mulai dari memanasnya isu pengembangan nuklir Iran semenjak Ahmadinejad diangkat menjadi Presiden Iran hingga Juli 2008. H. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan data yang dikumpulkan dengan menggunakan studi kepustakaan untuk memperoleh pedoman dalam mencapai data yang akurat dan diperlukan sebagai informasi, yaitu bahan-bahan yang bersifat tertulis seperti: laporan, jurnal, buku, majalah, artikel yang memuat pernyataan politik publik atau perseorangan ( meliputi surat kabar, internet hingga pendapat para ahli yang pengetahuan dan pemahamannya sudah diakui). Data disajikan secara sistematis dalam bentuk karya ilmiah dimana data tersebut dikelompokkan dalam bab-bab tertentu dan selanjutnya dibagi atas beberapa sub bab yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. 16

l. Sistematika Panulisan Penulisan penelitian ini terbagi atas beberap bab dimana setiap bab terdiri atas beberapa sub bab yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. Secara singkat bab-bab tersebut adalah sebagai berikut: Bab I, Pendahuluan, Yang berisi tentang alasan pemilihan judul, tujuan penelitian, latar belakang masalah, pokok permasalahan, kerangka dasar pemikiran, hipotesa, batasan dan jangkauan penelitian, teknik pengumpulan data dan sistematika penulisan. Bab ini adalah gambaran menyeluruh mengenai skripsi ini. Bab II, Menjelaskan tentang gambaran kekuatan militer Iran sejak perang teluk tahun 1990an hingga sebelum Ahmadinejad menjadi Presiden, mulai dari angkatan perang hingga sistem pertahanan dan persenjataannya. Bab III, Menjelaskan tentang konfrontasi Iran dan AS meliputi penolakan Amerika terhadap proyek nuklir Iran, pemaksaan penghentian pembangunan dan berbagai penjelasan tentang kemungkinan penggunaan opsi militer dalam prosesnya. Bab IV, Menjelaskan tentang berbagai macam persiapan Iran untuk memperkuat diri secara militer untuk menghadapi Amerika berdasarkan kerangka teori yang digunakan. Bab V, Kesimpulan. Berisi tentang hasil pembuktian terhadap hipotesa awal bahwa Iran memang melakukan pembangunan kekuatan militernya secara signifikan. 17