BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa kebijakan atau program penanggulangan kemiskinan. itu sendiri sebagai manusia yang memiliki hak-hak dasar.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Organisasi mengelola berbagai rangkaian kegiatan yang diarahkan menuju

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu faktor yang menentukan tingkatan kesejahteraan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1. PENDAHULUAN. Krisis pangan telah benar-benar terjadi diberbagai belahan dunia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi beras sebesar 113,7 kg/jiwa/tahun. Tingkat konsumsi tersebut jauh di

BAB 1 PENDAHULUAN. rata-rata konsumsi beras sebesar 102kg/jiwa/tahun (BPS, 2013). Hal ini pula

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan adalah suatu proses yang berkesinambungan dengan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kemerdekaannya Bangsa Indonesia telah bercita-cita untuk

BAB I P E N D A H U L U A N

PELAKSANAAN DAN PENYALURAN PROGRAM RASKIN (EXISTING)

I. PENDAHULUAN. dan bisa melakukan aktivitas sehari-hari serta berkelanjutan. Diantara kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 dan 34 mengamanatkan bahwa pemerintah

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Negara Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau dan

BAB I PENDAHULUAN. berusaha membangun dalam segala bidang aspek seperti politik, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. oleh si miskin. Penduduk miskin pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. yang cocok digunakan untuk pertanian. Sedangkan berdasarkan letak astronominya,

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangganya. Program raskin tersebut merupakan salah satu program

BAB I PENDAHULUAN. bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan berkelanjutan secara terus menerus.

BAB I PENDAHULUAN. Zaman globalisasi saat ini pembangunan nasional sudah semakin

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kemiskinan merupakan penyakit sosial ekonomi terbesar yang

BAB I PENDAHULUAN. agraris beras menjadi komoditas pangan yang paling pokok bagi sebagian besar

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

BUPATI SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus golongan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SUKOHARJO SIARAN PERS KPU KABUPATEN SUKOHARJO

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tidak ada satu negara di muka bumi ini yang melewatkan pembangunan.

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. program darurat bagian dari jaring pengaman sosial (social safety net), namun

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya strategi dalam memasarkan produk. Didalam suatu perekonomian yang sifatnya kompetitif, perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai usaha

BAB V SISTEM DAN IMPLEMENTASI KONTROL PROGRAM RASKIN

BAB I PENDAHULUAN. dari perjuangan merebut kemerdekaan menjadi langkah baru bagi generasi

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menakutkan bagi dunia saat ini. Hal ini disebabkan karena masalah pangan

EVALUASI KESESUAIAN PENGELOLAAN OBAT PADA PUSKESMAS DENGAN STANDAR PENGELOLAAN OBAT YANG ADA DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 SKRIPSI

SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA APEL BERSAMA DALAM RANGKA 17-AN TANGGAL 17 PEBRUARI 2014

BAB I PENDAHULUAN adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera lahir dan

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

I. PENDAHULUAN. Selama lebih dari 30 tahun Bulog telah melaksanakan penugasan dari

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak. Pada tahun 2001 sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016

STUDI TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI KELURAHAN SIMPANG PASIR KOTA SAMARINDA

KEBERADAAN BULOG DI MASA KRISIS

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2010

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 45

BAB 4 Hasil dan Pembahasan

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak. pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DIKOTA SURABAYA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadi defisit kelembaban tanah (Kharisma Nugroho dkk,

BAB I PENDAHULUAN. Raskin adalah hak masyarakat berpendapatan rendah yang. diberikan dan ditetapkan oleh pemerintah dalam rangka mencukupi

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. penulis mengenai distribusi raskin di Desa Bukit Lipai Kecamatan Batang Cenaku

BAB I PENDAHULUAN. RASKIN berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) No 3/2012 tentang kebijakan

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA APEL BERSAMA DALAM RANGKA 17 AN TANGGAL 17 PEBRUARI 2014

Daftar Kuesioner. : Jln. Yos Sudarso km 11,5 komp. Bea Dan Cukai No.13

ANALISIS EFEKTIVITAS DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Marulak Kecamatan Rambutan, Kota Tebing Tinggi)

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANGGARAN 2012

penurunan, jumlah tersebut cukup besar dan masih rentan terhadap gejolak

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian utama masyarakatnya di bidang pertanian. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi.

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu Sumber Daya Manusia(SDM) yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BERITA DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KOTA DUMAI TAHUN 2014

Bahan FGD Antisipasi Penerapan Kebijakan RASTRA Sistem Tunai Oleh : Dirjen Pemberdayaan Sosial

BAB I PENDAHULUAN. iklim sudah menjadi pengetahuan yang umum saat ini. Pemanasan global adalah

BAB I. PENDAHULUAN. berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan,

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PROSEDUR PENCATATAN PIUTANG KLAIM PADA KARYAWAN DI PERUM BULOG JAKARTA

MANAJEMEN KETAHANAN PANGAN ERA OTONOMI DAERAH DAN PERUM BULOG 1)

GUBERNUR PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TIM KAJIAN RASKIN LPPM IPB

PENDAHULUAN. dengan sektor pertanian karena merupakan sumber pangan pokok.

PELAKSANAAN DISTRIBUSI DAN PENGENDALIAN PROGRAM RASKIN DI KELURAHAN SINGOTRUNAN KABUPATEN BANYUWANGI (INPRES NOMOR 1 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Bencana banjir merupakan limpahan air yang melebihi tinggi muka air

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun kedepan kepada Bapak Susilo Bambang Yudhoyono terbukti dari

BUPATI POLEWALI MANDAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan APBN 2013 memberikan alokasi yang cukup besar terhadap

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 14 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 269 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. itu sesuai dengan aturan pokok dantata cara yang telah ditetapkan.

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kemiskinan sampai saat ini terus-menerus menjadi perhatian pemerintah, terutama penanggulangan kemiskinan masyarakat pedesaan yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia. Walaupun demikian, kemiskinan merupakan salah satu permasalahan bangsa yang belum terselesaikan hingga saat ini. Berbagai kebijakan pemerintah telah diimplementasikan, akan tetapi pada kenyataannya tidak mengurangi warga miskin di Indonesia. Realitas ini menunjukkan bahwa kebijakan atau program penanggulangan kemiskinan masyarakat selama ini belum menyentuh esensi kehidupan masyarakat miskin itu sendiri sebagai manusia yang memiliki hak-hak dasar. Hal ini ditegaskan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2007 bahwa Indonesia masih menghadapi masalah kemiskinan yang antara lain ditandai oleh jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan dan tingginya kerentanan masyarakat untuk jatuh kebawah garis kemiskinan. Kuncoro (1997), menegaskan bahwa Kemiskinan merupakan salah satu masalah sentral dalam pembangunan ekonomi, khusus dinegara-negara sedang berkembang, termasuk Indonesia, karena kelompok orang miskin berjumlah besar atau bahkan merupakan mayoritas. 1

2 Berikut data dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) di Kabupaten Sukoharjo pada akhir tahun 2009, sebagai berikut Tabel 1 Jumlah Warga Miskin di Kabupaten Sukoharjo Jumlah Warga No Kecamatan di Sukoharjo Jumlah Warga Miskin 1 Weru 66.613 28.893 2 Bulu 51.267 24.057 3 Tawangsari 58.624 36.959 4 Sukoharjo 85.543 29.126 5 Nguter 66.552 25.657 6 Bendosari 67.769 24.695 7 Mojolaban 78.685 34.939 8 Grogol 75.233 38.404 9 Baki 104.653 39.612 10 Gatak 48.408 24.595 11 Kartasura 97.213 21.322 12 TOTAL 854.007 353.412 (Sumber: Suharjo, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)) Sebagai suatu strategi yang ingin secara langsung dan cepat menangani dan memecahkan masalah kemiskinan, Tjokrowinoto (2000: 315) merumuskan pengertian yang lebih operasional untuk memahami strategi pembangunan yang berorientasi pada paradigma kesejahteraan yang menjanjikan kesejahteraan dan keadilan sosial. Pembangunan yang berorientasi pada kesejahteraan, dirumuskan sebagai sejumlah besar program yang akan mengantarkan hasil pembangunan kepada sebagian terbesar warga masyarakat dalam waktu yang sesingkat mungkin, melalui jalur yang

3 selangsung mungkin, terutama dengan cara meningkatan akses mereka kepada pelayanan publik dan penyuluhan. Dalam operasionalisasinya pemerintah merancang sebuah paket program yang dapat berisi berbagai komponen yang paling terkait dengan persoalan kesejahteraan yang akan ditangani. Langkah berikutnya adalah upaya untuk menyalurkan berbagai komponen paket program tersebut. Kepada kelompok masyarakat yang dianggap menyandang masalah dalam pemenuhan kesejahteraanya tersebut. Dalam rangka pemenuhan hak dan kebutuhan pangan bagi masyarakat miskin, maka pemerintah melanjutkan program RASKIN sebagai salah satu program proteksi sosial, yang bertujuan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pangan (beras) sehingga diharapkan dapat m engurangi beban pengeluaran keluarga miskin. RASKIN merupakan program perlindungan sosial, sekaligus sebagai pendukung program lainnya, seperti perbaikan gizi, peningkatan kesehatan, pendidikan dan peningkatan produktivitas keluarga miskin, salah satunya melalui raskin. Pendapat Soesilo (dalam Wahyuni, 2013) mengemukakan bahwa: Program Raskin merupakan bantuan beras bersubsidi bagi masyarakat berpendapatan rendah, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari program ketahanan pangan sebagai upaya untuk meningkatkan aksesbilitas dalam memenuhi hak dasar masyarakat miskin terhadap kebutuhan peorangan, yang efektivitasnya dapat dicapai melalui koordinasi, sinkronisasi dan harmonisasi antar Kementrian/Lembaga terkait di Pusat maupun di Daerah terhadap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian dengan dilandasi bahwa Raskin adalah hak orang miskin. Program beras untuk keluarga miskin (Raskin) merupakan suatu upaya pemerintah untuk membantu mengurangi beban pengeluaran penduduk

4 miskin. Melalui program tersebut yang didukung program bantuan penanggulangan kemiskinan lainnya diharapkan dapat memberikan manfaat yang nyata dalam peningkatan ketahanan pangan dan kesejahteraan sosial rumah tangga. Untuk menjamin efektivitas pengelolaan program Raskin, maka pemerintah menunjuk Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagai Lembaga atau badan yang bertanggung jawab untuk mendistribusikan (menyalurkan) Raskin tersebut. Program Raskin ini sebenarnya diawali dengan Program Operasi Pasar Khusus Beras pada tahun 1998. Operasi ini merupakan tindak lanjut dari adanya krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997, disertai kemarau kering serta bencana kebakaran hutan dan ledakan serangan hama belalang dan hama wereng coklat yang telah menyebabkan penurunan produksi pangan secara nyata. Penurunan ini dipicu kenaikan harga pupuk dan obat pemberantas hama yang cukup tinggi. Harga beras kemudian semakin meningkat naik sejak bulan Mei 1997 dan mencapai puncaknya sekitar Mei - Juni 1998. Penunjukan BULOG untuk melaksanakan program ini antara lain karena beberapa alasan seperti persiapan sarana perdagangan, sumber daya manusia, dan stok beras BULOG yang tersebar di seluruh Indonesia, dan mekanisme pembiayaan yang memungkinkan BULOG mendistribusikan terlebih dahulu berasnya, kemudian baru ditagihkan kepada pemerintah. Setiap tahunnya program OPK ini dievaluasi dan terus dilakukan penyempurnaan. Tahun 2002 program ini diganti menjadi program Raskin (beras miskin) (Munandar, 2013).

5 Tujuan program Raskin adalah mengurangi beban pengeluaran rumah tangga miskin melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras. Sasaran program Raskin tahun 2008 adalah berkurangnya beban pengeluaran 19.1 juta Rumah Tangga Miskin (RTM) berdasarkan data BPS, melalui pendistribusian beras bersubsidi sebanyak 10 Kg/RTM/bulan selama 10 bulan. Sasaran program Raskin tahun 2009 adalah data RTS yang dikirimkan oleh BPS dengan identitas jelas, yaitu kartu yang tertulis by name and by address dengan jatah 15 kg per KK selama 12 bulan (Diahloka dan Dewi, 2013). Pelaksanaannya di daerah Kabupaten Sukoharjo dan kaitannya dengan pelaksanaan program Raskin, sesuai data yang diberikan oleh Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Sukoharjo, total penerima raskin 2014 sebanyak 51.168 rumah tangga miskin (RTM). Jumla h penerima itu sama dengan yang diberikan pada 2013 lalu. Tabel 2 RTH Penerima Beras Miskin No Kecamatan di Sukoharjo Jumlah RTM Penerima Raskin 1 Weru 4.641 2 Bulu 2.485 3 Tawangsari 4.573 4 Sukoharjo 4.930 5 Nguter 3.909 6 Bendosari 3.181 7 Polokarto 6.020 8 Mojolaban 5.468 9 Grogol 5.672 10 Baki 4.420 11 Gatak 2.939 12 Kartasura 3.930 (Sumber: Sunan, Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Sukoharjo)

6 Hasil pengamatan awal menunjukkan bahwa dari 51.168 Rumah Tangga Miskin (RTM), hanya berhasil disalurkan Raskin sebanyak 32.895 RTM atau sebesar 64.29 %. Selain itu, dari kuota yang ditetap untuk setiap RTM yang seharusnya menerima 15 kg beras netto per bulan dengan harga Rp. 24. 500 per kg, ternyata setiap RTM hanya menerima 5 kg per bulan, karena pembagian beras dibagikan rata kepada masyarakat, tidak berpedoman pada kriteria keluarga miskin. Hasil pengamatan awal tersebut mengindikasikan bahwa pengelolaan program Beras untuk rumah tangga miskin (Raskin) belum seluruhnya efektif, terutama dilihat dari aspek jumlah kelompok miskin, volume beras dan harga, sehingga dapat dipastikan belum optimal memberikan kontribusi yang berati bagi peningkatan kesejahteraan hidup keluarga miskin, khususnya di kabupaten Sukoharjo. Guna meningkatkan pengelolaan program RASKIN diperlukan manajemen yang tepat. Manajemen sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengawasi usaha-usaha dari anggota organisasi dan sumber-sumber organisasi lainnya untuk mancapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen dalam penelitian ini difokuskan pada manajemen secara umum sesuai dengan fungsinya. Alasannya seperti yang diutarakan oleh Rayadi (2012: 116) bahwa sumber daya manusia merupakan elemen yang sangat penting dalam satu perusahaan. Kegagalan mengelola sumber daya manusia dapat mengakibatkan timbulnya gangguan dalam pencapaian tujuan dalam organisasi, baik dalam kinerja, profit, maupun kelangsungan hidup organisasi itu sendiri. Kondisi umum saat ini

7 menunjukkan bahwa organisasi masih lemah dalam beberapa hal, antara lain: manajemen yang tidak efisien, keterbatasan dana dan teknologi serta kualitas SDM yang belum memadai. Manajemen merupakan bagian tidak terpisahkan dari manajemen suatu organisasi. Kegunaan manajemen sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan kontribusi orang pada organisasi dalam cara-cara yang secara strategis, etis, dan sosial dapat dipertanggung jawabkan. Manajemen sumber daya manusia memberikan sumbangan secara langsung pada peningkatan produktivitas melalui penemuan cara-cara yang lebih efisien dan efektif untuk mencapai tujuan dan secara tidak langsung melalui peningkatan kualitas kerja karyawan. Khusus pada pegawai pemerintah tingkat kecamatan di Grogol Sukoharjo diharapkan dalam kinerjanya dapat optimal, sehingga program Raskin diharapkan dapat berlangsung optimal di semua wilayah penerima Raskin, termasuk di wilayah kecamatan di Grogol Sukoharjo. Berdasarkan data tersebut di atas peneliti tertarik mengambil judul Manajemen Program Pembagian Raskin Di Kecamatan Grogol Sukoharjo B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, perlu adanya rumusan masalah masalah, agar penelitian dapat fokus. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

8 Bagaimanakah manajemen program pembagian Beras Miskin (Raskin) di kelurahan Kwarasan Kecamatan Grogol Sukoharjo? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah, maka dalam penelitian ini mempunyai tujuan, yaitu untuk mengetahui manajemen program pembagian Beras Miskin (Raskin) di kelurahan Kwarasan Kecamatan Grogol Sukoharjo. D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi peneliti untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat selama mengikuti perkuliahan khususnya SDM yang berhubungan dengan kinerja aparatur pemerintah daerah dalam program pembagian Raskin. 2. Praktis a. Bagi aparat pemerintah tingkat kelurahan dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan bahan masukan, khususnya dalam pengelolaan manajemen program pembagian Raskin. b. Sebagai referensi bagi peneliti lainnya dalam melakukan penelitian yang relevan dengan penelitian sekarang.