BAB 3 OBJEK PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum BPJS Ketenagakerjaan Pekanbaru

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT. jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sebagai hak dan bukan dari belas kasihan orang lain. membantu yang berpenghasilan rendah.

BAB II PROFIL BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH. ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MEDAN. jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan perlindungan (protection), pemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran Umum Objek Penelitian

PEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan

PEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. jawab dan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam hal ini karyawan harus mampu dalam mengahadapi serta

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MEDAN. A. Sejarah BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. panjang, dimulai dari UU No. 33/1947 jo UU No. 2/1951 tentang kecelakaan

Pedoman Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) BPJS Ketenagakerjaan. Good Governance is Commitment and Integrity

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT WIJAYA KARYA BETON Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

PERBANDINGAN MEKANISME PERHITUNGAN SALDO AKHIR PROGRAM JAMINAN HARI TUA BPJS KETENAGAKERJAAN PERIODE

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN

PERAN KOMUNIKASI BPJS KEPADA PELAKU USAHA TENTANG JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN (Studi Pada Pelaku Usaha Di Wilayah Kelurahan Mapanget)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Profil

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/INSTANSI

Hubungan Kerja Direksi dan Dewan Pengawas. Good Governance is Commitment and Integrity

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk.

PT Gema Grahasarana Tbk Piagam Unit Pengawasan Internal Internal Audit Charter DITETAPKAN OLEH DISETUJUI OLEH

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pemerintah negara Republik Indonesia memiliki tanggung jawab dan

PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM

BOARD MANUAL. PT PG Rajawali II. Cirebon, 14 Oktober Bambang Adi Sukarelawan Komisaris. Zainal Muttaqin Rasyad Direktur Utama

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

TINJAUAN TENTANG BENTUK DAN PELAKSANAAN PELINDUNGAN ASURANSI BAGI PEKERJA PADA DINAS KEBAKARAN KOTA SURAKARTA

PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

KONSEP PENGAWASAN OJK TERHADAP BPJS Disampaikan dalam Workshop Penelitian Kebijakan Kesehatan dan Kebijakan Medik

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

PIAGAM AUDIT INTERNAL

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk.

PIAGAM KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE (COMMITTEE GOOD CORPORATE GOVERNANCE CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk BAGIAN I

BAB II PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA. D. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial

PT KEDAUNG INDAH CAN TBK

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (INDUSTRI)

Bab III OBJEK DAN DESAIN. jawab dan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah

NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seperti halnya berbagai Negara berkembang lainnya, mengembangkan program

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

BAB III OBJEK PENELITIAN. pada pemerintahan Hindia Belanda tahun1817. Nama perusahaan ini awalnya adalah NV

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KOMISARIS DAN DIREKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (Persero) NOMOR : II.0/Kpts/06/XI/2010 TENTANG

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

BAB II PROFIL PT. JAMSOSTEK (PERSERO) Penyelenggara program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Ruang Lingkup 2 BAB II KERANGKA UMUM PENYAJIAN 3 BAB III MATERI LAPORAN TAHUNAN 4

DAFTAR ISI BOARD MANUAL

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.04/2014 TENTANG KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk

PIAGAM DEWAN KOMISARIS dan DIREKSI

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

BOARD MANUAL PT PG Rajawali I

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI

Pedoman Good Corporate Governance PT Taspen (Persero)

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Komite Audit

Transkripsi:

27 BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dengan sistem penyelenggaraan yang semakin maju, program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja dan pengusaha saja, tetapi juga memberikan kontribusi penting bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi bangsa dan kesejahteraan masyarakat. Menyadari besar dan mulianya tanggung jawab tersebut, BPJS pun terus meningkatkan kompetensi di seluruh lini pelayanan sambil mengembangkan berbagai program dan manfaat yang langsung dapat dinikmati oleh pekerja dan keluarganya. 3.1.1. Sejarah Singkat Sejarah terbentuknya BPJS mengalami proses yang panjang, dimulai dari UU No.33/1947 jo UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952 jo PMP No.8/1956 tentang pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964 tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya UU No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja. Secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan. Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi kerja/pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP No.34/1977 tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK. Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995 ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan 27

28 Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang. Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-undang itu berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 tentang perubahan pasal 34 ayat 2, yang kini berbunyi: "Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan". Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatkan motivasi maupun produktivitas kerja. Kiprah Perusahaan yang mengedepankan kepentingan dan hak normatif Tenaga Kerja di Indonesia terus berlanjut. Sampai saat ini, PT Jamsostek (Persero) memberikan perlindungan 4 (empat) program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruhtenagakerjadankeluarganya. Tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Sesuai dengan amanat undang-undang, tanggal 1 Januri 2014 PT Jamsostek akan berubah menjadi Badan Hukum Publik. PT Jamsostek tetap dipercaya untuk menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja, yang meliputi JKK, JKM, JHT dengan penambahan Jaminan Pensiun mulai 1 Juli 2015. Menyadari besar dan mulianya tanggung jawab tersebut, Jamsostek pun terus meningkatkan kompetensi di seluruh lini pelayanan sambil mengembangkan berbagai program dan manfaat yang langsung dapat dinikmati oleh pekerja dan keluarganya. 3.1.2. Bidang Usaha BPJS merupakan badan usaha milik negara yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat. Sesuai

29 dengan kondisi kemampuan keuangan Negara. Indonesia seperti halnya negara berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor formal. 3.1.3 Visi dan Misi Visi Perusahaan: Menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) berkelas dunia, terpercaya, bersahabat, dan unggul dalam operasional dan pelayanan. Misi Perusahaan: Sebagai badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang memenuhi perlindungan dasar bagi tenaga kerja serta menjadi mitra terpercaya bagi: Tenaga kerja: memberikan perlindungan yang layak bagi tenaga kerja dan keluarga. Pengusaha: menjadi mitra terpercaya untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dan meningkatkan produktivitas. Negara: berperan serta dalam pembangunan. 3.1.4 Nilai-Nilai Perusahaan Iman: Taqwa, berfikir positif, tanggung jawab, pelayanan tulus ikhlas. Professional: Berprestasi, bermental unggul, proaktif, dan bersikap positif terhadap perubahan dan pembaharuan. Teladan: Berpandangan jauh kedepan, penghargaan dan pembimbingan (reward & encouragement), pemberdayaan. Integritas: Berani, komitmen, keterbukaan. Kerjasama: Kebersamaan, menghargai pendapat, menghargai orang lain. 3.1.5 Etika Kerja Profesional Teamwork: Memiliki kemampuan dalam membangun kerjasama dengan orang lain atau dengan kelompok untuk mencapai tujuan perusahaan.

30 Open mind: Memiliki kemampuan untuk membuka pikiran dan menerima gagasan-gagasan yang lebih baik. Passion: Bersemangat dan antusias dalam melaksanakan pekerjaan. Action: Segera melaksanakan rencana/pekerjaan/tugas yang telah disepakati dan ditetapkan bersama. Sense: Rasa memiliki, kepedulian, ikut bertanggung jawab dan memiliki inisiatif yang tinggi untuk memecahkan masalah perusahaan. 3.1.6. Program Program sebagai berikut: BPJS sebagai perusahaan jaminan sosial, memiliki beberapa program 1. JHT (Jaminan Hari Tua) yaitu program jaminan hari tua ditujukan sebagai pengganti terputusnya penghasilan tenaga kerja karena meninggal, cacat, atau hari tua dan diselenggarakan dengan sistem tabungan hari tua. Program Jaminan Hari Tua memberikan kepastian penerimaan penghasilan yang dibayarkan pada saat tenaga kerja mencapai usia 55 tahun atau telah memenuhi persyaratan tertentu. 2. JPK (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan) yaitu salah satu program Jamsostek yang membantu tenaga kerja dan keluarganya mengatasi masalah kesehatan. Mulai dari pencegahan, pelayanan di klinik kesehatan, rumah sakit, kebutuhan alat bantu peningkatan fungsi organ tubuh, dan pengobatan, secara efektif dan efisien. 3. JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja) yaitu memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat dimulai berangkat bekerja sampai tiba kembali dirumah. 4. JKM (Jaminan Kematian) yaitu jaminan yang diperuntukkan bagi ahli waris dari peserta program Jamsostek yang meninggal bukan karena kecelakaan kerja. Jaminan Kematian diperlukan sebagai upaya

31 meringankan beban keluarga dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa uang. 5. TK - LHK (Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja) yaitu jaminan yang diberikan kepada orang yang berusaha sendiri yang pada umumnya bekerja pada usaha-usaha ekonomi informal. 6. Jaminan Sektor Konstruksi yaitu program jaminan sosial bagi tenaga kerja harian lepas, borongan dan perjanjian kerja waktu tertentu. 3.1.7. Struktur Organisasi Struktur Organisasi BPJS sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Direksi Nomor: KEP/111/032013 tentang Struktur Organisasi, adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan

32 3.2. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk: Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) memiliki wewenang antara lain Mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi berdasarkan kebijakan/pedoman yang ditetapkan oleh pemegang saham. Memberikan pengsehan/keputusan yang diperlukan untuk menjaga kepentingan usaha perusahaan dalam jangka panjang dan jangka pendek sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan/atau anggaran dasar. Memberikan persetujuan laporan tahunan termasuk pengesahan laporan keuangan serta pengawasan tugas Dewan Komisaris sesuai peraturan perundang-undangan dan atau anggaran dasar. Menetapkan target dan menilai kinerja Direksi dan Dewan Komisaris. Menetapkan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi. Menetapkan auditor eksternal. Menyetujui atau menolak RJPP dan RKAP. Mengurangi pembatasan tindakan Direksi yang diatur dalam anggaran dasar. Mengambil keputusan melaui proses yang terbuka dan adil serta dapat dipertanggungjawabkan. Melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. 3.2.1 Dewan Komisaris Komisaris utama : Bambang Subianto Komisaris : Prijono Tjiptoherijanto Komisaris : Herry Purnomo Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai perseroan maupun usaha perseroan yang dilakukan Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi termasuk

33 pengawasan terhadap pelaksanaan RJPP, RKAP, ketentuan Anggaran Dasar, keputusan RUPS serta peraturan perundang-undangan. Fungsi: Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris harus mematuhi ketentuan perundang-undangan dan/atau anggaran dasar. Dewan Komisaris bertanggung jawab dan berwenang melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai perusahaan maupun usaha perusahaan dan memberikan nasihat kepada Direksi. Pengawasan dan pemberian nasihat dilakukan untuk kepentingan perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan, dan tidak dimaksudkan untuk kepentingan pihak atau golongan tertentu. Dewan Komisaris membuat pembagian tugas yang diatur oleh mereka sendiri. Dewan Komisaris wajib meyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan. Dewan Komisaris wajib menyampaikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dewan Komisaris harus memantau dan memastikan bahwa good corporate governance (GCG) telah diterapkan secara efektif dan berkelanjutan. Dewan Komisaris harus memastikan bahwa dalam laporan tahunan perusahaan telah memuat informasi sesuai dengan ketentuan. Dewan Komisaris wajib melaporkan kepada perusahaan mengenai kepemilikan saham dan/atau keluarganya pada perusahaan dan perusahaan lain termasuk setiap perubahannya. 3.2.2 Direktur Utama Merancang kebijakan umum pengelolaan perusahaan sesuai visi, misi dan tujuan perusahaan.

34 Mengarahkan, mengembangkan, dan menetapkan strategi pengelolaam perusahaan secara menyeluruh. Mengendalikan dan mengevaluasi seluruh kegiatan perusahaan serta melakukan koordinasi dan konsolidasi dalam pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja. Mengoordinasikan pelaksanaan tugas para direktur. Merencanakan dan menentukan kebijakan komunikasi, pengawasan intern, kesekretariatan perusahaan, kepatuhan dan hukum, serta transformation office. Mengarahkan, mengoordinasikan, dan mengendalikan pelaksanaan strategi kesekretariatan, pengawasan intern, komunikasi perusahaan, kepatuhan dan hukum, serta transformation office. 3.2.3 Direktur keuangan Merencanakan dan menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan keuangan serta pelaporan keuangan. Mengarahkan dan mengoordinasikan pelaksanaan strategi perusahaan bidang keuangan. Mengarahkan dan mengendalikan anggaran perusahaan yang efektif dan efisien. Mengendalikan tercapainya kebijakan keuangan. 3.2.4 Direktur Investasi Merencanakan dan menetapkan kebijakan portofolio dan strategi pengelolaan dana dalam bentuk investasi. Mengarahkan dan mengendalikan pelaksanaan strategi perusahaan penempatan dana. Mengendalikan diversifikasi penempatan dana sehingga memberikan hasil yang optimal dengan memperhatikan keamanan dana.

35 Mengoordinasikan pelaksanaan evaluasi dan pengukuran kinerja portofolio investasi. Mengoordinasikan pengelolaan aset dalam pengawasan khusus. Memantau proses analisa dan pengelolaan risiko investasi. 3.2.5 Direktur Perencanaan, Pengembangan, dan Informasi Merencanakan dan menetapkan kebijakan perencanaan strategis dan pengembangan teknologi informasi perusahaan. Mengendalikan pengelolaan operasional teknologi informasi. Merencanakan, mengoordinasikan penyusunan rencana strategis perusahaan jangka panjang dan jangka pendek. Mengendalikan evaluasi dan monitoring implementasi rencana strategis perusahaan dan melakukan penilaian kinerja korporat. Mengarahkan pemantauan dan kajian atas proses bisnis dan sistem manajemen perusahaan. Mengendalikan pengelolaan knowledge management dan kemitraan strategis di industri penyelenggara jaminan sosial. Mengarahkan dan mengoordinasikan pengelolaan risiko perusahaan. Mengendalikan tercapainya kebijakan perencanaan dan pengembangan teknologi informasi perusahaan yang telah ditetapkan. 3.2.6 Direktur Umum dan Sumber Daya Manusia Merencanakan, menetapkan, dan mengendalikan kebijakan dibidang sumber daya manusia, pengelolaan dan pengembangan kompetensi, pengadaan serta pengelolaan aset dan layanan umum. Mengarahkan dan mengoordinasikan pelaksanaan strategi perusahaan dibidang sumber daya manusia, pengelolaan dan pengembangan kompetensi, pengadaan serta pengelolaan aset dan layanan umum.

36 Mengendalikan terlaksananya kebijakan sumber daya manusia, pengelolaan dan pengembangan kompetensi, pengadaan serta pengelolaan aset dan layanan umum yang telah ditetapkan. 3.2.7 Direktur Pelayanan Merencanakan dan menetapkan kebijakan layanan. Merencanakan dan menetapkan kebijakan pengembangan manfaat program. Mengarahkan dan mengoordinasikan pelaksanaan strategi bidang pelayanan dan pengelolaan manfaat program. Mengendalikan tercapainya kebijakan pelayanan dan pengelolaan manfaat program yang telah ditetapkan. 3.2.8 Direktur Kepesertaan Merencanakan dan menetapkan kebijakan pengembangan dan pengelolaan kepesertaan. Mengarahkan dan mengoordinasikan pelaksanaan strategi bidang kepesertaan. Mengendalikan tercapainya kebijakan kepesertaan yang telah ditetapkan. 3.2.9 Biro Keuangan Biro keuangan merupakan biro yang memilki fungsi dalam bidang keuangan PT. JMS (Persero). Semua transaksi keuangan pasti melalui biro ini sebelum dicatat di biro akuntansi. Proses masuk dan keluar uang harus berdasarkan persetujuan biro keuangan. Sebagai contoh transaksi yang ditemui oleh peneliti yaitu proses pencairan dana dari biro sekretariat untuk dana sponsorship. Proses pertama yang dilakukan biro sekretariat adalah membuat memo pencairan yang ditujukan kepada biro keuangan. Setelah memo diterima, memo itu terlebih

37 dahulu diperiksa oleh bagian pajak. Bagian pajak akan memeriksa apakah ada unsur pajak atau tidak dalam transaksi ini. Setelah mendapat verifikasi dari bagian pajak, memo tersebut diberikan kepada bagian kas dan bank. Setelah mendapat verifikasi dari bagian kas dan bank, tahap terakhir yaitu verifikasi dari kepala biro keuangan. 3.3. Pelaksanaan Manajemen Audit untuk Fungsi Personalia Dalam melakukan Manajemen audit, Satuan Pengawas Intern (SPI) memiliki suatu kerangka tugas yang dapat dijadikan pedoman dalam bekerja. Suatu kerangka yang diiringi dengan suatu program audit yang terperinci dapat memberikan dasar kerja bagi SPI. Untuk melakukan Manajemen audit, SPI menjalankan 4 tahap berikut, yaitu : 1. Survei pendahuluan Dalam tahap ini, SPI berupaya mendapatkan informasi umum mengenai fungsi personalia, seperti semua aspek kegiatan, program atau sistem yang ada pada fungsi personalia. Survei pendahuluan juga dilakukan sebagai sarana bagi SPI dalam memahami tujuan, proses, resiko dan control yang terkait dengan fungsi personalia. 2. Penelaahan dan pengujian atas sistem pengendalian manajemen SPI memahami bagaimana kegiatan atau program yang dikendalikan, apa tujuannya dan bagaimana penetapan wewenang dengan cara mengidentifikasi ada tidak nya kelemahan pada pengawasan yang disebabkan karena tidak ditaatinya prosedur pengendalian yang telah ditetapkan. 3. Pengujian terinci Pada tahap ini SPI mengumpulkan dan menganalisis informasi yang perlu untuk mempertimbangkan, mendukung dan menyajikan secara tepat temuan dalam audit, termasuk kesimpulan dan rekomendasi yang akan diberikan. SPI juga harus dapat memastikan bahwa informasi tersebut valid, dapat dipercaya, memadai dan relevan.

38 4. Pengembangan laporan Dalam tahap ini, SPI membuat laporan audit secara menyeluruh sebagai kesimpulan atas pemeriksaan yang dilakukan. Dari laporan yang dibuat ini, SPI akan menemukan kekuatan dan kelemahan Biro SDM dan jika dirasa perlu SPI kemudian akan memberikan saran perbaikan.