III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan di halaman

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Tanaman Industri dan Penyegar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Jurusan Agroteknologi, Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan mulai

III. METODE PENELITIAN. Penelitan ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan dan Penyakit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan Kebun

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Fakultas Matematika dan Ilmu

III. BAHAN DAN METODE. Pengambilan sampel buah kopi penelitian dilakukan pada perkebunan kopi rakyat

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAB III METODE PERCOBAAN. Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu perlakuan jenis

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Sampel tanah diambil dari daerah di sekitar risosfer tanaman nanas di PT. Great

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Penelitian

BAHAN DAN METODE. Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tumbuhan, Bidang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

BAB III METODE PENELITIAN

I. METODE PENELITIAN. Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Juni 2011 sampai Januari 2012.

III. METODE PENELITIAN. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan. Pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Oktober 2014 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2014.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Nazir (1999: 74), penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan

METODE PENELITIAN. Kehutanan dan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Program Studi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen karena dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan dari 2 Juni dan 20 Juni 2014, di Balai Laboraturium

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian Laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandar Lampung Surel: ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

Keterangan : Yijk = H + tti + Pj + (ap)ij + Sijk. Sijk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAHAN DAN METODE. Pengambilan sampel tanaman nanas dilakukan di lahan perkebunan PT. Great

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun PT NTF (Nusantara Tropical Farm) Way

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan ini bersifat eksperimental karena pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

Lampiran 1. Lokasi pengambilan sampel tanah diperakaran Cabai merah (Capsicum annum) di Desa Kebanggan, Sumbang, Banyumas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kentang varietas Granola Kembang yang diambil dari Desa Sumberbrantas,

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture

No Nama Alat Merk/Tipe Kegunaan Tempat 1. Beaker glass Pyrex Tempat membuat media PDA

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE A.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

II. METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyediaan Isolat Fusarium sp. dan Bakteri Aktivator

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

Koloni bakteri endofit

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

II. METODE PENELITIAN

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

Transkripsi:

III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Lampung (UNILA) sebagai tempat ekstraksi fungisida nabati, perlakuan dan pengamatan C. capsici. Penelitian ini dimulai pada bulan April 2015 sampai dengan Juli 2015. 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain alkohol 70 %, aquades, arang aktif, biakan jamur C. capsici, daun mengkudu, daun mimba, klorok 1%, media PSA (Potato Succrose Agar), dan spritus. Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain alumunium foil, autoklaf, ayakan, blender, bor gabus (5 mm), bunsen, cawan petri, cutter, drigalsky glass, gelas ukur, gunting, haemocytometer, jarum ose, kaca preparat, kaca penutup preparat, kain sifon, karet gelang, labu erlenmeyer, Laminar Air Flow (LAF), lem paralon, mikropipet, mikroskop majemuk, mistar, nampan plastik, alat fraksinasi sederhana, pinset, plastik tahan panas, plastik wrap, rotamixer timbangan dan tisu.

19 3.3 Metode Penelitian Metode penelitian ini merupakan percobaan faktorial 2x5 dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Tersarang. Konsentrasi ekstrak tersarang pada jenis tanaman uji. Ekstrak tanaman uji (R) terdiri dari: ekstrak daun mengkudu (r 1 ) dan ekstrak mimba (r 2 ). Konsentrasi (F) terdiri dari: 0 ppm (f 0 ), 500 ppm (f 1 ), 1.000 ppm (f 2 ), 1.500 ppm (f 3 ), dan 2.000 ppm (f 4 ). Setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali sehingga diperoleh 50 satuan percobaan. Perlakuan tersebut adalah sebagai berikut: f 0 r 1 f 0 : ekstrak daun mengkudu 0 ppm f 1 r 1 f 1 : ekstrak daun mengkudu 500 ppm r 1 f 2 r 1 f 2 : ekstrak daun mengkudu 1.000 ppm f 3 r 1 f 3 : ekstrak daun mengkudu 1.500 ppm f 4 r 1 f 4 : ekstrak daun mengkudu 2.000 ppm f 0 r 2 f 0 : ekstrak daun mimba 0 ppm f 1 r 2 f 1 : ekstrak daun mimba 500 ppm r 2 f 2 r 2 f 2 : ekstrak daun mimba 1.000 ppm f 3 r 2 f 3 : ekstrak daun mimba 1.500 ppm f 4 r 2 f 4 : ekstrak daun mimba 2.000 ppm Data pengamatan dianalisis ragam dan jika perlakuan menunjukkan pengaruh yang nyata maka dilanjutkan dengan perbandingan polinomial ortogonal pada taraf 1%. 3.4 Pelaksanaan Penelitian 3.4.1. Pembuatan Ekstrak Daun Mengkudu (Morinda citrifolia L.) dan Ekstrak Daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss.) Pembuatan ekstrak daun mengkudu dan mimba dilakukan menggunakan alat fraksinasi sederhana (Gambar 3). Alat fraksinasi sederhana terdiri dari paralon

20 dengan tiga ukuran diameter yang berbeda. Pada tingkat pertama menggunakan paralon dengan diameter 4 inci, 2 inci, dan 1 inci (1 inci = 2,54 cm). Diantara bagian sambungan pertama dan kedua diletakkan kain sifon yang berfungsi sebagai penyaring. Kemudian pada bagian sambungan pertama diisi dengan arang aktif halus dengan ketebalan ± 5 cm dari permukaan kain sifon. Arang aktif berfungsi sebagai penyaring (filter) dan sebagai adsorbsi. a b c d e f Gambar 3. Alat fraksinasi. (a) paralon 4 inci, (b) arang aktif ± 5 cm, (c) kain kasa, (d) paralon 2 inci, (e) Penyambung, dan (f) paralon 1 inci. Daun yang digunakan untuk pembuatan ekstrak daun mengkudu dan daun mimba adalah daun yang segar. Daun mengkudu yang digunakan sebanyak 200 g dicuci dengan air bersih. Daun dipotong-potong dan diblender sampai halus dengan air 1000 ml kemudian dimasukkan kedalam alat fraksinasi. Proses fraksinasi yang dilakukan untuk daun mengkudu menggunakan pelarut air, hasil ekstraksi ditampung dalam nampan. Ekstrak dari daun mengkudu dikeringanginkan selama (±14 hari) kemudian dikeruk, dimasukkan ke dalam cawan petri, dan ditimbang untuk disimpan sebelum menyiapkan media uji. Proses fraksinasi ekstrak daun

21 mimba dilakukan dengan cara yang sama seperti pembuatan fraksi ekstrak daun mengkudu. 3.4.2 Penyiapan Media PSA (Potato Sucrose Agar) dan Media Uji Media perbanyakan isolat C. capsici, uji penghambatan pertumbuhan dan perkembangan C. capsici yang digunakan adalah PSA (Potato Sucrose Agar). PSA sebanyak 1 liter dibuat dengan 200 g kentang dipotong kecil-kecil dan direbus didalam 1 liter air. Air rebusan kentang dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer yang sebelumnya telah diberi 20 g sukrosa dan 20 g agar. Selanjutnya media disterilisasi ke dalam autoklaf pada suhu 121 o C dengan tekanan 1 atm selama ± 20 menit. Media yang telah steril kemudian dibagi ke dalam 10 labu erlenmeyer berukuran 100 ml. Labu erlenmeyer dengan perlakuan 0 ppm (kontrol) tidak ditambahkan ekstrak tanaman uji. Labu erlenmeyer kedua ditambahkan ekstrak tanaman uji dengan konsentrasi 500 ppm (0,05 g ekstrak tanaman uji/100 ml media), labu erlenmeyer ketiga ditambahkan ekstrak tanaman uji dengan konsentrasi 1.000 ppm (0,1 g ekstrak tanaman uji/100 ml media), labu erlenmeyer keempat ditambahkan ekstrak tanaman uji dengan konsentrasi 1.500 ppm (0,15 g ekstrak tanaman uji/100 ml media), dan labu erlenmeyer kelima ditambahkan ekstrak tanaman uji dengan konsentrasi 2.000 ppm (0,2 g ekstrak tanaman uji/100 ml media) dari masing-masing ekstrak tanaman uji. Pencampuran ekstrak tanaman uji ke dalam media PSA ketika media dalam keadaan cukup panas dan cair. Media ini merupakan media yang digunakan untuk pengujian penghambatan pertumbuhan C.capsici.

22 3.4.3 Penyiapan Isolat C. capsici Penyiapan isolat C.capsici dimulai dengan mengumpulkan buah cabai yang diduga terserang penyakit antraknosa. Bagian permukaan daerah buah cabai yang bergejala antraknosa diambil sporanya kemudian diletakkan pada kaca preparat untuk diamati di bawah mikroskop. Tujuannya untuk memastikan penyebab penyakit antraknosa pada buah cabai tersebut disebabkan oleh jamur C. capsici. Setelah terbukti penyebabnya adalah C. capsici, bagian buah cabai yang bergejala tersebut dipotong kecil antara bagian yang sehat dan yang bergejala dengan ukuran ± 5 mm. Potongan tersebut dicuci ke dalam air steril, didesinfeksi dalam larutan klorok 1 % selama 30 detik, lalu bilas dengan air steril dan dikeringanginkan di atas tisu. Kemudian potongan tersebut diinokulasi dalam media PSA dan diinkubasikan dengan suhu ruang selama 7 hari. Jamur yang tumbuh kemudian dimurnikan dan diidentifikasi lagi untuk memastikan bahwa jamur yang dimurnikan benar C. capsici. Identifikasi mengacu pada literatur yang disusun Barnet dan Hunter (1972) dan Semangun (2004). 3.4.4 Uji Penghambatan Pertumbuhan C. capsici Uji penghambatan pertumbuhan C. capsici yang digunakan dalam percobaan ini adalah teknik makanan beracun ( Poisoned Food Technique ). Pengujian dilakukan dengan menginokulasikan jamur C. capsici dalam media yang telah dicampur dengan ekstrak tanaman uji. Isolat C. capsici diambil dengan menggunakan bor gabus yang berdiameter ± 5 mm. Potongan biakan murni C.

23 capsici diletakkan pada bagian tengah cawan pada media PSA yang telah dicampur dengan ekstrak tanaman uji. Hasil inokulasi C. capsici pada media kemudian diinkubasikan pada suhu kamar selama 15 hari. 3.5 Pengamatan 3.5.1 Pengukuran Diameter Koloni Pengamatan diameter koloni jamur dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan vegetatif jamur. Nilai diameter koloni jamur adalah nilai rata-rata pengukuran diameter dari empat arah yang berbeda (Gambar 4). Pengukuran dilakukan pada hari ke 2 sampai dengan ke-15 hari setelah inokulasi. Gambar 4. Ilustrasi pengukuran diameter koloni jamur C. capsici. 3.5.2 Kerapatan Spora Kerapatan spora dihitung dengan menggunakan alat haemocytometer. Jumlah spora dihitung dengan cara mengambil miselium jamur yang tumbuh di setiap cawan petri kemudian menambahkan 10 ml air steril pada cawan petri kemudian miselium C. capsici dikeruk dengan drigalski. Setelah semua miselium C. capsici terlepas, semua miselium dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan di rotamixer sampai homogen. Selanjutnya mengambil suspensi sebanyak 1 ml kemudian

24 diteteskan pada haemocytometer dan ditutup dengan kaca obyek, sehingga suspensi mengalir ke bawah kaca obyek mengisi ruang hitung. Laju jumlah spora dihitung dalam lima sampel kotak sedang dibawah mikroskop dan dihitung rataratanya. Kerapatan spora per ml dihitung dengan rumus menurut Syahnen dkk. (2014): S = R x K x F Keterangan S = Jumlah spora R = Jumlah rata-rata spora pada 5 bidang pandang haemocytometer K = Konstanta koefisien alat (0,25 x 10 6 ) F = Faktor pengenceran yang dilakukan Perhitungan jumlah spora dilakukan sebanyak lima kali ulangan pada setiap perlakuan.