PEMILIHAN SUPPLIER YANG TEPAT DI UKM KERAJINAN BAMBU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA SELEKSI SUPPLIER GUNA MENINGKATKAN DAYA SAING UKM KERAJINAN BAMBU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

BAB 2 LANDASAN TEORI

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Kuliah 11. Metode Analytical Hierarchy Process. Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi. Sofian Effendi dan Marlan Hutahaean 30/05/2016

PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

EVALUASI KINERJA PEMASOK BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (F-AHP) (Studi Kasus : PTPN XIII)

IMPLEMENTASI KOMBINASI METODE AHP DAN SAW DALAM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KREDIT PERUMAHAN RAKYAT ABSTRAK

Analisis Pemilihan Supplier Yang Tepat Untuk Produk Gigi Palsu (Studi Kasus Di CV. Brother Dent)

MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto. Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, terdiri atas kata oikos dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

2.3.1 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Penetapan Kriteria dan Sub Kriteria Pemilihan Pemasok Analytic Hierarchy Process

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODE PENELITIAN

KOMBINASI METODE AHP DAN TOPSIS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli

PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK PENENTUAN NILAI EKONOMI LAHAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT SANSAN SAUDARATEX JAYA

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Pemilihan Supplier Batu Split ke Perusahaan PT. XYZ Dengan Pendekatan Metode AHP

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN NASABAH KARTU KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE FUZZY ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

TUGAS AKHIR PENENTUAN KRITERIA EVALUASI DAN PEMERINGKATAN SUPPLIER PADA PT. XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG

ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah CV. Bagiyat Mitra Perkasa. Lokasi

Penerapan Analytic Hierarchy Process dan Goal Programming untuk Pengalokasian Pemesanan Bahan Baku Kertas Daur Ulang

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHICAL PROCESS (AHP) UNTUK PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PEMILIHAN APLIKASI BERITA BERBASIS MOBILE MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)

Penerapan Metode Multi Attribute Decision Making) MADM- (Weighted Product) WP dalam Pemilihan Supplier di PT. XYZ

TUGAS AKHIR. Evaluasi Supplier Menggunakan Metoda Analytical Hierarchy Process Pada PT. Pertamina Drilling Service Indonesia

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN LOKASI PEMBANGUNAN SARANG WALET MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

P11 AHP. A. Sidiq P.

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE FUZZY ANP DAN TOPSIS

PEDEKATAN MODEL FUZZY TIME SERIES DENGAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS UNTUK PERAMALAN MAHASISWA BERPRESTASI

Pertemuan 5. Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP).

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2015

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

SKRIPSI. Disusun Oleh : DONNY BINCAR PARULIAN ARUAN NPM :

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

BAB II LANDASAN TEORI. negara, atau instansi. Sedangkan transportasi adalah pengangkutan atau

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

ANALISIS PEMILIHAN PEMASOK BAHAN BAKU TEPUNG AGAR-AGAR PADA PT JAYA FOOD INDONESIA MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANP DAN FUZZY TOPSIS

III. METODE PENELITIAN

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

USULAN PROSES PEMILIHAN PEMASOK DI TOKO BESI NUSANTARA SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah Pamella Swalayan 1. Jl. Kusumanegara

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

AHP (Analytical Hierarchy Process)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

Ususlan Pemilihan Supplier Bahan Baku PVC Ballon di CV MD Sport Dengan Metode Analytical Network Process

BAB 2 LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL...xii. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan

ABSTRAKSI Kata Kunci: Kinerja Vendor , Analytical Hierarchy Process , QCDFR.

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY TOPSIS (Studi Kasus UD PRAKTIS)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. barang yang dijual. Beberapa perusahaan dihadapkan pada beberapa alternatif

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP)

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 3 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

INTEGRASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN GOAL PROGRAMMING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN ALTERNATIF PEMASOK DI PT. XYZ INDONESIA POWER

PENDEKATAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PENENTUAN URUTAN PENGERJAAN PESANAN PELANGGAN (STUDI KASUS: PT TEMBAGA MULIA SEMANAN)

Seleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Pugh Gabriel Sianturi

Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA

Transkripsi:

PEMILIHAN SUPPLIER YANG TEPAT DI UKM KERAJINAN BAMBU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Marni Astuti 1, Riani Nurdin 2 Program Studi Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto 1 STTA_Marni@yahoo.co.id Program Studi Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto 2 Abstrak Lingkungan persaingan industri saat ini, menuntut perusahaan mampu menghasilkan produk berkualitas dengan harga yang bersaing. Produk berkualitas adalah produk yang dapat memuaskan konsumen. Sistem supply bahan baku dan pemilihan supplier merupaakan salah satu faktor untuk memuaskan konsumen. UKM yang berada di daerah Cebongan, Sleman merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam pengolahan bambu. Agar mampu memproduksi suatu produk yang sesuai dengan keinginan konsumen, UKM ingin melakukan perbaikan terhadap salah satu proses bisnis yang selama ini berjalan di perusahaan, yaitu di bagian pembelian bahan baku. Dimana hal ini berkaitan dengan proses pemilihan supplier untuk pengadaan bahan baku ataupun penunjang dalam proses produksi. Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah penyebaran kuesioner pertama untuk menentukan kriteriakriteria dalam pemilihan supplier. Penyebaran kuesioner kedua berupa perbandingan berpasangan untuk menentukan bobot dari masing-masing kriteria, menentukan tingkat konsistensi dan menentukan prioritas alternatif. Pada kriteria utama bobot prioritas tertinggi adalah kriteria Kualitas dengan nilai 0,465, nilai bobot tertinggi sub kriteria kualitas adalah 0,349 pada sub kriteria bentuk bambu dan alternatif Supplier tertinggi adalah Supplier A (Magelang) dengan nilai 0,501 Kata Kunci : Pemilihan supplier, Kriteria, Bobot 1. Pendahuluan Lingkungan persaingan industri saat ini, menuntut perusahaan mampu menghasilkan produk berkualitas dengan harga yang bersaing. Produk berkualitas adalah produk yang dapat memuaskan konsumen. Produk berkualitas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti lancarnya proses produksi, peningkatan kualitas produk, spesifikasi bahan baku, dan lain-lain. Proses produksi juga sangat dipengaruhi oleh kualitas bahan baku sebagai salah satu input dari faktor-faktor produksi. Hal ini merupakan suatu proses yang bersifat dinamik, dalam arti, harus selalu diupayakan secara terus-menerus dan berkesinambungan. UKM Cebongan, merupakan salah satu industri masyarakat yang bergerak dalam pengolahan bambu, agar mampu memproduksi suatu produk yang sesuai dengan keinginan konsumen, UKM Karya Manunggal ingin melakukan perbaikan terhadap salah satu proses bisnis yang selama ini berjalan di perusahaan, yaitu di bagian pembelian bahan baku. Dimana hal ini berkaitan dengan proses pemilihan supplier untuk pengadaan bahan baku ataupun penunjang dalam proses produksi. Koordinasi dengan supplier perlu ditingkatkan dengan membenahi kesepakatan kerja sama sehingga akan menurunkan biaya order dan meningkatkan jumlah barang yang akan diorder (Yuliawati, Hermanto, 2014) Masalah utama yang telah dialami perusahaan tersebut adalah keterlambatan pengiriman bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi sehingga mengakibatkan proses produksi menjadi terhambat. Hambatan ini dapat mengakibatkan penurunan daya saing UKM bambu dalam kualitas pelayanan kepada konsumen. Lebih jauh lagi, hambatan ini dapat mengakibatkan konsumen dapat beralih ke produk lain yang lebih tepat waktu seperti produk-produk output dari pabrikan. Mengevaluasi dan memilih supplier dapat memberikan nilai efisiensi terbaik dengan kriteria yang diinginkan perusahaan untuk mengurangi lamanya waktu pengiriman, Miftakhul Jannah, dkk (2011). Kriteria-kriteria penilaian terhadap supplier perlu ditentukan UKM untuk menyelesaikan permasalahan keterlambatan bahan baku. Sartin (2008), kriteria pemilihan supplier berdasarkan kualitas, biaya, pengiriman, fleksibilitas dan respon. Hal tersebut terjadi dikarenakan supplier bahan baku tersebut, terkadang harus mengirimkan bahan baku ke tempat atau perusahaan yang lain terlebih dahulu. Hal ini juga terjadi karena secara internal, UKM belum memiliki standar yang 953

baku tentang pembelian bahan baku. Pasokan bambu tidak hanya berasal dari seputaran Jogja tetapi juga berasal dari Klaten, Wonogiri, dan Magelang. Daerah-daerah pasokan bambu yang jauh dari Yogyakarta, juga berpotensi menimbulkan keterlambatan pengiriman. Sampai saat ini jenis mebel yang paling disukai konsumen adalah jenis mebel yang berasal dari bambu wulung (bambu hitam). Minat pada jenis mebel berbahan baku bambu wulung ada sekitar 70 prosen. Sedangkan yang 30% adalah pada bambu tutul, petung, dan apus. Keanekaragaman jenis bambu ini juga dapat dijadikan sebagai faktor keunggulan daya saing UKM. 2. Metode Agar penelitian terarah dan teratur sesuai dengan tujuan yang akan dicapai maka penelitian ini dilaksanakan dengan langkah-langkah penelitian mulai dari tahap pendahuluan berupa studi pendahuluan sampai dengan tahap kesimpulan. Metode yang digunakan dalam pengumpulan dan analisa data merupakan terapan dari metode kualitatif dan kuantitatif (mixed-method). 2.1 Metode Pengumpulan Data Di dalam melakukan pengumpulan data terbagi menjadi beberapa tahap, sebagai berikut : A. Kajian Terdahulu Tahap ini merupakan awal kegiatan penelitian. Survei objek UKM kerajinan, diawali dengan mengamati lokasi UKM, proses produksi, dan sistem manajemen. Pada tahap ini juga, pengamatan dan pengumpulan informasi awal berkaitan dengan karakteristik objek dilakukan di Badan Pusat Statistik dan Disperindagkop. Kajian juga dilakukan untuk mempelajari teori dan metode yang berkaitan dengan Supply Chain Management dan Pemilihan Supplier. B. Studi Pendahuluan Studi pendahuluan dilakukan dengan mendalami objek UKM melalui wawancara lebih fokus pada pelaksanaan pembelian bahan baku. Informasi pada tahap ini akan digunakan untuk merancang kuesioner pendahuluan dalam rangka menjaring kriteria-kriteria pengambilan keputusan. Pada tahap ini juga mempelajari penelitian-penelitian terdahulu berkaitan dengan objek dan metode penelitian. C. Perancangan Kuesioner Pertama Pada tahap ini kuesioner awal dirancang untuk memperoleh informasi yang berguna pada perancangan kuesioner kedua. Item pertanyaan disusun untuk mendapatkan kriteria-kriteria pengambilan keputusan dalam pemilihan supplier. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan mengambil 3 UKM yang berada di daerah Cebongan, Sleman. D. Penyusunan Hirarki Kriteria-kriteria keputusan dalam memilih supplier digunakan 4 kriteria utama yaitu : 1. Kualitas. Kriteria kualitas meliputi 3 sub kriteria, yaitu jenis bambu (K1), bentuk bambu (K2) dan ukuran bambu (K3) 2. Biaya. Kriteria biaya meliputi 2 sub kriteria, yaitu harga (B1) dan sistem pembayaran (B2) 3. Delivery. Kriteria Pengiriman (Delivery) meliputi 3 sub kriteria yaitu kuantitas pengiriman (KR1), waktu pengiriman (KR2) dan kontinuitas pengiriman (KR3) 4. Respon. Kriteria respon meliputi 2 sub kriteria yaitu merespon permintaan perubahan bahan baku (R1) dan merespon permintaan perubahan jadwal pengiriman (R2). Alternatif supplier yang menjadi pemasok bahan baku bambu UKM dari daerah Magelang (A), Purworejo (B) dan Kulon Progo (C). E. Perancangan Kuesioner Kedua Hasil penyebaran kuesioner pertama, dirancang dalam sistem pengambilan keputusan berhirarki, sehingga memudahkan pemahaman tentang kriteria-kriteria pemilihan supplier. Perancangan kuesioner kedua merupakan kuesioner perbandingan berpasangan antara kriteia, sub faktor dan alternatif pengambilan keputusan, dengan menggunakan skala Saaty Penyebaran kuesioner kedua ini dilakukan dengan 6 UKM yang berada di daerah cebongan, Sleman. Tabel 1. Derajat Kepentingan pada AHP Derajat Definisi Kepentingan 1 Kedua elemen sama penting 3 Elemen yangsatu sedikit lebih penting dari yang lainnya 5 Elemen yang satu esensial atau sangat penting dari elemen yang lainnya. 7 Satu elemen jelas lebih penting dari yang lainnya 9 Satu elemen mutlak lebih penting dari elemen lainnya 2,4,6,8 Nilai tengah diantara kedua pertimbangan yang berdekatan Sumber : Thomas L. Saaty, 2012 Konsistensi jawaban para responden dalam menentukan prioritas elemen merupakan prinsip pokok yang akan menentukan validitas data dan hasil pengambilan keputusan. Penyimpangan dari konsistensi dinyatakan dengan Indeks Konsistensi (CI), dengan persamaan: maks n CI = n 1 Dimana : CI = Indeks konsistensi 954

maks = Eigenvalue maksimum n = Ukuran matrik Matriks random dengan skala penilaian 9 (1 sampai dengan 9) beserta kebalikannya sebagai Indeks Random (RI). Indeks Random besarnya tergantung dengan ukuran matriks. Tabel 2. Nilai Random Indeks Ukuran Matriks Indeks Random Ukuran Matriks Indeks Random 1,2 0.00 9 1.45 3 0.58 10 1.49 4 0.90 11 1.51 5 1.12 12 1.48 6 1.24 13 1.56 7 1.32 14 1.57 8 1.41 15 1.59 Sumber : Thomas L. Saaty, 2012 Perbandingan antara Indeks Konsistensi (CI) dan Indeks Random (RI) untuk suatu matriks didefinisikan sebagai Rasio Konsistensi (CR). CI CR= CR Rasio Konsistensi (CR) dipakai sebagai ukuran tingkat konsistensi dari penilaian. Jika nilai Rasio Konsistensi (CR) 0.10 maka penilaian mempunyai tingkat konsistensi yang tinggi, artinya penilaian dapat dipertanggung jawabkan. 2.2 Metode Analisis Data Didalam pengolahan data pemilihan supplier menggunakan tahapan tahapan pengolahan berdasarkan Saaty (2011). Menurut Saaty (2011) langkah-langkah pengolahan data perbandingan berpasangan adalah sebagai berikut: 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. 2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umu, kemudian dilanjutkan dengan sub tujuan- sub tujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif pada tingkatan kriteria yang paling bawah. 3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masingmasing tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgment dari pengambilan keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. 4. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh judgment seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elelem yang dibandingkan. 5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya. Jika tidak konsisten maka pengambilan data diulang. 6. Menghitung langkah 3,4 dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki. 7. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai vektor eigen merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis judgment dalam penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah sampai tujuan. 3. Hasil dan Pembahasan 1. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria Utama Langkah 1. Perbandingan berpasangan dilakukan oleh 6 UKM dengan 4 kriteria utama : (Tabel 3.) Langkah 2. Matriks perbandingan berpasangan dengan menggunakan Geometric Mean :(Tabel 4.) Langkah 3. Penjumlahan setiap kolom dan diberi nama jumlah kolom (Tabel 5.) Langkah 4. Penjumlahan setiap baris dan diberi nama jumlah baris dan menghitung rata-rata setiap baris (Tabel 6) Langkah 5. Matriks perbandingan berpasangan dikalikan dengan rata-rata dan hasilnya dinyatakan sebagai vektor x = Langkah 6. Menghitung Eigen Value dengan membagi vektor dengan rata-rata EigenValue= = Langkah 7. Menghitung rata-rata dari nilai pada langkah di atas, dan hasilnya merupakan maks maks = = 4.096 Langkah 8. Menghitung Concistency Index (CI) dengan rumus sebagai berikut : = = 0.032 Langkah 9. Menghitung Consistency Ratio (CR) dengan rumus sebagai berikut : n = 4, maka RI = 0.9 Perhitungan CR menurut Saaty, jika CR 10% maka matriks perbandingan berpasangan adalah konsisten yang artinya semua elemen telah dikelompokkan secara homogen dan relasi antara kriteria saling membenarkan secara logis. Keseluruhan hasil perbandingan berpasangan antara kriteria, sub kriteria dan alternatif adalah sebagai berikut: (Gambar 1.) 955

Consistency Ratio (CR) keseluruhan dari perbandingan berpasangan antar kriteria, sub kriteria dan alternatif adalah sebagai berikut : (Gambar 2.) Gambar 1. Hirarki Keputusan dan Bobot Kriteria, Sub-kriteria dan Alternatif Pada kriteria utama terdiri dari empat kriteria yaitu kualitas, harga, delivery dan respon. Bobot prioritas pada kriteria kualitas, harga, delivery dan respon masing-masing 1.465, 0.335, 0.07 dan 0.13. Kriteria kualitas yang terdiri dari tiga sub kriteria yaitu jenis bambu, bentuk bambu dan ukuran bambu menghasilkan bobot prioritas masingmasing 0.083, 0.349 dan 0.033. Kriteria harga yang terdiri dari dua sub kriteria yaitu harga dan sistem pembayaran. Masing-masing memiliki bobot prioritas 0.279 dan 0.056. Pada criteria delivery yang terdiri dari tiga sub criteria yaitu kuantitas pengiriman, waktu pengiriman dan kontinuitas pengiriman. Hasil perhitungan memiliki bobot prioritas masing-masing 0.034, 0.03 dan 0.005. Kriteria respon terdiri dari dua sub kriteria yaitu merespon permintaan perubahan bahan baku dan merespon permintaan perubahan jadwal pengiriman. Masing-masing memiliki bobot prioritas 0.065 dan 0.065. Alternatif yang terdiri dari supplier Magelang (A), Purworejo (B) dan Kulon Progo (C). Hasil perhitungan bobot prioritas keseluruhan masingmasing memliki nilai 0.501, 0.282 dan 0.217 Gambar 2. Consistency Ratio Keseluruhan Maka Consistency Ratio keseluruhan dari hasil perhitungan adalah 0,04. Nilai tersebut lebih kecil dari 10%, maka data perbandingan berpasangan dapat dipertanggungjawabkan. Pembobotan kriteria pemilihan supplier menunjukkan kriteria kualitas memiliki bobot tertinggi yaitu 0.465. Nilai ini merupakan parameter bahwa kriteria pemilihan supplier yang dilakukan responden berdasarkan kriteria kualitas, baik berupa jenis, bentuk, dan ukuran. Bentuk merupakan kriteria kualitas yang paling utama, karena bentuk bambu harus lurus. Bahan baku bambu yang lurus menjadi prasyarat utama bagi supplier. Hal ini ditunjukkan dengan bobot prioritas tertinggi dari sub kriteria kualitas dengan nilai 0,349 adalah kualitas bentuk bambu. Bahan baku bambu yang diperoleh berasal dari daerah sekitar UKM. Kedekatan usaha kerajinan mebel bambu dengan wilayah potensi bahan baku bambu merupakan keuntungan bagi UKM. Dengan relatif mudahnya pengrajin untuk memperoleh bahan baku dari lokasi sekitar menyebabkan biaya pengadaan bahan baku menjadi lebih ringan. Tabel 3. : Perbandingan Berpasangan 6 UKM dengan 4 Kriteria Utama Kriteria Kualitas Kualitas Kualitas Biaya Biaya Pengiriman Vs vs Vs vs vs Vs Responden Biaya Pengiriman Respon Pengiriman Respon Respon Resp 1 3.00 7.00 5.00 7.00 1.00 0.33 Resp 2 5.00 7.00 5.00 7.00 3.00 0.33 Resp 3 3.00 5.00 7.00 9.00 1.00 0.20 Resp 4 1.00 7.00 5.00 5.00 1.00 0.33 Resp 5 5.00 3.00 3.00 3.00 1.00 1.00 Resp 6 1.00 7.00 5.00 3.00 3.00 0.33 GM 2.466 5.747 4.857 5.203 1.442 0.368 956

Tabel 4. : Matriks Perbandingan Berpasangan dengan Geometric Mean Kualitas Biaya Pengiriman Respon Kualitas 1 2.466 5.747 4.857 Biaya 0.40548 1 5.203 1.442 Pengiriman 0.174015 0.192187 1 0.368 Respon 0.205897 0.693361 2.720043 1 Tabel 5. : Penjumlahan antar Kolom Kualitas Biaya Pengiriman Respon Kualitas 1 2.466 5.747 4.857 Biaya 0.40548 1 5.203 1.442 Pengiriman 0.174015 0.192187 1 0.368 Respon 0.205897 0.693361 2.720043 1 Jumlah Kolom 1.785392 4.351761 14.66994 7.666687 Tabel 6. : Penjumlahan antar Baris Kualitas Biaya Pengiriman Respon Jumlah Baris Rata-rata Kualitas 0.560101 0.566716 0.391729 0.633493 2.152039 0.53801 Biaya 0.22711 0.229792 0.354688 0.188119 0.999709 0.249927 Pengiriman 0.097466 0.044163 0.068167 0.047953 0.257749 0.064437 Respon 0.115323 0.159329 0.185416 0.130434 0.590503 0.147626 4. Kesimpulan 1. Kriteria pemilihan supplier bahan baku adalah Kualitas, Biaya, Delivery dan Respon. 2. Bobot prioritas kriteria tertinggi adalah Kualitas dengan nilai 0,465 dan alternatif Supplier tertinggi adalah Supplier A (Magelang) dengan nilai 0,501. Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada : 1. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Republik Indonesia. 2. Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah 5 Yogyakarta. 3. Bapak Ir. Drs. T. Ken Darmastono, M.Sc., selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Adisujtipto Yogyakarta. 4. Ibu Yenni Astuti, S.T., M.Eng., selaku Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (LP3M) Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta. 5. Ibu Uyuunul Mauidzoh, S.T., M.T.., selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta. 6. Bapak Muryadi, selaku pemilik Usaha Mebel Bambu Muda Kreatif, Cebongan Yogyakarta Daftar Pustaka Choy dan Hartley (1996), An Exploration of Supplier Selection Practice Across the Supply Chain, Journal of Operation Management, Volume 14, Number 14, pp. 333-343(11), Elesevier Evi Yuliawati, Luky Agus Hermanto, Evaluasi Skenario Koordinasi Supply Chain untuk Model Pricing dan Keputusan Order/Delivery, Jurnal Teknologi Akprind Volume 7 No. 2 2014, Yogyakarta. Gary W Dickson, 1966, An analysis of vendor selection sistems and decisions. Journal of Purchasing, 2, pp. 5-20 Hwang, H.S., Moon, C., Chuang, C., Goan, M., 2005. Supplier Selection and Planning Model Using AHP. International Journal of the Information Sistems for Logistics and Management (IJISLM), Vol. 1, No. 1, pp. 47- Kusumadewi, S. 2006. Fuzzy Multi-Attribute Decision Making, Graha Ilmu, Yogyakarta. Lien, C,. dan Chan, H., 2007. A Selection Model for ERP Sistem by Applying Fuzzy AHP Approach. International Journal of The Computer, the Internet and Management 957

Vol. 15.No.3 (September - December, 2007) pp 58-72. Miftakhul Jannah, Muhammad Fakhry, Rakhmawati, 2011, Pengambilan Keputusan Untuk Pemilihan Supplier Bahan Baku dengan Pendekatan Analytic Hierarchy Process di PR Pahala Sidoarjo, Jurnal Volume 3. Miranda, ST, dan Widjaja Tunggal, Amin. Drs. AK. MBA, 2005, Manajemen Logistik dan Supply Chain Management, Penerbit Harvarindo Saaty, Thomas.L. & Vargas, Luis G., 2012. Models, Methods, Concepts & Application of The Analytic Hierarchy Process., Stanford University, CA, USA. Samuel H. Huan, Sunil K. Sheoran, Ge Wang, (2004) "A review and analysis of supply chain operations reference (SCOR) model", Supply Chain Management: An International Journal, Vol. 9 Iss: 1, pp.23-29 Sartin, 2008, Pemilihan Supplier Bahan Baku Dengan Menggunakan Metode Multi Criteria Decision Making (Mcdm) With Promethee Dan Goal Programming Diperusahaan Azam Jaya Sidoarjo, Skripsi, Faklutas Teknologi Industri, UPN. William J Stevenson, 2008. Operation Management, McGraw-Hill 958