UTILITAS 02 PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS GUNADARMA

dokumen-dokumen yang mirip
Jenis transportasi vertikal. 1. elevator/lift 2. Gondola 3. Dumb waiters

BAB III DASAR PERANCANGAN LIFT

BAB II LANDASANTEORI

JENIS-JENIS LIFT DAN FUNGSINYA

LIFT (ELEVATOR) Berikut yang perlu diketahui tentang lift, antara lain : A. Jenis Jenis Motor Penggerak Lift. 1. Motor Gear

Program pemeliharaan. Proses pemeliharaan. Staf pemeliharaan. Catatan hasil pemeliharaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MAKALAH ELEVATOR (LIFT) Disusun oleh: Jhon Fetra Sitepu Miftahudin TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

TUGAS BESAR PERANCANGAN SISTEM MEKANIK

BAB II TEORI ELEVATOR

UTILITAS BANGUNAN 2010 PERHITUNGAN KEBUTUHAN LIFT

BAB III TEORI PENUNJANG. penggerak frekuensi variable. KONE Minispace TM

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS MEKATRONIKA SISTEM LIFT

PERANCANGAN LIFT PENUMPANG KAPASITAS 1000Kg KECEPATAN 90M/Menit DAN TINGGI TOTAL 80M DENGAN SISTEM KONTROL VVVF

BAB III METODE PERHITUNGAN

OPTIMASI PERHITUNGAN ULANG KEBUTUHAN LIFT PENUMPANG TYPE IRIS1-NV PA 20 (1350) CO105 PADA GEDUNG APARTEMEN 17 LANTAI

BAB II DISKRIPSI BUKA TUTUP PINTU YANG DIBANGUN. Fungsi lift merupakan alat transportasi pada gedung atau bangunan bertingkat

OL E H : ICHA AN DOSEN : E

ANALISIS KEBUTUHAN ELEVATOR PADA GEDUNG GRHA WIDYA MARANATHA

Instalasi Listrik II Makalah Instalasi Passenger Lift

PERBAIKAN KERUSAKAN LIFT BARANG KAPASITAS 1,6 TON DI IRM

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang...

PROSEDUR PENYELAMATAN PENUMPANG

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

PERHITUNGAN BEBAN SIRKULASI VERTIKAL (LIFT)

Bagian IV: SISTEM TRANSPORTASI

BAB II TEORI DASAR. Elevator merupakan alat untuk menaikkan dan menurunkan. pada tahun Elevator ini hanya dapat melayani dua tingkat, namun tali

Realisasi Plant Elevator Miniatur

ALAT PENGANGKAT CRANE INDRA IRAWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. objek yang nanti berisi penumpang dan counterweight sebagai pemberatnya. Serta

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS)

BAB II PEMBAHASAN MATERI. lain, dimana jumlah, ukuran dan jarak pemindahannya terbatas. meningkatkan efisiensi dari aktivitas tersebut.

Perencanaan Lift Hotel Bertingkat Tiga Puluh Berdasarkan SNI Nomor:

TUGAS AKHIR ANALISA PERENCANAAN LIFT PENUMPANG BERKAPASITAS MAKSIMUM 1150 KG MODEL P-17-CO-105 SANYO

SISTEM TRANSPORTASI PADA BANGUNAN. Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sistem alat angkat Elevator Barang sangat dibutuhkan pada industri

Lift traksi listrik pada bangunan gedung Bagian 2: Pemeriksaan dan pengujian berkala

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengangkat/memindahkan muatan dari suatu tempat ke tempat lain, dimana jumlah, ukuran dan jarak pemindahannya terbatas.

MAKALAH PERAWATAN DAN PERBAIKAN ELEVATOR/LIFT

TUGAS AKHIR EVALUASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DAN ALAT PEMADAM API RINGAN PADA PT. PHILIPS INDONESIA ADHITYA NUGROHO

LIFT ELEVATOR & ESCALATOR

TRANSPORTASI VERTIKAL

ANALISA KEBUTUHAN DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN ELEVATOR PADA GEDUNG PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

SIRKULASI (VERTIKAL & HORIZONTAL) PADA BANGUNAN BERTINGKAT.

DC TRACTION. MK. Transportasi Elektrik. Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Soegijapranata Semarang 1

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

PEMILIHAN SPESIFIKASI TEKNIS PASSENGER LIFT UNTUK RUMAH SAKIT

Liftt traksi listrik pada bangunan gedung Bagian 1: Pemeriksaan dan pengujian serah terima

Gambar 3.1 Tahapan Perancangan Miniatur Lift

ANALISIS KELAYAKAN ELEVATOR STUDI KASUS HOTEL GRAND TJOKRO DAN MATARAM CITY YOGYAKARTA

REKAYASA JALAN REL. Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN ELEVATOR DENGAN. KAPASITAS 1150 kg

MAKALAH MOTOR LISTRIK 3 FASA

MODUL SSLE 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI

BAB II PEMBAHASAN MATERI. dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1

MESIN PEMINDAH BAHAN

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INSTALASI PERMESINAN

USAHA DAN ENERGI. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MT., MS.

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I

BAB II LANDASAN TEORI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TRANSMISI LIFT KAPASITAS 10 ORANG KECEPATAN 1 METER/DETIK MAKALAH SEMINAR PERANCANGAN MESIN

TRANSPORTASI VERTIKAL ESKALATOR TRAVELATOR

Kontrol Sekuensial. Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp Fax

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

SISTEM PANEL KENDALI LIFT SCHINDLER BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER DI PRSG

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

Gambar Lampu kepala

kendali pemotongan kertas pada industri rumah tangga, dimana dengan

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

AKTUATOR AKTUATOR 02/10/2016. Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri

SUSUNAN KOMPONEN SISTEM REM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN MINIATUR LIFT BERBASIS ARDUINO DENGAN MENGGUNAKAN RFID SEBAGAI SISTEM IDENTIFIKASI LANTAI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. bawah. Perubahan arah atas dan arah bawah tersebut diatur berdasarkan permintaan

BAB III LANDASAN TEORI

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

MODUL SSLE 03 : PENGENALAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

INSTALASI PERMESINAN

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

INTI BANGUNAN. Pertemuan 14: 7 Desember 2009

Transkripsi:

UTILITAS 02 PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS GUNADARMA Veronika Widi Prabawasari

adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi; biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Jenis Lift dapat dibagi menurut fungsinya : a. Lift penumpang, (passanger elevator) digunakan untuk mengangkut manusia b. Lift barang, (fright elevator) digunakan untuk menngangkut barang c. Lift pakaian / makanan (dumbwaiters) d. Lift pemadam kebakaran (biasanya berfungsi sekaligus sbg lift barang)

1. Elevator Hidrolik terdiri dari sebuah tabung yang didukung oleh piston yang bergerak searah atau berlawanan dengan cairan yang diberi tekanan. Tidak diperlukan rumah lift, tapi lift hidrolik memmiliki kecepatan rendah dan panjang piston membatasi penggunaannya hanya pada bangunan enam lantai

2. Elevator Elektrik / Traction terdiri dari sebuah tabung yang di pasang pada rel pemandu, didukung oleh kabel tali baja, dan dikemudikan oleh mesin penggerak elektris pada mesin lift Lift jenis ini dapat digolongkan menjadi 2, yaitu : a. Geared Elevator dengan penggerak motor AC geared biasanya dipergunakan pada lift berkecepatan rendah dan sedang

b. Gearless Elevator dengan penggerak motor DC (AC VVVF) dipergunakan pada lift kecepatan tinggi Pada umumnya lift jenis traksi meletakkan motor traksi dan panel control diatas ruang luncur (hoistway), namun demikian dalam beberapa kasus tertentu penempatan motor traksi dan panel kontrol ada yang diletakkan samping bawah atau disamping atas ruang luncur

Komponen utama Lift Ruang mesin (Machine Room) o Motor penggerak o Governor o Panel Ruang luncur Kabin ( Car ) Komponen pendukung kerja elevator Saklar pintu (door contact) Kunci pintu (door lock) Saklar batas atas (final up) dan bawah (final down) Bobot imbang (counterweight) Peralatan Pengaman (Safety Device) pada elevator Circuit Breacker Governor Final limit switch (upper/bagian atas) Limit switch (upper/bagian atas) Emergency exit (manhole) Emergency light (lampu emergency) Safety gear/safety wedge limit switch (lower/bagian bawah) Final limit switch (lower/bagian bawah) Lubang kunci pintu luar Door lock switch Interphone Safety shoe Weighing Device (pendeteksi beban) Apron Buffer

Ruang mesin Ruang mesin adalah ruang terpenting, dimana ruang tersebut terjadinya semua proses pengoperasian elevator berlangsung secara keseluruhan. Didalam ruang mesin terdapat beberapa alat penggerak elevator Governoor Governoor adalah komponen penggerak utama dalam elevator, didalam governoor ini terdapat saklar yang berfungsi untuk menonaktifkan semua rangkaian sehingga otomatisasi elevator mati dan tidak berfungsi. Selain saklar juga terdapat pengait rem, pengait rem ini berfungsi untuk menghentikan kawat selling dan kawat selling ini menarik rem yang ada di kereta elevator

Motor penggerak Motor penggerak elevator ini memiliki asupan daya tegangan bolak-balik (Ac) dari PLN yang sangat berperan dalam pelaksanaan kerja elevator. Motor penggerak ini mempunyai kemampuan putar antara 50 putaran per menit sampai dengan 210 putaran per menit. Dengan kapasitas tegangan motor 7.5 KW dan menggunakan arus maksimal 25 Ampere. Motor penggerak ini dilengkapi dengan rem magnet (magnetic brake) yang berfungsi menahan motor ketika kereta elevator telah sampai pada lantai yang dituju, pergerakan cepat atau lambatnya elevator diatur oleh PLC (Programable Logic Control). Motor penggerak dalam menarik dan menurunkan elevator menggunakan tali baja (rope) yang melingkar pada puli mesin (sheave),dibawah ini adalah gambar motor listrik yang digunakan pada elevator

Panel Panel ini adalah tempat control elevator secara otomatis, panel ini terdapat invertermotor dan program logic control yang berfungsi untuk mengatur geraknya elevator Ruang luncur (Hoistway) Ruang luncur ini adalah tempat dimana elevator beroperasi berbentuk lorong vertikal, disinilah elevator menjangkau tiap-tiap lantainya.didalam ruang luncur ini terdapat beberapa komponen utama yang tak kalah pentingnya dibandingkan dalam ruang mesin.

Kabin ( Car ) Saklar Pintu Kabin elevator beroperasi pada ruang luncur dan menapak pada rail di kedua sisinya, pada sisi kanan dan kiri terdapat pemandu rail (sliding guide) yang berfungsi memandu atau menapaki rail. Saklar pintu atau sering disebut dengan door contact adalah salah satu komponen yang termasuk penting dalam pengamanan elevator, cara kerja dari saklar pintu (door contact) ini adalah saklar di hubungkan kabel saklar pintu (door contact) tiap-tiap lantai secara seri. Apabila salah satu pintu dibuka secara sengaja maka elevator tidak akan bekerja, ini dikarenakan untuk keselamatan pengguna elevator atau bagian perawatan elevator

Merupakan bagian yang paling dilihat oleh para pemakai, karenanya harus aman, nyaman dan didesain sedemikian agar indah dan sesuai dengan prestige bangunan, tahan lama dan mudah dalam perawatannya. Bagian ini merupakan bagian yang paling bebas didesain oleh arsitek. Keamanan kabin, dicerminkan dengan adanya perlengkapan pintu otomatis, alarm kebakaran dan kelebihan beban, interchome, bahan-bahan yang tahan api, dan lubang escape. Kenyamanan, dinyatakan dengan adanya pengkondisian udara, ventilasi, peralatan pengendali otomatis, gerakan kabin yang halus, tidak terguncang pada saat akan bergerak maupun berhenti, tidak berisik, indicator tingkat lantai, pencahayaan yang lembut bahkan kadang-kadang dilengkapi dengan musik.

Pada pertemuan antara kabin dan rel ini dipasangkan sepatu rem. Sedangkan pada jarak tertentu pada rel (tergantung pada jarak lantai pada gedung) dipasangkan saklar-saklar pengirim sinyal ke alat pengendali mesin penggerak untuk mengatur putaran roda penggerak (mempercepat, memperlambat, atau berhenti).

Terdiri dari 4 sampai 8 baja kualitas tinggi yang dipasang sejajar / parallel, banyak kabel lebih ditentukan oleh kapasitas muat elevator dan kecepatannya dengan demikian beban dari kabin elevator dibagi merata diantara kabel-kabel tersebut. Kabel ini diikatkan pada puncak kabin, melalui roda penggerak mesin traksi diruang mesin (di puncak gedung / pent-house) turun kebawah ke beban penyeimbang (counter weight) yang beratnya kurang lebih sama dengan beban mati kabin plus 40% beban hidup (muatannya). Dengan demikian maka kabel menjadi sangat penting karena seluruh beban ditanggung olehnya, dan karena itu faktor keamanan (safety factor) kabel untuk elevator penumpang ditetapkan antara 7,6 sampai 12 dan untuk elevator barang antara 6 sampai 11.

Bobot Imbang ( Counter Weight ) Bobot imbang atau counter weight biasanya terpasang dibelakang atau disamping kereta elevator, bobot dari bobot imbang ini harus sesuai dengan ketentuan yang ada. Faktor-faktor yang menentukan berapa berat dari bobot imbang ini diantaranya harus memperhitungkan berat kereta, kapasitas penuh pada keretadan faktor keseimbangan. Kapasitas Elevator Besaran faktor bobot imbang Faktor Keseimbangan >> 1200 kg 40 % s/d 42,5 % 600 kg s/d 1150 kg 45 % 300 kg s/d 580 kg 50 % s/d 55 % Elevator dengan kapasitas Q = 1200 kg dengan berat kosong 2400 kg dan faktor bobot imbang sebesar 42,5% maka perlu diimbang dengan bandul (Filter Weight) Berat bandul = berat kosong + (faktor keseimbangan x kapasitas elevator 2400 +( 42,5% x 1200) = 29.310 kg

Alat pengaman elevator yang pertama adalah rem, pada mesin elevator gearless rem ini dipasang langsung pada mesinnya. Cara kerjanya seperti rem mobil mempunyai sepatu rem berpegas yang menekan pada silinder rem (drum brake), pengontrolan tekanan rem dilakukan melalui pegas dengan elektromagnit arus d-d. Pada mesin elevator d-c penurunan kecepatan elevator dilakukan oleh mesin motornya sendiri dahulu baru kemudian remnya yang bekerja menghentikan dan mengunci kabin pada lantai tertentu. Pengamanan yang lain adalah alat yang digunakan untuk menjaga agar kecepatan gerak elevator tidak berlebihan dari kecepatan yang telah ditetapkan, alat ini disebut sebagai centrifugal fly ball atau fly weight governor yang merupakan alat terpisah dari mesin elevatornya, pada kecepatan normal alat ini tidak mempunyai pengaruh sama sekali tetapi bila terjadi kelebihan kecepatan governor ini akan memutus arus daya kemotor d-c, membuat rem bekerja dan menghentikan / memperlambat elevator, tetapi mungkin saja kecepatan masih tetap tidak berkurang atau bertambah dan bila hal ini terjadi maka governor akan memerintahkan dua buah penjepit rel / rail clamps (terletak dibawah kabin) untuk bekerja memperlambat gerak elevator.

Selanjutnya didasar pit disediakan pengaman yang disebut buffer tipe pegas (gambar b) atau tipe hidraulis (oil type - gambar c), tujuan adanya buffer disini bukanlah sebagai pelindung kabin bila jatuh tetapi cenderung sebagai penyangga agar kabin tidak turun berlebihan (agar lantai kabin tetap sama tinggi dengan lantai basement) Alat pengaman yang lain adalah saklar pembatas atas dan bawah (final limit switch), alat ini dipasang dengan tujuan agar kabin tidak melampaui batas tempuh atas maupun bawah. Bila kabin mencapi batas atas / bawah maka saklar ini tersentuh dan bekerja menghentikan daya motor traksi serta mengaktifkan rem utama.

Untuk keamanan maka pintu elevator dimasa kini menggunakan pintu-pintu otomatik elektris yang sinkron dengan leveling control. Dengan demikian maka secara otomatis pintu akan terbuka penuh pada saat berhenti ditiap lantai, kecepatan pintu membuka dan menutup tergantung pada tipe pintu dan lebar bukaan pintu. Namun apapun tipe pintunya semuanya disyaratkan hanya boleh menggunakan daya gerak maksimum 7 ft.lbs (9,5 joule) [1 ]. [1] 1 ft. lb = 1,365 joule

Sistem operasi elevator adalah sistem otomat yang mengontrol semua gerak satu atau lebih elevator agar efisien dan nyaman bagi pemakainya, misalnya bila ada sinyal panggilan dari suatu lantai maka otak kontrol merespon, mendeteksi dan mencari elevator yang terdekat untuk berhenti dilantai yang memanggil. Contoh lain ialah bila suatu elevator bebas dari panggilan dari semua lantai yang dilayaninya, maka ia otomatis akan stand by di lobby dengan pintu selalu terbuka penuh. Dengan demikian kontrol elevator ini berfungsi mengolah sinyal panggilan, mendeteksi posisi semua elevator, merespon, menggerakkan kabin naik atau turun, memberi perintah berhenti, mengubah modus operasi gerak motor, dan lain-lain.

Kriteria kualitas pelayanan elevator adalah : 1. Waktu menunggu (Interval, Waiting time) 2. Daya angkut (Handling capacity) 3. Waktu perjalanan bolak-balik lift (Round trip time)

Mudah dicapai dan mudah dioperasikan. Yang mempunyai waktu tunggal (waiting time, interval) minimum ditiap lantai. Mempunyai kapasitas cukup dan dapat dengan cepat memindahkan penumpang dari suatu lantai kelantai lain. Serba otomatis, dan mempunyai interior yang menarik. Bergerak lembut, tidak terguncang pada saat mulai bergerak atau akan berhenti dan juga tidak berisik. Aman dan mudah pada saat keluar masuk kabin.

1. Minimal tersedia 1 buah lift untuk bangunan melebihi 3 tingkat. 2. Minimal tersedia 1 buah lift untuk bangunan melebihi 1 tingkat jika ada pengguna manula dan atau difabel. 3. Jarak jalan ke area lift maksimal 45 meter. 4. Lobby lift cukup luas dan berdekatan dengan tangga. 5. Sebuah lift hanya melayani maksimal 15 lantai agar waktu tunggu tidak terlalu lama. Tersedia express lift untuk bangunan melebihi 15 lantai (sistem zona lift). Express lift mem-bypass lantai-lantai bawah dan langsung berhenti di lantai 16, 17, 18, dst. 6. Tersedia skylobby untuk setiap kelipatan 20-25 lantai. Skylobby adalah lantai lobby di mana orang turun dari lift express dan berpindah ke lift-lift lokal yang berhenti pada tiap lantai di atasnya. Dengan demikian kebutuhan ruang core/shaft lift bisa tetap

Jika ada dua deret lift berhadaphadapan maka lebar lobby dibuat sekitar 3,5 4,5 meter atau dua kali panjang lift. Satu deret lobby sebaiknya tidak lebih dari 3 buah lift agar calon penumpangnya bisa dengan mudah melihat lift yang terbuka atau tersedia.

1. Menentukan Building Population Populasi dalam bangunan, estimasi jumlah orang dalam bangunan 2. Tentukan phc ( Prosentase Handling Capacity ) 3. Tentukan Handling Capacity (HC) = phc x Building Population =. Orang 4. Menetukan spesifikasi Lift 5. Menentukan Round trip (RT) waktu yang dibutuhkan setiap pengangkutan 6. Menentukan Car Passenger Capacity ( P ). Berapa orang? 7. Menentukan angkut lift (h). h = 8. Tentukan Jumlah Lift ( N ).. N = HC h 300 x P RT Cek Interval. I = RT N Jika sesuai OK Jika I > 1 standar, maka kecepatan dinaikkan atau kapasitas lift diperkecil Jika I < 1 standar maka kecepatan diturunkan atau kapasitas lift diperbesar

Cara Menghitung Building Population Example 1 : Apartemen 6 lantai dengan jenis moderate rental housing yang terdiri dari 6 lantai dengan jumlah kamar 20 kamar Disesuaikan dengan fungsi dan satuan yang ada dalam tabel. Lihat tabel 3 misal : Jika apartemen dengan standar moderate rental housing dengan jumlah kamar 20 maka building Populationnya adalah: Population = Jumlah Kamar x D = 20x2 = 40 orang Dimana D adalah kebutuhan standar gerak per orang.

Example 2 : Maka untuk apartemen 6 lantai dengan jenis moderate rental housing yang terdiri dari 4 kamar tiap lantai : Building Population = Jumlah Kamar x D = (4x6)x2.0 = 48 Orang Jika Example diatas dimasukan dalam kriteria Dormitories untuk mencari prosentasi yang dihendel (phc) nya maka menurut tabel sekitar 10-11 % Maka Handling Capacity (HC) HC = phc x Building Population = 10% x 48 = 4,8 = 5 (dibulatkan keatas)

Maka untuk apartemen housing diatas kita dapat memilih jenis lift yang sesuai dengan kebutuhan. Lihat tabel maka : car capacitynya kita ambil 2500 pounds Minimum car speed = 250-300 feet / minute Car Travel (Feet) = 126-200 feet Maka round tripnya kita dapatkan dengan Melihat tabel characteristik Elevator

Dengan spesifikasi kapasitas elevator 2000 lbs maka spesifikasi car passenger capacity (P) nya adalah: Maximum passenger Capacity = 12 orang Normal Passenger Load Trip = 10 Dari data disamping maka dapat di hitung kapasitas angkut lift dalam 1 x pengangkutan (h) h = h = 300 x p RT 300 x 10 90 = 33,33 Sehingga jumlah lift pun dapat ditentukan N = Hc h = 5 33,33 = 0,15 ~ 1 Lift

Di sebuah kawasan pariwisata Puncak akan dibangun sebuah hotel kualitas pertama dengan penggunaan normal, dengan jumlah 10 lantai dan memiliki 40 kamar tiap lantainya, hitunglah jumlah lift yang dibutuhkan dan tentukan spesifikasi lift yang digunakan!